Share

Part 3. Bertemu

Author: RatuNna Kania
last update Last Updated: 2022-02-16 12:10:12

Lia tersenyum melihat mobil sedan hitam keluaran baru masuk ke area halaman kampusnya. Wanita berhijab panjang itu bergegas turun setelah menyemprotkan minyak wangi pada bajunya, dengan harapan agar Doni terkesan dengan harum aroma parfum yang dipakainya.

Lia langsung masuk saat melihat mobilnya terparkir sempurna.

Bruk … ia menutup pintu mobil.

"Apa Kabar?" sapanya.

"Alhamdulillah baik, apa kabar juga kamu, Mas?" sahutnya balik bertanya, sambil tersenyum manis.

Semenjak mengenal Doni saat pencairan dana BOS. Hidupnya terasa menjadi lebih berwarna. Menurutnya Doni orangnya lucu dan baik, berkat bantuannya pula semua permasalahannya seketika menjadi mudah.

Awalnya mereka hanya membahas pekerjaan via W******p. Hingga awal bulan lalu, untuk pertama kalinya, Doni mengajak makan siang bareng pada Lia. Dari situ Lia mulai terbiasa dan merasa nyaman serta damai bersama Doni. Bau parfumnya pun membuat rileks semua pikirannya, Lia merasa lain saja jika berada didekat Doni terasa istimewa dengan semua tutur dan sikap lelaki tampan itu.

"Mau makan dimana?" tanya Doni membuyarkan lamunannya.

"Emh … dimana aja, terserah, Mas Doni," sahutnya sambil melirik lelaki di sampingnya yang terlihat sangat mempesona.

"Kamu, masih ada acara atau?" tanyanya menggantung.

"Atau … apa?" tanya Lia penasaran.

"Engga sih," sahutnya sambil nyengir.

"Heh!" Lia membuang nafas kasar.

"Kenapa?"

"Engga."

Mereka terdiam, seolah tak ada lagi bahan yang akan bicarakan, saling sibuk dengan pemikiran masing-masing. 

"Kita makan disana saja, bagaimana?" tanya Doni sambil menepikan mobilnya.

"Boleh," sahut Lia dengan cepat.

Mereka masuk beriringan lalu duduk di meja paling pojok, entahlah selera keduanya bisa sama ketika memilih tempat duduknya, sama-sama menuju meja paling pojok.

"Gimana kuliahnya?" tanya Doni berbasa-basi.

"Alhamdulillah lancar," sahut Lia.

Mereka kembali hening menghabiskan waktu dengan pikiran masing-masing. Berada di sisi Doni sudah cukup membuat Lia bahagia.

"Selamat menikmati, Pak, Bu," ujar pelayan yang menghidangkan pesanan mereka.

"Terima kasih," sahut mereka berbarengan dengan Doni.

"Habis ini, kamu mau kemana?" tanya Doni lagi.

"Pulang, Mas," sahutnya.

"Mau aku antar?" tawarnya sambil memandang lekat wajah Lia.

"Tidak usah, Mas," tolaknya, mana mungkin Lia mau diantar pulang, sedangkan di rumahnya ada suami dan anaknya.

"Nanti turunin aku di lampu merah saja," pintanya.

"Baiklah," sahutnya, untung saja Doni tidak mempermasalahkan penolakanku," gumamnya dalam hati sambil melirik pria di sebelahnya.

———

"Aku mau pulang, Bi!" pamit Renata pada Bianca yang sedang anteng dengan gawainya.

"Kenapa gak nginep aja sih?" tanyanya penuh harap.

"Besok-besok kalau aku sudah muak dengan Mas Doni," sahutnya dengan muka polos.

"Hahaha … yakinkah? Anda tidak akan bucin lagi?" ledeknya.

"Ingat, Ren, kamu tidak boleh kalah dan terpuruk bersabarlah sebentar, nanti kita sama-sama bikin perhitungan dengan kedua manusia durj*na itu dan membuat mereka menyesal telah menyakitimu!" ucapnya penuh amarah.

Renata mengangguk "Terima kasih," katanya sambil dipeluknya dengan erat tubuh Bianca.

