Namun, Jona tidak mudah percaya pada kata-katanya. Dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Norma, meskipun dia tidak memiliki bukti yang cukup untuk membuktikannya."Norma, aku harap kamu jujur padaku," ucap Jona dengan nada tegas. "Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Kalau kamu terlibat dalam ini, lebih baik katakan sekarang daripada menambah masalah."Norma merasa tertekan oleh tekanan dari Jona. Dia mulai merasa terpojok, namun dia tetap mempertahankan sikapnya. "Aku katakan padamu, Jona. Aku nggak terlibat dalam penyebaran video itu."Meskipun ragu, Jona akhirnya percaya pada kata-kata Norma karena tidak memiliki bukti yang cukup untuk menyalahkan dia. Namun, rasa curiga terhadap Norma tetap mengganggu pikirannya.Setelah percakapan mereka selesai, suasana antara Jona dan Norma menjadi tegang. Kedua belah pihak merasa tidak nyaman satu sama lain, dan kecurigaan yang menggantung di udara membuat hubungan kerja mereka semakin renggang.Sementara itu, Bella juga merasa
Bella dan Jona merasa terkejut dan terpukul oleh berita ini. Mereka merasa bertanggung jawab atas segala penderitaan yang terjadi di keluarga Jona. Meskipun mereka mengatakan bahwa Rafael adalah anak Jona, namun pernyataan Norma telah merusak hubungan mereka dengan keluarga besar Jona.“Kekacauan di keluargamu. Semua ini karena aku, Jona. Aku minta maaf atas situasi buruk yang telah aku ciptakan,” ucap Bella.Jona menggelengkan kepalanya. “Ini bukan salahmu. Jika saja tidak ada yang mengatakan hal ini pasti semua tidak akan seperti ini.”“Tapi cepat atau lambat keluargamu akan tau tentang semua ini.”“Maka dari itu kita harus memperbaikinya. Aku yakin kita mampu melewati ini semua.”Dalam keadaan yang sangat sulit ini, Bella dan Jona mencoba untuk tetap bersatu dan saling mendukung satu sama lain. Mereka menyadari bahwa mereka harus menghadapi cobaan ini bersama sama, dan bahwa kekuatan dan cinta mereka sebagai pasangan akan membantu mereka melewati masa masa yang sulit ini.Sementara
Ketika Norma menyaksikan keakraban antara ibu Jona dan Bella, kekecewaannya semakin dalam. Rasanya seperti semua usahanya untuk merusak hubungan Bella dan Jona telah sia sia. Dengan hati yang penuh amarah, dia mencari cara baru untuk menciptakan kekacauan.Tanpa ragu, Norma memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya ke ayah Jona. Dia tahu bahwa ayah Jona adalah orang yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan keluarga mereka. Dengan licik, Norma mulai menyampaikan berbagai hal buruk tentang Bella kepada ayah Jona, menggambarkan Bella sebagai sosok yang tidak layak menjadi bagian dari keluarga mereka.“Bella yang dinikahi oleh Jojo itu bukan wanita baik-baik Om. Dia hamil diluar nikah. Jadi anak itu bukan anak kandung Jojo, Om.”“Lalu kenapa Jojo mau menikahinya?”“Wanita itu licik Om. Dia mampu mencuci otak Jojo.”Ayah Jona, yang telah lama menginginkan yang terbaik untuk anaknya, mulai terpengaruh oleh cerita cerita negatif tentang Bella. Setiap kata yang diucapkan oleh Norma terasa
Setelah mendengar kabar tentang Jona yang bergabung dengan perusahaan ayahnya yang tengah terpuruk, Norma merasa terdorong untuk bertindak. Dengan langkah mantap, dia menghadap ayahnya di ruang kerja yang megah."Ayah," Norma memulai dengan suara yang tegas, "Ayah harus membantu perusahaan ayah Jojo. Mereka membutuhkan investor besar untuk bangkit dari keterpurukan ini."Ayah Norma menatapnya dengan kebingungan. "Kenapa ayah harus membantu mereka? Apalagi saat ini perusahaan kita sendiri sedang mengalami masalah finansial."Norma mengangguk cepat. "Tapi, ayah, ini adalah kesempatan bagus untuk kita. Dengan membantu perusahaan ayah Jojo, kita bisa memperoleh pengaruh yang lebih besar di industri ini. Dan bukan hanya itu, ini juga kesempatan bagiku untuk membuktikan diriku pada Jojo."Ayah Norma mengangkat alisnya dengan skeptis. "Apa maksudmu?"Norma menjelaskan dengan penuh semangat, "Aku hanya mau membantu Jojo, Ayah. Aku tahu bahwa perusahaan ini penting baginya, dan aku ingin membe
