"Nesya kapan kau menikah? Usiamu sudah tidak muda lagi loh. Kau mau di cap sebagai perawan tua hah? " Mommy Gresya begitu gemas dengan anak semata wayangnya.
Nesya usianya sudah 32 tahun tapi belum menikah juga, Mommy Gresya sudah sangat ingin menimang cucu. Usia Mommy Gresya sudah 56 tahun. Nesya terlalu sibuk dengan dunia bisnisnya. Nesya yang pernah mengalami patah hati ketika masa kuliah dulu, membuat dirinya menutup hatinya rapat-rapat. Nesya tidak mau jatuh cinta dan mengalami patah hati sampai kedua kalinya.
"Nesya belum kepikiran soal menikah. Nesya masih nyaman dengan kesendirian. Karir Nesya lebih penting dari segalanya. " Nesya terkekeh. Nesya tidak mau menikah.
"Kau ini! " Mommy Gresya hanya bisa membuang nafas berat sembari menggelengkan kepalanya. Mommy Gresya hanya bisa pasrah. Kerap sekali dirinya mendesak Nesya untuk menikah. Namun, jawaban Nesya selalu begitu.
****
Sore harinya Nesya mendatangi sebuah Panti Asuhan. Seperti biasa di hari weekend Nesya selalu menghadiri tempat amal. Betapa terkejutnya Nesya saat ini ketika dirinya melihat Leonard bersama dengan istrinya. Leonard kerap tampil mesra dengan istrinya itu. Nesya cemburu sangat cemburu, bagaimana pun dulu Leonard adalah cintanya. Pria yang tidak bisa ia lupakan sampai saat ini. Leonard dulu berpacaran dengan Nesya karena kalah taruhan dengan teman-teman nya. Ketika kuliah penampilan Nesya sangat norak.
"Hallo Nona Nesya sudah lama sekali kita tidak berjumpa, " sapa Leonard ketika bertatap muka dengan Nesya.
Nesya hanya balas dengan senyuman kecut dan asam. Nesya tidak tahan melihat Leonard yang terus menggandeng mesra tangan wanita yang bernama Desy.
"Oh iya kapan Nona Nesya mau mengundang kita ke acara pernikahan Nona Nesya? " tanya Leonard yang sengaja mengejek Nesya.
Yang Leonard ketahui kalau Nesya itu masih jomblo. Pertanyaan dari Leo membuat Nesya geram dan mati kutu.
"Oh iya lupa! Nona Nesya kan tidak punya pasangan alias perawan tua, " seloroh Leonard dengan ketawa nakal. Semakin yakin kalau Leonard itu mengejek Nesya.
"Sayang mana ada sih pria yang mau sama perawan tua seperti Nesya ini, " sambung Desy yang ikut-ikutan mengejek Nesya.
Desy dan Nesya emang sudah menjadi musuh bebuyutan sejak SMA, setiap pria yang di sukai Nesya pasti di dekati juga olehnya. Termasuk Leonard. Ketika Desy mengetahui kalau Nesya adalah wanita taruhan Leo, ketika hubungan Leo dan Nesya kandas. Di saat itu juga Desy hadir dalam kehidupan Leo.
"Kalian tenang saja. Dalam waktu dekat undangan itu akan tiba di rumah kalian. " Nesya berkata dengan sangat angkuhnya. Entah kenapa kata itu bisa terucap begitu saja dari mulutnya.
"Bagaimana ini? Pasangan? Undangan dalam waktu dekat. Ah ... entahlah, " batin Nesya.
Disebuah rumah sakit yang berada disekitaran ibu kota Jakarta, di ruang rawat biasa ada bocah berusia 8 tahun yang terbaring lemah. Dia adalah Tiara adik perempuan kesayangan Samuel. Meskipun Tiara bukan adik kandungnya tapi Samuel begitu sangat menyayangi Tiara, Samuel dan Tiara di pertemukan di panti. Sejak usia Samuel 12 tahun, Samuel sudah dititipkan di Panti Asuhan. Sebab Samuel sudah menjadi anak yatim dan piatu.
"Tiara harus segera di operasi. "
Perkataan Dokter itu selalu saja terdengar di telinganya Samuel.
"Tiara kau harus kuat. Abang Samuel akan berusaha untuk mendapatkan biaya rumah sakit. Agar kau bisa operasi, " ucap Samuel lirih.
Tiara masih belum siuman.
Sedangkan Nesya dirinya terus kepikiran perkataannya yang tadi ia ucapkan di depan Leonard dan Desy.
