"Matre sekali cowok ini. Dan pasti nya anak muda ini akan menguras harta ku. Ah ... aku tidak perduli. Harta ku banyak kok. Yang terpenting aku bisa membuat si Desy dan Leonard itu kepanasan. Dan Mommy ku tidak akan mendesak ku untuk menikah lagi. Apa lagi sampai berniat menjodohkan aku dengan pria kolot, " batin Nesya.
Samuel akhirnya bisa bernafas dengan lega, setelah dirinya mendapatkan uang 100 juta dari Nesya, operasi usus buntu Tiara bisa dilakukan sekarang juga. Kini Samuel tengah harap-harap cemas di depan ruang operasi.
"Semoga operasinya berjalan dengan lancar, " harap Samuel.
"Tiara demi kesembuhan kamu, demi mendapatkan biaya operasi kamu. Abang sampai rela diri abang di tukar dengan uang. Abang harus menikahi wanita yang usianya sudah 32 tahun. Bisa di bilang dia perawan tua. Tiara, kau adik ku. Kita masuk ke panti itu di hari yang sama. Abang ikhlas asal kau sembuh, " ucap Samuel dalam hati.
Ada ibu panti juga menemani Samuel di depan ruang operasi. Ponsel Samuel tiba-tiba saja bunyi, ada satu notifikasi W******p dari Nesya. Samuel langsung membuka dan membacanya.
"Dimana kamu? " tanya Nesya.
"Emangnya ada apa?" Samuel malah balik bertanya.
"What? Kau tanya ada apa? Kau lupa kalau malam ini kita sudah janjian. Enak sekali setelah kau mendapatkan uang ku, kau mau ingkar janji. Kau akan aku tuntut. " Nesya kesal.
Samuel tepuk jidat. Samuel bukannya mau ingkar janji tapi ia benar-benar lupa.
"Maaf Nona. Aku lupa! Ok aku on the way sekarang. Kita janjian di Kafe Vanka kan?"
"Iya! Cepat jangan pake lama. "
"Ibu bisa temani Tiara dulu? Samuel ada urusan penting yang tidak bisa Samuel tinggalkan, " ucap Samuel kepada ibu panti yang bernama Yanti.
"Pergi saja nak jika memang urusanmu itu sangat penting. Biar ibu saja yang menjaga Tiara di sini, " kata Ibu Yanti.
"Terima kasih Bu, " seru Samuel.
****
Samuel sudah tiba di Kafe yang sudah di janjikan. Nesya sudah menunggunya hampir 30 menit yang lalu.
"Lama sekali sih, " kesal Nesya ketika sudah bertatap muka dengan Samuel.
"Maaf! Tadi ada urusan, " jawab Samuel.
"Duduk-lah, " titah Nesya kepada Samuel.
Samuel pun menarik kursi lalu duduk saling berhadapan dengan Nesya.
"Ini baca surat perjanjian selama kau menjadi suami kontrak ku, " kata Nesya sembari menyerahkan sebuah map berwana hijau. Di dalam isi map sudah tertulis hitam di atas putih. Nesya sudah mempersiapkannya.
Samuel meraih map itu dan membukanya lalu membaca surat perjanjiannya. Ada salah satu poin yang membuat Samuel menahan tawanya yaitu, "Jangan pernah menyentuh ku, meskipun pernikahan kita sah di mata agama dan hukum tapi tetap saja. Kau hanya suami bayaran ku. Jadi jangan pernah meminta aku untuk melayani di tempat tidur. Meskipun usia ku sudah tua tapi aku masih virgin. Kita tinggal satu atap tapi pisah kamar. Dan jika kau melanggar, akan aku denda. Nanti bayarnya setelah kita cerai. "
Samuel terus menahan tawanya, dalam hati ia berkata, "Emangnya aku mau gitu? Ogah. Aku juga sama masih perjaka. Aku catat dalam memory ku. Hahaha ... sangat lucu, " batin.
"Bagaimana apakah kau setuju? " tanya Nesya.
"Ok ... aku setuju. "
"Kalau gitu tanda tangan, " titah Nesya kepada Samuel.
"Tunggu dulu. Kok di dalam surat kontrak ini tidak tertulis sampai kapan aku menjadi suami bayaran mu? " tanya Samuel.
"Sampai aku bosan, " jawab Nesya santai.
Samuel menggelengkan kepalanya secara perlahan-lahannya. Dirinya tidak habis pikir akan terjebak pernikahan sandiwara seperti ini.
"Maafkan aku Ya Tuhan, bukan maksud ku ingin mempermainkan pernikahan. Tapi aku tidak punya banyak pilihan lagi. Aku butuh uang untuk biaya operasi Tiara, " gumam Samel.
"Ya sudah, terserah kau saja. Asal bayarannya pasti, " ucap Samuel.
