Home / Pernikahan / Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku / 26 : Belum ada apa-apanya

Share

26 : Belum ada apa-apanya

Author: Nvika302
last update Last Updated: 2023-05-13 22:50:07

"Bos, bagaimana dengan Wiliam? Dia sudah sembuh dan beberapa kali mencoba untuk kabur" tanya Saka pada Arga yang sedang mengecek laporan dari bagian marketing.

Arga meletakkan berkas dan kacamata yang bertengger dihidungnya kemudian berkata, "Ok. Nanti kita kesana. Kosongkan jadwalku setelah makan siang".

"Siap. Aku akan menghubungi Max untuk mempersiapkan semuanya" ucap Saka kemudian meninggalkan ruangan Arga.

Arga segera membereskan pekerjaannya hari itu agar bisa mengajak makan siang istrinya.

"Baru dua jam kenapa aku sudah rindu pada istriku? Apa ini bawaan bayi?" gumamnya sambil mengutak-atik ponselnya untuk melakukan video call dengan istrinya.

"Halo,sayang" ucapnya setelah panggilannya dijawab.

"Ada apa sayang? Tumben jam segini udah telfon? Video call lagi" tanya Nasya yang sedang sibuk memakai skincare karena baru saja mandi. Entah kenapa semenjak hamil dia jadi merasa gampang berkeringat.

"Pengen deket kamu terus" ucap Arga dengan nada mendayu yang dibuat-buat.

"Hala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   27 : Penculikan Nasya

    Setelah kepergian Arga dan Saka dari tempat persembunyian, anak buah keluarga Smith menyerbu tempat itu dan melumpuhkan Max juga seluruh anak buahnya. Mereka berhasil membawa Wiliam pergi dan menghancurkan tempat itu. Beruntung Max dan beberapa anak buahnya berhasil menyelamatkan diri walau mengalami cidera diseluruh tubuhnya. Mereka berjalan tertatih menuju tempat persembunyian lain yang tidak jauh dari tempat penyekapan Wiliam. Arga memang menyiapkan tempat itu apabila terjadi hal seperti saat ini. Dia tidak ingin ambil resiko, semakin banyak korban dari anak buahnya. Juga tempat itu sebagai tempat istirahatnya dan Saka jika sedang tidak ingin diganggu. Sepanjang perjalanan, Saka bercerita kronologis yang terjadi sesuai dengan yang dia dapat dari Max. Arga hanya mengangguk dan merasa kesal karena dia kecolongan dan masuk kedalam taktik keluarga Smith yang memprovokasinya melalui Wiliam. Sebelum kecolongan untuk kedua kalinya, Arga menyuruh anak buahnya untuk mengecek bandara, sta

    Last Updated : 2023-05-15
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   28 : Teror jilid 1

    Bibi merasa kasihan melihat Nasya. Dia teringat dengan anaknya yang sudah meninggal karena sakit. Ingin rasanya dia mengeluarkan Nasya dari sana tapi apa daya, dia masih harus bekerja untuk menghidupi keluarganya dikampung. "Ini obat apa Bi?" tanya Nasya saat Bibi memberinya tablet obat. "Aku lagi hamil, tidak bisa sembarangan minum obat" imbuhnya. "Nona hamil? Berarti benar kata dokter tadi. Tapi tenang saja ini hanya vitamin. Tadi dokter bilang kalau kemungkinan Nona hamil jadi dia hanya meresepkan vitamin saja" tutur Bibi sambil memberikan lagi tablet yang tadi ditolak oleh Nasya. "Ini vitamin Non, Bibi jamin" imbuhnya saat melihat raut wajah Nasya yang masih belum yakin. Setelah makanannya habis Nasya segera meminum vitaminnya dan mencoba memohon pada Bibi agar membantunya keluar dari rumah Wiliam. Tapi Bibi menolak karena dia sendiri juga takut kalau harus berurusan dengan Wiliam yang temperamental. Bibi hanya menyarankan agar Nasya mencoba meluluhkan hati Wiliam agar Wiliam t

