Share

| 58 |

Penulis: Poetry Alexandria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Zora meremat jari-jemarinya selama menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan gundah. Saat ini operasi katup jantung Zia sedang berlangsung dan sudah nyaris empat jam ia menunggu di sini. Namun, belum ada tanda-tanda operasi tersebut akan berakhir.

Gadis itu mondar-mandir. Sesekali menatap jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya. Bibirnya tak henti menyenandungkan doa. Berharap Zia akan baik-baik saja selama operasi.

Sebenarnya, dokter Gibran yang menjadi kepala tim bedah kali ini sudah menjelaskan bahwa tingkat keberhasilan operasi Zia mencapai 95%. Itu artinya Zora tidak perlu mengkhawatirkan hal yang tidak penting. Namun, tetap saja Zora merasa gugup dan cemas, sebab ini adalah operasi perdana yang Zia lakukan dalam hidupnya.

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Muhammad Yaznil
aku kasih bintang 2 ya kena 3 bab,,tpi kapan nevano ma Zora kasmaran..lama amat sih,,kasian nevano
goodnovel comment avatar
Ziza Ziz S
yeszaaa....ku tunggu Thor.. update terus..ku tunggu nih walau kelamaan... semangat Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Stuck With Mr. Devil   | 56 |

    Dua jam sebelumnya,"Akhirnya Bapak CEO kita dateng juga," sapa Rendy sewaktu menyambut kedatangan Nevano di depan pintu apartemennya."Nggak usah lebay." Nevano memutar bola mata seraya mengayunkan langkah melewati pintu dan masuk ke dalam. Tangannya mengangsurkan sesuatu yang disambut Rendy dengan sukacita."Apaan nih?""Hadiah buat apartemen baru."Kedua mata Rendy melebar. Dua botol wine merk Carbenet Sauvignon dengan tanggal pembuatan tahun 2006, membuat pemuda berpotongan undercut itu tersenyum semringah. Jelas Rendy senang. Seperti Nevano, ia juga penyuka wine. Dan sebagai seseorang yang menggemari minuman terbuat dari anggur itu, semakin tua umur wine maka semakin baik pula kualitasnya. Jadi, sudah barang tentu wine yang

  • Stuck With Mr. Devil   | 61 |

    "Jangan lupa selesaikan latihan soal yang tadi Ibu berikan dan jangan lupa dikumpulkan besok pagi," ujar Bu Sri, guru Matematika kelas XI IPA 1 bersamaan dengan bel pulang sekolah yang berdering nyaring."Iya, Bu!" sahut semua murid dalam kelas serempak dan langsung membereskan alat tulis masing-masing ke dalam tas, termasuk Zora.Setelah memberi salam dipimpin oleh ketua kelas, Bu Sri pun bergegas keluar.Zora menyandang tas dan beranjak dari kursi. Atensinya sedang terfokus pada pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Zora, orang-orang itu tadi datang lagi mencari Ayah kamu. Apa masih belum ada kabar dari Ayah kamu ke mana dia pergi? Zora membaca pesan tersebut sambil menghela napas panjang. Sudah hampir tiga hari ayahnya tidak pulang ke rumah dan beberapa kali orang berpakaian sangar seperti preman berkeliling mencari keberadaan ayahnya. Zora bahkan takut untuk pulang ke rumah karena harus menghadapi preman-preman tersebut.Zora:Belum, Tan. Nomor Ayah masih belum bisa dihubungi

  • Stuck With Mr. Devil   | 62 |

    Sepanjang 27 tahun Nevano hidup di dunia, mungkin ini adalah salah satu hal tergila yang pernah Nevano lakukan. Bagaimana ia bisa kalap dan mengalami emosi tak terkendali hanya karena seorang wanita. Wanita yang bahkan bukan berstatus kekasih apalagi istrinya. Wanita yang jelas bukan siapa-siapanya.Sungguh memalukan. Sungguh menyedihkan.Dua kalimat itu mungkin akan terucap lantang dari vokal Nevano bila nalarnya sedang berjalan normal. Bila pikirannya tak terdistraksi oleh perubahan emosi.Namun, Nevano sungguh-sunguh tak bisa lagi membendung apa yang dirasakannya. Ia seperti terjebak dalam labirin raksasa tanpa bisa menemukan jalan keluar. Labirin yang mengungkung serta memaksanya untuk berputar di satu arah."Nevano?" bisik Zora lantaran pemuda itu masih saja memeluknya erat, sementara orang-orang di sekeliling menatap mereka dengan terperangah.Nevano memejamkan mata. Napasnya masih tersengal. Ia tidak tahu harus bagaimana, tapi reaksi kimia dalam otaknya memaksa pemuda itu untuk