"Dasar cowok matre, " ejek Nesya.
"Terserah. Karena emang hidup itu butuh uang bukan. " Samuel tersenyum seringai.
"Ok! Kau tenang saja, " ucap Nesya angkuh.
Samuel pun segera menandatangi surat perjanjian itu2 hari kemudian~
Operasi usus buntu Tiara berjalan dengan lancar. Kondisi Tiara juga sudah stabil membaik. Tapi Tiara masih perlu di rawat inap beberapa hari sampai keadaan Tiara benar-benar membaik.
"Bang Sam mau kemana lagi? " tanya Tiara ketika Sam berpamitan kepada Tiara dan Ibu Yanti.
"Bang Sam masih ada urusan. Jadi Tiara sama Ibu dulu. " Samuel mengacak-acak puncak rambut Tiara.
"Ok deh Bang Sam, " seru Tiara, "Bang Sam hati-hati di jalannya. "
"Iya adik manis. "
Tiara pun mencium punggung tangan kanannya Samuel, begitu pun Samuel, ia mencium punggung tangan Ibu Yanti.
"Sam titip Tiara dulu, Bu. "
"Iya Sam, " ucap Ibu Panti.
Samuel mau ketemuan dengan Nesya, hari ini Samuel akan di perkenalkan ke Mommy Gresya. Sebelumnya, Nesya akan merubah penampilan Samuel agar terlihat seperti pria tajir. Nesya juga sudah membayar sepasang suami istri untuk berpura-pura menjadi orang tuanya Samuel. Rumah mewah serta mobil mewah sudah Nesya persiapkan untuk Samuel dan orang tua palsunya.
"Kita mau kemana dulu? " tanya Samuel ketika sudah bertemu dengan Nesya di sebuah Kafe.
"Ke Mall. Aku mau merubah penampilan kamu yang norak ini. Penampilan kau harus seperti orang tajir, " ucap Nesya agak jutek.
"Terserah Nona Nesya saja. Aku sebagai pria yang di bayar hanya menuruti apa yang dikatakan Nona Nesya saja, " ucap Samuel.
"Jangan panggil aku Nona. Tapi Baby, Ok!"
"What? Baby? " Samuel terbelalak dan menggaruk pelipisnya. "Mau di panggil Baby? Perawan tua ini gak nyadar sama usianya apa. "
"Kenapa? Emang salah. Biar terlihat mesra dong. Dan nanti aku akan panggil kamu??? Mmmm ... apa ya? Ah ... ribet. Sayang saja deh. Dan aku mau kau panggil aku dengan sebutan My Baby! " Nesya terkekeh.
"Iya iya! My Baby. " Dengan terpaksa Samuel harus menuruti apa kata Nesya. Perawan tua yang sudah membayarnya.
...
Hampir 30 menit Nesya menunggu Samuel di ruang tunggu. Nesya duduk manis di sofa empuk berwarna merah sembari membaca sebuah majalah. Nesya menunggu Samuel yang sedang dirubah penampilannya.
Samuel pun keluar, dirinya memutar-mutar tubuhnya.
"Bagaimana Baby penampilanku sekarang? " Samuel bertanya kepada Nesya.
Nesya langsung menoleh kearah Samuel. Melihat penampilan Samuel sekarang membuat Nesya terpanah. Nesya melongo dan langsung berdiri tegak, refleks Nesya menjatuhkan buku majalah yang ia pegang saat ini.
"S-sangat tampan, " ucap Nesya sedikit kaku.
Samuel menghampiri Nesya, setelah mendekat Samuel pun berbisik kepada Nesya, "Apakah aku terlihat seperti orang kaya, Baby? " tanya Samuel.
Deg~
Bisikan Samuel membuat jantung Nesya berdegup lebih cepat dari biasanya. Apa lagi sekarang dua manik mata kembar itu sudah saling bertemu.
"Kenapa kau bengong, Baby? " tanya Samuel.
"Ish ... " Nesya mendorong bidang dada Samuel, "Jangan dekat-dekat. "
"Kenapa emang? " goda Samuel dengan melebarkan senyuman nakalnya sehingga lesung pipi nya itu terlihat.
Melihat senyuman Samuel membuat Nesya semakin meleleh.
"Ya sudah, kita temui Mommy, " ajak Nesya yang masih ketus. Nesya berusaha menyembunyikan rasa kagumnya dengan mimik wajahnya yang ketus.
"Pantas saja, gak laku! Ternyata judes, " ucap Samuel pelan. Namun, terdengar jelas oleh Nesya.
"Ngomong apa kamu? " tanya Nesya masih dengan wajah galaknya.
"Enggak ngomong apa-apa, Baby. " Samuel mengelak.
"Ya sudah ayo, " ajak Nesya ketus.
