“Berhenti membual! Apapun yang kau katakan, tidak akan mengubah hubunganku dengan Dan Theo!” Annelies berkata amat tegas.
Ya, meski terkejut, tapi Annelies tak bisa percaya pada Jesslyn yang merupakan orang asing.
Namun, tekad Annelies tampak seperti lelucon bagi Jesslyn. Wanita itu terkekeh, bahkan semakin lama tawanya malah menggelegar, sungguh mengejek Annelies.
“Hah … ternyata kau sangat bodoh!” Jesslyn mencibir disertai sorot mata sinisnya. “Ya, kau yang orang biasa memang tidak tahu aturan dunia kami. Jadi aku akan memberimu satu kesempatan, Annelies Langford!”
Sang pemilik nama tertegun. Jika Jesslyn menyebut namanya, berarti dia sudah mengorek tentang kehidupan Annelies.
Jesslyn pun melipat kedua tangan ke depan dada, lalu melanjutkan. “Wanita sepertimu hanya dimanfaatkan Theodore sebagai jembatan untuk membal
“Theodore, harusnya bukan wanita itu yang pertama kali kau cemaskan!” Jesslyn berujar dengan sorot mata tajamnya.Dia manjatuhkan puntung rokoknya, lalu menginjak dengan ujung sepatu hak tinggi merahnya. Iras muka wanita tersebut tampak kesal.Begitu mengangkat pandangan, Jesslyn lantas melanjutkan. “Kau tahu apa saja yang sudah aku lakukan untuk datang ke San Carlo?!”“Aku tidak pernah memintamu datang,” sahut Dan Theo acuh tak acuh.“Itu karena kau tak mau pernikahanmu dengan wanita sialan itu terbongkar!” Jesslyn menyambar disertai alisnya yang berkedut.Emosi Jesslyn membengkak mendapati reaksi pria tersebut. Padahal dia rela menanggung hukuman apapun dari sang ayah hanya untuk menemuinya. Bahkan Dan Theo tahu itu.Jesslyn menyugar belahan rambut pirangnya, lalu berkata penuh umpatan, “aish, sial! Kau pikir aku bodoh? Aku tunanganmu, Theodore. Kau tahu betul risiko yang akan terjadi pada Organisasi Caligo jika pernikahanmu sampai di telinga ayahku!”Kaelus yang mendengar pertikaia
Dari sisi Jesslyn, dirinya bisa melihat Annelies yang tertegun ke arahnya. Reaksi wanita itu semakin membuatnya girang. ‘Aku akan tunjukan, siapa pemilik pria ini yang sebenarnya!’ batin Jesslyn penuh ambisi. Meski sejak awal Dan Theo menolaknya, tapi Jesslyn malah merengkuh leher pria itu dan memberikan lumatan manja. Hingga detik berikutnya, Dan Theo langsung mendorong wanita tersebut menjauh. “Hentikan semua ini, Jesslyn. Aku tidak peduli jika Organisasi—”“Aku mencintaimu, Theodore!” Jesslyn menyahut tegas. “Sejak awal keluarga kita menginginkan hubungan ini. Jadi hentikan pernikahan palsumu, lalu kembali ke Sociolla bersamaku. Aku bisa memberikan apapun yang kau butuhkan, dari pada istri main-mainmu itu!”Irisnya melirik Annelies yang jauh di belakang Dan Theo. Dan saat sang pria menoleh ke arah tatapan Jesslyn, dia baru menyadari bahwa istrinya ada di sana. Netra Dan Theo melebar cemas, begitu melihat lengan wanita itu berlumuran darah.“Annelies?” gumam Dan Theo tertegun.Di
“Sudah aku bilang, kau akan menyesal jika mendatangi wanita itu, Theodore!” Jesslyn memberang penuh amukan.Dia yang masih mengacungkan senjata api dari arah gedung tua itu, kini berjalan ke arah Annelies yang baru ditembaknya. Emosi Jesslyn membengkak melihat Dan Theo yang memeluknya erat. Hingga tanpa ragu, Jesslyn pun kembali menarik pelatuk pistolnya.“Matilah, jalang sialan!” umpat Jesslyn disertai rahangnya yang mengeras.Beruntung manik elang Dan Theo melihat Jesslyn yang menodongkan pistol itu. Hingga dia buru-buru menyingkur sambil mendekap Annelies amat erat.“Hah! Annelies?!” Dan Theo memanggil sang istri begitu melonggarkan pelukan.Namun, netra pria itu berubah selebar cakram saat mendapati manik Annelies terpejam. Bahkan wajahnya semakin pucat karena kehilangan banyak darah di dua titik tembakan.“Annelies, kau mendengarku? Bangunlah, istriku. Annelies?!” ujar Dan Theo terus menyebut namanya.Akan tetapi, Annelies tak bereaksi apapun. Dan itu memicu kecemasan sang pria m