  • Stuck With Mr. Devil   | 63 |

    Ada beberapa proses neurokimia yang terjadi bila seseorang sedang jatuh cinta. Di antaranya adalah, tubuh akan melepaskan beberapa hormon yang berkaitan dengan keseimbangan emosi dan juga rasa bahagia. Banyak yang beranggapan bahwa semua aktivitas yang menyebabkan rasa ketertarikan, jatuh cinta atau kasih sayang adalah sesuatu yang berasal dari hati. Namun faktanya, otak manusia-lah yang bertanggung jawab atas seluruh reaksi emosi tersebut.Dan bila berbicara tentang cinta, rasanya mustahil bagi Nevano jika tak menyangkut-pautkannya dengan logika. Hanya saja untuk saat ini, entah mengapa logika pemuda itu seperti sedang tidak berjalan. Lagipula, pepatah mengatakan bahwa cinta bukanlah sesuatu yang memerlukan logika, bukan? Cinta itu buta. Tidak ada yang pernah tahu atau bisa memilih kepada siapa ia akan dan harus jatuh cinta.Jadi jelas sejauh apapun nalar, otak, insting serta hormon kimiawi bekerja, urusan jatuh cinta tetaplah menjadi misteri yang tak bisa ditebak."Zora ...," bisik

  • Stuck With Mr. Devil   | 64 |

    "Selamat pagi, Tuan Rafianto!" sambut para pelayan begitu Rafianto menjejakkan kaki ke dalam istana megahnya setelah baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya di Jepang.Sambil menatap sekilas para pelayan yang menyambut, pria berusia 55 tahun itu berjalan tegap menyusuri lorong yang membawanya ke tangga utama yang terletak di ruang tengah."Sudah pulang, Mas?" sapa Kinanti yang kebetulan baru saja turun dari lantai dua. Wanita itu serta-merta menyambut kedatangan suaminya dengan semringah. "Aku kira Mas sampe di Jakarta sore nanti.""Penerbangannya dipercepat. Lagipula urusan di sana juga sudah selesai," sahut Rafianto sementara Kinanti mencium tangannya sebagai tanda hormat. Pria itu menatap istrinya yang tampak rapi dalam balutan dress formal dengan dahi berkerut. "Apa kamu mau pergi ke suatu tempat?""Iya, Mas. Istri Tuan Raharja mengajak makan siang hari ini bersama ibu-ibu lain. Kebetulan dia mengundang aku untuk datang, jadi tidak enak rasanya kalau tidak ikut.""Kamu yakin ak

  • Stuck With Mr. Devil   | 65 |

    "Aku mencintaimu."Kalimat romantis yang terucap dari bibir sang aktor yang dramanya sedang Zora tonton saat ini, membuat perut gadis itu bergejolak. Nyaris saja Zora tersedak makanan yang baru ia telan detik sebelumnya jika tak cepat-cepat meneguk air putih di dekatnya."Kakak kenapa?" tegur Zia yang diam-diam memerhatikan tingkah aneh sang kakak dari atas brankar."Hmm?" Zora menoleh. Tangannya dengan cepat menekan tombol pause pada layar ponsel, lalu menggeleng. "Nggak papa. Cuma lagi nonton drakor, tapi dialog-nya cringe banget.""Drakor apaan, Kak?""Apa sih itu judulnya, lupa. Drakor yang lagi booming di sosmed. Katanya seru.""Oh, yang cerita CEO bucin itu ya, Kak?"Zora meringis. "Iya, yang itu. Kok kamu tahu?""Tahu dong. Kalo soal Korea, aku nggak bakal ketinggalan."Zora berdecak. "Korea mulu kamu."Zia terkekeh. "Tumben Kakak nonton drakor. Biasanya jarang-jarang.""Ya, lagi pengen aja," sahut Zora seraya melanjutkan makannya kembali. Namun, ia memilih berhenti untuk menon

  • Stuck With Mr. Devil   | 66 |

    "Apa dokter sudah menikah?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut seorang pasien lansia yang sedang Levi kunjungi.Namanya Nyonya Kusuma. Berusia 64 tahun. Pasien VIP yang menderita Penyakit Jantung Koroner atau istilah medisnya disebut Coronary Heart Disease (CDH). Pasien ini minggu lalu menjalani operasi bypass jantung atau Coronary Artery Bypass Grafting (CABG), yaitu prosedur bedah yang dilakukan akibat penumpukan plak dalam pembuluh darah yang menyebabkan arteri koroner menyempit sehingga membatasi aliran darah ke jantung.Saat ini Levi sedang memantau perkembangan kondisi Nyonya Kusuma pasca operasi. Kendati operasi bypass diyakini bisa memperpanjang usia pasien. Namun, prosedur bedah ini juga dapat menimbulkan beberapa risiko komplikasi."Apa ada keluhan hari ini, Nyonya?" tanya Levi mengabaikan pertanyaan bernada humor sang pasien, seraya menatap rekam medis yang ia pegang dengan saksama.Sebenarnya hari Minggu adalah jadwal Levi libur, tetapi ia lebih memilih untuk b

