"Ada yang terjadi?" tanya Freya yang mengkhawatirkan keadaan sahabatnya. Alex yang melihat istri dan sahabatnya membutuhkan ruang khusus segera memberikan kode pada Felix. Asistennya itu dengan sigap menghubungi pihak resort untuk menyiapkan ruang khusus untuk Freya dan Renata.Setelah ruangan yang dimaksudkan tersedia, Felix segera memberikan laporan pada Alex. Pria itu membimbing keduanya untuk memasuki ruangan yang disiapkan. Renata yang masih menangis hanya pasrah mengikuti Freya. "Apa yang terjadi, Ren? Mengapa kamu menangis?" tanya Freya lagi pada Renata. Renata yang telah dapat menguasai kondisi dirinya akhirnya dapat berbicara. "Semalam Luis hendak berbuat yang tidak-tidak padaku, dia hampir melecehkanku. Untung ada Felix yang datang menolongku," jawab Renata dengan terbata-bata. Freya ingin menanyakan hal yang mengganjal di hatinya, tetapi di memutuskan untuk menenangkan Renata terlebih dahulu. Freya memeluk tubuh sahabatnya untuk menenangkannya. Setelah dirasakan cukup
Semua mata tertuju pada Felix yang malah terpaku dengan pertanyaan Renata. Dia tidak membutuhkan asisten untuk menghandle perkerjaannya. Namun, Felix melihat alis Alex terangkat. Felix mengartikan hal itu sebagai kode untuk mengiyakan pertanyaan Renata. "Ehm, mungkin Anda bisa membantuku untuk satu atau dua pekerjaan yang aku handle," ucap Felix mencoba menjawab dengan bijak pertanyaan dari Renata.Freya tersenyum mendengar ucapan Felix. "Berarti aku dan Renata bisa bekerja di Perusahaan Kingston, kan?" tanya Freya dengan sumringah pada suaminya.Alex menganggukkan kepalanya. "Tentu, Sayang. Kalau kau inginkan, hari ini juga kamu bisa langsung menjadi asistenku. Aku tidak keberatan kamu langsung bekerja," jawab Alex dengan senyum tipisnya. "Tetapi, bagaimana dengan uang pinalti yang harus kita bayarkan? Aku belum menyelesaikan kontrakku di Perusahaan Howard," ungkap Renata dengan khawatir.Freya terdiam mendengar perkataan Renata, dia juga baru satu bulan bekerja, pasti perusahaan m
Alex gelisah mengetahui keadaan Claudia. Bagaimana pun, wanita itu pernah menjadi bagian dari kehidupan Alex di masa lalu. Alex mempertimbangkan untuk menjenguk Claudia. "Felix, aku ada urusan dan harus melakukan sesuatu. Tolong kamu katakan pada Freya agar tidak menungguku. Dia bisa pulang setelah urusannya dengan Pak Leo selesai," pesan Alex. "Baik, Pak. Namun, apa tidak sebaiknya Pak Alex sendiri yang mengatakan hal ini? Saya lihat sebentar lagi mereka akan selesai berbicara dengan Pak Leo," saran Felix. Alex terdiam sejenak, dia tidak ingin membuat Freya mencurigainya. Pria itu menggelengkan kepalanya. "Tidak! Nanti aku akan mengirimkan pesan saja pada Freya. Tolong handle peninjauan resort dan siapkan supir untuk mengantar Freya dan Renata pulang!" pinta Alex. Felix ingin membalas perkataan Alex, tetapi atasannya itu sudah pergi menuju lobi. Dia merasa kepergian Alex akan menjadi awal malapetaka bagi rumah tangga pria yang telah menjadi bosnya selama tujuh tahun.Selesai berb