“Benar, Tuan. Istri Anda sedang hamil. Mungkin usia kandungannya baru mencapai minggu ke empat. Dokter kandungan akan memeriksanya setelah pasien dipindahkan ke ruang perawatan,” tutur sang Dokter menjelaskan.Mendengar itu, Dan Theo tertegun beku. Jika sudah satu bulan, maka artinya bayi itu hasil hubungan mereka sebelum dirinya disuntik penawar racun. Ya, itu sangat mungkin sebab Velos bilang, efek samping penawar itu membuat Dan Theo tidak subur.‘Hah … jadi bayi itu akan menjadi satu-satunya anakku dan Annelies,’ batin pria itu dalam hati.“Untuk saat ini perawat akan membawa pasien ke ruang ICU sebab kondisinya belum stabil. Anda bisa membesuknya setelah pasien pindah ke ruang rawat, Tuan.” Dokter tadi berujar lagi, hingga membuyarkan lamunan Dan Theo.Pria tersebut berdehem dan lantas menimpali, “baik, saya mengerti. Terima kasih, Dokter.”Tenaga medis itu merespon dengan senyuman. Dia lantas mangkir, saat para perawat mulai mendorong brankar Annelies untuk pindah ke ruang ICU.
‘Tidak! Annelies!’ batin Dan Theo yang buncah memikirkan istrinya.Dia terus menekan hendle pintu, tapi percuma saja. Hingga detik berikutnya, pria tersebut mundur beberapa langkah. Dia sengaja mengambil ancang-ancang dan langsung mendobrak pintu ruang ICU itu dengan satu tendangan keras.Gubrakan ambang itu sontak membuat perawat misterius tadi berpaling. Dia membelalak saat melihat wajah Dan Theo yang penuh amukan.“Bajingan! Enyahlah darinya!” Dan Theo memberang penuh emosi.Tatapan pria tersebut tertuju pada jarum suntik yang terarah ke atas. Ya, beruntung perawat itu belum sampai menyuntikkannya pada Annelies.‘Brengsek! Kenapa dia bisa masuk?!’ batin Perawat misterius tadi mengumpat geram.Dia berupaya tetap tenang, lalu berujar, “Tuan, sedang apa Anda di sini? Hanya Perawat dan Dokter yang boleh masuk. Siapapun, termasuk keluarga, silakan tunggu di luar!”Perawat laki-laki itu kembali berpaling menghadap Annelies dan bersiap menyuntikkan jarum di tangannya.Namun, Dan Theo deng
“Aish, sialan!” Perawat gadungan tadi mengumpat geram.Dia amat kesal. Niatnya ingin menusuk perut samping Dan Theo malah gagal, karena pria itu malah mencekal bilah tajam belati tersebut. “Kalau begitu, aku pastikan kau tidak bisa menggunakan tangan ini lagi, brengsek!” sambung Perawat itu sangat geram.Dia semakin menekan ujung senjata tajam di genggaman Dan Theo, hingga gelenyar merah menetes dari tangan suami Annelies tersebut. Namun, detik berikutnya Dan Theo langsung menyingkur cepat. Sebelah tangannya mencekal lengan perawat tersebut, lalu membantingnya dengan kasar ke lantai. Lelaki itu jatuh dengan punggung menghantam kerasnya ubin, seiring belatinya yang terpental dari genggaman.“Argh ….” Erangan pun lolos dari mulut Perawat gadungan itu. Dia berpaling melirik senjata tajamnya yang terlepas. Tangannya pun menjulur, hendak meraihnya. Namun, belum sampai menyentuh belati itu, Dan Theo lebih dulu menginjak punggung tangan perawat tersebut.“Aish, enyahlah, brengsek!” umpat