"Sama-sama, Ren."

"Dadaaaaaah."

"Take care," teriak Bianca.

Renata memacu mobil kesayangannya menuju rumahnya. Jam menunjukan pukul delapan malam. Pikirannya menerawang dengan kata seandainya, ia mulai bimbang dengan amarahnya. Pikirnya, jika pun harus bercerai dengan Doni, pastinya harus menunggu sampai ia melahirkan terlebih dahulu.

 Lampu ruang tamu yang temaram menambah suasana hati dan keadaan rumah seperti ikut bermuram durja pada Renata yang sedang terluka.

Ia mendesah pelan, hari ini begitu melelahkan, sederetan masalah datang tanpa disangka-sangka. Bahkan tak pernah terpikir olehnya, suami tercintanya akan berbuat securang itu.

Renata melirik ruang kerja di sudut lantai dua. Lampunya menyala, itu menandakan suaminya ada disana, tapi ia malas meski hanya untuk memastikannya. Renata lebih memilih masuk ke kamar lalu mandi dengan berendam air hangat, mungkin akan lebih baik untuknya yang sedang dalam suasana hati terluka setidaknya ia bisa melemaskan otot-otot yang tegang. 

Sejam kemudian Renata selesaikan ritual mandinya dan merebahkan diri diatas tempat tidur dengan suasana kamar yang temaram dan wangi aromatherapy membantunya rileks. Perlahan ia memejamkan matanya meski beribu pertanyaan masih berkecamuk di kepalanya tanpa jawaban, kemudian ia terbuai ke alam mimpi bersama larutnya malam.

———

Doni mendengar pintu terbuka dan detak sepatu yang bersahutan. Tapi ia Malas sekali rasanya berhadapan dengan Renata, sebab itulah ia lebih memilih berpura-pura sibuk di ruang kerjanya, meski tadi ia sempat melirik dengan ekor matanya saat Renata berdiri di ujung tangga. Tapi Doni lebih memilih mengabaikannya.

Rasa bersalah terhadap Renata yang membuatnya menghindari istrinya itu. Padahal Renata sedang hamil buah cinta mereka. Namun tak lantasembuat Doni setia.

"Akh lebih baik aku chat Lia saja."

[ Sudah tidur? ]

[Belum] 

[Kenapa?]

[Gak tau, gak bisa tidur]

[Besok ada waktu?] 

[Kenapa?]

[Kita makan siang]

[Besok aku kabari]

[Baiklah, selamat malam]

Doni mematikan ponselnya dan merebahkan tubuhnya di sofa ruang kerja. Berat sekali kakinya, untuk melangkah ke kamar tidur dan berbaring bersama Renata, malah lebih memilih sofa sebagai pelepas lelahnya malam ini.

Dunia tentang Renata seolah terampas semenjak kehadiran Lia, seorang perempuan kecil mungil berpakaian syar'i. Sungguh jauh dengan Renata yang bodygoals tapi kalem.

Lia sosok perempuan yang lemah lembut dan manja sepertinya, buktinya dia selalu meminta bantuan pada Doni perihal pekerjaan. Padahal menurut Doni tidak terlalu sulit untuk ukuran mahasiswa sepertinya. Bertolak belakang dengan Renata yang mandiri. Selalu bisa mengerjakan segala hal tanpa dirinya, apalagi Renata seorang pemilik butik yang lumayan ternama di kalangan para sosialita yang ada di kota mereka. Tentunya jaringan pergaulan Renata lebih luas dan lebih unggul dari Lia. Entah yang dirasakannya ini adalah rasa minder atau merasa kalah sebagai laki-laki. Sehingga Doni dengan mudah berpaling pada Lia.

Ia pejamkan mata mencoba memaksa melupakan semua kepenatan dikepalanya dari masalah yang dibuatnya sendiri. Ingin rasanya terlelap dan segera mimpi indah tentunya dengan Lia wanita mungil yang jadi dunianya saat ini.

——

Renata mengerjapkan matanya saat alarm di ponselnya berbunyi, memaksanya bangkit dan meraih benda pipih itu. ia terpaku pada tempat di sebelahnya yang masih rapih, tanda tidak ada yang menempati nya tadi malam.