"Bisakah Anda meninggalkan kami, saya ingin berbicara dengan Claudia untuk menegaskan suatu hal?" pinta Alex."Tentu, Tuan Alex!" jawab Tania kemudian menatap Claudia sekilas lalu pergi meninggalkan keduanya. Tania memberikan privasi pada kedua orang yang dulunya sepasang kekasih. Tania sebenarnya ragu ketika Claudia mengatakan akan menghubungi Alex. Claudia telah mengkhianati hubungan mereka dahulu hanya untuk mencapai karier yang lebih tinggi. Namun, mereka tidak memiliki cara lain untuk mendapatkan uang pengobatan Claudia. "Tidak perlu berbasa basi padaku. Katakan apa yang kau inginkan Claudia!" seru Alex. Claudia tampak terkejut dengan sikap dingin Alex. Dia mengharapkan Alex memberikan rasa simpatinya. Keadaannya saat ini sudah cukup sulit karena penyakit yang di derita. Wanita itu ingin Alex kembali memberikan perhatian padanya seperti dulu. "Mengapa kamu berkata seperti itu? Tidak adakah sedikit perasaan yang tertinggal saat melihat keadaanku?" tanya Claudia. Alex memicing
"Tentu berbeda, kita pernah mengalami hal yang indah bersama. Paling tidak kamu bisa menolongku karena masa lalu yang ada di antara kita," ungkap Claudia dengan wajah memelas."Apa pengalaman dengan selingkuhanmu itu tidak indah?" sindir Alex. "Bukan begitu maksudku, Al. Tidak ada lagi orang yang peduli denganku, Al. Hanya kamulah satu-satunya harapanku. Kumohon bantulah aku untuk dapat menjalani pengobatan ini," pinta wanita berwajah pucat itu. Alex menghela napasnya, dia mulai merasa goyah. Rasa kasihan pada Claudia mulai timbul dalam harinya. Biar bagaimanapun sesama manusia harus saling menolong. Bukankah tidak boleh pilih kasih dalam membantu sesama?"Baiklah aku akan mengurus semua pengobatanmu di rumah sakit ini!" ucap Alex pada akhirnya. Binar di mata Claudia terpancar, dia bersorak dalam hatinya. Keyakinannya akan Alex yang masih mencintainya semakin kuat. Dia yakin Alex tidak mungkin secepat itu melupakannya. "Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, aku harus segera
Freya terus menghubungi Alex, tetapi tidak mendapatkan jawaban. Hatinya diliputi kegelisahan karena Alex tiba-tiba pergi tanpa berpamitan dengannya. Ini berbeda dengan sikap Alex yang biasanya. "Apa hatimu masih tidak tenang, Frey?" tanya Renata. Freya memandangi hamparan pasir putih di depannya. Ombak kecil berkejaran saling mendahului menuju bibir pantai. Dia fokus pada lamunannya tentang Alex. "Frey! Kamu baik-baik saja? Kalau ada yang kamu cemaskan lebih baik kita segera pulang!" usul Renata pada sahabatnya. Dia menepuk pundak Freya karena tidak ada tanggapan dari wanita yang sedang bermuram durja itu. Freya terperangah karena tepukan yang diberikan oleh Renata. "Ya? Ada apa Ren? Kamu sudah bosan?" tanya Freya dengan ekspresi kebingungan.Renata menggelengkan kepalanya, rasanya hal yang telah dilalui olehnya tidak lebih buruk dibandingkan dengan Freya. Wanita di hadapannya ini tampak tidak bergairah karena suaminya sudah pergi terlebih dahulu. "Lebih baik kita check out dan
"Mendukungmu untuk apa? Merebut suami orang lain?" tuduh Tania. Selama menjadi manager dari Claudia, dia telah mengenal perempuan itu dengan baik. Kegilaannya saat menggunakan tubuhnya untuk menaikkan karirnya sudah dilarang oleh Tania. Akan tetapi, Claudia tetap melancarkan aksinya hingga dia sendiri terpuruk sendirian. Karier hancur dan keluarga tidak mempedulikan dirinya sama sekali. Tania masih setia mendampingi Claudia hanya karena mereka sahabat dari kecil. Jika tidak, dapat dipastikan dirinya juga meninggalkan Claudia. Emosi Claudia yang selalu meledak-ledak terkadang membuat Tania kesal, tetapi Claudia selalu dapat membujuknya untuk tetap tinggal di sisinya. "Kalau aku kembali pada Alex, hidup kita akan terjamin kembali. Mungkin aku dapat menjadi Brand Ambasador untuk perusahaan Alex. Walau perusahaannya bergerak di bidang properti, pasti tetap membutuhkan aktris untuk mengiklankannya, bukan?" ucap Claudia. "Apa belum cukup semua kejadian yang menimpamu setelah kejadian it