"Ah ... sial! Aku harus mencari pria yang mau dibayar. Aku harus bisa membuktikan kepada si brengsek Leonard kalau aku juga punya pasangan. Kalau mencari pria untuk jadi pasangan hidup dalam waktu singkat kan gak mungkin. Aku harus cari pria yang mau dibayar untuk menjadi suamiku. Pria itu harus ganteng, cool, dan kalau bisa usianya lebih muda dariku. Biar si Desy itu kepanasan. " Nesya terus bermonolog. Nesya saat ini sedang dalam perjalan menuju kesebuah kafe.
Di kafe Queenzee.
"Apa? Kau mau pinjam uang sebanyak 100 juta? Kau gila Samuel. Kau baru 2 minggu kerja di sini. Maaf Samuel saya tidak bisa pinjamkan kamu uang sebanyak itu, " ucap sang manager kafe.
"T-tapi bos! " Belum saja Samuel selesai berbicara, sang manager nyelonong pergi saja.
"Duh ... bagaimana ini?" Samuel mengusap wajahnya secara kasar.
Ternyata tidak sengaja Nesya mendengar percakapan antara sang waiters dengan pemilik kafe. Nesya tersenyum nakal.
"Kau butuh duit? " tanya Nesya kepada pria bertubuh kekar itu. Warna kulit sawo matang, hidung mancung, memiliki satu lesung pipi, bola matanya berwarna coklat.
Samuel langsung menoleh ke arah di mana suara perempuan itu berada.
"Maaf apakah Nona berbicara kepada saya? " tanya Samuel kepada wanita yang cantik tapi terlihat dewasa, modis dan glamor. Bibir tipis dengan gincu warna pick, wajah tirus, dan dody tinggi semampai. Meskipun usianya sudah 32 tahun tapi pesona Nesya masih terlihat unyu-unyu. Tidak ada yang menyadari kalau Nesya sudah berusia 32 tahun. Penampilan dewasa tapi wajah masih imut-imut.
"Iya-lah saya ngomong sama kamu. Emang di sini ada orang lain lagi selain kita berdua? " tanya-nya. Nesya terus tersenyum nakal.
"Oh gitu! " Samuel menggaruk pelipisnya yang sama sekali tidak gatal. Samuel tidak mengerti dengan maksud wanita modis ini.
Nesya terus memperhatikan Samuel dari ujung kaki sampai ujung rambut, "Ok juga nih cowok. Masih muda dan sangat tampan. Tinggal di poles dikit saja. "
"Kau belum menjawab pertanyaan ku? Kau butuh duit 100 juta-kan? " tanya Nesya dengan angkuhnya.
"I-iya Nona, " jawab Samuel kaku.
"Sepertinya di sini tidak cocok untuk berbincang. Kita ke taman saja bagaimana? " saran Nesya.
"Baik Nona! " Samuel menurut saja. Soalnya ini berurusan dengan uang, siapa tahu wanita ini akan memberikan pinjaman atau pekerjaan baru untuk Samuel. Itu-lah yang ada di pikiran Samuel saat ini.
*****
"Kau butuh uang 100 juta buat apa? " tanya Nesya ketika keduanya sudah duduk di bangku disebuah taman, "Oh iya perkenalkan nama saya Nesya. " Nesya mengulurkan tangan kanannya. Tanpa sungkan Samuel menerima uluran tangan dari Nesya hingga keduanya kini saling berjabat tangan.
"Saya Samuel, " jawabnya yang masih kaku.
"Apakah Nona Nesya mau memberikan saya pekerjaan atau pinjaman uang? " tanya Samuel.
Nesya kembali tersenyum nakal, "Menikah-lah denganku. Aku akan memberikan kamu uang 100 juta atau bisa lebih. Kau cukup berpura-pura menjadi pria yang sangat mencintaiku. Pernikahan kita akan tetap SAH di mata Agama dan Hukum. Kau cukup meyakinkan semua orang termasuk Mommy ku kalau kau sangat mencintaiku. Bagaimana apakah kau setuju? " tanya Nesya.
"Jika kau setuju. Akan aku pekerjakan kamu di perusahaan cabang ku yang baru launching. Belum ada yang mengetahui kalau perusahaan itu milikku. Di perusahaan itu akan aku jadikan kau Direktur Utama. Kalau kau belum mengerti, aku akan mengajari kamu. "
"Tawaran yang sangat menggiurkan Nona Nesya. Tapi apakah orang-orang gak akan curiga? Aku masih kuliah. Masa iya aku menjadi seorang Direktur. " Samuel merasa tidak yakin.
"Oh begitu. Ok-lah. Soal itu nanti saja setelah kau wisuda. Intinya kau setuju atau enggak? " tanya Nesya.
