Share

Part 12. Ketakutan Melody

Penulis: Loyce
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-08 12:36:47

“Apa dia benar-benar mengatakan itu?”

Suara batin Melody terdengar. Perempuan itu tidak pernah menyangka, kalau seorang Samudra akan mengatakan sesuatu yang seperti itu. Apa begitu memang kepribadian Samudra sebenarnya? Melody terus berpikir sampai dia lupa jika beberapa saat lalu, Samudra memintanya duduk agar mereka bisa berdiskusi.

“Melody. Kamu sungguh-sungguh tidak ingin duduk?” Suara Samudra terdengar tidak bersahabat dan bahkan semakin rendah dan dingin.

Melody meneguk ludahnya susah payah sebelum dia dengan pelan memutari sofa dan duduk di ujung sofa mengambil jarak yang jauh dari sang suami. Astaga, Melody sungguh-sungguh sudah memiliki suami sekarang? Dia bahkan tidak pernah menyangka akan menikah dan menjadi istri dari seorang Samudra.

“Sekarang, aku akan mengatakan tentang beberapa hal kepadamu.” Kini Samudra duduk dengan menyerongkan tubuhnya menghadap Melody. Tangan kirinya ditumpukan di lengan sofa, sedangkan tangan kanannya berada di sandaran sofa.

Melody dengan t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 13. Lelembut

    “Apa itu tadi? Samudra memanggilnya sayang? Itu benar-benar terjadi atau hanya bayanganku saja?” Suara itu berasal dari pikiran Melody. Perempuan itu tidak hentinya menatap Samudra dengan tatapan bodoh miliknya. Kali ini, Samudra tidak banyak bicara ketika menarik tangan Melody dan membawanya ke kamar. Samudra dengan entengnya mengunci kamarnya dan barulah dia melepaskan tangan Melody.Melepas kemejanya di depan Melody dan membuat istrinya menjadi over thinking karenanya. Apa yang akan dilakukan oleh Samudra? Melody tentu saja belum siap melakukan hubungan suami istri dengan Samudra. “Kamu nggak mau ganti baju?” tanya Samudra. Lelaki itu sudah berada di depan lemari dan mengambil satu kaos pendek, kemudian mengenakannya. Tidak peduli apa pun lagi ketika Samudra naik ke atas ranjang kemudian berbaring dan menutup matanya. Ini masih siang dan tidak biasanya Samudra tidur siang hari. Tapi karena hari ini adalah hari pernikahannya, tentu dia harus menikmati waktunya sebelum kembali be

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 14. Kehidupan Suami Istri

    “Melody, masuk!” perintahnya Samudra setelah itu. Melody mengangguk sebelum berjalan mengekori sang suami. Menutup pintu ruangan itu dan kemudian berdiri di hadapan Samudra saat lelaki itu duduk di kursi kebesarannya. Samudra menatap lurus pada Melody dan tertunduk khidmat. “Urusan tentang Tama dan kawan-kawannya sudah selesai.” Lapor Samudra kepada Melody. “Jadi mulai sekarang, kamu tidak perlu lagi memikirkan tentang lelaki itu dan hapus segera dari ingatanmu.” Samudra mengatakan itu seolah melupakan masa lalu adalah sesuatu yang mudah sekali dilakukan. Katakanlah kalau Melody tak begitu mencintai Tama di masa lalu. Tapi, hal-hal yang pernah mereka lalui tentu akan melekat di dalam kepala. Samudra tidak akan pernah tahu tentang sesuatu seperti itu karena dia belum pernah merasakannya sebelumnya.“Bapak, sebenarnya Bapak ini pernah pacaran nggak sih?” tanya Melody reflek. Sepertinya, mulut Melody terbuka begitu saja tanpa bisa dicegah. Namun sudah kepalang tanggung. Meskipun Samud

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-09
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 15. Suami Tak Pengertian

    “Siapa yang bilang?” Samudra baru saja melepaskan kancing bajunya saat Melody masuk ke dalam kamar. Lelaki itu mengurungkan niatnya untuk melepas habis kancingnya dan memilih berkacak pinggang. Menatap sang istri dengan penuh perhitungan tanpa mengalihkan tatapannya sedikitpun. Melody berdehem sambil tersenyum garing saat mendengar ucapan Samudra.Melody juga agak lupa jika Samudra tidak pernah mengatakan tentang hal tersebut. Entah kenapa, tiba-tiba saja ada kecurigaan yang muncul di dalam hatinya ketika dia melihat kulkas dan ada banyak makanan di sana. “Oh, kalau begitu, saya akan keluar dan menyiapkan sesuatu untuk makan malam.”Lalu apakah karena dia mengatakan itu, Melody akan lolos begitu saja? Tentu saja tidak. Karena Samudra menarik tangan Melody dan menghentikan perempuan itu.“Mau ke mana? Kita belum selesai bicara.” Jika sudah begini, Melody merasa menyesal sudah bertindak di luar nalar. Bagaimana bisa dia melakukan sesuatu tanpa berpikir? Terlebih lagi, dia membuat mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-10
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 16. Kartu Debit

