Ervin Aditya POV Aku tidak tau apa yang ada di pikiran Luna hingga dia bisa kembali menjadi Luna yang dulu aku kenal. Jika ini karena hasil pemeriksaan yang Robert lakukan tadi, aku lebih memilih untuk tidak melakukan pemeriksaan itu. Karena ketika aku menyatukan diriku kembali dengannya walau aku mendapatkan klimaksku, namun aku tau Luna tidak mendapatkannya malam ini. Sungguh aku merasa gagal menjadi seorang suami ketika istriku sendiri tidak merasa nyaman hingga tidak mendapatkan klimaksnya. Lebih dari hanya sebuah penyatuan diri, bagiku setiap kegiatan intimku dengan Luna adalah bentuk pengungkapan rasa sayang, cinta dan wujud syukurku karena memilikinya. Dengan dirinya aku tau, bahwa after sex dan pillow talk begitu berharga lebih dari saat kami melakukan penyatuan diri. "Lun...," aku memanggilnya setelah kami menyatukan diri selama dua jam dan berbagai gaya kami lakukan. Terutama gaya yang memungkinkan Luna bisa lebih cepat hamil seperti doggy style, gaya V, bahkan misionaris
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Setelah menunggu 30 menit dan Ervin tidak kunjung keluar dari kamar mandi pagi ini setelah aktivitas morning sex kami, aku jadi penasaran dengan apa yang dilakukannya. Karena bila ia sedang buang hajat, aku tau Ervin tidak akan selama ini. Dengan rasa penasaran itu aku sengaja masuk ke kamar mandi kamar kami. Ceklek.... Aku buka pintu kamar mandi dan aku melihat Ervin sudah ada di depan wastefel kamar kami dengan kedua tangan yang ia sandarkan di sisi sisi wastafel. "Kamu sudah selesai Vin mandinya?" Tanyaku sambil mulai masuk ke dalam karena aku melihat Ervin sudah menutupi area pinggul ke bawahnya dengan handuk putih polosnya dan aku segera menutup pintu kamar mandi. "Sudah." "Terus kenapa kok kamu kaya capek gitu ?" Kini aku sudah berdiri di dekat pintu sambil menyedekapkan tanganku di depan dada memandang Ervin yang masih di dekat wastafel yang masih tidak merubah posisinya sejak tadi. Oh Tuhan, punggung Ervin saja sudah bisa membuatku sesak
Ervin Aditya POV Aku tau Luna kurang nyaman ketika kami berkumpul bersama keluarganya di butik milik Ero tadi. Semua hanya karena pertanyaan yang aku tau itu adalah beban bagi Luna. Aku bahkan berusaha untuk menjaga perasaannya walau kami tetap melakukan promil sesuai instruksi dari Robert, tapi aku sebisa mungkin tidak menyinggung soal anak jika Luna tidak memulainya lebih dulu. Demi promil kami, bahkan Luna telah mengurangi jadwal pekerjaannya, beberapa job bahkan ia delegasikan kepada staf-nya. Kini ia hanya menangani event-event wedding yang benar-benar membutuhkan dirinya terjun langsung, misalnya seperti rencana pernikahan Juna dan Nada yang di gelar hampir seminggu penuh rencananya. Mulai dari pasang tarub, meminta ijin melangkahi Adam, siraman, lamaran, midodareni, ijab qobul bahkan resepsi dan ngunduh mantu. Aku bahkan sempat shock ketika melihat rancangan dekorasi dan menu yang Nada dan Juna mau. Namun sebagai WO Luna hanya bisa mengikuti semua keinginan klien terlebih l
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Hari ini aku hanya bisa menahan tawaku karena aku gagal melakukan tes HSG dan Ervin tes Analisa sperma. Semua karena Ervin menggempurku 2 hari berturut turut. Sedangkan seharusnya aku tidak boleh melakukan penyatuan diri dengan Ervin setidaknya dua hari sebelum tes di lakukan. Sedangkan seharusnya Ervin juga tidak berhubungan badan denganku 1 sampai 3 hari sebelum tes Analisa sperma dilakukan. 3 hari kemudian untuk pertama Ervin dahulu yang akan melakukan tes analisa sperma. Setelah dari ruangan Robert, kami mendapatkan pengantar untuk menuju bagian laboratorium. Kemudian kami menuju gedung yang berbeda kemudian kami menyerahkan pengantar dari Robert dan di berikan tempat untuk menampung "benih" milik Ervin yang sudah di tempeli nama dan nomer rekam medis milik Ervin. "Ibu, Bapak, ini tempatnya, kalo memang tidak bisa sendiri boleh dibantu istri, tapi tidak boleh sampai berhubungan badan, ya?" Untuk pertama kalinya aku merasa malu mendengar kata k