"Aku setuju. Aku sangat butuh uang itu, " ucapnya.
"Baik! Sekarang kita ke salon. Aku akan merubah penampilanmu. Dan satu lagi, kau harus keluar dari pekerjaanmu. Kau fokus dulu kuliah saja. Semua biaya kebutuhan kamu dan keluargamu biar aku saja yang menanggungnya. Kita cukup tampil mesra di depan umum. Dan nanti akan aku buat pengaturannya. "
"Baiklah ... tapi bisa kan uang 100 juta TF sekarang ke rekening ku. Aku sangat membutuhkannya. Oh iya, aku ini cuman anak panti. Aku sudah tidak punya keluarga, " ucap Samuel. Dirinya kini sudah tidak merasa sungkan lagi.
"Matre sekali cowok ini. Dan pasti nya anak muda ini akan menguras harta ku. Ah ... aku tidak perduli. Harta ku banyak kok. Yang terpenting aku bisa membuat si Desy dan Leonard itu kepanasan. Dan Mommy ku tidak akan mendesak ku untuk menikah lagi. Apa lagi sampai berniat menjodohkan aku dengan pria kolot, " batin Nesya.Samuel akhirnya bisa bernafas dengan lega, setelah dirinya mendapatkan uang 100 juta dari Nesya, operasi usus buntu Tiara bisa dilakukan sekarang juga. Kini Samuel tengah harap-harap cemas di depan ruang operasi."Semoga operasinya berjalan dengan lancar, " harap Samuel."Tiara demi kesembuhan kamu, demi mendapatkan biaya operasi kamu. Abang sampai rela diri abang di tukar dengan uang. Abang harus menikahi wanita yang usianya sudah 32 tahun. Bisa di bilang dia perawan tua. Tiara, kau adik ku. Kita masuk ke panti itu di hari yang sama. Abang ikhlas asal kau sembuh, " ucap Samuel dalam h
Samuel dan Nesya semakin terhanyut dengan tatapan itu. Apa lagi bibir keduanya masih menyatu. Rasanya berat untuk di lepas. Keduanya memejamkan kedua matanya, ini untuk pertama kalinya buat Samuel atau Nesya."Nona! Tuan, kalian sedang apa? " tanya salah satu pegawai salon.Samuel dan Nesya langsung membuka matanya lebar-lebar, baru saja keduanya mau mulai. Tapi tidak jadi karena adanya pengganggu. Setelah mengganggu Samuel dan Nasya, perempuan itu pun nyelonong pergi."Bagaimana akting aku Baby? bagus kan? " tanya Samuel ketika sudah berada di halaman rumah Nesya."Lumayan. Tapi kau tidak sopan! Kau beraninya mencium tanganku, " ucap Nesya ketus."Kalau tidak begitu, Mommy kamu tidak akan percaya. Kan kata kamu, aku harus bisa meyakinkan semua orang termasuk Mommy kamu kalau aku sangat mencintai kamu, " ucap Samuel."Iya! " Nesya masih ketus."Ya suda
"Saya terima nikah dan kawinnya Nesya Nirmala Binti Bapak Anjas Nirwana dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas berlian 250 gram, serta uang 2M di bayar TUNAI. ""Bagaimana saksi, SAH? "SAH!Alhamdulilah ...Cukup dengan satu tarikan nafas Samuel dengan lantangnya mengucapkan janji suci pernikahan di depan Allah, penghulu dan para saksi.Nesya meraih tangan kanan Samuel dan mencium punggung tangan Samuel yang kini sudah sah menjadi suaminya. Kecupan hangat mendarat di keningnya Nesya, Samuel memberanikan diri agar semua orang yakin dan percaya kalau Nesya sekarang istrinya dan agar mereka percaya kalau Nesya dan Samuel menikah atas dasar cinta bukan sandiwara."I love you my baby, sekarang kau adalah istriku. Kau sekarang sudah menjadi ratu di hatiku, " ucap Samuel dengan lantangnya di depan para tamu undangan. Ada Mommy Gresya dan Daddy Anjas.
