Share

32. Dewa Penolong

"Tentu berbeda, kita pernah mengalami hal yang indah bersama. Paling tidak kamu bisa menolongku karena masa lalu yang ada di antara kita," ungkap Claudia dengan wajah memelas.

"Apa pengalaman dengan selingkuhanmu itu tidak indah?" sindir Alex.

"Bukan begitu maksudku, Al. Tidak ada lagi orang yang peduli denganku, Al. Hanya kamulah satu-satunya harapanku. Kumohon bantulah aku untuk dapat menjalani pengobatan ini," pinta wanita berwajah pucat itu.

Alex menghela napasnya, dia mulai merasa goyah. Rasa kasihan pada Claudia mulai timbul dalam harinya. Biar bagaimanapun sesama manusia harus saling menolong. Bukankah tidak boleh pilih kasih dalam membantu sesama?

"Baiklah aku akan mengurus semua pengobatanmu di rumah sakit ini!" ucap Alex pada akhirnya.

Binar di mata Claudia terpancar, dia bersorak dalam hatinya. Keyakinannya akan Alex yang masih mencintainya semakin kuat. Dia yakin Alex tidak mungkin secepat itu melupakannya.

"Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, aku harus segera
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status