Jona sudah meminta maaf kepada Bella. Namun Bella tak kunjung memaafkan Jona. Hingga pagi harinya Bella enggan menegur suaminya. Dia hanya menjawab pertanyaan dari Jona seperlunya saja.“Ayolah, Bel. Jangan seperti ini terus. Aku kan sudah minta maaf sama kamu.”Bella diam. Dia malah sibuk mengoleskan roti dengan selai nanas. Lalu memakannya dengan emosi. Tak sampai roti itu habis Bella kemudian menaruhnya kembali, lalu pergi ke kantor. Jona belum menyerah untuk membujuknya. “Bel. Jangan diam aja kayak gini.”Tak lama pengasuh Rafael datang. Sebelum pergi Bella tak lupa menitipkan Rafael pada wanita tersebut. “Bibi. Minta tolong jagai Rafael ya.”“Iya, Mbak Bella.”Malu dengan pengasuh anaknya Jona kemudian membiarkan Bella pergi. Ia lalu bersiap juga untuk pergi bekerja. Jona tak sarapan pagi itu karena kesal.“Mas Jona sudah sarapan?” tanya Bibi.“Nggak Bi. Saya sarapan di luar aja. Titip Rafael ya, Bi.”“Kalau nggak buru-buru biar saya siapkan sarapan untuk Mas Jona.”“Nggak, ng
Norma sebenarnya menyukai Jona dan menikmati melihat Bella dan Jona bertengkar karena hal itu memberinya harapan bahwa dia mungkin memiliki kesempatan dengan Jona di masa depan. Norma tetap bersikap ramah kepada Bella, tetapi diam-diam dia berharap bahwa pertengkaran antara Bella dan Jona akan membuat hubungan mereka semakin renggang, memberinya peluang untuk mendekati Jona. Norma menjadi penonton yang diam-diam menikmati drama di antara Bella dan Jona, sambil menyimpan perasaan yang lebih dalam untuk Jona.Meskipun Norma bersikap ramah kepada Bella, di dalam hatinya dia merasa senang melihat ketegangan antara Bella dan Jona. Setiap pertengkaran mereka memberinya harapan bahwa dia mungkin bisa mendekati Jona di masa depan. Namun, Norma menyadari bahwa dia harus tetap hati-hati dalam mengekspresikan perasaannya agar tidak menimbulkan kecurigaan pada Bella atau Jona.Setiap kali Bella dan Jona bertengkar, Norma diam-diam menyimak dengan seksama. Dia mencoba untuk menafsirkan setiap inte
"Maafin nenek, Bel. Nenekku memang agak keras kepala dan konservatif. Tapi percayalah, aku akan selalu mendukungmu."Bella menghela napas. "Aku cuma gak ingin masalah ini mempengaruhi hubungan kita, Jona. Aku ingin kita tetap kuat bersama.""Aku juga, Bel. Kita akan melewati ini bersama-sama, aku janji."Meskipun masih ada ketegangan di udara, Bella merasa lega mendengar dukungan Jona. Mereka berdua berjanji untuk tetap saling mendukung dan melalui masalah ini bersama-sama. Namun, Bella tetap merasa bahwa tantangan besar masih menanti mereka, terutama dalam usaha untuk mendapatkan persetujuan dan penerimaan penuh dari keluarga Jona.**Beberapa minggu berlalu setelah pertemuan dengan keluarga Jona, Bella masih merasa tegang dengan hubungan mereka. Meskipun Jona telah berjanji untuk mendukungnya, kehadiran nenek Jona yang sinis masih mengganggu pikirannya.Suatu hari, Jona mengundang Bella untuk menghadiri acara keluarga lainnya. Bella merasa gugup namun juga ingin memberikan kesempata
Norma mencoba lagi dengan pendekatan yang lebih halus. Suatu hari, ketika Bella dan Jona sedang bersantai ketika istirahat di kantor, Norma mencoba menyelipkan komentar yang menciptakan ketegangan."Jadi, Bella, bagaimana hubunganmu dengan ibu Jona?" tanya Norma, mencoba mengganggu kenyamanan Bella.Bella tersenyum dan menjawab dengan antusias, "Ibu Jona sangat baik padaku, Norma. Dia begitu hangat dan ramah. Aku merasa diterima di keluarga mereka."Namun, Norma tidak puas dengan jawaban itu. Dia terus menyudutkan Bella dengan pertanyaan yang tajam, "Tapi apakah kamu yakin bahwa dia benar-benar tulus padamu? Siapa yang tahu apa yang dipikirkan oleh ibu Jona tentangmu di belakang layar?"Jona merasa tidak nyaman dengan arah percakapan itu dan langsung melangkah untuk membela Bella, "Norma, apa maksudmu dengan pertanyaan itu? Ibuku telah menunjukkan dukungan dan kebaikan pada Bella sejak awal. Aku gak mengerti kenapa kamu selalu mencoba menciptakan keraguan dalam pikiran Bella."Bella m