    Last Updated : 2023-05-20
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   29 : Teror Jilid 2

    "Hai. Sudah tenang?" tanya Wiliam dengan santai sambil menyeruput kopinya. "Kenapa Kak Wiliam melakukan ini? Apa salahku?" tanya Nasya menahan emosi yang sudah ingin meledak. "Kamu tidak salah. Yang salah suamimu. Tapi tenang saja, kamu akan aman disini, suamimu tidak akan tau kamu ada disini" ucapnya sambil terus menyeruput kopi. Ingin rasanya Nasya menangis dan berteriak tapi dia ingat kalau yang dia butuhkan saat ini adalah ketenangan. Dia tidak ingin Wiliam mencelakai anak yang ada didalam kandungannya. Setelah dirasa Nasya sudah tenang, Wiliam mengajaknya keliling rumahnya. Menjelaskan satu per satu ruangan yang ada disana dan terakhir mereka duduk di bawah pohon kelengkeng rindang yang ada dibelakang rumahnya. Bercerita panjang lebar walau Nasya hanya meresponnya dengan senyum tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Selama mereka berbincang, ada seorang fotografer yang mengabadikan momen mereka berdua. Beberapa foto yang terlihat sangat real. Wiliam menghentikan pembicaraan me

    Last Updated : 2023-06-04
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   30 : Karma Wiliam

    "Wah. Pingsan lagi dia. Kalau bukan bos udah aku lempar ke sungai. Nyusahin aja" gumam Saka yang kesal, disaat genting seperti sekarang ini malah bosnya ini pingsan. Atau lebih tepatnya tertidur. Sampai disekitaran hutan, mereka mutuskan untuk berhenti dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Arga yang baru saja sadar, seolah merasa seperti diawasi oleh seseorang. Dan benar saja, saat dia melihat kesamping, ternyata Saka yang sedang menatapnya tajam. "Sialan" umpat Arga yang kaget. "Mereka sudah bergerak ini malah tidur. gimana sih?" cecar Saka yang sebal dengan tingkah bosnya itu. Arga tidak mempedulikan ucapan Saka kemudian keluar dari mobil dan melihat sekeliling. Hawa sejuk dan dingin tapi menyeramkan dalam satu waktu merasuk dalam tubuhnya. Dua orang wanita suruhan Saka yang menyamar seolah sedang mendaki dan tersesat dihutan sudah berjalan lebih dulu. Mereka bertugas mengalihkan perhatian para penjaga yang ada diluar dengan meminta pertolongan karena salah satu dari

    Last Updated : 2023-06-06
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   31 : Ngidam aneh Nasya

    'Siapkan satu prosesi pemakanan. Anakmu akan segera tiba' "Apa maksud isi pesan Saka ini?" gumamnya setelah membaca pesan dari Saka yang sudah dikirim sehari sebelum Saka mendatangi Wiliam. "Apa dia sudah menemukan Wiliam?" imbuhnya. Tanpa menghiraukan pesan itu, dia kembali berkutat dengan dokumen yang ada dimeja kerjanya. Hingga sebuah panggilan dengan nada dering yang khusus berbunyi,"Iya Ma. Ad... APA?" teriaknya dan langsung berdiri. Dia segera berlari keluar bahkan tanpa membawa jas yang tergantung didekat kursinya. Melajukan mobilnya dengan cepat bahkan hampir menabrak penjual bakso yang sedang menyebrang jalan. Saat sampai rumahnya, disana sudah penuh dengan sanak saudara yang datang dengan pakaian serba hitam-hitam. Banyak orang hilir mudik menyiapkan semua keperluan pemakaman. Dia segera mendekat kearah peti mati yang berada diruang tengah rumahnya. Melihat kedalamnya dan menyadari bahwa itu benar-benar anaknya. Wiliam terbaring disana memegang setangkai bunga mawar mer