Ervin Aditya POV Aku bersyukur kepada Tuhan karena semua hasil tes yang aku lakukan dengan Luna telah kami jalani dan semua dalam keadaan baik. Namun aku tidak tega melihat keadaan Luna setelah ia menjalani tes HSG tersebut, walau dia tidak mengatakan lagi keluhannya setelah tes dilakukan namun aku tau dia mengeluhkan sakit perut, belum lagi intinya yang masih mengeluarkan flek hingga darah di hari kedua ini, bahkan ia sampai tidak berangkat ke kantor karena mengeluhkan pusing. Hari ini aku harus meninggalkannya ke Bali untuk pemotretan yang telah aku tunda sejak kemarin. "Lun, aku tinggal sehari bisa?" "Bukannya jadwal kamu dua hari?" "Kamu tau dari mana?" "Max." Aku kaget mendengar Luna menyebut nama Max. Selama ini Luna tau Max dan Megan karena aku sering memintanya menjawab telepon dari mereka atau membalas pesannya. Aku selalu berusaha untuk tidak menyembunyikan apapun darinya, karena aku selalu beranggapan bahwa lebih baik pasanganku tau lingkungan kerjaku dan mengenal tem
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Hari ini rangkaian acara pernikahan Nada dan Juna akan di gelar. Walau aku adalah keluarga, namun untuk acara kali ini aku juga bertindak sebagai wedding organizer yang menangani jalannya acara. Aku bersyukur Ervin bisa membantuku kali ini dan mendampingiku selama aku menjalankan tugas dobelku ini. Seperti malam ini ketika acara lamaran telah selesai dan acara midodareni berlangsung, maka tugasku baru akan selesai ketika tengah malam datang. Malam ini aku mendatangi Nada di kamarnya untuk memastikan jalannya acara besok pagi dan kami mengobrol sebentar di kamarnya berdua. "Mbak, gimana rasanya punya suami?" Pertanyaan yang tidak aku sangka akan keluar dari bibir Nada kepadaku malam ini. Aku hanya tersenyum menanggapinya. Karena bagiku rasanya nano nano. Memiliki suami memang menyenangkan tapi kadang juga bisa menjengkelkan. Segala sesuatunya yang mudah bisa menjadi lebih rumit karena kami harus mengkomunikasikan segala sesuatunya bersama hingga kam
Ervin Aditya POV Siapa sangka pagi ini aku terlihat gagah dan tampan bersanding dengan Luna menggunakan pakaian beskap model Jawa warna hitam ini. Walau sudah berkali kali menggunakan pakaian adat jawa, namun kali ini terasa berbeda karena momment sakral yang akan di lalui Nada dan Juna. Biasanya aku mengenakan karena sesi pemotretan, sedangkan kali ini aku bersanding dengan istriku sebagai Among tamu dari pihak keluarga. Malam sejak kami selesai mengerjakan PR dari Robert, Luna langsung melakukan mandi besar dan segera mem-packing semua yang akan kami bawa ke salon besok pagi. "Vin, besok walau kita among tamu, tapi mungkin aku bakalan sering ninggalin kamu enggak pa-pa kan?" Aku paham sekali kenapa Luna bertanya kepadaku, ia takut aku tidak nyaman dan merasa di abaikan olehnya. Namun aku memahami tanggungjawabnya selain sebagai keluarga dialah wedding organizer yang bertugas memastikan semua acara berjalan sesuai rencana yang telah disusun. "Nggak pa-pa, aku paham banget posisi
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Walau aku mencoba mengabaikannya, aku bisa merasakan jika orang-orang memperhatikan diriku dan Ervin berlebihan. Padahal kami tidak mengumbar kemesraan secara berlebihan atau terlalu vulgar di depan orang orang. Setelah acara ijab qobul dan sesi ramah tamah alias makan makan di mulai aku sudah sibuk dengan aktivitas mengatur jalannya acara sehingga aku harus meninggalkan Ervin seorang diri di kursi among tamu. Ketika aku sampai di belakang ballroom untuk mengecek stock makanan, tanganku di cekal oleh seseorang, yang ketika aku menoleh, wajah Handi sudah terpampang jelas di depan mukaku. "Mas Handi kenapa sih narik-narik tangan aku gini?" tanyaku sambil berusaha melepaskan tangan Handi dari pergelangan tanganku "Ssstttt.... Kamu tenang dulu, aku mau kasih tau kamu sesuatu." "Kasih tau apa?" "Kalo kamu janji tenang sampai aku selesai kasih tau, aku akan lepasin tangan kamu." "Okay, lepasin tangan aku." Kemudian Handi melepaskan tanganku. Dan kini