Dalam beberapa minggu berikutnya, Bella terus berusaha menjaga jarak dengan Norma di tempat kerja. Dia lebih memilih untuk menghabiskan waktu istirahat dengan teman-temannya daripada bersama Norma, dan dia juga selalu menolak tawaran tumpangan pulang dari Norma.Namun, upaya Bella untuk menjaga jarak tidak selalu berjalan lancar. Norma terus mencari cara untuk tetap dekat dengan Bella, meskipun Bella mencoba menghindarinya. Dia sering mencoba menyelipkan diri ke dalam percakapan Bella atau mengajaknya untuk makan siang bersama, meskipun Bella dengan sopan menolaknya setiap kali.Di samping itu, Bella juga mulai curiga dengan perilaku Norma yang tampaknya semakin licik. Dia merasa bahwa Norma terus mencari kesempatan untuk menciptakan ketegangan di antara mereka, entah dengan menyebarkan gosip palsu atau mengkritik Bella di depan rekan kerja mereka.Bella memutuskan untuk berbicara dengan Jona tentang kecurigaannya terhadap Norma. "Jona, aku merasa semakin gak nyaman dengan kehadiran N
Namun, Jona tidak mudah percaya pada kata-katanya. Dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Norma, meskipun dia tidak memiliki bukti yang cukup untuk membuktikannya."Norma, aku harap kamu jujur padaku," ucap Jona dengan nada tegas. "Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Kalau kamu terlibat dalam ini, lebih baik katakan sekarang daripada menambah masalah."Norma merasa tertekan oleh tekanan dari Jona. Dia mulai merasa terpojok, namun dia tetap mempertahankan sikapnya. "Aku katakan padamu, Jona. Aku nggak terlibat dalam penyebaran video itu."Meskipun ragu, Jona akhirnya percaya pada kata-kata Norma karena tidak memiliki bukti yang cukup untuk menyalahkan dia. Namun, rasa curiga terhadap Norma tetap mengganggu pikirannya.Setelah percakapan mereka selesai, suasana antara Jona dan Norma menjadi tegang. Kedua belah pihak merasa tidak nyaman satu sama lain, dan kecurigaan yang menggantung di udara membuat hubungan kerja mereka semakin renggang.Sementara itu, Bella juga merasa
Bella dan Jona merasa terkejut dan terpukul oleh berita ini. Mereka merasa bertanggung jawab atas segala penderitaan yang terjadi di keluarga Jona. Meskipun mereka mengatakan bahwa Rafael adalah anak Jona, namun pernyataan Norma telah merusak hubungan mereka dengan keluarga besar Jona.“Kekacauan di keluargamu. Semua ini karena aku, Jona. Aku minta maaf atas situasi buruk yang telah aku ciptakan,” ucap Bella.Jona menggelengkan kepalanya. “Ini bukan salahmu. Jika saja tidak ada yang mengatakan hal ini pasti semua tidak akan seperti ini.”“Tapi cepat atau lambat keluargamu akan tau tentang semua ini.”“Maka dari itu kita harus memperbaikinya. Aku yakin kita mampu melewati ini semua.”Dalam keadaan yang sangat sulit ini, Bella dan Jona mencoba untuk tetap bersatu dan saling mendukung satu sama lain. Mereka menyadari bahwa mereka harus menghadapi cobaan ini bersama sama, dan bahwa kekuatan dan cinta mereka sebagai pasangan akan membantu mereka melewati masa masa yang sulit ini.Sementara
Ketika Norma menyaksikan keakraban antara ibu Jona dan Bella, kekecewaannya semakin dalam. Rasanya seperti semua usahanya untuk merusak hubungan Bella dan Jona telah sia sia. Dengan hati yang penuh amarah, dia mencari cara baru untuk menciptakan kekacauan.Tanpa ragu, Norma memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya ke ayah Jona. Dia tahu bahwa ayah Jona adalah orang yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan keluarga mereka. Dengan licik, Norma mulai menyampaikan berbagai hal buruk tentang Bella kepada ayah Jona, menggambarkan Bella sebagai sosok yang tidak layak menjadi bagian dari keluarga mereka.“Bella yang dinikahi oleh Jojo itu bukan wanita baik-baik Om. Dia hamil diluar nikah. Jadi anak itu bukan anak kandung Jojo, Om.”“Lalu kenapa Jojo mau menikahinya?”“Wanita itu licik Om. Dia mampu mencuci otak Jojo.”Ayah Jona, yang telah lama menginginkan yang terbaik untuk anaknya, mulai terpengaruh oleh cerita cerita negatif tentang Bella. Setiap kata yang diucapkan oleh Norma terasa