Kemudian Norma menghubungi Bella. Wanita itu ternyata sedang berada di toilet. “Kamu di mana sih, Bel? Tiba-tiba ngilang. Udah kayak jin,” gerutu Norma.“Aku ke toilet. Sorry tadi aku kebelet. Jadi aku terpaksa ninggalin kamu. Habis kamu lagi sibuk sama Laura,” jawab Bella berbohong.“Ya ampun. Sayang banget tadi kamu nggak ketemu sama dia.”“Ya mau gimana lagi.”“Ya udah, aku akan menyusulmu ke toilet.”Karena jarak toilet dan tempat Norma jauh, Bella tak tega membiarkan Norma menyusulnya. “Nggak usah Norma. Tempatnya kan jauh. Kamu tunggu aja di mobil. Aku udah selesai kok. Aku segera kembali.”“Kamu yakin?”“Iya.”Tak lama Bella datang. Lalu mereka kembali ke kantor. Dan benar saja. Atasan Bella dan Norma marah besar karena mereka berdua menghabiskan waktu makan siang terlalu lama.Akibatnya atasan mereka memberikan pekerjaan tambahan untuk mereka. Norma dan Bella harus lembur hari ini. Celakanya tak ada uang lembur alias sukarela.“Gara-gara tadi antri foto sama Laura kita jadi ke
Karena sudah hampir masuk waktu makan siang, jadi Bella dan Norma memutuskan untuk pergi ke mall. Sekalian menghibur Rafael yang mulai rewel. Mungkin dia bosan terus menerus berada di dalam rumah Norma.Setelah berganti baju. Kemudian Bella, Norma dan Rafael pergi ke mall yang tidak jauh dari rumah Norma. Hanya butuh waktu 30 menit untuk sampai ke tempat itu.Sesampainya di sana Bella dan Norma memutuskan untuk ke tempat bermain anak. Di sana Rafael terlihat sangat senang. Bella sejenak melupakan masalahnya dengan Jona. “Rafael seneng banget pas main sama kamu, Nor.”“Iya dong. Kita kan kompak ya El?” tanya Norma pada Rafael. Dan bayi menggemaskan itu tertawa saat Norma membuat ekspresi lucu dan menggelitik badannya.Satu jam berlalu. Perut Bella dan Norma mulai lapar. Mereka berdua kemudian memutuskan untuk makan. Sembari mereka makan. Rafael duduk di kursi bayi yang disediakan oleh restoran tempat Bella dan Norma makan.Awalnya semua baik-baik saja. Sampai pada akhirnya Ronald data
Jona sudah meminta maaf kepada Bella. Namun Bella tak kunjung memaafkan Jona. Hingga pagi harinya Bella enggan menegur suaminya. Dia hanya menjawab pertanyaan dari Jona seperlunya saja.“Ayolah, Bel. Jangan seperti ini terus. Aku kan sudah minta maaf sama kamu.”Bella diam. Dia malah sibuk mengoleskan roti dengan selai nanas. Lalu memakannya dengan emosi. Tak sampai roti itu habis Bella kemudian menaruhnya kembali, lalu pergi ke kantor. Jona belum menyerah untuk membujuknya. “Bel. Jangan diam aja kayak gini.”Tak lama pengasuh Rafael datang. Sebelum pergi Bella tak lupa menitipkan Rafael pada wanita tersebut. “Bibi. Minta tolong jagai Rafael ya.”“Iya, Mbak Bella.”Malu dengan pengasuh anaknya Jona kemudian membiarkan Bella pergi. Ia lalu bersiap juga untuk pergi bekerja. Jona tak sarapan pagi itu karena kesal.“Mas Jona sudah sarapan?” tanya Bibi.“Nggak Bi. Saya sarapan di luar aja. Titip Rafael ya, Bi.”“Kalau nggak buru-buru biar saya siapkan sarapan untuk Mas Jona.”“Nggak, ng
Norma sebenarnya menyukai Jona dan menikmati melihat Bella dan Jona bertengkar karena hal itu memberinya harapan bahwa dia mungkin memiliki kesempatan dengan Jona di masa depan. Norma tetap bersikap ramah kepada Bella, tetapi diam-diam dia berharap bahwa pertengkaran antara Bella dan Jona akan membuat hubungan mereka semakin renggang, memberinya peluang untuk mendekati Jona. Norma menjadi penonton yang diam-diam menikmati drama di antara Bella dan Jona, sambil menyimpan perasaan yang lebih dalam untuk Jona.Meskipun Norma bersikap ramah kepada Bella, di dalam hatinya dia merasa senang melihat ketegangan antara Bella dan Jona. Setiap pertengkaran mereka memberinya harapan bahwa dia mungkin bisa mendekati Jona di masa depan. Namun, Norma menyadari bahwa dia harus tetap hati-hati dalam mengekspresikan perasaannya agar tidak menimbulkan kecurigaan pada Bella atau Jona.Setiap kali Bella dan Jona bertengkar, Norma diam-diam menyimak dengan seksama. Dia mencoba untuk menafsirkan setiap inte