Ketika Nesya berjalan tiba-tiba saja kaki Nesya tersandung dengan kaki yang satunya lagi.
"Eh! " Tubuh Nesya mulai kehilangan keseimbangan. Tubuh Nesya goyang-goyang.
Dengan gesitnya Samuel menarik tangan kiri Nesya hingga Nesya jatuh dalam dekapan Samuel. Namun, tubuh keduanya malah terhempas ke atas sofa.
"Eh! "
Bruk
Nesya jatuh menindih tubuh Samuel, dan tidak sengaja bibir Samuel dan bibir Nesya menyatu hingga kedua mata keduanya terbuka lebar. Tapi bibir itu masih menyatu.
"My God! Kenapa susah rasanya untuk dilepas. Seperti ada perekatnya. " ~Nesya.
Detak jantung keduanya berdetak hebat. Sampai Nesya maupun Samuel merasakannya. Samuel merasakan detak jantung Nesya, begitu pun Nesya.
Samuel dan Nesya semakin terhanyut dengan tatapan itu. Apa lagi bibir keduanya masih menyatu. Rasanya berat untuk di lepas. Keduanya memejamkan kedua matanya, ini untuk pertama kalinya buat Samuel atau Nesya."Nona! Tuan, kalian sedang apa? " tanya salah satu pegawai salon.Samuel dan Nesya langsung membuka matanya lebar-lebar, baru saja keduanya mau mulai. Tapi tidak jadi karena adanya pengganggu. Setelah mengganggu Samuel dan Nasya, perempuan itu pun nyelonong pergi."Bagaimana akting aku Baby? bagus kan? " tanya Samuel ketika sudah berada di halaman rumah Nesya."Lumayan. Tapi kau tidak sopan! Kau beraninya mencium tanganku, " ucap Nesya ketus."Kalau tidak begitu, Mommy kamu tidak akan percaya. Kan kata kamu, aku harus bisa meyakinkan semua orang termasuk Mommy kamu kalau aku sangat mencintai kamu, " ucap Samuel."Iya! " Nesya masih ketus."Ya suda
"Saya terima nikah dan kawinnya Nesya Nirmala Binti Bapak Anjas Nirwana dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas berlian 250 gram, serta uang 2M di bayar TUNAI. ""Bagaimana saksi, SAH? "SAH!Alhamdulilah ...Cukup dengan satu tarikan nafas Samuel dengan lantangnya mengucapkan janji suci pernikahan di depan Allah, penghulu dan para saksi.Nesya meraih tangan kanan Samuel dan mencium punggung tangan Samuel yang kini sudah sah menjadi suaminya. Kecupan hangat mendarat di keningnya Nesya, Samuel memberanikan diri agar semua orang yakin dan percaya kalau Nesya sekarang istrinya dan agar mereka percaya kalau Nesya dan Samuel menikah atas dasar cinta bukan sandiwara."I love you my baby, sekarang kau adalah istriku. Kau sekarang sudah menjadi ratu di hatiku, " ucap Samuel dengan lantangnya di depan para tamu undangan. Ada Mommy Gresya dan Daddy Anjas.
"Baby aku sangat menginginkannya. Ini kan first night kita, masa sih kamu tidak menginginkannya juga, " ucap Samuel yang membangunkan tidur Nesya. Tangan Samuel yang nakal mampu membangunkan tidur Nesya yang nyenyak."Hentikan! " Nesya memegang tangan Samuel yang sedari tadi berkelana ke tempat yang enak untuk di jajah."Kau mau aku denda? " tanya Nesya yang langsung beranjak bangun.Namun, dengan gesitnya Samuel menghimpit Nesya hingga kini Nesya berapa dalam kungkungan Samuel. Cengkraman tangan Samuel begitu kuat sehingga Nesya tidak bisa berkutik lagi."Aku tidak perduli dengan denda yang harus aku bayar, Baby! Malam ini adalah malam spesial untuk kita. " Samuel tersenyum simpul ia menatap dalam wajah Nesya yang mulai tegang.Detak jantung Nesya mulai loncat-loncat tak karuan, tatapan Samuel mampu membuat Nesya terhanyut."Apakah tidak akan dosa? " tanya N
"Ah aku rubah saja surat kontrak itu dari pada aku mati penasaran kek gini, " gumamnya. Nesya beranjak bangun dan mengambil sebuah berkas yang isinya surat kontrak di dalam laci meja kerjanya. Nesya merobek surat kontrak itu. Dan akan merubah salah satu isi di dalamnya.Samuel yang baru saja datang langsung menuju ke ruangan kerjanya Nesya.Tok... tok ... tok..."Baby ... apakah aku boleh masuk? " sahut Samuel di ambang pintu ruangan kerja Nesya."Boleh! Masuk saja, " teriak Nesya yang sedang fokus membuat surat kontrak baru.CeklekSamuel membuka pintu dan masuk kedalam ruangan."Kok berantakan kek gini? " tanya Samuel heran. Dahinya mengkerut ketika melihat robekan kertas yang berserakan di lantai."Itu surat kontrak pernikahan kita sudan aku robek. Dan sekarang aku lagi buat yang baru jadi kau diam dan