Ia menghela nafas panjang, sepagi ini hatinya kembali sakit dan terluka oleh suaminya lalu Renata membuka ponselnya untuk melihat whatsweb suaminya itu. Dan air matanya pun luruh tanpa bisa ditahan, rasanya seperti dihantam palu besar tepat di ulu hatinya saat melihat percakapan tadi malam antara suaminya dan Lia.

"Mau bagaimanapun aku harus mengakhiri rasa sakit yang kurasakan ini, aku tidak boleh membiarkan manusia jah*nam itu menghancurkan ku lebih dalam lagi, aku harus bertindak sesegera mungkin!" Renata bermonolog sendiri.

Ia bangkit dan turun kebawah. Tenggorokan terasa kering dan perutnya lapar. Terakhir makan kemarin sore di rumah Bianca, bahkan semalam dia sampai lupa minum susu hamilnya.

"Neng, mau dibikinin sarapan apa?" tanya Bik Sumi asisten rumah tangganya saat melihat Renata berjalan menuju dapur.

"Susu sama roti bakar saja Bik, tapi susu saya yang bikin," sahutnya sambil mengambil cangkir dari laci dapur.

"Buat sarapan Den Doni, bikin apa ya, Neng?" tanya Bi Sumi lagi.

"Entahlah, Bi, mungkin dia tidak sarapan di rumah lagi, Bik?" sahutnya singkat.

Bik Sumi mengelus lembut pundak majikannya tanpa bercerita pun pasti Bik Sumi sudah tau dengan kehambaran suasana rumah tangga antara Renata dan Doni.

"Saya baik-baik saja, Bi," tegasnya sambil tersenyum.

"Alhamdulillah, Neng, semoga allah selalu melindungi, Neng dan keluarga dari segala macam bala," tuturnya.

"Aamiin." sahutnya.

Related chapters

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 4. Kembali terluka.

    Doni menggeliat dari tidurnya, pundaknya terasa ngilu karena semalam dia tidur di sofa ruang kerjanya. Dia meraih ponselnya, ada tanda pesan masuk tertera dilayarnya.[Saya diluar pagi ini, Mas Doni mau kemana]Pesan pemberitahuan dari Lia.Doni termenung sejenak. Alasan apa yang akan diberikannya pada Renata agar bisa keluar, karena hari ini hari minggu. Dia mengabaikan pesan dari Lia dan bergegas ke kamar untuk mandi lalu turun sarapan. Sepertinya Renata sudah dibawah, Doni mendengar suaranya, berbicara dengan Bik Sumi.Tak perlu waktu yang lama untuk mandi, kini Doni sudah rapi dengan baju santainya celana pendek hitam dan kaos oblong putih, terlihat sangat gagah dan akan membuat siapapun terpesona melihatnya.Doni menuruni anak tangga dan menuju ruang makan, disana terlihat Renata sedang terduduk sendiri mengaduk susu nya.

    Last Updated : 2022-02-16
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 5. Kenapa dan mengapa?

    Satu jam berlalu Doni masih terduduk di ruang tunggu IGD. Dia nampak gelisah memikirkan Renata didalam sana.Tiba-tiba ponselnya berkedip dan lagi nama Lia terpampang di layarnya. Dengan kasar Doni mengusap tanda gagang telepon dan menempelkannya ketelinganya."Assalamualaikum," ucap suara di seberang sana yang terasa bagaikan siraman es di tengah panas terik matahari, sangat menyejukkan."Waalaikumsalam," jawab Doni agak gugup."Mas," panggil Lia begitu merdu di pendengaran Doni."Iya, Li," sahut Doni. "Ada apa?" tanyanya"Emh … a—aku kangen," tutur Lia terbata."Apa?!" Doni terlonjak kaget."Maaf," cicit Lia dan langsung mematikan teleponnya.Jantungnya terasa copot kaget dengan reflek dia bilang kangen pada Doni, setelah Doni tadi menyatakan pertemuan mereka batal karena Doni

    Last Updated : 2022-02-16
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 6. Menangis lagi.