"Maafin nenek, Bel. Nenekku memang agak keras kepala dan konservatif. Tapi percayalah, aku akan selalu mendukungmu."Bella menghela napas. "Aku cuma gak ingin masalah ini mempengaruhi hubungan kita, Jona. Aku ingin kita tetap kuat bersama.""Aku juga, Bel. Kita akan melewati ini bersama-sama, aku janji."Meskipun masih ada ketegangan di udara, Bella merasa lega mendengar dukungan Jona. Mereka berdua berjanji untuk tetap saling mendukung dan melalui masalah ini bersama-sama. Namun, Bella tetap merasa bahwa tantangan besar masih menanti mereka, terutama dalam usaha untuk mendapatkan persetujuan dan penerimaan penuh dari keluarga Jona.**Beberapa minggu berlalu setelah pertemuan dengan keluarga Jona, Bella masih merasa tegang dengan hubungan mereka. Meskipun Jona telah berjanji untuk mendukungnya, kehadiran nenek Jona yang sinis masih mengganggu pikirannya.Suatu hari, Jona mengundang Bella untuk menghadiri acara keluarga lainnya. Bella merasa gugup namun juga ingin memberikan kesempata
Norma mencoba lagi dengan pendekatan yang lebih halus. Suatu hari, ketika Bella dan Jona sedang bersantai ketika istirahat di kantor, Norma mencoba menyelipkan komentar yang menciptakan ketegangan."Jadi, Bella, bagaimana hubunganmu dengan ibu Jona?" tanya Norma, mencoba mengganggu kenyamanan Bella.Bella tersenyum dan menjawab dengan antusias, "Ibu Jona sangat baik padaku, Norma. Dia begitu hangat dan ramah. Aku merasa diterima di keluarga mereka."Namun, Norma tidak puas dengan jawaban itu. Dia terus menyudutkan Bella dengan pertanyaan yang tajam, "Tapi apakah kamu yakin bahwa dia benar-benar tulus padamu? Siapa yang tahu apa yang dipikirkan oleh ibu Jona tentangmu di belakang layar?"Jona merasa tidak nyaman dengan arah percakapan itu dan langsung melangkah untuk membela Bella, "Norma, apa maksudmu dengan pertanyaan itu? Ibuku telah menunjukkan dukungan dan kebaikan pada Bella sejak awal. Aku gak mengerti kenapa kamu selalu mencoba menciptakan keraguan dalam pikiran Bella."Bella m
Dalam beberapa minggu berikutnya, Bella terus berusaha menjaga jarak dengan Norma di tempat kerja. Dia lebih memilih untuk menghabiskan waktu istirahat dengan teman-temannya daripada bersama Norma, dan dia juga selalu menolak tawaran tumpangan pulang dari Norma.Namun, upaya Bella untuk menjaga jarak tidak selalu berjalan lancar. Norma terus mencari cara untuk tetap dekat dengan Bella, meskipun Bella mencoba menghindarinya. Dia sering mencoba menyelipkan diri ke dalam percakapan Bella atau mengajaknya untuk makan siang bersama, meskipun Bella dengan sopan menolaknya setiap kali.Di samping itu, Bella juga mulai curiga dengan perilaku Norma yang tampaknya semakin licik. Dia merasa bahwa Norma terus mencari kesempatan untuk menciptakan ketegangan di antara mereka, entah dengan menyebarkan gosip palsu atau mengkritik Bella di depan rekan kerja mereka.Bella memutuskan untuk berbicara dengan Jona tentang kecurigaannya terhadap Norma. "Jona, aku merasa semakin gak nyaman dengan kehadiran N
Namun, Jona tidak mudah percaya pada kata-katanya. Dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Norma, meskipun dia tidak memiliki bukti yang cukup untuk membuktikannya."Norma, aku harap kamu jujur padaku," ucap Jona dengan nada tegas. "Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Kalau kamu terlibat dalam ini, lebih baik katakan sekarang daripada menambah masalah."Norma merasa tertekan oleh tekanan dari Jona. Dia mulai merasa terpojok, namun dia tetap mempertahankan sikapnya. "Aku katakan padamu, Jona. Aku nggak terlibat dalam penyebaran video itu."Meskipun ragu, Jona akhirnya percaya pada kata-kata Norma karena tidak memiliki bukti yang cukup untuk menyalahkan dia. Namun, rasa curiga terhadap Norma tetap mengganggu pikirannya.Setelah percakapan mereka selesai, suasana antara Jona dan Norma menjadi tegang. Kedua belah pihak merasa tidak nyaman satu sama lain, dan kecurigaan yang menggantung di udara membuat hubungan kerja mereka semakin renggang.Sementara itu, Bella juga merasa