Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Malam ini Mama lebih memilih untuk pulang ke apartemen miliknya di daerah Jakarta Selatan. Aku sudah memintanya untuk tinggal saja di sini namun Mama menolaknya dengan alasan bahwa ia akan bertemu dengan teman bisnisnya. Hmm, sesuatu yang aneh tapi aku mencoba menerima alasan Mama itu. Kini setelah Mama berlalu dari rumah almarhumah ibu ini menggunakan sebuah taxi online, aku dan Ervin masuk kembali ke dalam rumah. Aku baru melangkahkan kakiku untuk menuju ke dapur saat aku mendengar Ervin memanggil namaku. "Lun?" Seketika aku menghentikan langkahku dan aku membalikkan tubuhku untuk menghadapnya. "Ya?""Bisa kita bicara sebentar?"Ya Tuhan, Apalagi yang ingin suamiku bicarakan kali ini kepadaku. Jantungku langsung berdesir tidak karuan ketika wWajah Ervin terlihat begitu serius dengan kata-katanya. Aku hanya menganggukkan kepala dan segera mengikuti Ervin yang sedang berjalan menuju sofa ruang tamu. Saat Ervin sudah duduk, aku memilih untuk dudu
Ervin Aditya POV Aku membuka mataku karena mendengar suara adzan subuh yang sedang berkumandang dari masjid di dekat rumah almarhumah ibu ini. Saat aku membuka mataku, posisi tidurku masih sama seperti biasanya, tidur sambil memeluk Luna yang jarang sekali bangun lebih dulu dari suaminya. Tanpa banyak mengulur waktu lagi, aku bangun dan segera menuju ke kamar mandi untuk mandi junub. Semalam ketika Luna mengajakku untuk mandi junub setelah kami selesai bersilaturahmi di atas ranjang, aku menolaknya dan akhirnya ia mandi sendirian. Saat pertama kali air shower jatuh ke atas kulitku, aku langsung menggigil. Air pagi ini benar-benar sedingin es. Aku tidak berlama-lama mandi, dan setelahnya aku segera berwudhu. Kini ketika aku memasuki kamar kembali, tampak di atas ranjang Luna yang telah bangun dan Eric yang sudah ada di dalam kamar kami. Aku hanya tersenyum ketika mendengar bagaimana Eric meminta sang Mama untuk segera bangun dan berwudhu. Tidak peduli usianya masi
Kaluna Maharani Atmaji Putri POVHari ini aku meninggalkan Eric bersama Ervin karena aku harus bertemu dengan calon klien-ku. Kali ini aku mendapatkan calon klien dari Hilda. Hilda mengatakan kepadaku jika wanita yang akan menggunakan jasa wedding organizer milikku untuk pernikahan anaknya ini adalah teman arisan sosialitanya. Kini aku menunggu kedatangan wanita itu bersama Hilda yang duduk di depanku. Kami menunggu teman Hilda ini di sebuah restoran yang ada di mall. "Lun?" Panggil Hilda yang membuatku mengangkat pandanganku dari yang sejak tadi fokus menatap foto-foto yang aku ambil bersama suami dan anakku lakukan di rumah ibu. "Hmm?""Rumah tangga lo sama Ervin baik-baik aja kan?"Aku tertawa cekikikan ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Hilda ini. Usai tawaku reda, aku memilih menganggukkan kepala dan tersenyum ramah ke Hilda. "Alhamdulillah kalo gitu. Sumpah gue kaget banget pas temen gue spill siapa si ce
Ervin Aditya POVHari ini tugasku menemani Eric karena Luna memiliki pekerjaan di luar rumah. Baiklah, aku tidak pernah keberatan melakukan baby-sitting apalagi pada anakku sendiri. Lagipula Luna juga membutuhkan refreshing di luar rumah. Sesekali bertemu temannya walau itu adalah Hilda tidak ada salahnya. "Pa?""Apa?""Mama kok nggak pulang-pulang?"Aku hanya tersenyum saat mendapatkan pertanyaan yang keluar dari bibir Eric ini."Mama lagi kerja, nanti juga pulang. Kamu bosen, ya di rumah?"Eric hanya menganggukkan kepalanya dan kini tugasku adalah memutar otak untuk mencari kegiatan yang bisa membuat Eric betah di rumah. "Hmm, kita bikin sandwich mau nggak?""Nggak mau. Bikin roti bakar keju coklat aja."Roti bakar keju coklat, aku kembali mengingat apa yang aku dan Luna beli di pasar tadi. Ketika menyadari jika kami juga sudah membeli itu semua, aku menganggukkan kepala. "Okay,
