Beranda / Rumah Tangga / Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir / Part 20. Tama Si Perusak Suasana

Share

Part 20. Tama Si Perusak Suasana

Penulis: Loyce
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-15 20:50:46

Menggoda Melody sepertinya akan menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk Samudra. Melihat bagaimana gadis itu cemberut, membuat Samudra geli luar biasa. Bagaimana bisa, gadis semanis itu mendapatkan perlakuan buruk dari seorang lelaki yang seharusnya melindunginya? Sangat tidak masuk akal.

“Kita pergi sekarang, Pak. Saya sudah selesai.”

Melody yang sedang meremas-remas jeruk nipis di kobokannya itu bersuara. Samudra tidak menjawab dan lebih setia menatap ke arah sang istri yang menciumi tangannya. Sesekali gadis itu bergidik karena aroma sambal masih melekat di tangannya.

“Makanannya sih enak, aromanya sambal yang nempel di tangan ini yang susah hilang,” gumam Melody sembari mendesah lelah. “Ah, sudahlah. Sampai rumah aja nanti dicuci lagi.” Lanjutnya masih berbicara seorang diri.

“Ayo, Pak.”

Menyandang tasnya, Melody berdiri lebih dulu dan membayar makanannya. Samudra berjalan dibelakang Melody sampai di depan tenda.

Namun, siapa yang sangka Melody akan bertemu dengan seorang lela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 21. Perawatan Untuk Istri

    Permata menghentikan pergerakan tangannya saat suara Samudra mengudara. Dia lantas membalik tubuhnya dan menatap ke arah sang suami. Ekspresinya datar tak bisa terbaca. Namun dia menarik nafas panjang setelah itu.“Bapak ini kenapa sih? Saya itu sudah nggak peduli lagi dengan lelaki itu. Mau dia membusuk di penjara juga saya nggak bakalan ada masalah. Bukan urusan saya. Saya nggak mau Bapak tanya hal-hal seperti itu lagi kedepannya. Saya nggak mau dikaitkan lagi dengan dia. Nggak mau sama sekali.” Melody pastilah merasa kejengkelannya mengusik nuraninya. Tama adalah lelaki terburuk yang pernah Melody kenal. Meskipun dulu hubungan mereka baik-baik saja dan Tama juga pernah membuatnya bahagia, tapi kelakuannya akhir-akhir ini menjadi momok yang menakutkan bagi Melody. Dan dia tak ingin mengenal orang-orang seperti itu di kehidupannya. “Ngelamunin Tama? Takut kalau Tama di penjara makan apa? Takut kalau Tama dibully saat masuk penjara?” Melody yang mendapatkan ledekan menyebalkan itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 22. Berbincang Di Atas Kasur

    Melody menjauhkan tubuhnya dari Samudra ketika mendengar ucapan lelaki itu yang begitu menggelitik telinganya. Dengan bersentuhan seperti ini saja, jantung Melody sudah tak karuan. Bagaimana bisa harus membuat bayi bersama dengan Samudra? Itu hanya akan membuat nyawanya hilang seketika. Bukannya dia tak mau, dia hanya belum siap. Setidaknya, harus ada ucapan cinta di antara mereka. Itupun kalau Samudra bisa mencintainya. “Mau ke mana sih, Bu? Udah di sini aja. Enggak-enggak kalau saya mau perkosa Ibu.” Begitu kata Samudra dengan nada menggoda. Yang membuat Melody semakin bergidik ngeri. Perempuan itu segera saja bangkit dan duduk. “Bapak ini kenapa jadi ganjen gini, sih?” Melody tampak sedikit aneh saat menatap Samudra yang memeluk guling. Posisi mereka bahkan berhadapan sekarang. “Ngeri tahu nggak, Pak?” “Kan saya ganjen sama Ibu aja. Nggak-nggak kalau ganjen sama perempuan lain.” Sungguh, Samudra tampak kekanakan. Itu tidak terlihat kalau dia adalah Samudra. Sosok cuek dan dingi