    Samudra tidak menjawab selain hanya terus menatap ke arah istrinya. Sebenarnya dia ingin mengerjai perempuan itu sampai waktu yang tidak ditentukan. Tapi itu akan menyusahkannya jika sedikit-sedikit Melody meminta agar Samudra mengantarkannya. “Bukan ngerjain kamu. Tapi kamu sendiri yang salah mengartikan.” Seolah tidak bersalah, Samudra mengedikkan bahunya tak acuh. Melody kesal? Tentu saja. Dia tak menyangka jika seorang Samudra juga memiliki sisi jail di dalam hidupnya.“Ayo, kita makan sekarang. Aku sudah lapar.” Tidak memedulikan Melody yang tampak masih cemberut, Samudra beranjak dari sofa menuju dapur.Sejak tadi dia sudah merasakan lapar dan ingin segera makan. Melody mau tak mau menyusul sang suami ke dapur dan duduk di depan Samudra. Mengambilkan nasi dan juga lauknya, kemudian mereka makan malam bersama.Sepanjang mereka makan, Melody menatap Samudra dan ingin mendengar Samudra mengatakan sesuatu tentang masakannya. Tapi, tidak ada satu kata pun yang keluar. Baiklah, mung

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-11
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 17. Mencari Tahu

    Melody juga tidak suka hutang. Karena prinsipnya selama ini adalah dia akan membeli ketika ada uang dan menundanya ketika uangnya belum cukup. Bagi Melody, hidupnya akan lebih nyaman tanpa hutang. Sekarang, dia juga mendapatkan suami yang memiliki prinsip yang sama dalam hal tersebut.Melody menarik kartu tersebut dan melihatnya. Kartu itu berwarna keemasan dan dia tak tahu ada berapa uang yang tersimpan di dalamnya. “Itu ada dua ratus. Bulan depan aku akan kirimkan lagi.”“Apa?” Melody tidak paham dua ratus apa. “Dua ratus?” ulangnya. “Iya. Dua ratus juta. Sebenarnya itu nggak sering aku pakai. Jadi kamu aja yang pakai.”Melody segera mengulurkan kartu itu kembali ke hadapan Samudra. Ekspresinya kaku luar biasa. “Pak, saya nggak bisa menerima. Ini terlalu banyak.”“Lalu kenapa kalau banyak? Kamu istriku. Semua yang aku punya adalah punyamu juga.” Lagi, Melody dibuat terkejut dengan kata-kata lelaki itu. Terlalu tiba-tiba untuk Melody. Tidak pernah menyangka kalau dia akan mendapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 18. Cemburu?

    “Melody layak dicintai.” Ucapan terakhir Tama itu terngiang di kepalanya sampai dia tampak terdiam selama perjalanan pulang. Melody yang ada di sampingnya itu sesekali menoleh dan memastikan jika Samudra baik-baik saja. Bahkan sampai mereka sampai di apartemen pun, Samudra tidak mengatakan sepatah kata pun. “Bapak baik-baik saja?” Melody meletakkan segelas air di depan Samudra sebelum dia duduk di samping lelaki itu. Lagi-lagi menatapnya dengan tatapan penuh tanya karena sikap Samudra yang tidak seperti biasanya. “Menurut kamu, apakah kamu bisa mencintai aku, Melody?” Dihadapkan pertanyaan yang tiba-tiba seperti itu, membuat Melody terperangah. Perasaan tidak pernah bisa diprediksi. Dengan tampilan Samudra yang menawan, siapa pun bisa dengan mudah jatuh pada pesona lelaki itu. Tapi, apakah Melody akan menambatkan hatinya untuk Samudra? Bukankah sudah seharusnya dia melakukan itu? Samudra sudah menjadi suaminya. Meskipun pelan, Melody akhirnya menjawab. “Saya akan berusaha, Pak.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 19. Bapak dan Ibu

    Mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut Melody, membuat langkah Samudra berhenti. Lelaki itu tak segera berbalik dan memilih untuk bertahan pada posisinya. Terdengar roda-roda dari troli belanjaan di sekitarnya seolah menjadi nada pengiring. Karena itu, Melody lah yang mendekati Samudra.“Kita lanjutkan belanjanya, Pak.” Melody mendorong troli dan meninggalkan Samudra di belakang. Sebentar lagi perutnya pasti lapar dan dia harus segera menyelesaikan belanjanya. Melody menoleh ke belakang dan menatap Samudra yang ternyata sudah mengikutinya. Ada senyum kecil yang tersemat di bibir Melody saat melihat Samudra terus memasang raut wajah datarnya. Memang seperti itulah Samudra sehari-hari, tapi entah bagaimana dia justru merasa kalau Samudra sangat menggemaskan. “Kenapa kamu berhenti?” Mereka ada di lorong perlengkapan masak seperti panci dan kawan-kawannya. Entah mengapa, dia sangat tergoda dengan barang-barang itu. “Saya tertarik beli itu, Pak. Boleh nggak?” “Nggak usah. Besok-be

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 20. Tama Si Perusak Suasana

    Menggoda Melody sepertinya akan menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk Samudra. Melihat bagaimana gadis itu cemberut, membuat Samudra geli luar biasa. Bagaimana bisa, gadis semanis itu mendapatkan perlakuan buruk dari seorang lelaki yang seharusnya melindunginya? Sangat tidak masuk akal.“Kita pergi sekarang, Pak. Saya sudah selesai.” Melody yang sedang meremas-remas jeruk nipis di kobokannya itu bersuara. Samudra tidak menjawab dan lebih setia menatap ke arah sang istri yang menciumi tangannya. Sesekali gadis itu bergidik karena aroma sambal masih melekat di tangannya. “Makanannya sih enak, aromanya sambal yang nempel di tangan ini yang susah hilang,” gumam Melody sembari mendesah lelah. “Ah, sudahlah. Sampai rumah aja nanti dicuci lagi.” Lanjutnya masih berbicara seorang diri. “Ayo, Pak.”Menyandang tasnya, Melody berdiri lebih dulu dan membayar makanannya. Samudra berjalan dibelakang Melody sampai di depan tenda.Namun, siapa yang sangka Melody akan bertemu dengan seorang lela

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-15

Bab terbaru

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 45. Happy Ending (End)

    “Eve … Everest, lihat Bunda, Nak. Ya betul.” Melody terkadang bertepuk tangan untuk menarik perhatian Eve, bocah itu tertawa, lalu seorang fotografer melakukan tugasnya. Mengambil gambar dengan berkali-kali jepretan dan sesekali berpindah tempat untuk mengambil angle yang pas. Ini bukan pertama kalinya Eve melakukan pemotretan. Saat dia masih berusia satu bulan, Sagara sendiri yang menjadi fotografernya. Karena hari ini Sagara sibuk, jadi dia tak bisa lagi menjadi fotografer dadakan untuk si kecil Eve. Samudra yang melihat gambar dari laptop yang sudah terhubung dengan kamera, tersenyum gemas. “Assalamu alaikum.” Semesta masuk dengan membawa banyak makanan. “Ih, lucunya,” ucapnya saat menatap bocah kecil yang berada di atas sofa dengan gaun princess. Di kepalanya dipakaikan mahkota yang terbuat dari ranting pohon beserta bunga dan daunnya. “Udah dapat berapa gaun, Kak?” tanyanya pada Melody. “Ini yang terakhir. Setelah kami bertiga berfoto, lalu kita sekeluarga. Sagara ke man

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 44. Kebahagiaan

    Melody keluar dari mobil dengan pelan kemudian berjalan dengan pelan menuju rumah barunya. Dia tentu sudah tahu rumah besar itu saat masih ada beberapa tempat yang perlu diperbaiki. Saat masuk ke dalam lewat pintu samping, dia segera disuguhkan ruang keluarga yang luas dengan sofa besar hijau matcha berada di tengah ruangan. Samudra tak main-main saat membeli rumah untuk istri dan anaknya. Kedua saudara Samudra bahkan tidak ada yang bekerja karena Eve hari ini pulang ke rumah. Bayi yang ditunggu-tunggu kedatangannya. “Abang tahu nggak kalau kami semua akan menginap di sini malam ini?” Semesta bertanya kepada Samudra saat semua orang sudah duduk di sofa ruang keluarga. “Tahu. Bunda sudah bilang.” Ini adalah bentuk support system yang diberikan oleh keluarga Samudra kepada Melody. Bagaimanapun, Melody adalah ibu baru dan dia membutuhkan banyak dukungan dari keluarga serta sang suami. Violet sudah memberikan banyak wejangan kepada putranya itu agar menjadi lelaki yang bertanggung jaw

