"Maafin nenek, Bel. Nenekku memang agak keras kepala dan konservatif. Tapi percayalah, aku akan selalu mendukungmu."Bella menghela napas. "Aku cuma gak ingin masalah ini mempengaruhi hubungan kita, Jona. Aku ingin kita tetap kuat bersama.""Aku juga, Bel. Kita akan melewati ini bersama-sama, aku janji."Meskipun masih ada ketegangan di udara, Bella merasa lega mendengar dukungan Jona. Mereka berdua berjanji untuk tetap saling mendukung dan melalui masalah ini bersama-sama. Namun, Bella tetap merasa bahwa tantangan besar masih menanti mereka, terutama dalam usaha untuk mendapatkan persetujuan dan penerimaan penuh dari keluarga Jona.**Beberapa minggu berlalu setelah pertemuan dengan keluarga Jona, Bella masih merasa tegang dengan hubungan mereka. Meskipun Jona telah berjanji untuk mendukungnya, kehadiran nenek Jona yang sinis masih mengganggu pikirannya.Suatu hari, Jona mengundang Bella untuk menghadiri acara keluarga lainnya. Bella merasa gugup namun juga ingin memberikan kesempata
Norma mencoba lagi dengan pendekatan yang lebih halus. Suatu hari, ketika Bella dan Jona sedang bersantai ketika istirahat di kantor, Norma mencoba menyelipkan komentar yang menciptakan ketegangan."Jadi, Bella, bagaimana hubunganmu dengan ibu Jona?" tanya Norma, mencoba mengganggu kenyamanan Bella.Bella tersenyum dan menjawab dengan antusias, "Ibu Jona sangat baik padaku, Norma. Dia begitu hangat dan ramah. Aku merasa diterima di keluarga mereka."Namun, Norma tidak puas dengan jawaban itu. Dia terus menyudutkan Bella dengan pertanyaan yang tajam, "Tapi apakah kamu yakin bahwa dia benar-benar tulus padamu? Siapa yang tahu apa yang dipikirkan oleh ibu Jona tentangmu di belakang layar?"Jona merasa tidak nyaman dengan arah percakapan itu dan langsung melangkah untuk membela Bella, "Norma, apa maksudmu dengan pertanyaan itu? Ibuku telah menunjukkan dukungan dan kebaikan pada Bella sejak awal. Aku gak mengerti kenapa kamu selalu mencoba menciptakan keraguan dalam pikiran Bella."Bella m
Dalam beberapa minggu berikutnya, Bella terus berusaha menjaga jarak dengan Norma di tempat kerja. Dia lebih memilih untuk menghabiskan waktu istirahat dengan teman-temannya daripada bersama Norma, dan dia juga selalu menolak tawaran tumpangan pulang dari Norma.Namun, upaya Bella untuk menjaga jarak tidak selalu berjalan lancar. Norma terus mencari cara untuk tetap dekat dengan Bella, meskipun Bella mencoba menghindarinya. Dia sering mencoba menyelipkan diri ke dalam percakapan Bella atau mengajaknya untuk makan siang bersama, meskipun Bella dengan sopan menolaknya setiap kali.Di samping itu, Bella juga mulai curiga dengan perilaku Norma yang tampaknya semakin licik. Dia merasa bahwa Norma terus mencari kesempatan untuk menciptakan ketegangan di antara mereka, entah dengan menyebarkan gosip palsu atau mengkritik Bella di depan rekan kerja mereka.Bella memutuskan untuk berbicara dengan Jona tentang kecurigaannya terhadap Norma. "Jona, aku merasa semakin gak nyaman dengan kehadiran N
Namun, Jona tidak mudah percaya pada kata-katanya. Dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Norma, meskipun dia tidak memiliki bukti yang cukup untuk membuktikannya."Norma, aku harap kamu jujur padaku," ucap Jona dengan nada tegas. "Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Kalau kamu terlibat dalam ini, lebih baik katakan sekarang daripada menambah masalah."Norma merasa tertekan oleh tekanan dari Jona. Dia mulai merasa terpojok, namun dia tetap mempertahankan sikapnya. "Aku katakan padamu, Jona. Aku nggak terlibat dalam penyebaran video itu."Meskipun ragu, Jona akhirnya percaya pada kata-kata Norma karena tidak memiliki bukti yang cukup untuk menyalahkan dia. Namun, rasa curiga terhadap Norma tetap mengganggu pikirannya.Setelah percakapan mereka selesai, suasana antara Jona dan Norma menjadi tegang. Kedua belah pihak merasa tidak nyaman satu sama lain, dan kecurigaan yang menggantung di udara membuat hubungan kerja mereka semakin renggang.Sementara itu, Bella juga merasa