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 23. Istri Idaman

    “Mengejar sampai dapat.”Entah bagaimana, kata-kata itu terdengar begitu manis di telinga Melody. Dia bahkan tidak bisa bergerak dari tempatnya dan tatapannya mengarah lekat pada wajah Samudra. Entah kebaikan apa yang sudah dia lakukan di masa lalu sehingga bisa menikah dengan lelaki yang begitu hebat seperti Samudra. Dia masuk ke dalam sebuah keluarga kaya raya tapi dengan segala kerendahan hati yang luar biasa. “Menurut Bapak, apa suatu saat nanti saat saya sudah terlihat tua dan keriput, Bapak akan terpikat dengan perempuan lain?” “Aku rasa tidak.” Jawaban itu terdengar penuh dengan keyakinan. “Dalam garis keturunan orang tuaku, nggak ada yang namanya selingkuh.” Entah Samudra pernah mendengar cerita tentang kehidupan rumah tangga orang tuanya atau tidak, tapi dia mengatakan itu seolah keluarganya benar-benar bersih. Meskipun di masa lalu Vier tidak bisa dikategorikan selingkuh, tapi Violet mengambil Vier dari seorang perempuan yang jelas-jelas masih berhubungan dengan Vier.Mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-19
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 24. Pulang Tiba-tiba

    Melody diam-diam tersenyum ketika mengingat dua kata yang dilontarkan oleh sang suami kepadanya. ‘Istri Idaman’ benarkan dia cocok menyandang sebagai istri idaman? Toh dia bahkan belum melakukan banyak hal yang menunjukkan tentang itu. Hanya karena dia bisa memasak, apakah lantas dia bisa dikategorikan menjadi yang dikatakan oleh Samudra? “Mel, kamu lagi mikirin apa sih?” Bulatan kertas dilempar di meja Melody membuat perempuan itu tersadar dari lamunannya. Senyum yang tadi menghiasi bibir Melody itu kini hilang seketika. “Kenapa, Bang?”“Kamu dari tadi aku lihat senyam-senyum sendiri. Kerasukan ya? Atau lagi seneng?” Sepertinya, jiwa kekepoan Bian sedang menguasai dirinya. Bahkan lelaki itu tak lupa mengangkat kedua alisnya menggoda. Melody menggeleng, tapi wajahnya tampak sudah memerah. Dia malu karena godaan Bian. “Nggak ada apa-apa.” Begitulah jawaban yang diberikan setelahnya. Meskipun Bian masih menggodanya, tapi Melody sudah tidak lagi memedulikan lelaki itu. Kalau Melody

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 25. Obrolan Pagi Hari

    Setelah menikah dengan Samudra, Melody kini melihat sisi lain dari diri lelaki itu. Sering mengatakan kata-kata ‘manis’ yang tiba-tiba kepadanya. Sikapnya yang dingin selama ini pun terasa mencair dan memberikan rasa nyaman tapi mengejutkan. Seperti malam ini, lelaki itu mengelus kepala istrinya sebelum berlalu dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. “Good girl. Kamu memang pantas menjadi ibu dari anak-anakku.”Kata-kata itu seharusnya menjadi kalimat yang biasa saja. Tapi entah kenapa menjadi luar biasa jika Samudra yang mengatakannya. Samudra akan membuat Melody jantungan kalau dia terus-menerus seperti itu. Melody kini menyadari, jika laki-laki yang tampak tidak peduli itu justru menyimpan banyak kejutan yang luar biasa. “Melody, sampai kapan kamu akan di sana. Cepat tidur, besok pagi aku ingin ke kebun teh dan kamu harus menunjukkannya mana yang milikmu.” Melody sedikit cemberut sebelum menuruti suaminya. Naik ke atas ranjang, dan dia segera memejamkan matanya. Tidak memerluka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 26. Orang Tua Tama

    Kedatangan Samudra dan Melody di desa itu benar-benar menarik perhatian warga. Orang-orang yang bekerja dengan orang tua Melody tentu saja berada di pihak Melody dan mengucap syukur karena Melody mendapatkan suami lebih dari Tama. Sebagian orang tentu sudah mengenal Tama dan keluarganya adalah orang-orang yang manipulative. Tapi tentu saja banyak orang yang masih membela keluarga tersebut.“Mbak Mel, Bibi beneran bersyukur deh kalau memang begitu ceritanya. Orang-orang di sini banyak yang ngomongin Mbak Mel.” Melody kini sedang bersama dengan para pekerja sang ayah, ada salah satu yang bertanya tentang kejadian penggerebakan yang terjadi kepada Melody. Tentu mereka ingin tahu kebenarannya. Namun ada juga yang ingin membandingkan cerita versi orang tua Tama yang kini sudah menyebar di desa, yang kebanyakan menjelek-jelekkan Melody. “Aku sih nggak peduli kalau orang nggak percaya ya, Bik. Tapi memang itulah yang sebenarnya. Pak Samudra itu sebenarnya bosnya aku. Tapi gara-gara masalah