“Aku tidak gila!” Annelies meraung saat para Perawat memaksanya berbaring di brankar, lalu mengikat tangan dan kakinya. “Tenanglah, Nona!” sahut Suster yang berusaha mencengkeram lengan Annelies. Namun, wanita itu terus memberontak seraya memekik, “aku tidak gila! Aku tidak gila, sialan!” Manik hazelnya melotot tajam, rambut kecokelatan yang biasanya rapi, kini awut-awutan. Annelies terus menendang-nendang agar perawat itu menyingkir, tapi usahanya percuma. “Siapa yang menyuruh kalian membawaku ke sini? Apa itu Kak Logan?!” Annelies kembali memberang, tapi tak ada yang menyahut. “Apa yang kalian lakukan?! Pegang dengan kuat!” sentak Kepala Perawat dengan tegas. “Ba-baik!” Para suster mencekal Annelies lebih kuat, tapi Annelies tiba-tiba menggigit tangan suster yang ada di sebelahnya. “Argh!” Suster itu menjerit. Dia berusaha menarik tangannya, tapi Annelies semakin kuat menggigitnya hingga berdarah. “Argh, lepaskan! Wanita ini memang gila!” cecar Suster itu. Kepala perawat y
“A-apa dia bilang?!” Lelaki berambut gondrong langsung bangkit.Dia berjalan menuju Annelies dan menariknya menjauh dari Dan Theo-pria berkemeja putih.“Hei, Nona! Kau tahu apa yang kau katakan? Pria ini—”“Saya tahu. Dia seorang Gigolo ‘kan? Kalian semua pria yang menerima bayaran dari wanita untuk tidur bersama. Saya juga mau membayar kalian!” sahut Annelies dengan tatapan tajam.Semua orang tercengang seolah tak percaya dengan ucapan wanita itu.“Kenapa? Kalian tidak mau menerima uang saya?” Annelies menantang.Lelaki gondrong tadi mencekal Annelies lebih kuat. Namun, belum sempat menimpali, Dan Theo lebih dulu berkata, “semua uang berharga. Ayo kita lakukan, tidur bersama!”“Dan Theo!” sambar lelaki gondrong tadi, tapi Theo tidak menggubris.“Jadi nama Anda Dan Theo? Baiklah, ke mana kita pergi? Saya butuh kamar, secepatnya!” tukas Annelies dengan tatapan tajam, tapi entah mengapa Dan Theo bisa melihat getaran di matanya.Pria itu mengamati penampilan Annelies yang berantakan. Ann
“Aish, sialan!” Perawat gadungan tadi mengumpat geram.Dia amat kesal. Niatnya ingin menusuk perut samping Dan Theo malah gagal, karena pria itu malah mencekal bilah tajam belati tersebut. “Kalau begitu, aku pastikan kau tidak bisa menggunakan tangan ini lagi, brengsek!” sambung Perawat itu sangat geram.Dia semakin menekan ujung senjata tajam di genggaman Dan Theo, hingga gelenyar merah menetes dari tangan suami Annelies tersebut. Namun, detik berikutnya Dan Theo langsung menyingkur cepat. Sebelah tangannya mencekal lengan perawat tersebut, lalu membantingnya dengan kasar ke lantai. Lelaki itu jatuh dengan punggung menghantam kerasnya ubin, seiring belatinya yang terpental dari genggaman.“Argh ….” Erangan pun lolos dari mulut Perawat gadungan itu. Dia berpaling melirik senjata tajamnya yang terlepas. Tangannya pun menjulur, hendak meraihnya. Namun, belum sampai menyentuh belati itu, Dan Theo lebih dulu menginjak punggung tangan perawat tersebut.“Aish, enyahlah, brengsek!” umpat
‘Tidak! Annelies!’ batin Dan Theo yang buncah memikirkan istrinya.Dia terus menekan hendle pintu, tapi percuma saja. Hingga detik berikutnya, pria tersebut mundur beberapa langkah. Dia sengaja mengambil ancang-ancang dan langsung mendobrak pintu ruang ICU itu dengan satu tendangan keras.Gubrakan ambang itu sontak membuat perawat misterius tadi berpaling. Dia membelalak saat melihat wajah Dan Theo yang penuh amukan.“Bajingan! Enyahlah darinya!” Dan Theo memberang penuh emosi.Tatapan pria tersebut tertuju pada jarum suntik yang terarah ke atas. Ya, beruntung perawat itu belum sampai menyuntikkannya pada Annelies.‘Brengsek! Kenapa dia bisa masuk?!’ batin Perawat misterius tadi mengumpat geram.Dia berupaya tetap tenang, lalu berujar, “Tuan, sedang apa Anda di sini? Hanya Perawat dan Dokter yang boleh masuk. Siapapun, termasuk keluarga, silakan tunggu di luar!”Perawat laki-laki itu kembali berpaling menghadap Annelies dan bersiap menyuntikkan jarum di tangannya.Namun, Dan Theo deng