    Renata merebahkan tubuhnya diatas ranjang ukuran King size dalam kamar bernuansa putih itu. Jarinya lincah mengetik sesuatu di aplikasi hijau diponselnya.[Bi, dimana?][Di rumah! Kenapa?][Kangeeen][Kenapa?][Ada apa?]Belum sempet Renata membalas pesan Bianca, di layar ponselnya terpampang wajah sahabatnya yang menelpon via WhatsApp. Langsung saja dia mengusap tanda hijaunya."Ada apa, Ren?" tanya Bianca tanpa basa-basi Setelah melihat jelas wajah sahabatnya."Kangeeen," jawab

    Last Updated : 2022-02-16
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 7. Bianca terpesona.

    Bianca sungguh geram sekali pada Doni. entah dimana pikirannya. Bermain hati dengan keadaan istrinya yang sedang hamil besar. Emosinya memuncak. Ingin sekali ia menghajar Doni hingga lelaki babak belur. Renata sangat terpukul setelah dia mengetahui saat ia terbaring di IGD pun, Doni masih menerima panggilan masuk dari pelakor syar'i itu. "Ren." Renata tak menyahut, hanya melihat ke wajah Bianca. "Kapan kamu akan bongkar perselingkuhan suami tercintamu itu?" "Aku belum tau, Bi." "Aku gak mau ya, Ren, melihat kamu terus begini!" "Lalu?" "Entahlah, aku sendiri bingung." "Apa aku bongkar saja sekarang?" "Jangan! Gak seru." "Kita grebek aja pas Doni ketemuan, gimana?" Seru Bianca sambil nyengir menampilkan deretan behel barunya. "Nanti ada yang rekam, lalu viral, Bi?" "Itu memang maksudku, Re — na — ta!" Bianca gemas sekali dengan lemotnya pikiran sahabatnya itu. justru ia ingin mereka viral. Membiarkan hukum netizen yang berlak

    Last Updated : 2022-02-21
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 8. Kebimbangan Renata.

    Sepeninggal Bianca aku masih pada posisi yang sama, memeluk diri sendiri. Memeluk perihnya hati yang tiada terkira, memeluk luka yang semakin menganga. Ingin ku enyahkan segala rasa, ingin kucampakan semua duka, tapi aku tak bisa. Aku kehilangan arah saat semuanya tak lagi berlaku. Aku tak boleh kalah! Aku tak boleh egois. Bagaimana nasib anakku yang akan lahir ini? Haruskah aku mengakhiri ini semua? Kepalaku rasanya mau pecah memikirkan semua ini. Apakah aku yang salah? Hingga Suamiku punya wanita idaman lain di luar rumah? Apakah kurangku? Dan masih banyak lagi apakah-apakah lainnya. Sungguh tega dirimu Mas! Kau hancurkan aku hingga porak-poranda tak bersisa. Kini aku tak mau menangis lagi. Aku hanya punya dua pilihan, terus bersama suami yang pengkhianat demi bayiku atau aku harus menyelesaikan nya dengan perceraian? Akh, aku butuh Bianca lagi, padahal dia baru saja pulang dua jam lalu. Aku bangkit, lalu mencuci mukaku yang mengenaskan akibat tak terse

    Last Updated : 2022-02-21
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 9. Butik merugi.

    Renata tengah mematut dirinya di depan cermin. Dia bermaksud untuk pergi ke butik miliknya, sudah seminggu ini dia tidak tahu bagaimana kabar butiknya itu. Masalahnya dengan Doni membuat dunianya beku dalam segala hal. Renata tersenyum sendiri melihat pantulan dirinya sendiri, cantik, tinggi, putih, namun tidak lantas membuat lelakinya setia. Hidup macam apa ini pikirnya. "Astaghfirullah," Renata mengucapkan istighfar saat sadar, dia seolah meragukan takdir sang pemilik alam. Doni keluar dari kamar mandi, diapun akan bersiap untuk pergi kekantor "Mau kemana?" tanyanya saat melihat istri cantiknya telah berdandan rapi. "Ke butik." "Oh." Doni berlalu dan bersiap untuk pergi kekantor, dia mengenakan celana panjang navy, kemeja putih dan jas warna senada dengan celananya. Tampan dan gagah, ucapan yang akan dilontarkan siapa saja yang melihat penampilannya. Karena memang Doni dan Renata itu pasangan yang sangat serasi dalam hal perawakan dan penampilan. Siapa

    Last Updated : 2022-02-22
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 10. Lia penasaran.

