Ervin Aditya POVAku tau jika tidak ada rumah tangga yang sempurna tanpa memiliki masalah di dunia ini, namun aku tak pernah mengira jika cobaan rumah tangga yang datang kembali kepada keluargaku akan sebesar ini dan dalam waktu yang begitu singkat. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan kebiasaan para netizen penghuni negri Talokan ini yang sangat mencintai kabar burung mengenai para artis. Aku bukan artis, aku hanya seorang model yang lebih sering menjalani pekerjaanku di luar negri daripada di dalam negri. Tidak hanya itu saja, aku juga bukan artis yang sering wara wiri di televisi selain iklan produk-produk yang menjadikan aku sebagai brand ambassador-nya. Kebanyakan pun jarang sekali wajahku muncul di televisi karena kebanyakan wajahku menghiasi produk underwear, jam tangan, kacamata hingga brand pakaian. Tidak perlu menjadi cenayang untuk memprediksi bagaimana karirku ke depannya terutama di dalam pasar negri Talokan ini. Pasti mereka tidak memperpanjang kontrak kerja kami, l
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Aku bangun pagi ini karena suara handphone milikku yang terus berdering dan sepertinya enggan untuk berhenti jika aku tidak segera mengangkatnya. Dengan malas akhirnya aku singkirkan tangan kiri Ervin yang melingkari pinggangku dan aku bangkit menuju ke arah tasku berada. Saat sampai di sana aku keluarkan handphone milikku dan nama Mama muncul di sana. Ya Tuhan,Sejujurnya daripada menghadapi netizen yang budiman, aku lebih merasa takut untuk menghadapi keluargaku terutama Eric dan Mama. Bagaimanapun juga selama ini keluargaku hanya mengetahui desas desus masa lalu Ervin tanpa pernah tau jika ini adalah kenyataan yang aku dan Ervin terus mencoba sembunyikannya karena ini adalah aib yang harus ditutupi. Aku menggeser tombol hijau itu dan aku angkat telepon Mama. Sambil mengangkat telepon dari Mama, aku melangkahkan kakiku menuju ke arah pintu kamar dan membukanya. Setelah ada diluar kamar, aku tutup pintu itu dan turun ke bawah. "Assalamualaikum, Ma
Suami Bayaran Extra-part 13Ervin Aditya POV Setelah makan siang hari ini, aku meminta ijin kepada Luna untuk pergi bersama Max. Aku harus menyelesaikan semua masalah ini. Jangan sampai anakku mendengarnya. Mau ditaruh mana wajahku jika Eric sampai bertanya-tanya tentang berita ini. "Lun, aku pergi sama Max dulu, ya? Kamu nggak pa-pa 'kan di rumah sendirian?""Nggak pa-pa, kamu tenang aja, nanti Hilda ke sini habis jemput anak-anaknya sekolah.""Okay, aku duluan ya," kataku sambil mengecup kening Luna lalu saat aku sudah menarik mundur kepalaku aku ucapkan salam perpisahan dengannya, "assalamualaikum.""Waalaikum salam."Setelah itu aku segera keluar dari rumah karena Max sudah menungguku di depan. Mungkin tanpa Max aku tidak tau harus berbuat apa dan bagaimana karena kini Max sudah mengajakku untuk pergi menemui seseorang yang aku tidak tau siapa. Selama diperjalanan, aku masih bertanya-tanya, siapa yang akan aku temui kali ini hingga akhirnya aku bertemu dengan seorang pengacara m
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Malam ini Mama lebih memilih untuk pulang ke apartemen miliknya di daerah Jakarta Selatan. Aku sudah memintanya untuk tinggal saja di sini namun Mama menolaknya dengan alasan bahwa ia akan bertemu dengan teman bisnisnya. Hmm, sesuatu yang aneh tapi aku mencoba menerima alasan Mama itu. Kini setelah Mama berlalu dari rumah almarhumah ibu ini menggunakan sebuah taxi online, aku dan Ervin masuk kembali ke dalam rumah. Aku baru melangkahkan kakiku untuk menuju ke dapur saat aku mendengar Ervin memanggil namaku. "Lun?" Seketika aku menghentikan langkahku dan aku membalikkan tubuhku untuk menghadapnya. "Ya?""Bisa kita bicara sebentar?"Ya Tuhan, Apalagi yang ingin suamiku bicarakan kali ini kepadaku. Jantungku langsung berdesir tidak karuan ketika wWajah Ervin terlihat begitu serius dengan kata-katanya. Aku hanya menganggukkan kepala dan segera mengikuti Ervin yang sedang berjalan menuju sofa ruang tamu. Saat Ervin sudah duduk, aku memilih untuk dudu