    Last Updated : 2023-06-07
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   32 : Morning Sickness

    Arga tidak bisa berkata-kata saat melihat Nasya yang sedang tertidur pulas dengan sebuah buku yang masih ada ditangannya. Dia segera mendekat dan mengambil buku itu kemudian keluar lagi, takut Nasya terbangun. "Hah. Jauh-jauh nyari jambu kristal sampai ke pasar induk tengah malam ngantuk-ngantuk begini. Tau-tau yang ngidam udah tidur. Oh. Tuhan" keluh Saka yang membawa buah dan menghampiri Arga yang berada didepan pintu. Setelah mengatakan itu, Saka meletakkan buah yang dia bawa kemudian pergi kekamarnya sambil terus memijat tengkuk yang tiba-tiba terasa pegal. Arga yang bahagia bisa melihat istrinya tidur nyenyak tidak menghiraukan keluhan Saka dan kemudian berbaring untuk tidur. Diapun merasa mengantuk dan tubuhnya pegal-pegal. Pagi harinya, seperti biasa, Nasya terbangun karena perutnya terasa sangat mual. Berkali-kali dia berusaha memuntahkan apa yang ada dalam perutnya tapi yang keluar hanya cairan bening yang justru semakin memicunya untuk terus muntah. Sementara yang kelela

    Last Updated : 2023-06-08
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   33 : Ranjang Goyang yang Gagal

    "Akhirnya kamu datang juga" ucap Tuan Smith dengan mengangkat sebelah ujung bibirnya. "Tidak usah bertele-tele, ada urusan apa anda kemari?" tanya Saka dengan wajah datar dan tatapan tajam pada lawan bicaranya itu. Sementara sang lawan bicara dengan santai menikmati kopi yang sebelumnya sudah disajikan oleh sekretaris Saka. "Bukankah Anda sedang berduka? Apa tidak lebih baik Anda menemani istri Anda dirumah dan menerima ucapan duka cita?" sindir Saka yang sedang menyeduh kopinya di mesin pembuat kopi yang memang tersedia disebelah meja kerjanya. "Jadi benar kamu anggota La Costello?" ucap Tuan Smith to the point. Saka tidak menjawab dan lebih memilih menyeruput kopi buatannya kemudian duduk didepan Tuan Smith. "Bagaimana Anda tau?" tanya Saka dengan kelewat santai. "Bagaimana aku tau? Hahahah. Lucu sekali. Sudah jelas kamu dengan sengaja membuat tato dipunggung tangan William" ucap Tuan Smith yang geram dengan tanggapan Saka yang santai seolah tidak pernah terjadi apa-apa. "Tun

    Last Updated : 2023-06-09
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   34 : Kepergian Arga

    "Sayang, aku lusa ada perjalanan bisnis ke Singapura. Bagaimana kalau kamu ikut?" tanya Arga sambil mengunyah makan malamnya. Menu kali ini adalah gulai kambing, permintan khusus Nasya yang secara tiba-tiba menelfon Arga dan mengharuskannya putar balik padahal tinggal 5 menit lagi sampai didepan rumah. "Disana berapa lama?" tanya Nasya yang sangat lahap menyantap gulai kambing. "Mungkin 4-5 hari tergantung kliennya" jawab Arga. "Perutku sudah mulai membesar, aku takut terjadi apa-apa disana dan malah mengganggu pekerjaanmu. Lebih baik kamu pergi bersama Saka saja" tolak Nasya dengan lembut. Sebenarnya dia sangat ingin ikut dengan suaminya tapi dia takut terjadi apa-apa selama mereka disana. "Saka akan tetap berasa disini menggantikan aku bertemu klien dari Jepang dan mengurus serta memantau proyek yang sedang berjalan" jelas Arga. Setelah selesai makan malam, mereka memutuskan untuk menonton tv sejenak sebelum akhirnya pergi tidur. Demi menjaga kebugaran tubuhnya, Arga akan pergi