    "Memang aku kurangnya apa, Mas?" lirih Lia sambil terisak. Hatinya sungguh terluka dengan unggahan status Ahmad di F******k, siang itu. Seperti biasa Ahmad selalu membuat status tentang poligami yang selalu diamini oleh teman-temannya.Selain kecewa dan terluka, Lia merasa dirinya dipermalukan sampai titik terendah. Bagaimana tidak! Bahkan usia pernikahan nya pun belum genap 5 tahun."Jawab aku, Mas!" ucap Lia dengan gemas. Ketika melihat suaminya malah diam membisu."Jika, Mas, sudah tidak mencintai saya, kembalikan saya pada Abah. Jangan permalukan saya seperti ini!" sungut Lia penuh emosi.Sementara Ahmad malah diam membisu, sebenarnya dia hanya iseng saja update status seperti itu, hanya untuk bercanda dan meramaikan beranda F******k nya. Tapi Lia, malah menanggapinya lain, dan ini bukan kali pertama ia update status tentang poligami. Tapi hari ini, entah kerasukan apa istrinya itu, hingga perihal status saja dia ngamuk seperti ini. Jadi males ada di rumah. Pikir

    Last Updated : 2022-02-22
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 11. Perubahan Renata.

    "Menyebalkan," gerutunya, lalu tiba-tiba tangisnya pecah, merasakan sesak dari semua yang dialaminya."Mas Ahmad dan Mas Doni sama saja. Mereka hanya menoreh luka di hatiku," jerit batinnya.Wanita berbadan mungil itu, menelungkupkan wajahnya di atas bantal, Lalu menangisi nasib diri yang dirasa sangat menyakitkan baginya. Ia gamang harus bagaimana. Ia kira Doni akan jadi pengobat luka hatinya. Namun kenyataannya malah menambah kehancuran hidupnya saja."Apakah salahku hingga kedua lelaki itu begitu kompak hadir di hidupku hanya untuk menyakiti dan menghancurkanku secara bersamaan!" batinnya bertanya kenapa dan kenapa.———Renata tersenyum melihat story' yang dibuatnya telah dilihat oleh Lia, dering panggilan pun beberapa kali di ulangi.Akhirnya setelah berhenti Renata dengan sigap menghapus unggahannya juga

    Last Updated : 2022-03-09

Latest chapter

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 108. Ending.

    Renata menggelar resepsi pernikahan di sebuah Waterboom yang menyediakan taman yang luas, dan fasilitas untuk wedding. Tema pestanya adalah outdoor. Pagi yang cerah disertai sinar mentari yang hangat, menambah indah minggu pagi ini. Annisa kecil sejak tadi sudah sempurna memakai gaun putih persis seperti yang dipakai Renata. Gadis kecil itu berlari kesana kemari sambil memegang balon. Renata begitu terlihat sangat cantik, dengan riasan yang serba nude, membuat penampilanya terlihat sangat elegan, dengan bagian rambut yang masih tersisa beberapa yang telah di curly juga. Bunda Hani mengusap air matanya melihat senyuman bahagia dari pengantin wanita yang telah dianggap anak olehnya. Pak Harun pun demikian, Adit dan Bian beserta istrinya juga telah hadir semenjak kemarin. Begitupun paman dari Renata yang selama ini tak pernah bersua kini hadir beserta keluarganya guna menjadi wali pada pernikahan keponakannya. P

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 107. Rindi patah hati.