"Maaf, Nyonya. Tuan Alex tidak memberitahukan alasan kepergianya,. Jadi, saya tidak tahu ke mana beliau pergi," kata Felix dengan pelan. Felix melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Pria itu berkali-kali melirik ke arah Freya yang selalu memeriksa ponselnya. Kekecewaan tercetak dengan jelas di wajah Freya. Tidak ada yang dapat Felix lakukan, dia sudah beberapa kali mencoba menghubungi Alex, tetapi tidak dijawab. "Sudahlah, kamu tidak perlu memandangi ponsel terus menerus. Aku rasa Alex memang memiliki suatu hal penting karena itu dia tidak dapat menghubungimu," tutur Renata yang bosan melihat tingkah laku Freya. Freya menatap ke arah sahabatnya yang menampilkan muka masam. Wanita itu mengetikkan pesan untuk Alex terlebih dahulu karena sejauh ini Freya hanya menghubunginya tanpa meninggalkan pesan. Freya: Al, kamu ke mana? Hubungi aku ketika urusanmu sudah selesai! Aku menunggu pesanmu. I Love You! "Maafkan aku, Ren. Aku hanya cemas, beberapa kali menghubunginya, tetapi tidak d
Sesampainya di rumah sakit, Freya langsung ditangani oleh beberapa petugas kesehatan. Sebelumnya, Alex telah menghubungi pihak rumah sakit untuk mempersiapkan Freya yang akan melahirkan. Proses kelahiran putra pertama Freya cukup cepat. Air ketuban telah keluar membuat kelahiran pertama yang dialami oleh Freya berlangsung lancar. Alex melihat semua proses yang dialami oleh Freya. Pria itu mendekati sang istri setelah Freya melahirkan sang putra. "Terima kasih, Sayang. Aku mencintaimu," ucap Alex mengecup puncak kepala Freya. Freya tersenyum pada Alex. Terkenang beberapa memori selelum hubungannya dengan Alex sedekat ini. Tidak terkira perasaan bahagia yang dirasakan oleh Freya. Setelah dilakukan pelekatan pada bayi dan ibu, Freya tersenyum melihat sang buah hati. Menjalani proses melahirkan yang cukup mudah membuat Freya sangat bersyukur. Freya dipindahkan ke ruang rawat. Alex selalu menemaninya, pria itu tidak ingin melewatkan satu hal kecil dalam keluarga kecilnya. Br
Usia kandungan Freya memasuki bulan ke sembilan. Mendekati hari perkiraan lahir, Freya masih saja menginginkan untuk ikut ke kantor. Dia bosan bila berada di rumah. Meskipun, telah di larang oleh Brian dan Irene untuk ikut ke perusahaan. Freya tetap pada keinginannya untuk terus bersama dengan Alex. Entah mengapa wanita itu tidak ingin jauh dari sang suami. "Kau di rumah saja, Sayang. Aku akan segera kembali. Tidak akan lama," ucap Alex memperingati Freya. Freya menggelengkan kepala. "Aku bosan di rumah, apa kamu tidak menginginkan aku untuk dekat denganmu?" tanya Freya sambil merenggut. "Aku hanya tidak ingin kau kelelahan, Sayang," jawab Alex mengelus rambut Freya. Masih dengan wajah yang menahan kekesalan, Freya membalas perkataan Alex. "Justru, dengan aku sering berpergian, dapat membuat aku bergerak. Kata orang dengan bergerak dapat mempermudah jalan lahir," ucap Freya. "Begitukah?" Alex seakan tidak percaya dengan perkataan sang istri. Perut Freya yang sangat memb