    Last Updated : 2023-06-16

Latest chapter

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   44 : Si tukang modus

    "Hati-hati ya kalian. Kabari Mama kalau sudah sampai" ucap Mama Mala dan kedua besannya yang mengantar Arga dan Nasya ke bandara. "Iya Ma, Bu. Nanti Nasya kabarin kalau sudah sampai" jawab Nasya sambil memeluk mereka satu per satu. Sementara Arga masih memberikan brifing singkat pada Saka untuk mengingatkannya lagi apa yang harus dikerjakan duluan. Setelah selesai, dia dan Saka segera bergabung bersama Nasya dan berpamitan dengan para orang tua. "Titip Mama. Awas kalau kenapa-kenapa" bisik Arga pada Saka yang hanya melengos tanpa peduli. Dia sudah paham bahkan tanpa diberitahukan lagi apa saja tugasnya, semuanya sudah diluar kepala. Toh, selama ini dia sudah sering kali ditinggal-tinggal oleh Arga setelah dia menikah. Setelah selesai berpamitan, Arga dan Nasya segera berangkat walau dengan perasaan yang entah kenapa terasa berat meninggalkan mereka. Tidak seperti biasanya, mereka justru cenderung merasa gelisah. "Tidak akan ada apa-apa kan ya Sayang?" tanya Nasya pada sang suami

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   43 : Jurus jitu membangunkan suami

    Dengan segala lika-liku yang menemani kehidupan rumah tangga mereka, juga kejadian yang membuat keduanya apalagi Nasya yang hampir kehilangan kewarasan karena kehilangan calon anak mereka, akhirnya pelangi dirasakan oleh keduanya. "Kalian pergilah honeymoon" suruh Mama Mala pada keduanya saat sedang makan malam. "Tidak. Nanti Mama sendirian disini" jawab Arga sambil terus mengunyah makanannya. "Halah. Disinikan ada Saka, Mbak Yu juga ada. Apa yang keperlu dikhawatirkan?" "Iya sana pergi kemana gitu. Tidak perlu keluar negeri, ke bali atau lombok saja. Lumayankan bisa sekalian refreshing" timpal Ibunya Nasya. "Nanti deh. Coba aku lihat jadwal dulu, sekalian aku selesaikan dulu pekerjaan yang tertunda" jawab Arga. "Mama yang akan minta Saka kosongkan semua jadwal kamu selama beberapa hari dan Mama juga akan minta supaya dia sementara yang menghandle semua pekerjaan kamu. Apa kamu masih tidak percaya dengan cara kerja Saka? Isshh, Keterlaluan" cecar Mama Mala yang kesal karena anak

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   Melepas rasa kepemilikan

    "Arga" "Nak, bangun" "Arga. Bangun Nak" Beberapa kali sudah Ayah mertuanya membangunkan Arga tapi tidak mendapat respon apa-apa hingga akhirnya Ayah mertuanya itu menepuk pipi Arga sedikit lebih keras. Arga yang kaget langsung bangkit dan melihat sekeliling."Istriku mana? Nasya mana Yah?" teriaknya yang dengan cepat dia turun dari ranjang kemudian berlari menuju brangkar yang tadi ditempati istrinya dan ternyata ranjangnya sudah kosong. Diapun jongkok dan menangis tersedu bahkan beberapa kali berteriak memanggik nama istrinya. "Arga, Sadar Nak. Kamu ini sebenarnya kenapa? Istri kamu cuma ke ruangan psikolog. Dan kamu sudah mencarinya sampai seperti ini?" ucap Ayah mertuanya sambil menepuk bahu kemudian mengusap punggung Arga. "Bukankah kamu yang mendaftar Nasya untuk konsultasi dengan Psikolog sesuai dengan anjuran dokter kandungan?" imbuhnya. Mendengar ucapan Ayah mertuanya, tangis Arga seketika berhenti. Dia diam sambil mencerna kembali apa yang dikatakan oleh Ayah mertuanya