Kaluna Maharani Atmaji Putri POVAlhamdulillah, akhirnya aku mendapatkan garis dua untuk yang kedua kali walau memang belum terlihat kantung janin di dalam rahimku. Ini seperti kado ulang tahunku dan kado pernikahan kami yang ke lima. Aku hanya bisa tersenyum saat melihat betapa bahagianya Ervin ketika mengetahui aku berhasil hamil kembali dan kali ini tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Robert. "Pokoknya kamu istirahat di kamar aja. Biar rumah aku yang bersih-bersih sama jagain Eric."Aku hanya menghela napas panjang. Entah kenapa kehamilan kedua kali ini dan dulu ketika aku hamil Eric, sungguh terasa berbeda sekali. Badanku rasanya sungguh lemas dan tak memiliki tenaga namun aku yakin jika aku masih mampu melakukan segalanya sendiri tanpa Ervin harus turun tangan membantu. Aku harus tetap menjadi wanita yang mandiri, karena tidak akan setiap waktu Ervin ada di dekatku untuk membantu. Seperti bulan depan di mana ia harus kembali terbang ke Milan."Nggak usah, aku bisa k
Ervin Aditya POVMalam ini aku sedang begitu kesal kepada Luna yang benar-benar keras kepala. Entah kepalanya terbuat dari batu kali atau batu granit. Bagaimana bisa ia begitu susah untuk dinasehati oleh suaminya sendiri? Aku melarangnya pulang ke Jogja jelas karena aku memikirkan kesehatan dan keselamatannya. Apalagi kini dia sedang mengandung calon anak kedua kami yang ada di dalam rahimnya.Kini aku memilih berjalan ke halaman belakang dan aku hidupkan sebatang rokok yang sebenarnya cukup jarang aku lakukan. Aku hanya merokok dikala aku merasa sedang kesal dan butuh ketenangan saja. Itupun sampai detik ini Eric tidak pernah melihatku merokok. Aku benar-benar melakukannya ketika Eric tidak ada di dekatku. Selain itu aku selalu berusaha agar asap rokokku tidak pernah masuk ke dalam rumah karena aku menghargai orang-orang di sekitarku yang tidak merokok. Cukup lama aku berada di halaman belakang rumah ibu ini hingga aku mendengar suara orang yang sedang berjalan mendekatiku. Tak perl
Ervin Aditya POVPagi-pagi buta kami sekeluarga sudah berada di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng untuk menunggu penerbangan paling pagi ke Jogja. Untuk pertama kalinya pagi ini aku ingin tertawa tapi aku benar-benar menahannya. Luna yang sejak tadi mengomel tiada henti sungguh membuatku geli. Bahkan Eric yang masih tertidur dalam gendonganku pun tidak terbangun karena suara Luna yang mengomel tiada henti, persis seperti radio yang baru saja diganti baterainya. "Delay pesawatnya berapa lama lagi ini?""Tunggu aja. Semoga nggak akan lama.""Ck, udah hampir satu jam delay, Vin."Aku hanya menghela napas panjang saat mendengar perkataannya. "Ya gitu kalo nggak pernah dengar dan nurut sama kata-kata suami.""Kayanya aku salah pilih maskapai."Mendengar perkataan Luna aku justru semakin tertawa. Karena tanpa Luna berkata seperti itu harusnya dirinya sadar jika maskapai penerbangan yang dia pilih suda
Kaluna Maharani Atmaji Putri POVSejak kami selesai bertemu dengan Retno di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng sampai kami tiba di Yogyakarta Internasional Airport, wajah Ervin yang terlihat kesal sangat nampak jelas terlihat, terlebih jika ia sedang menatapku. Aku dicueki olehnya? Sungguh luar biasa cara Ervin jika sedang merasa tersaingi. Ingin merasa kesal kepadanya namun aku juga merasa ingin tertawa karena perilakunya. Benar kata orang, sedewasa dewasanya laki-laki, mereka tetap memiliki sifat kekanak-kanakan yang membuat kita tepuk jidat jika sedang kumat seperti ini. Saat kami sampai di Bandara, kami langsung dijemput oleh supir pribadi Mama. Sepanjang perjalanan, Ervin selalu mencoba untuk membuat Eric hanya terpaku kepadanya dan membuatku harus gigit jari karena anakku bahkan sedang sibuk berceloteh ria dengan Papanya dan mengabaikan Mamanya. Perjalanan selama satu jam kami lalui hingga akhirnya kami tiba di rumah. Baru saat supir Mama pamit pulang, aku segera memanggil Ervi