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 43. Bayi Mungil

    Hari-hari itu akhirnya berlalu. Tidak doyan makan, mengidam, bahkan morning sickness yang tadinya tidak ada jadi ada, semua telah usai. Rasa kekhawatiran yang dirasakan oleh Samudra atas kehamilan istrinya benar-benar telah berakhir. Saat itu, dia bahkan meminta tolong agar mertuanya datang untuk menemani Melody. Barangkali ibunya ada di sana membuat Melody bersedia untuk makan makanan yang dimasakkan oleh sang bunda. Sayangnya, aksi malas makannya itu tidak berubah dan bertahan sampai tiga bulan. Kini seorang bayi perempuan mungil telah lahir di dunia dengan berat 2,4kg. Masih sangat merah dan tampak lemah. Untuk sekarang, percampuran wajah kedua orang tuanya sangat kental di wajah bayi itu. Kata orang tua dulu, wajah seseorang itu akan berubah sebanyak tujuh kali sejak dia lahir sampai dewasa, dan Samudra tidak sabar untuk melihatnya. “Selamat datang ke dunia yang keras ini, Eve.” Semesta yang tadi sedang meeting bersama stafnya itu mempercepat meeting-nya setelah Samudra mengirim

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 42. Peran Suami

    Samudra mengangkat Melody ke dalam kamar setelah perempuan itu sudah tidur dengan lelap. Mengelus perut sang istri dengan lembut sebelum dia menyusul tidur di samping perempuan itu. Terkadang di dalam keheningan seperti ini, Samudra bertanya-tanya. Bagaimana kalau dia dan Melody tidak terjebak pada masalah yang mengharuskannya menikahi asisten pribadinya itu? Apakah mereka juga akan bersatu seperti ini, atau bahkan sebaliknya. Tapi jika dipikirkan lagi, memang inilah takdir yang memang harus dia jalani. Begitulah cara takdir mempersatukan mereka. “Mas, kita udah ada di kasur ya?” gumaman itu menyadarkan Samudra dari lamunannya. Menepuk punggung Melody dengan lembut. “Iya, kita udah di kamar. Kamu butuh sesuatu?” “Nggak ada, tapi kenapa dingin sekali?” Samudra melihat pendingin ruangan dan memastikan suhunya tidak terlalu rendah. Tapi memang masih wajar. “Mau aku matiin saja?” tanya Samudra. Dan Melody menganggukkan kepalanya setuju. Samudra melakukan yang diinginkan oleh M

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 41. Kebiasan Baru Calon Ibu

    Kalau Melody bukan istrinya, Samudra pasti sudah membentaknya. Sayangnya dia tak bisa melakukannya. Bagaimana mungkin dia menyakiti perempuan yang sudah dijaga seperti anaknya sendiri. Astaga, mulai lagi kan melanturnya si calon bapak muda ini. Ya lagi pula, istrinya bikin darah tinggi. Minta berhentikan mobil sudah seperti jalanan ini punya nenek moyangnya. “Nanti lagi, kalau kamu mau apa-apa, bilang dulu ya, Sayang. Seenggaknya jangan tiba-tiba begini. Bahaya.” Samudra sebisa mungkin menekan perasaan kesalnya supaya tidak keluar. “Iya, maaf,” katanya. “Di sana itu ada jajanan, aku pengen beli.” Tatapannya penuh harap dan itu membuat Samudra lemah. Mereka keluar dari mobil dan segera mendekati jajanan di pinggir jalan tersebut. Melody tampak antusias. Makanan itu benar-benar sangat menggoda dirinya. Samudra yang berada di belakang istrinya itu hanya mengikuti saja tanpa berkomentar. “Mas mau yang mana?” tanya Melody. Jajanan itu seperti jajanan Ramadhan. “Aku ingat pas puasa ka