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   41 : Tembok RS mendengar lebih banyak doa tulus

    "Sayang, kamu sudah dapat nama buat anak kita?" tanya Nasya setelah terbangun sambil terus mengusap perutnya. Arga tidak menjawab, dia hanya melipat bibirnya kedalam. Kesedihan tiba-tiba membebat dalam hatinya. Sekuat tenaga dia menahan air matanya. Melihat istrinya seperti ini sungguh membuatnya semakin merasa bersalah. "Sayang. Kenapa diam?" tanya Nasya sekali lagi. "Sayang, sudah. Mungkin suami kamu sedang lelah. Dia dari kemarin menunggu kamu disini bahkan tidak tidur" ucap Ibunya Nasya mencoba mengalihkan perhatian anaknya. "Benar Kamu tidak tidur?" tanya Nasya khawatir. Arga hanya tersenyum kecut. "Pantas saja, kamu punya mata panda. Kamu istirahat dulu saja, biar aku sama Ayah sama Ibu" sambungnya. Ibu Mertuanya memberi kode agar Arga pergi keruangan yang memang sudah disiapkan untuk istirahat yang menjaga pasien. Disana sudah ada ranjang beserta perlengkapannya, tv, lemari pendingin juga lemari pakaian. Setelah Arga berbaring, dia memejam matanya. Walau sulit sekali untu

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   40 : Salah satu harus jadi penguat

    Demi keselamatan istrinya, Arga menyetujui proses kuret itu. Dia setia menunggu istrinya selama menjalanu proses kuret didepan ruang operasi. Disana dia bersama dengan orang tua Nasya yang tadi dijemput menggunakan helikopter oleh anak buah Saka. Sementara Saka diberi tugas oleh Arga untuk menjaga dan memantau Mamanya juga mencari siapa dalang dari kecelakaan itu. Bodyguard dan sopirnya juga ditangani di rumah sakit yang sama. Mereka juga sedang melakukan operasi karena ada beberapa tulang yang patah dan ada luka tembak dilengannya. "Mama sudah sadar, dia terus mencari Nasya, bagaimana?" Aku harus jawab apa?" tanya Saka pada Arga melalui sambungan telfon. "Ceritakan saja apa yang terjadi" jawab Arga dengan pikiran yang masih kalut kemudian menutup ponselnya, bukan dia tidak peduli dengan keadaan Mamanya, hanya saja saat ini pikirannya masih tertuju pada Nasya. Setelah menunggu hampir satu jam, akhirnya dokter keluar dan mempersilahkan Arga untuk masuk sedangkan perawat memberikan

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   39 : Kehilangan harta paling berharga

    "Kamu bau. Sana jauh-jauh" usir Nasya yang masih membungkuk didepan wastafel sambil mengibaskan tangannya. "Bukannya kamu suka bau aku kalau tidak mandi?" tanya Arga yang keheranan. Bagaimana bisa sekarang Nasya justru menyuruhnya menjauh karena tidak mandi. Karena ucapan Nasya tadi, akhirnya Arga hanya melihat istrinya yang masih muntah dari kejauhan. Setelah dirasa Istrinya sudah membaik, dia pun mendekat dan menyuruh istrinya menutup hidung, sementara dia berlari dengan cepat menuju bathup dan menenggelamkan diri disana. Nasya pun tertawa melihat kelakuan suaminya itu. Dia juga heran dengan dirinya sendiri karena selalu berubah-ubah. Dia hanya berharap agar suaminya mengerti bahwa semua ini karena hormon kehamilannya. Bukannya pergi, Nasya justru berdiri bersandar didekat wastafel sambil memperhatikan suaminya yang masih menggosok dada dan lengannya. "Sayang, butuh bantuan?" tanya Nasya yang langsung membuat Arga menoleh dan mengangguk. Bagaimana tidak, ini bagaikan kesempatan