"Baby aku sangat menginginkannya. Ini kan first night kita, masa sih kamu tidak menginginkannya juga, " ucap Samuel yang membangunkan tidur Nesya. Tangan Samuel yang nakal mampu membangunkan tidur Nesya yang nyenyak."Hentikan! " Nesya memegang tangan Samuel yang sedari tadi berkelana ke tempat yang enak untuk di jajah."Kau mau aku denda? " tanya Nesya yang langsung beranjak bangun.Namun, dengan gesitnya Samuel menghimpit Nesya hingga kini Nesya berapa dalam kungkungan Samuel. Cengkraman tangan Samuel begitu kuat sehingga Nesya tidak bisa berkutik lagi."Aku tidak perduli dengan denda yang harus aku bayar, Baby! Malam ini adalah malam spesial untuk kita. " Samuel tersenyum simpul ia menatap dalam wajah Nesya yang mulai tegang.Detak jantung Nesya mulai loncat-loncat tak karuan, tatapan Samuel mampu membuat Nesya terhanyut."Apakah tidak akan dosa? " tanya N
"Ah aku rubah saja surat kontrak itu dari pada aku mati penasaran kek gini, " gumamnya. Nesya beranjak bangun dan mengambil sebuah berkas yang isinya surat kontrak di dalam laci meja kerjanya. Nesya merobek surat kontrak itu. Dan akan merubah salah satu isi di dalamnya.Samuel yang baru saja datang langsung menuju ke ruangan kerjanya Nesya.Tok... tok ... tok..."Baby ... apakah aku boleh masuk? " sahut Samuel di ambang pintu ruangan kerja Nesya."Boleh! Masuk saja, " teriak Nesya yang sedang fokus membuat surat kontrak baru.CeklekSamuel membuka pintu dan masuk kedalam ruangan."Kok berantakan kek gini? " tanya Samuel heran. Dahinya mengkerut ketika melihat robekan kertas yang berserakan di lantai."Itu surat kontrak pernikahan kita sudan aku robek. Dan sekarang aku lagi buat yang baru jadi kau diam dan
Malam telah tiba, entah kenapa malam ini malah menjadi malam yang begitu menegangkan bagi Nesya. Entah apa yang akan terjadi dengan malam ini, Nesya begitu tampak gugup. Sesekali Nesya mengatur nafasnya, Nesya menarik nafas panjang lalu membuangnya secara perlahan-lahan."Kenapa malam ini tubuhku gemetar seperti ini? Apa yang akan terjadi? My god, tubuhku terasa panas dingin, " gumam Nesya.Nesya kini sedang duduk di depan meja riasnya. Nesya terus menyisir rambutnya. Nesya masih bermalam di rumah Mommy Gresya, sebab sang Mommy belum siap jika harus ditinggal. Tiara di rumah barunya untuk sementara waktu Samuel titipkan kepada Baby Sister.Saat ini Samuel sedang berada di dalam kamar mandi. Samuel sedang membersihkan tubuhnya. Bukan Nesya saja yang merasakan keanehan malam ini, begitu pun Samuel, dirinya tampak tegang."Duh ... gara-gara kejadian tadi siang pikiranku traveling terus
Samuel baru keluar dari dalam kamar mandi. Tubuhnya hanya ditutupi oleh handuk, dari pinggang sampai atas lutut. Nesya kembali terperangah ketika dirinya melihat bidang dada Samuel yang kekar itu. Nesya masih duduk di depan cermin meja riasnya. Bayangan Samuel terlihat jelas didalam cermin. dengan susah payah Nesya menelan saliva nya ketika melihat Samuel berjalan menuju ke arahnya."Duh... kok dia makin mendekat kesini sih, apakah malam ini akan terjadi," ucap Nesya dalam hatinya.Samuel semakin mendekat saja, ketika mendekat Samuel langsung memeluk Nesya dari arah belakang, "Apakah aku boleh memelukmu seperti ini?" tanya Samuel berbisik."Kau kan suamiku. Tentu boleh," ucap Nesya terdengar sangat kaku."Tapi aku hanya suami bayaran kamu, Nesya." Samuel mencium aroma wangi di tubuh Nesya, aroma wangi itu membuat Samuel semakin ingin terus memeluk Nesya."Iya tapi pernikahan kita
Samuel baru saja tiba di kantor tempat Nesya bekerja. Samuel segera menuju ke ruangan kerja Nesya yang berada di lantai 5. Ketika Samuel berada di dalam lift, dering ponselnya berbunyi. Ada telepon dari Nesya. "Iya Baby, ada aku lagi di dalam lift, " ucap Samuel ketika dirinya sudah menjawab telepon dari Nesya. "Lama banget sih, " ucap Nesya sinis. "Macet! Baby macet. " Samuel kesal juga dengan sikap Nesya yang tidak sabaran seperti itu. Tut! Nesya menekan tombol warna merah, dirinya memutuskan sambungan teleponnya. "Dadar perawan tua," kesal Samuel. Di tempat makan siang yang nantinya dihadiri Nesya juga. Di sana sudah tampak Leonard dan Desy, keduanya menggunakan warna pakaian yang senada. Rupanya Desy dan Leonard tidak mau kalah juga. Kedatangan Leonard dan Desy disambut hangat ol