“Benar, Tuan. Istri Anda sedang hamil. Mungkin usia kandungannya baru mencapai minggu ke empat. Dokter kandungan akan memeriksanya setelah pasien dipindahkan ke ruang perawatan,” tutur sang Dokter menjelaskan.Mendengar itu, Dan Theo tertegun beku. Jika sudah satu bulan, maka artinya bayi itu hasil hubungan mereka sebelum dirinya disuntik penawar racun. Ya, itu sangat mungkin sebab Velos bilang, efek samping penawar itu membuat Dan Theo tidak subur.‘Hah … jadi bayi itu akan menjadi satu-satunya anakku dan Annelies,’ batin pria itu dalam hati.“Untuk saat ini perawat akan membawa pasien ke ruang ICU sebab kondisinya belum stabil. Anda bisa membesuknya setelah pasien pindah ke ruang rawat, Tuan.” Dokter tadi berujar lagi, hingga membuyarkan lamunan Dan Theo.Pria tersebut berdehem dan lantas menimpali, “baik, saya mengerti. Terima kasih, Dokter.”Tenaga medis itu merespon dengan senyuman. Dia lantas mangkir, saat para perawat mulai mendorong brankar Annelies untuk pindah ke ruang ICU.
“Sudah aku bilang, kau akan menyesal jika mendatangi wanita itu, Theodore!” Jesslyn memberang penuh amukan.Dia yang masih mengacungkan senjata api dari arah gedung tua itu, kini berjalan ke arah Annelies yang baru ditembaknya. Emosi Jesslyn membengkak melihat Dan Theo yang memeluknya erat. Hingga tanpa ragu, Jesslyn pun kembali menarik pelatuk pistolnya.“Matilah, jalang sialan!” umpat Jesslyn disertai rahangnya yang mengeras.Beruntung manik elang Dan Theo melihat Jesslyn yang menodongkan pistol itu. Hingga dia buru-buru menyingkur sambil mendekap Annelies amat erat.“Hah! Annelies?!” Dan Theo memanggil sang istri begitu melonggarkan pelukan.Namun, netra pria itu berubah selebar cakram saat mendapati manik Annelies terpejam. Bahkan wajahnya semakin pucat karena kehilangan banyak darah di dua titik tembakan.“Annelies, kau mendengarku? Bangunlah, istriku. Annelies?!” ujar Dan Theo terus menyebut namanya.Akan tetapi, Annelies tak bereaksi apapun. Dan itu memicu kecemasan sang pria m
Dari sisi Jesslyn, dirinya bisa melihat Annelies yang tertegun ke arahnya. Reaksi wanita itu semakin membuatnya girang. ‘Aku akan tunjukan, siapa pemilik pria ini yang sebenarnya!’ batin Jesslyn penuh ambisi. Meski sejak awal Dan Theo menolaknya, tapi Jesslyn malah merengkuh leher pria itu dan memberikan lumatan manja. Hingga detik berikutnya, Dan Theo langsung mendorong wanita tersebut menjauh. “Hentikan semua ini, Jesslyn. Aku tidak peduli jika Organisasi—”“Aku mencintaimu, Theodore!” Jesslyn menyahut tegas. “Sejak awal keluarga kita menginginkan hubungan ini. Jadi hentikan pernikahan palsumu, lalu kembali ke Sociolla bersamaku. Aku bisa memberikan apapun yang kau butuhkan, dari pada istri main-mainmu itu!”Irisnya melirik Annelies yang jauh di belakang Dan Theo. Dan saat sang pria menoleh ke arah tatapan Jesslyn, dia baru menyadari bahwa istrinya ada di sana. Netra Dan Theo melebar cemas, begitu melihat lengan wanita itu berlumuran darah.“Annelies?” gumam Dan Theo tertegun.Di