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 27. Mas Samudra

    Semua orang yang mendengar penuturan Samudra seketika terkejut. Pun, orang tua Tama. Mereka pucat pasi tak karuan. Selama ini, Tama dan orang tuanya membangun kepercayaan kepada orang-orang di sekitarnya dengan melakukan hal-hal yang baik. Tapi ternyata kini kedoknya terbongkar dan Tama melakukan kecurangan yang luar biasa. Korupsi bukan perkara ringan. Pantas kalau dia mendapatkan balasan dengan kurungan penjara. “Kamu jangan memfitnah ya.” Begitu ibu Tama mengelak. “Mana mungkin Tama melakukan hal tercela seperti itu? Dia adalah anak baik-baik.” “Jadi maksud Ibu saya yang mengambil data yang salah?” Samudra menanggapi dengan santai. “Asal Ibu tahu, orang-orang yang menyelidiki tentang permasalahan Tama adalah orang-orang yang profesional. Jadi itu tidak mungkin keliru.” Kedua orang tua Tama tak bisa berkutik karena ucapan Samudra. Riak wajah mereka semakin keruh luar biasa. Mereka terdiam tak sanggup mengeluarkan sepatah katapun. Kesombongan yang tadinya tampak jelas di depan ora

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 28. Bapak Pantas Dicintai

    Samudra menggigit bibirnya gemas saat mendengar panggilan ‘Mas Samudra’ keluar dari bibir Melody. Demi Dewa Neptunus yang sedang terombang-ambing di atas laut, Samudra sekarang merasa bahagia luar biasa. Terlebih lagi ketika dia melihat wajah Melody yang seperti kepiting rebus. Merah luar biasa, menambah rasa gemasnya berkali-kali lipat. “Ulangi lagi!” Samudra kembali memasang ekspresi serius saat mengatakan itu. “Aku nggak denger.” Melody tak ingin membuat masalah dengan Samudra dan memilih untuk melakukan permintaan sang suami. “Mas Samudra. Udah puas sekarang?” Melody cemberut karena merasa dikerjai oleh lelaki yang sudah menikahinya selama beberapa hari ini. Samudra bahkan menunjukkan seringaian menggoda. Melody berdiri dari duduknya. “Ayo keluar, sebentar lagi makan siang.” Samudra mencekal tangan Melody sampai perempuan itu mendarat di pangkuannya. “Bapak mau ngapain?” Kembali lagi panggilan itu. “Maksudku, Mas Samudra mau ngapain?” ucapnya mengoreksi. “Kamu sudah mencoba

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27

Bab terbaru

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 45. Happy Ending (End)

    “Eve … Everest, lihat Bunda, Nak. Ya betul.” Melody terkadang bertepuk tangan untuk menarik perhatian Eve, bocah itu tertawa, lalu seorang fotografer melakukan tugasnya. Mengambil gambar dengan berkali-kali jepretan dan sesekali berpindah tempat untuk mengambil angle yang pas. Ini bukan pertama kalinya Eve melakukan pemotretan. Saat dia masih berusia satu bulan, Sagara sendiri yang menjadi fotografernya. Karena hari ini Sagara sibuk, jadi dia tak bisa lagi menjadi fotografer dadakan untuk si kecil Eve. Samudra yang melihat gambar dari laptop yang sudah terhubung dengan kamera, tersenyum gemas. “Assalamu alaikum.” Semesta masuk dengan membawa banyak makanan. “Ih, lucunya,” ucapnya saat menatap bocah kecil yang berada di atas sofa dengan gaun princess. Di kepalanya dipakaikan mahkota yang terbuat dari ranting pohon beserta bunga dan daunnya. “Udah dapat berapa gaun, Kak?” tanyanya pada Melody. “Ini yang terakhir. Setelah kami bertiga berfoto, lalu kita sekeluarga. Sagara ke man

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 44. Kebahagiaan

    Melody keluar dari mobil dengan pelan kemudian berjalan dengan pelan menuju rumah barunya. Dia tentu sudah tahu rumah besar itu saat masih ada beberapa tempat yang perlu diperbaiki. Saat masuk ke dalam lewat pintu samping, dia segera disuguhkan ruang keluarga yang luas dengan sofa besar hijau matcha berada di tengah ruangan. Samudra tak main-main saat membeli rumah untuk istri dan anaknya. Kedua saudara Samudra bahkan tidak ada yang bekerja karena Eve hari ini pulang ke rumah. Bayi yang ditunggu-tunggu kedatangannya. “Abang tahu nggak kalau kami semua akan menginap di sini malam ini?” Semesta bertanya kepada Samudra saat semua orang sudah duduk di sofa ruang keluarga. “Tahu. Bunda sudah bilang.” Ini adalah bentuk support system yang diberikan oleh keluarga Samudra kepada Melody. Bagaimanapun, Melody adalah ibu baru dan dia membutuhkan banyak dukungan dari keluarga serta sang suami. Violet sudah memberikan banyak wejangan kepada putranya itu agar menjadi lelaki yang bertanggung jaw