Ervin Aditya POV Aku membuka mataku karena mendengar suara adzan subuh yang sedang berkumandang dari masjid di dekat rumah almarhumah ibu ini. Saat aku membuka mataku, posisi tidurku masih sama seperti biasanya, tidur sambil memeluk Luna yang jarang sekali bangun lebih dulu dari suaminya. Tanpa banyak mengulur waktu lagi, aku bangun dan segera menuju ke kamar mandi untuk mandi junub. Semalam ketika Luna mengajakku untuk mandi junub setelah kami selesai bersilaturahmi di atas ranjang, aku menolaknya dan akhirnya ia mandi sendirian. Saat pertama kali air shower jatuh ke atas kulitku, aku langsung menggigil. Air pagi ini benar-benar sedingin es. Aku tidak berlama-lama mandi, dan setelahnya aku segera berwudhu. Kini ketika aku memasuki kamar kembali, tampak di atas ranjang Luna yang telah bangun dan Eric yang sudah ada di dalam kamar kami. Aku hanya tersenyum ketika mendengar bagaimana Eric meminta sang Mama untuk segera bangun dan berwudhu. Tidak peduli usianya masi
Kaluna Maharani Atmaji Putri POVHari ini aku meninggalkan Eric bersama Ervin karena aku harus bertemu dengan calon klien-ku. Kali ini aku mendapatkan calon klien dari Hilda. Hilda mengatakan kepadaku jika wanita yang akan menggunakan jasa wedding organizer milikku untuk pernikahan anaknya ini adalah teman arisan sosialitanya. Kini aku menunggu kedatangan wanita itu bersama Hilda yang duduk di depanku. Kami menunggu teman Hilda ini di sebuah restoran yang ada di mall. "Lun?" Panggil Hilda yang membuatku mengangkat pandanganku dari yang sejak tadi fokus menatap foto-foto yang aku ambil bersama suami dan anakku lakukan di rumah ibu. "Hmm?""Rumah tangga lo sama Ervin baik-baik aja kan?"Aku tertawa cekikikan ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Hilda ini. Usai tawaku reda, aku memilih menganggukkan kepala dan tersenyum ramah ke Hilda. "Alhamdulillah kalo gitu. Sumpah gue kaget banget pas temen gue spill siapa si ce
Ervin Aditya POVHari ini tugasku menemani Eric karena Luna memiliki pekerjaan di luar rumah. Baiklah, aku tidak pernah keberatan melakukan baby-sitting apalagi pada anakku sendiri. Lagipula Luna juga membutuhkan refreshing di luar rumah. Sesekali bertemu temannya walau itu adalah Hilda tidak ada salahnya. "Pa?""Apa?""Mama kok nggak pulang-pulang?"Aku hanya tersenyum saat mendapatkan pertanyaan yang keluar dari bibir Eric ini."Mama lagi kerja, nanti juga pulang. Kamu bosen, ya di rumah?"Eric hanya menganggukkan kepalanya dan kini tugasku adalah memutar otak untuk mencari kegiatan yang bisa membuat Eric betah di rumah. "Hmm, kita bikin sandwich mau nggak?""Nggak mau. Bikin roti bakar keju coklat aja."Roti bakar keju coklat, aku kembali mengingat apa yang aku dan Luna beli di pasar tadi. Ketika menyadari jika kami juga sudah membeli itu semua, aku menganggukkan kepala. "Okay,
Kaluna Maharani Atmaji Putri POVAlhamdulillah, akhirnya aku mendapatkan garis dua untuk yang kedua kali walau memang belum terlihat kantung janin di dalam rahimku. Ini seperti kado ulang tahunku dan kado pernikahan kami yang ke lima. Aku hanya bisa tersenyum saat melihat betapa bahagianya Ervin ketika mengetahui aku berhasil hamil kembali dan kali ini tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Robert. "Pokoknya kamu istirahat di kamar aja. Biar rumah aku yang bersih-bersih sama jagain Eric."Aku hanya menghela napas panjang. Entah kenapa kehamilan kedua kali ini dan dulu ketika aku hamil Eric, sungguh terasa berbeda sekali. Badanku rasanya sungguh lemas dan tak memiliki tenaga namun aku yakin jika aku masih mampu melakukan segalanya sendiri tanpa Ervin harus turun tangan membantu. Aku harus tetap menjadi wanita yang mandiri, karena tidak akan setiap waktu Ervin ada di dekatku untuk membantu. Seperti bulan depan di mana ia harus kembali terbang ke Milan."Nggak usah, aku bisa k