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 40. Kabar Baik

    Kabar yang dibawa oleh Samudra dan Melody adalah kabar yang membahagiakan. Semua keluarga Samudra bahagia luar biasa. Violet dan Vier yang sebentar lagi menjadi nenek kakek tampak terharu. Kehidupan baik selalu menyertai mereka. Kebetulan Sagara dan Semesta pulang berbarengan. Dan mereka juga sangat bahagia. Akhirnya, mereka akan memiliki keponakan. “Apa kira-kira mereka juga kembar?” tanya Sagara tampak antusias. “Kalau iya, gen bapaknya benar-benar kuat.” “Belum bisa dilihat dong. Kalaupun iya, itu bagus. Apalagi kalau langsung cewek cowok seperti kita, itu dinamakan apa, Bang?” Semesta menunjuk Sagara. “Sekali jadi.” Sagara dan Semesta bersuara berbarengan. “Wah, kalau kita bertiga punya anak kembar, bukannya Bunda dan Ayah akan punya banyak cucu?” “Bunda nggak punya saudara. Ayah punya saudara cuma satu. Jadi kalau banyak cucu, itu akan lebih baik. Kalian kalau tua juga nggak kesepian kalau punya anak banyak.” Samudra hanya mendengarkan saja dua saudaranya berbicara tanpa

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 39. Tiga Bulan Kemudian

    Menuruti keinginan sang istri, mereka akhirnya berada di sebuah kedai bakso kobar yang tak jauh dari hotel. Melody makan bakso berisi cabe itu dengan lahap membuat Samudra menatapnya melongo. Padahal tadi dia sudah memasukkan dua potong steak, lalu jus juga, tapi sekarang dia berlaku seperti tak pernah makan selama berhari-hari. “Kamu beneran lapar?” tanya Samudra. “Mas tahu nggak kalau steak itu tadi hanya nyempil aja. Nggak tahu kenapa perutku tiba-tiba menjadi seperti karet.” Melody menyeruput kuah bakso yang berwarna merah kehitaman itu karena campuran sambal dan kecap. Matanya tertutup kemudian terbuka kembali. Kata ‘ah’ keluar karena rasa pedas meluncur dari dalam mulutnya. Sungguh, itu benar-benar enak menurut Melody. Samudra hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah sang istri. Dia menyuapkan bakso ke dalam mulutnya kemudian mengunyah dengan santai sambil memperhatikan Melody yang keenakan karena bakso tersebut.“Memang udah berapa lama sih nggak makan bakso?” tany

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 38. Pesta Pernikahan

    “Kafe kecil nggak akan buat kamu kelelahan.” Lanjut Samudra setelah itu. Vier juga memiliki bisnis restoran yang masih diurus oleh Via. Jadi lebih baik berinovasi yang lain. Begitulah inti dari pembicaraan itu. Melody tampak berpikir dan masih membutuhkan waktu untuk memutuskan. “Kalau begitu, aku akan memikirkan lagi nanti.” “Bunda dulu setelah menikah juga nggak langsung libur kerja, kok. Tapi sedikit demi sedikit mengurangi pekerjaannya dan Ayah yang menggantikannya. Jadi kamu bisa mengambil waktu sebanyak yang kamu mau untuk mengambil keputusan.” Melody mengangguk setuju. Sebuah keputusan baik tidak dilakukan secara terburu-buru dan harus dengan pemikiran matang. Hari-hari berlalu dan pada akhirnya pesta itu tiba. Melody melihat dekorasinya benar-benar sangat mewah. Violet dan Semesta yang mengurusnya dengan menanyakan keinginannya. Dia memilih dekorasi berwarna hijau matcha seperti yang disukai selama ini. Sejak kecil selalu berkawan dengan daun-daun teh membuatnya menyukai

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 37. Rencana Pasca Menikah

    "Ini baju design terbaru dari butik ini, Bang. Jadi, aku merekomendasikan kepada Kakak Ipar.” Semesta yang menjawab karena dia tahu kalau Melody sudah dihinggapi rasa ketakutan yang luar biasa. Terlihat, perempuan itu menunduk tanpa berani menatap Samudra sedikitpun. Melody pasti sudah mengerti betapa tatapan lelaki itu akan setajam apa. Jadi, lebih baik dia menghindar. “Waw, Kakak Ipar.” Belum lagi Samudra menjawab ucapan kembarannya yang satu, muncul lagi kembarannya yang lain. Sagara bersiul menggoda dan tampak puas dengan penampilan si kakak ipar. “Itu gaun yang cantik. Bukan itu juga, yang pakai juga cantik banget. Aku sih, ya.” Samudra tak bisa menahan panas yang menjalar dari dalam hatinya. Lelaki itu menatap Sagara dengan tajam. “Jangan menatapnya!” Samudra meraup wajah Sagara dan segera menarik tangan kembarannya itu sampai Sagara berbalik. “Tutup mata kamu. Itu kakak iparmu,” imbuh Samudra memeringatkan.“Aku tahu kalau dia kakak iparku. Tapi aku kan cuma memujinya. Buka

DMCA.com Protection Status