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 43. Bayi Mungil

    Hari-hari itu akhirnya berlalu. Tidak doyan makan, mengidam, bahkan morning sickness yang tadinya tidak ada jadi ada, semua telah usai. Rasa kekhawatiran yang dirasakan oleh Samudra atas kehamilan istrinya benar-benar telah berakhir. Saat itu, dia bahkan meminta tolong agar mertuanya datang untuk menemani Melody. Barangkali ibunya ada di sana membuat Melody bersedia untuk makan makanan yang dimasakkan oleh sang bunda. Sayangnya, aksi malas makannya itu tidak berubah dan bertahan sampai tiga bulan. Kini seorang bayi perempuan mungil telah lahir di dunia dengan berat 2,4kg. Masih sangat merah dan tampak lemah. Untuk sekarang, percampuran wajah kedua orang tuanya sangat kental di wajah bayi itu. Kata orang tua dulu, wajah seseorang itu akan berubah sebanyak tujuh kali sejak dia lahir sampai dewasa, dan Samudra tidak sabar untuk melihatnya. “Selamat datang ke dunia yang keras ini, Eve.” Semesta yang tadi sedang meeting bersama stafnya itu mempercepat meeting-nya setelah Samudra mengirim

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 42. Peran Suami

    Samudra mengangkat Melody ke dalam kamar setelah perempuan itu sudah tidur dengan lelap. Mengelus perut sang istri dengan lembut sebelum dia menyusul tidur di samping perempuan itu. Terkadang di dalam keheningan seperti ini, Samudra bertanya-tanya. Bagaimana kalau dia dan Melody tidak terjebak pada masalah yang mengharuskannya menikahi asisten pribadinya itu? Apakah mereka juga akan bersatu seperti ini, atau bahkan sebaliknya. Tapi jika dipikirkan lagi, memang inilah takdir yang memang harus dia jalani. Begitulah cara takdir mempersatukan mereka. “Mas, kita udah ada di kasur ya?” gumaman itu menyadarkan Samudra dari lamunannya. Menepuk punggung Melody dengan lembut. “Iya, kita udah di kamar. Kamu butuh sesuatu?” “Nggak ada, tapi kenapa dingin sekali?” Samudra melihat pendingin ruangan dan memastikan suhunya tidak terlalu rendah. Tapi memang masih wajar. “Mau aku matiin saja?” tanya Samudra. Dan Melody menganggukkan kepalanya setuju. Samudra melakukan yang diinginkan oleh M

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 41. Kebiasan Baru Calon Ibu

    Kalau Melody bukan istrinya, Samudra pasti sudah membentaknya. Sayangnya dia tak bisa melakukannya. Bagaimana mungkin dia menyakiti perempuan yang sudah dijaga seperti anaknya sendiri. Astaga, mulai lagi kan melanturnya si calon bapak muda ini. Ya lagi pula, istrinya bikin darah tinggi. Minta berhentikan mobil sudah seperti jalanan ini punya nenek moyangnya. “Nanti lagi, kalau kamu mau apa-apa, bilang dulu ya, Sayang. Seenggaknya jangan tiba-tiba begini. Bahaya.” Samudra sebisa mungkin menekan perasaan kesalnya supaya tidak keluar. “Iya, maaf,” katanya. “Di sana itu ada jajanan, aku pengen beli.” Tatapannya penuh harap dan itu membuat Samudra lemah. Mereka keluar dari mobil dan segera mendekati jajanan di pinggir jalan tersebut. Melody tampak antusias. Makanan itu benar-benar sangat menggoda dirinya. Samudra yang berada di belakang istrinya itu hanya mengikuti saja tanpa berkomentar. “Mas mau yang mana?” tanya Melody. Jajanan itu seperti jajanan Ramadhan. “Aku ingat pas puasa ka