    "E—emh." ucapnya dengan melirik ke arah Bara. "Modusnyaaaaa, juaraa!" cibir Bianca. "Nda, ayo!" ajak Annisa dengan menarik tangan ibunya. Membuat Renata kebingungan. Bara yang paham situasinya, seketika mengangguk dan memegang pundak Renata. Walau bagaimanapun ada Annisa yang harus dijaga perasaannya. Anak itu belum paham kenapa dia punya dua Papa kini. Annisa menarik juga tangan Bara yang disambut tawa ngakak oleh Bianca. Ketika yang ditarik tangan Bara dan Renata bukan Doni. Sungguh puas hatinya hari ini melihat mantan suami sahabatnya menekuk muka 180° ibarat telah kehilangan uang milyaran rupiah. Akhirnya tak hanya berfoto bertiga, tapi ber-enam dengan Bianca dan Aisyah. ———— Satu bulan setelah Bara dan Renata sepakat akan menikah, kini keduanya tengah sibuk menyiapkan pernikahan mereka. Mulai dari tempat, fitting baju juga catering untuk jamuan para

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 106. POV Renata.

    POV Renata.Hari ini ulang tahun Annisa yang pertama, anak Perempuanku sudah mulai aktif berlari kesana kemari, di usia sepuluh bulan selain mulai berbicara kata Mama Papa, dia juga mulai melangkah, alhasil usia satu tahun dia sudah bisa berlari meski kadang terjatuh, kosa katanya semakin banyak meski belum bisa merangkai kalimat, cerewet sekali anak itu.Mas Doni dan keluarganya bahkan menanggung acara ulang tahun Annisa yang kami laksanakan di sebuah cafe ternama dengan tema Frozen. Cantik sekali anakku memakai gaun warna biru langit. Semenjak hari itu, aku tak pernah membatasi Mas Doni untuk kerumah menemui Annisa. Dan aku yang memilih menghindar, karena kamar Annisa di bawah dan kamarku di atas, jadi kami jarang bertemu. Mas Doni pun sepertinya paham aku menghindarinya, ia tak pernah memaksa untuk berinteraksi denganku meski tetap selalu mencari celah untuk bisa bertemu denganku. Aku tak membencinya hanya rasa kecewa dan sakit hati membu

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 105. POV Bara 2.

    "Jadi, bagaimana, Bu, setujukan kalau aku melamar Renata?" tanyaku lagi."Lamar lah jika memang kamu mencintainya, tapi… pastikan dia juga mencintaimu juga keluargamu. Pilihlah perempuan yang akan menganggap ibumu ini juga adikmu keluarganya," tegas Ibu, pandangannya kosong entah kemana."Renata anak yatim piatu, Bu, semoga setelah menikah, Ibu bisa jadi pengganti orang tuanya," jawabku dengan harapan yang besar.Kenapa aku jadi sok tahu begini, kayak yang iya aja bakal di terima. Bahkan untuk melamar Renata aja baru modal cincin karena nyali ini sedikit masih ciut sih. Tapi yang penting Restu Ibu sudah kudapat. Semoga melalui izin dari Ibu akan membuahkan hasil seperti yang aku inginkan.Dari segi apapun, aku sudah layak untuk melamar seorang perempuan, tapi yang ingin ku lamar adalah Renata. Wanita yang pernah aku tinggalkan! Mungkin bagi orang lain dia tak ada artinya, t

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 104. POV Bara 1.

    POV Bara."Seriusan ini bagus, is?" tanyaku pada Aisyah yang memilihkan cincin bermata ungu itu."Aku sih, suka ya, Kak, tapi gak tahu kak Renata," ucapnya sambil nyengir. Adikku itu sungguh tak bisa diajak jadi pendukung yang handal. Buktinya ia juga malah meragukan pilihannya sendiri.Ya, aku ingin melamar Renata, meski jawaban iya darinya belum pernah aku terima. Namun dari sikapnya, sepertinya ia sudah bisa menerimaku.Meski kulihat gurat lesu di wajah Ibu, setelah aku menceritakan tentang Renata semuanya. Bahkan Ibu, agak terkejut saat aku bilang status Renata yang janda beranak satu. Sedangkan Aisyah dia tidak berkomentar lebih karena sudah pernah ku ajak main ke rumah Renata waktu itu.Tak ada patahan kata yang menyinggung atau penolakan dari Ibu saat itu, aku hanya menangkap tak ada semangat dari wajahnya."Is, Ibu ada

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   103. Siapa pelakunya 2?