Malam telah tiba, entah kenapa malam ini malah menjadi malam yang begitu menegangkan bagi Nesya. Entah apa yang akan terjadi dengan malam ini, Nesya begitu tampak gugup. Sesekali Nesya mengatur nafasnya, Nesya menarik nafas panjang lalu membuangnya secara perlahan-lahan."Kenapa malam ini tubuhku gemetar seperti ini? Apa yang akan terjadi? My god, tubuhku terasa panas dingin, " gumam Nesya.Nesya kini sedang duduk di depan meja riasnya. Nesya terus menyisir rambutnya. Nesya masih bermalam di rumah Mommy Gresya, sebab sang Mommy belum siap jika harus ditinggal. Tiara di rumah barunya untuk sementara waktu Samuel titipkan kepada Baby Sister.Saat ini Samuel sedang berada di dalam kamar mandi. Samuel sedang membersihkan tubuhnya. Bukan Nesya saja yang merasakan keanehan malam ini, begitu pun Samuel, dirinya tampak tegang."Duh ... gara-gara kejadian tadi siang pikiranku traveling terus
Samuel baru keluar dari dalam kamar mandi. Tubuhnya hanya ditutupi oleh handuk, dari pinggang sampai atas lutut. Nesya kembali terperangah ketika dirinya melihat bidang dada Samuel yang kekar itu. Nesya masih duduk di depan cermin meja riasnya. Bayangan Samuel terlihat jelas didalam cermin. dengan susah payah Nesya menelan saliva nya ketika melihat Samuel berjalan menuju ke arahnya."Duh... kok dia makin mendekat kesini sih, apakah malam ini akan terjadi," ucap Nesya dalam hatinya.Samuel semakin mendekat saja, ketika mendekat Samuel langsung memeluk Nesya dari arah belakang, "Apakah aku boleh memelukmu seperti ini?" tanya Samuel berbisik."Kau kan suamiku. Tentu boleh," ucap Nesya terdengar sangat kaku."Tapi aku hanya suami bayaran kamu, Nesya." Samuel mencium aroma wangi di tubuh Nesya, aroma wangi itu membuat Samuel semakin ingin terus memeluk Nesya."Iya tapi pernikahan kita
Samuel baru saja tiba di kantor tempat Nesya bekerja. Samuel segera menuju ke ruangan kerja Nesya yang berada di lantai 5. Ketika Samuel berada di dalam lift, dering ponselnya berbunyi. Ada telepon dari Nesya. "Iya Baby, ada aku lagi di dalam lift, " ucap Samuel ketika dirinya sudah menjawab telepon dari Nesya. "Lama banget sih, " ucap Nesya sinis. "Macet! Baby macet. " Samuel kesal juga dengan sikap Nesya yang tidak sabaran seperti itu. Tut! Nesya menekan tombol warna merah, dirinya memutuskan sambungan teleponnya. "Dadar perawan tua," kesal Samuel. Di tempat makan siang yang nantinya dihadiri Nesya juga. Di sana sudah tampak Leonard dan Desy, keduanya menggunakan warna pakaian yang senada. Rupanya Desy dan Leonard tidak mau kalah juga. Kedatangan Leonard dan Desy disambut hangat ol
Suasana malam terasa begitu dingin, angin lembut menerobos celah-celah jendela kamar yang setengah terbuka. Nesya masih berbaring membelakangi Samuel, wajahnya sedikit kusut, namun matanya tak mampu menutup sepenuhnya. Hati kecilnya bergejolak, tak mampu sepenuhnya mengabaikan kehadiran pria di sampingnya. Samuel, meski terlihat cuek, perlahan mulai merasakan perubahan suasana di kamar itu. "Ingat, Nesya, ingat, dia hanya suami bayaran. Bukan suami sesungguhnya," batin Nesya menggerutu. Tanpa ia sadari, Samuel — suami bayarannya sedang memandangi punggung Nesya yang masih terlihat tegang. Sepertinya Ia merasakan sesuatu yang berbeda malam ini. Bukan hanya dingin yang menelusup ke dalam tubuhnya, tetapi juga ketegangan di antara dirinya dan wanita yang selalu Ia bilang 'Perawan tua' yang sudah terjalin belum lama ini.Ya, Samuel akui, ini hanya pernikahan kontrak, dan ada batasan yang harus Samuel jaga. “Nona Nesya,” gumam Samuel pelan, nyaris berbisik.Nesya tak merespons, tetap d