Hari ini, Freya dan Renata bertemu untuk membeli perlengkapan bayi. Tentu saja, Alex tidak akan melewatkan kesempatan untuk berbelanja bersama sang istri. Walaupun, harus didampingi oleh Renata, sahabat Freya. Pun Felix yang tadinya tidak memiliki urusan untuk berbelanja terpaksa mengikuti Alex karena perintah bosnya itu. Pria yang tidak gemar berbelanja itu harus mengikuti dua wanita yang bersemangat membeli perlengkapan bayi. "Al, apa kita perlu membeli baju berwarna pink?" tanya Freya dengan lembut pada sang suami. Alex membulatkan matanya, hasil USG telah menunjukkan kalau sang buah hati kemungkinan berjenis kelamin laki-laki. Tidak mungkin dia membelikan baju warna pink untuk anaknya. "Ehm.... sebaiknya jangan sayang. Beli saja warna merah," jawab Alex dengan hati-hati. Berpikir sejenak karena mendengar jawaban Alex. "Baiklah, beli warna merah saja, Ren!" ucap Freya mengatakan hal tersebut pada Renata. Alex melihat Felix yang hampir menertawakannya. Jujur saja, sejak
Sepanjang perjalanan menuju tempat Claudia berada, Freya dipenuhi oleh ucapan Tania. Dia tidak menyangka kalau persahabatan antara Claudia dan Tania akan berakhir begitu saja. Dia pikir persahabatan mereka akan terus ada karena Tania selalu mendukung perbuatan Claudia. Alex memperhatikan Freya yang melamunkan sesuatu. Dia mengusap kepala Freya untuk mengalihkan perhatian istrinya. "Ada apa?" tanya Alex sambil menggenggam tangan sang istri. "Tidak ada apa-apa. Aku hanya terpikir tenang persahabatan antara Claudia dan Tania. Kukira persahabatan mereka akan terus berjalan walau Claudia melakukan sesuatu yang salah," jawab Freya dengan jujur. "Tidak perlu memikirkan hubungan keduanya. Kau tidak usah mencampurinya. Mungkin memang takdir kalau persahabatan mereka dapat berakhir. Layaknya sebuah hubungan, persahabatan juga mengenal awal dan akhir," balas Alex mencoba berpikir secara logika. Pria itu tidak ingin Freya terlalu terlibat dalam hubungan persahabatan antara Claudia dan T
Sesuai janji yang dikatakan oleh Alex, dia akan menemani Freya untuk bertemu dengan Claudia dan Tania. Setelah mempertimbangkan berbagai hal, Alex mengatur agar Freya bertemu dengan Tania terlebih dahulu, baru menemui Claudia. Pria itu ingin Freya berbicara dengan Tania agar lebih mudah ketika bertemu dengan Claudia. Freya pun mengiyakan ucapan sang suami. Dia memang berencana untuk menemui Tania baru Claudia. Ketika sampai di sebuah gedung, Freya mengeryitkan dahi. Mereka berada di sebuah panti sosial. Freya menolehkan kepala pada sang suami. "Benarkah Tania berada di sini?" tanya Freya pada Alex. "Ya, aku sudah mencari tahu keberadaan Tania sebelum berangkat. Dia telah berada di panti sosial ini sejak keluar dari rumah sakit," jawab Alex dengan tenang. Tampak tidak percaya, Freya terkejut mengetahui fakta menyedihkan ini. Tania masih sangat muda, seharusnya dia masih dapat memulai kariernya walau keterbatasan yang dimiliki olehnya. Alex dan Freya masuk lalu bertemu denga
Permohonan yang diucapkan oleh Wenny diabaikan oleh Alex. Pria itu menatap angkuh Wenny yang berlutut di hadapannya. Tidak ada rasa kasihan pada sang karyawan. Pun Angel menatap Wenny sekilas, lalu menatap Alex dengan tajam. "Anda tidak bisa seenaknya memecat kami hanya karena kesalahan yang bahkan belum kami perbuat." Angel berusaha mencari celah untuk terhindar dari pemecatan. Alex menyunggingkan senyum sinisnya. "Aku rasa perbuatan kalian yang merencanakan menjadi seorang simpanan dapat menjadi sebuah alasan. Lagi pula, kalian berada di perusahaan ini untuk bekerja bukan menjadi wanita jalang!" tekan Alex dengan penuh ketegasan. Tangan Angel mengepal, baru saja dia merencanakan untuk menggoda sang atasan, tetapi hal tersebut harus dia urungkan. Kehadiran Freya membuat semua berantakan. Tanpa diduga, wanita itu berdiri lalu hendak menyerang Freya. Hal itu segera dicegah Alex dengan menghempaskan tubuh Angel hingga terjatuh. "Beraninya kau pada istriku! Aku akan membuat perhi