Pagi itu, suasana di rumah Jona terasa gelap meskipun matahari bersinar terang. Sementara Norma sibuk dengan persiapan pernikahan mereka yang semakin dekat, Jona justru merasa seperti ada beban besar yang menekannya.Bella memperhatikan perubahan sikap suaminya dengan cemas. Dia melihat kelelahan yang terpantul di wajah Jona, dan tatapan kosongnya yang merenung jauh ke depan. Bella merasa takut akan apa yang mungkin sedang terjadi, tetapi ketika dia bertanya pada Jona, jawaban yang dia terima selalu terasa samar dan tidak memuaskan."Sayang, apa yang sedang terjadi?" tanya Bella dengan suara lembut, mencoba merangkul Jona yang tampak tegang.Jona menatap istrinya dengan mata yang terlihat kosong sejenak sebelum menjawab, "Nggak ada apa apa, sayang. Hanya banyak pekerjaan di kantor yang membutuhkan perhatian."Bella merasa tidak puas dengan jawaban itu. Dia meraih tangan Jona dengan lembut, mencoba menarik perhatiannya. "Jona, aku bisa melihat bahwa ada sesuatu yang mengganggumu. Katak
Ayah Norma, merasa tertekan oleh situasi yang semakin kompleks. Meskipun dia mencintai Norma dengan sepenuh hati, dia tidak bisa membantu tetapi merasa bahwa pernikahan antara Norma dan Jona akan membawa penderitaan bagi keduanya. Ayah Norma tahu bahwa Jona tidak bahagia dalam hubungan mereka, dan dia tidak ingin melihat Norma mengalami penderitaan yang sama.Dengan hati yang berat, ayah Norma memutuskan untuk menggunakan trik licik untuk menunda pernikahan tersebut. Dia pura pura sakit, berpura pura memiliki penyakit yang parah, sehingga dia bisa menunda pernikahan Norma dan Jona sesuai keinginannya. Dia berharap bahwa dengan menunda pernikahan ini, waktu akan memberikan pemahaman kepada Norma bahwa dia dan Jona bukan pasangan yang cocok.Ayah Norma melakukan segala cara untuk memastikan bahwa pernikahan tersebut tidak akan terjadi, meskipun itu berarti dia harus mengorbankan dirinya sendiri. Dia tidak ingin melihat Norma menjadi istri kedua, dan dia yakin bahwa tidak ada yang baik y
Sementara itu, ayah Norma merasa penuh kegelisahan. Meskipun dia tahu bahwa perbuatannya tidak akan pernah bisa dia maafkan, dia berharap bahwa Norma akan memahami alasannya suatu hari nanti. Dia merasa tertekan oleh peran yang harus dia mainkan, tetapi dia juga tahu bahwa itu adalah satu satunya cara untuk mencegah pernikahan yang tidak diinginkan itu terjadi.Di tempat lain, Jona juga terkejut oleh berita tentang kondisi ayah Norma. Meskipun dia merasa terbebani oleh pernikahan yang akan datang, dia tidak pernah ingin melihat Norma menderita seperti ini. Dia merasa bersalah karena tidak dapat memberikan dukungan yang cukup pada Norma di saat saat sulit ini.“Bagaimana kondisi ayahmu sekarang?” tanya Jona.“Kondisi kesehatannya belum membaik. Aku tidak pernah secemas ini pada ayahku. Aku ingin dia segera sembuh seperti sediakala Jona.”Norma kemudian menghambur ke pelukan Jona. Sebenarnya Jona sangat canggung dengan pelukan itu. Hanya saja dia tidak bisa menolaknya. Alasannya karena
Bella dan Jona melihat dengan senang saat ayah Jona bermain dengan Rafael. Meskipun awalnya Rafael agak canggung dan menangis karena tidak terbiasa dengan sosok kakeknya, namun ayah Jona dengan sabar dan penuh kasih berusaha meredakan ketakutan sang cucu."Tenanglah, Nak. Kakek di sini untukmu," ucap ayah Jona dengan suara lembut, mencoba meraih hati kecil Rafael.Bella tersenyum melihat interaksi hangat antara ayah Jona dan Rafael. Dia merasa sangat bersyukur karena Rafael akhirnya bisa bertemu dengan kakeknya dan mendapat sambutan yang hangat. Baginya, momen seperti ini adalah hadiah yang luar biasa.Jona juga merasa sangat bahagia melihat ayahnya bermain dengan Rafael. Meskipun awalnya dia khawatir tentang bagaimana ayahnya akan merespons kehadiran Rafael, namun semua kekhawatirannya sirna saat dia melihat betapa hangatnya ayahnya dengan sang cucu."Terima kasih, Ayah. Aku sangat berterima kasih karena Ayah menerima Rafael dengan baik," kata Jona dengan tulus, matanya berkaca kaca.