“Theodore, harusnya bukan wanita itu yang pertama kali kau cemaskan!” Jesslyn berujar dengan sorot mata tajamnya.Dia manjatuhkan puntung rokoknya, lalu menginjak dengan ujung sepatu hak tinggi merahnya. Iras muka wanita tersebut tampak kesal.Begitu mengangkat pandangan, Jesslyn lantas melanjutkan. “Kau tahu apa saja yang sudah aku lakukan untuk datang ke San Carlo?!”“Aku tidak pernah memintamu datang,” sahut Dan Theo acuh tak acuh.“Itu karena kau tak mau pernikahanmu dengan wanita sialan itu terbongkar!” Jesslyn menyambar disertai alisnya yang berkedut.Emosi Jesslyn membengkak mendapati reaksi pria tersebut. Padahal dia rela menanggung hukuman apapun dari sang ayah hanya untuk menemuinya. Bahkan Dan Theo tahu itu.Jesslyn menyugar belahan rambut pirangnya, lalu berkata penuh umpatan, “aish, sial! Kau pikir aku bodoh? Aku tunanganmu, Theodore. Kau tahu betul risiko yang akan terjadi pada Organisasi Caligo jika pernikahanmu sampai di telinga ayahku!”Kaelus yang mendengar pertikaia
“Berhenti membual! Apapun yang kau katakan, tidak akan mengubah hubunganku dengan Dan Theo!” Annelies berkata amat tegas.Ya, meski terkejut, tapi Annelies tak bisa percaya pada Jesslyn yang merupakan orang asing.Namun, tekad Annelies tampak seperti lelucon bagi Jesslyn. Wanita itu terkekeh, bahkan semakin lama tawanya malah menggelegar, sungguh mengejek Annelies.“Hah … ternyata kau sangat bodoh!” Jesslyn mencibir disertai sorot mata sinisnya. “Ya, kau yang orang biasa memang tidak tahu aturan dunia kami. Jadi aku akan memberimu satu kesempatan, Annelies Langford!”Sang pemilik nama tertegun. Jika Jesslyn menyebut namanya, berarti dia sudah mengorek tentang kehidupan Annelies.Jesslyn pun melipat kedua tangan ke depan dada, lalu melanjutkan. “Wanita sepertimu hanya dimanfaatkan Theodore sebagai jembatan untuk membal
“Hah!” Annelies tersentak saat percikan api mengenai kakinya.Sensasi tegang sekejap menjalar ke tubuhnya, sebab semakin lama dia merasa semakin panas. Dugaannya pun makin kuat bahwa di sekitarnya memang terbakar.‘A-aku harus cepat melepas ikatan ini!’ batin wanita itu penuh tekad.Annelies berupaya menggesek tali tambang yang mengikat tubuhnya di pilar, tanpa tahu kalau di hadapannya seseorang sedang membakar kayu untuk api unggun.Ya, di aula gedung tua yang besar itu tak ada penerangan sedikit pun. Lelaki bertubuh gempal terus menambah beberapa kayu bakar, agar api tetap menyala untuk menghangatkan badan.Dia melirik Annelies seraya mencibir, “sebaiknya kau simpan tenagamu. Jangan lakukan hal bodoh karena itu sia-sia!”Annelies tertegun.“Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau menculikku? Siapa yang menyuruhmu?!” decaknya memberondong tanya.Dia sudah sering mengalami situasi seperti ini. Jadi Annelies akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Dirinya sengaja memecah fokus lawannya agar m
‘Tidak, Annelies!’ Dan Theo membatin tegang saat melihat outer istrinya di dalam mobil.Rasa cemasnya membengkak. Dia menilik semua sisi mobil yang semakin jatuh ke dasar danau. Dan Theo bahkan berupaya keras membuka bagasi mobil tersebut. Memang sulit, tapi pria itu terus menghantamkan tinjunya, hingga bisa terbuka.Namun, sialnya Annelies juga tak ada di sana. Padahal jelas-jelas system pelacak menunjukkan istrinya di danau De Forte. Bahkan Dan Theo menemukan outer pakaiannya. Lalu di mana Annelies sekarang?Dan Theo pun kembali berenang ke permukaan. Dengan tubuh basah kuyup, dirinya berjalan ke daratan.Sementara di dekat mobil, Kaelus sedang berjongkok sambil menerangi tanah dengan senter ponselnya. Tangan pria itu menjulur ke bawah mobil, tampak mengambil sesuatu.‘Dapat juga!’ seru Kaelus dalam batin.“Apa yang kau lakukan?” Dan Theo bertanya dari belakang.Kaelus berpaling. Dia lantas bangkit, lalu menunjukkan cincin dengan mata berlian mungil yang pernah digarapnya. Ya, Kaelu