Sebelum kedua wanita yang mengganggu pikiran Freya datang, Alex telah mengatakan untuk menggantikannya di kursi kebesaran yang biasa dia duduki. Dia tidak ingin ikut campur lebih jauh, tetapi dia ingin karyawan baru itu mengetahui posisi mereka. Tidak akan ada yang bisa menggoyahkan Alex. Perasannya hanya tertuju pada sang istri. Alex membiarkan Freya melakukan apa pun yang diinginkannya. Bahkan, menghukum dua orang yang baru memiliki niat untuk menggoda Alex. "Lakukan apa yang kau inginkan! Aku akan mendukung semua tindakanmu!" ucap Alex pada sang istri. Freya tersenyum pada Alex. "Benarkah? Walaupun aku memecat kedua karyawanmu itu? Kau akan menyetujui semua tindakanku?" tanya Freya menaikkan alisnya. "Tentu. Kau boleh melakukan apa pun. Lagi pula mereka baru memasuki masa percobaan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jawab Alex dengan kalem. Diam-diam Alex meminta Felix untuk mencari tahu tentang kedua karyawan baru. Ternyata mereka masih menjalani masa percobaan. Pantas saj
Perintah yang dikatakan oleh Alex membuat Felix tersenyum. Rupanya, atasan sangat menuruti perkataan Freya. Walaupun memang seperti itu, tetapi ini merupakan profesionalitas dalam pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri, Freya membawa banyak pengaruh pada Alex. CEO dari Perusahan Kingston itu selalu pulang tepat waktu ketika Freya telah kembali pada dirinya. Kehilangan sang istri rupanya dapat mengubah semua kebiasaan Alex. Felix tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Alex karena dua karyawan tersebut telah berani menyinggung perasaan sang istri. Bila langsung memecat dua orang tersebut rasanya tidak mungkin. Akan tetapi, semua dapat terjadi sesuai dengan keinginan Freya."Baiklah, Tuan! Saya akan memanggilkan kedua orang tersebut," ucap Felix menjawab perintah dari Alex.Freya tersenyum puas, dia memikirkan beberapa hal tentang dia orang yang mengganggu pikirannya. Saat di toilet dia tidak menampik kalau kedua orang itu masih sangat muda. Freya cukup insecure, apa lagi melihat tubuhnya
Pergi dengan rasa kesalnya, Freya bergegas menuju ruangan Alex. Dia ingin menumpahkan kekesalan pada sang suami. Alex yang sedang membaca sebuah laporan terkejut dengan kedatangan Freya yang terlihat memendam emosinya.Alex mengalihkan perhatiannya pada sang istri. Beberapa bulan menemani Freya dalam kondisinya yang hamil, sudah dapat membuat Alex paham kalau ada yang salah pada sang istri. Entah hal apa yang mengganggu istrinya."Halo, Sayang. Kau sudah datang?" tanya Alex sambil menutup berkas di tangannya.Pria itu beranjak dan mendekati Freya yang masih kesal. Bodyguard Freya menunggu di depan ruangan, dia tahu kalau kedua majikannya membutuhkan privasi. Sebenarnya, dia penasaran apa yang terjadi di toilet. Akan tetapi, sangat jelas Freya tidak dalam mood yang baik. "Ya! Alex, aku ingin bertanya padamu. Apa standar penerimaan karyawan baru di Perusahaan Kingston telah melakukan tes psikologi? Aku rasa ada hal yang perlu dibenahi di devisi HRD!" Secara blak-blakan Freya mengungkap