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   38 : Tubuhmu Canduku

    Nasya akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar, dan betapa kagetnya dia ternyata suaminya juga sedang berdiri didepan pintu kamarnya. Setelah saling menatap sejenak, akhirnya Nasya langsung memeluk suaminya itu dan benar-benar membenamkan wajahnya didada suaminya. Bau keringat Arga membuatnya candu. "Sayang. I Love You" ucap Arga sambil mengecup kepala istrinya. Nasya hanya diam tapi mengangguk dan tersenyum. Argapun kemudian menggendong Nasya ala bridal style dan dibawanya ke kamar. Beruntunglah Arga rajin olahraga jadi menggendong Istrinya yang sedang hamil seperti sekarang ini bukan masalah baginya. Disepanjang jalan menuju kamar, mereka saling berpagutan. Mentransfer kerinduan yang menyesakkan dada keduanya. Arga sangat hati-hati dalam melangkah dan meletakkan Nasya di ranjang. "Hai sayang. Kangen sama Papa ya?" ucapnya didepam perut Nasya setelah sebelumnya mengucapkan hal yang sama pada sang istri. "Mau ketemu Papa sekarang?" sambungnya dengan melihat kearah Nasya dan t

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   37 : Hormon Ibu Hamil

    Belum juga Mama Mala memulai ceritanya, tiba-tiba Arga datang dan langsung memeluk istrinya. Nasya yang semula masih tertawa terbahak-bahak, langsung diam. "Sayang, rindu" bisik Arga. Seketika bulu kuduk Nasya berdiri, dia mencoba menyentuh tangan Arga untuk memastikan bahwa dia tidak sedang bermimpi. "Apa-apaan kamu? Lepaskan" teriak Mama Mala sambil menarik tangan Arga. "Mama apa-apaan sih? Nasya istri aku" ucap Arga yang kesal sambil berusaha melepas tangan Mamanya. Nasya yang melihat kejadian itu segera melerai dan membawa Arga masuk ke dalam kamar. 'Dia langsung mengajakku kedalam kamar. Tenang Sayang, selama diperjalanan aku sudah charge tenaga' batinnya sambil menggerakkan bahunya agar lebih rileks dan tentu saja senyum yang tak pernah surut. Setelah menutup pintu kamar, Nasya berbalik kemudian melipat kedua tangannya didepan dada dengan mata menyipit dan bibir yang dibuat sedikit maju, dia menatap Arga kemudian berjalan mengelilinginya perlahan. Arga yang masih belum pa

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   36 : AIB Arga

    "Maaf aku tidak bisa menemani kamu sampai david sadar. Istriku sedang menungguku dirumah. Kalau butuh bantuan kamu bisa langsung menghubungiku melalui Saka. Aku pergi dulu" ucap Arga setelah kembali dari toilet dan menghampiri Sophia yang masih setia menunggu David. Arga bahkan langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Sophia. "Sepertinya memanh sudah saatnya aku benar-benar melepasmu dari hatiku. Semoga kamu selalu bahagia walai kenyataannya bukan aku lagi yang ada disisi dan hatimu" gumam Sophia melihat kelorong yang tadi dilewati Arga. Tanpa terasa air matanya kembali tumpah bersamaan dengan perasaannya yang mulai runtuh. Arga yang kelimpungan sendiri dengan cepat menuju hotel untuk mengambil barang-barangnya dan oleh-oleh yang sudah dia beli untuk sang istri. Setelah selesai dia segera menuju bandara dengan masih mencoba menghubungi nomor istrinya. Sementara itu, di Indonesia. Nasya sedang berbincang bersama Mama mertuanya di gazebo dekat kolam renang. Mereka awalnya berencana

DMCA.com Protection Status