    Renata mengerutkan keningnya, selama ini dirinya merasa tak pernah memiliki musuh, tapi kok ada yang jahat dan ingin mencelakakan dirinya.Renata merogoh tas selempangnya mengambil ponsel dan menunjukan poto Doni pada lelaki itu."Ini orangnya bukan, koh?""Lah, ini mah suamimu bukan?" Pemilik toko itu balik bertanya. Renata mengangguk."Saya tidak pernah bermasalah dengan siapapun, tapi saya dan Mas Doni sudah bercerai, siapa tahu dia marah dan ingin mencelakakan saya untuk mengambil hak asuh anak kami," tutur Renata dengan lesu."Gak mungkinlah, si Doni gak ada tampang kriminal hanya pengkhianat saja," bela lelaki gempal itu. Lalu kami sama-sama diam, sibuk dengan pemikiran masing-masing."Baiklah, saya permisi, Koh, dan terima kasih atas waktu dan keterangannya," pamit Renata."Sama-sama, dan maafkan saya tidak bisa membantu," jawabnya

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   102. Siapa pelakunya?

    Siapa pelakunya bagian 1.Lancang sekali ucapan mantan Ibu mertua Renata itu, pikir Bara. Padahal sudah jelas yang salah adalah anaknya. Tapi tetap saja yang disalahkan perempuan yang duduk di sampingnya.Bara telah membuka mulutnya berniat membalas tudingan konyol Bu tuti , namun Renata mengusap-usap serta mengamati kepalanya. "Aku yang laki-laki saja tak tahan mendengar setiap ucapannya! Tapi Renata masih memilih tenang, luar biasa, jadi jika aku Renata, berarti aku tak akan salah calon istri," gumamnya.Doni

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 101.

    Pov Doni.Niat awal mencari rumah barunya Renata selain ingin bertemu anakku juga ingin kembali mendekatinya. Renata itu tipe perempuan bucin dan labil, gampang sekali kalau di rayu. Jadi aku bulatkan tekad kesana dengan meminjam mobilnya Raka. Bagaimana aku mendapat alamat Renata? Tentu saja aku memaksa Dian ditengah jalan agar memberi tahu alamat bosnya. Meski penuh ancaman dan intimidasi aku berhasil mengetahui rumah kediaman mantan istriku itu.Namun saat sampai disana, kulihat Renata tengah duduk berdua dengan seorang pria. Ya … dia Bara, teman sekolahku dulu bahkan mereka hampir saya berciuman jika aku tak memberinya tepuk tangan. Entah bagaimana mereka bisa sedekat ini.Cemburu? Tentu saja bahkan ingin aku menghajarnya, dia telah mencuri start ku duluan untuk mendekati Renata. Akh syal*n.Ibu memegang tanganku dengan erat, aku tau maksudnya agar aku tak menghajar lelaki yang duduk

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 100. POV Renata.

    Kuremas kesepuluh jariku dengan cara ditautkan. Cemas dan takut berbaur jadi satu, hatiku tak nyaman seolah-olah terancam dengan kedatangan Mas Doni serta Ibunya ke rumah ini. Namun tak dapat kupungkiri ia mempunyai hak yang sama denganku dalam pengasuhan Annisa.Bara mengusap-ngusap bahuku dengan pelan, ia mencoba menenangkan kegelisahan hati ini. Aku masih beruntung kali ini, Mas Doni datang saat Bara ada di rumahku.Sudah berulang kali lelaki dari masa laluku itu mencoba mengutarakan niatnya, ingin melanjutkan kisah kami yang dulu. Namun kegamangan hatiku terlalu besar, hingga sampai saat ini belum ku temukan jawabannya.Dulu aku terluka olehnya, lalu menikah dengan Mas Doni yang kuanggap sebagai penyembuh luka namun pada nyatanya dia bahkan memberi luka yang tak berujung. Harga diriku, nama baikku hancur olehnya.Malu yang diberikan Mas Doni seolah mencopot satu persatu tulangku, membuatku lungla

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status