Bella dan Jona merasa terkejut dan terpukul oleh berita ini. Mereka merasa bertanggung jawab atas segala penderitaan yang terjadi di keluarga Jona. Meskipun mereka mengatakan bahwa Rafael adalah anak Jona, namun pernyataan Norma telah merusak hubungan mereka dengan keluarga besar Jona.“Kekacauan di keluargamu. Semua ini karena aku, Jona. Aku minta maaf atas situasi buruk yang telah aku ciptakan,” ucap Bella.Jona menggelengkan kepalanya. “Ini bukan salahmu. Jika saja tidak ada yang mengatakan hal ini pasti semua tidak akan seperti ini.”“Tapi cepat atau lambat keluargamu akan tau tentang semua ini.”“Maka dari itu kita harus memperbaikinya. Aku yakin kita mampu melewati ini semua.”Dalam keadaan yang sangat sulit ini, Bella dan Jona mencoba untuk tetap bersatu dan saling mendukung satu sama lain. Mereka menyadari bahwa mereka harus menghadapi cobaan ini bersama sama, dan bahwa kekuatan dan cinta mereka sebagai pasangan akan membantu mereka melewati masa masa yang sulit ini.Sementara
Ketika Norma menyaksikan keakraban antara ibu Jona dan Bella, kekecewaannya semakin dalam. Rasanya seperti semua usahanya untuk merusak hubungan Bella dan Jona telah sia sia. Dengan hati yang penuh amarah, dia mencari cara baru untuk menciptakan kekacauan.Tanpa ragu, Norma memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya ke ayah Jona. Dia tahu bahwa ayah Jona adalah orang yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan keluarga mereka. Dengan licik, Norma mulai menyampaikan berbagai hal buruk tentang Bella kepada ayah Jona, menggambarkan Bella sebagai sosok yang tidak layak menjadi bagian dari keluarga mereka.“Bella yang dinikahi oleh Jojo itu bukan wanita baik-baik Om. Dia hamil diluar nikah. Jadi anak itu bukan anak kandung Jojo, Om.”“Lalu kenapa Jojo mau menikahinya?”“Wanita itu licik Om. Dia mampu mencuci otak Jojo.”Ayah Jona, yang telah lama menginginkan yang terbaik untuk anaknya, mulai terpengaruh oleh cerita cerita negatif tentang Bella. Setiap kata yang diucapkan oleh Norma terasa
Setelah mendengar kabar tentang Jona yang bergabung dengan perusahaan ayahnya yang tengah terpuruk, Norma merasa terdorong untuk bertindak. Dengan langkah mantap, dia menghadap ayahnya di ruang kerja yang megah."Ayah," Norma memulai dengan suara yang tegas, "Ayah harus membantu perusahaan ayah Jojo. Mereka membutuhkan investor besar untuk bangkit dari keterpurukan ini."Ayah Norma menatapnya dengan kebingungan. "Kenapa ayah harus membantu mereka? Apalagi saat ini perusahaan kita sendiri sedang mengalami masalah finansial."Norma mengangguk cepat. "Tapi, ayah, ini adalah kesempatan bagus untuk kita. Dengan membantu perusahaan ayah Jojo, kita bisa memperoleh pengaruh yang lebih besar di industri ini. Dan bukan hanya itu, ini juga kesempatan bagiku untuk membuktikan diriku pada Jojo."Ayah Norma mengangkat alisnya dengan skeptis. "Apa maksudmu?"Norma menjelaskan dengan penuh semangat, "Aku hanya mau membantu Jojo, Ayah. Aku tahu bahwa perusahaan ini penting baginya, dan aku ingin membe
Pagi itu, suasana di rumah Jona terasa gelap meskipun matahari bersinar terang. Sementara Norma sibuk dengan persiapan pernikahan mereka yang semakin dekat, Jona justru merasa seperti ada beban besar yang menekannya.Bella memperhatikan perubahan sikap suaminya dengan cemas. Dia melihat kelelahan yang terpantul di wajah Jona, dan tatapan kosongnya yang merenung jauh ke depan. Bella merasa takut akan apa yang mungkin sedang terjadi, tetapi ketika dia bertanya pada Jona, jawaban yang dia terima selalu terasa samar dan tidak memuaskan."Sayang, apa yang sedang terjadi?" tanya Bella dengan suara lembut, mencoba merangkul Jona yang tampak tegang.Jona menatap istrinya dengan mata yang terlihat kosong sejenak sebelum menjawab, "Nggak ada apa apa, sayang. Hanya banyak pekerjaan di kantor yang membutuhkan perhatian."Bella merasa tidak puas dengan jawaban itu. Dia meraih tangan Jona dengan lembut, mencoba menarik perhatiannya. "Jona, aku bisa melihat bahwa ada sesuatu yang mengganggumu. Katak