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 40. Kabar Baik

    Kabar yang dibawa oleh Samudra dan Melody adalah kabar yang membahagiakan. Semua keluarga Samudra bahagia luar biasa. Violet dan Vier yang sebentar lagi menjadi nenek kakek tampak terharu. Kehidupan baik selalu menyertai mereka. Kebetulan Sagara dan Semesta pulang berbarengan. Dan mereka juga sangat bahagia. Akhirnya, mereka akan memiliki keponakan. “Apa kira-kira mereka juga kembar?” tanya Sagara tampak antusias. “Kalau iya, gen bapaknya benar-benar kuat.” “Belum bisa dilihat dong. Kalaupun iya, itu bagus. Apalagi kalau langsung cewek cowok seperti kita, itu dinamakan apa, Bang?” Semesta menunjuk Sagara. “Sekali jadi.” Sagara dan Semesta bersuara berbarengan. “Wah, kalau kita bertiga punya anak kembar, bukannya Bunda dan Ayah akan punya banyak cucu?” “Bunda nggak punya saudara. Ayah punya saudara cuma satu. Jadi kalau banyak cucu, itu akan lebih baik. Kalian kalau tua juga nggak kesepian kalau punya anak banyak.” Samudra hanya mendengarkan saja dua saudaranya berbicara tanpa

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 39. Tiga Bulan Kemudian

    Menuruti keinginan sang istri, mereka akhirnya berada di sebuah kedai bakso kobar yang tak jauh dari hotel. Melody makan bakso berisi cabe itu dengan lahap membuat Samudra menatapnya melongo. Padahal tadi dia sudah memasukkan dua potong steak, lalu jus juga, tapi sekarang dia berlaku seperti tak pernah makan selama berhari-hari. “Kamu beneran lapar?” tanya Samudra. “Mas tahu nggak kalau steak itu tadi hanya nyempil aja. Nggak tahu kenapa perutku tiba-tiba menjadi seperti karet.” Melody menyeruput kuah bakso yang berwarna merah kehitaman itu karena campuran sambal dan kecap. Matanya tertutup kemudian terbuka kembali. Kata ‘ah’ keluar karena rasa pedas meluncur dari dalam mulutnya. Sungguh, itu benar-benar enak menurut Melody. Samudra hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah sang istri. Dia menyuapkan bakso ke dalam mulutnya kemudian mengunyah dengan santai sambil memperhatikan Melody yang keenakan karena bakso tersebut.“Memang udah berapa lama sih nggak makan bakso?” tany

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 38. Pesta Pernikahan

    “Kafe kecil nggak akan buat kamu kelelahan.” Lanjut Samudra setelah itu. Vier juga memiliki bisnis restoran yang masih diurus oleh Via. Jadi lebih baik berinovasi yang lain. Begitulah inti dari pembicaraan itu. Melody tampak berpikir dan masih membutuhkan waktu untuk memutuskan. “Kalau begitu, aku akan memikirkan lagi nanti.” “Bunda dulu setelah menikah juga nggak langsung libur kerja, kok. Tapi sedikit demi sedikit mengurangi pekerjaannya dan Ayah yang menggantikannya. Jadi kamu bisa mengambil waktu sebanyak yang kamu mau untuk mengambil keputusan.” Melody mengangguk setuju. Sebuah keputusan baik tidak dilakukan secara terburu-buru dan harus dengan pemikiran matang. Hari-hari berlalu dan pada akhirnya pesta itu tiba. Melody melihat dekorasinya benar-benar sangat mewah. Violet dan Semesta yang mengurusnya dengan menanyakan keinginannya. Dia memilih dekorasi berwarna hijau matcha seperti yang disukai selama ini. Sejak kecil selalu berkawan dengan daun-daun teh membuatnya menyukai

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 37. Rencana Pasca Menikah

    "Ini baju design terbaru dari butik ini, Bang. Jadi, aku merekomendasikan kepada Kakak Ipar.” Semesta yang menjawab karena dia tahu kalau Melody sudah dihinggapi rasa ketakutan yang luar biasa. Terlihat, perempuan itu menunduk tanpa berani menatap Samudra sedikitpun. Melody pasti sudah mengerti betapa tatapan lelaki itu akan setajam apa. Jadi, lebih baik dia menghindar. “Waw, Kakak Ipar.” Belum lagi Samudra menjawab ucapan kembarannya yang satu, muncul lagi kembarannya yang lain. Sagara bersiul menggoda dan tampak puas dengan penampilan si kakak ipar. “Itu gaun yang cantik. Bukan itu juga, yang pakai juga cantik banget. Aku sih, ya.” Samudra tak bisa menahan panas yang menjalar dari dalam hatinya. Lelaki itu menatap Sagara dengan tajam. “Jangan menatapnya!” Samudra meraup wajah Sagara dan segera menarik tangan kembarannya itu sampai Sagara berbalik. “Tutup mata kamu. Itu kakak iparmu,” imbuh Samudra memeringatkan.“Aku tahu kalau dia kakak iparku. Tapi aku kan cuma memujinya. Buka

DMCA.com Protection Status