  • Stuck With Mr. Devil   | 67 |

    💫"Jadi ini tempatnya?" tanya Nevano seraya menghentikan mobil di depan sebuah restoran bercat putih yang terletak di sudut kota.Zora mengangguk. "Iya, di sini."Nevano menatap sekali lagi bangunan yang di kelilingi dinding kaca tersebut dengan tidak yakin. "Tenang aja. Restoran ini beneran enak." Zora yang memerhatikan ekspresi ragu di wajah Nevano buru-buru berkata."Kamu yakin ini bakalan berhasil?" Nevano kali ini menatap Zora. Nada suaranya masih terdengar sangsi.Saat di perjalanan menuju tempat meeting mereka bersama calon investor tersebut, Zora mendadak memberikan usul dan meminta Nevano mengubah tempat meeting mereka ke restoran lain. Zora bilang, sebaiknya memperkenalkan product baru perusahaan dengan cara yang lebih persuasif dan inilah ide yang terpikirkan oleh gadis itu."Iya. Karena kupikir kalau kita cuma mengajukan proposal dan mengenalkan product hanya sebatas presentasi, rasanya itu terlalu biasa. Peluangnya pun masih fifty-fifty. Jadi ada baiknya kita juga menge

Bab terbaru

  • Stuck With Mr. Devil   | 99 |

    "Bagaimana kalau kita mencoba mengenalkan new product kita dengan mengusung tema healthy, smarty and friendly?" usul Zora saat Tim Perencanaan, Tim Marketing dan Tim Produksi meeting bersama untuk ke sekian kali di Rabu pagi hari itu.Meeting kali ini dilakukan untuk membahas pengembangan desain serta penyempurnaan uji coba new product yang sebentar lagi akan dirilis ke pasaran."Healthy, smarty and friendly?" ulang Tami, salah satu staff Divisi Marketing, yang duduk tak jauh dari Zora. Ia terlihat menimbang-nimbang usul tersebut.Zora menatap ke arah wanita berambut hitam legam itu dan mengangguk. "Iya, karena dari product concept yang sudah kita kembangkan, tema ini yang paling cocok. Terutama untuk mie sagu.""Bisa dijelaskan lebih rinci?" pinta staff yang lain."Oke." Zora bangkit dari duduknya, sementara rekan-rekannya di Tim Perencanaan menatap gadis itu takjub. Ya, selama meeting berlangsung, mereka tak menyangka Zora begitu antusias memberikan banyak ide ajaib yang amat sangat

  • Stuck With Mr. Devil   | 98 |

    RING DING DONG!RING DING DONG!Suara dering alarm dari jam weker digital di atas nakas terdengar beberapa kali berdering. Pemuda di balik selimut itu perlahan-lahan mengulurkan tangan ke atas nakas untuk mematikannya. Namun, karena tak berhati-hati ia malah menjatuhkan benda berbentuk segi empat itu hingga menimbulkan bunyi jatuh cukup keras.Levi mengerang kasar. Matanya yang masih terpejam, seketika terbuka. Disibak selimut yang masih membalut tubuhnya dan menegakkan badan. Rasa pusing tiba-tiba saja mendera dan pemuda itu tersentak kala menyadari bahwa ada jejak air mata yang membasahi kedua pipinya.Hell? Rupanya tanpa sadar, Levi sejak tadi menangis dalam tidurnya.Apa-apaan ini? pikir pemuda itu, heran sekaligus aneh. Kenapa ia bisa menangis seperti ini?Dengan napas yang terembus kasar, Levi pun mencoba mengingat-ingat. Dan pemuda itu langsung terhenyak kala menyadari apa yang menyebabkan dirinya menangis dalam tidur. Ternyata itu karena ia memimpikan Zora.Ya Tuhan! Apa sih y

  • Stuck With Mr. Devil   | 97 |

    Sepi.Tak ada apapun selain angin yang berembus menerbangkan dedaunan kering serta tapak sepatu beradu aspal hitam yang dipenuhi jejak hujan semalam. Matahari baru sejengkal menampakkan sinarnya di ujung cakrawala dan keheningan itu masih terasa sama seperti hari-hari sebelumnya.Namun, ada sesuatu yang rasanya janggal.Sesuatu yang menjadi alasan remaja laki-laki itu berdiri diam dengan alis bertautan. Menatap penasaran pada sosok gadis di balik pintu gerbang. "Zora?" Vokal itu datang dengan sedikit tertahan. Ada keterkejutan di ujung nadanya."Ada apa? Kenapa nggak kasih tahu mau kemari sepagi ini?"Gadis yang dipanggil Zora itu tak menjawab. Ia berdiri dengan kepala tertunduk serta kedua bahu bergetar, seolah-olah sedang menahan sesuatu yang mengguncang. Jejemarinya mengepal, mencengkram ujung seragam lusuh yang masih dikenakan, sementara rambut hitam panjangnya yang tergerai, tampak lembab dan kusut di beberapa bagian."Kenapa kamu masih pake seragam? Kamu nggak pulang ke rumah?

  • Stuck With Mr. Devil   | 96 |

    "Jadi Nevano membuat ulah lagi di kantor?" Rafianto menatap sekretaris pribadinya yang sedang berdiri di hadapannya dengan pandangan tajam."Ya, Pak. Saya mendengar dari sekretaris Tuan Nevano kalau Tuan Muda mencium gadis bernama Zora itu di kantor kemarin. Sepertinya Tuan Muda sengaja melakukannya untuk membuat kehebohan," sahut Pak Hendris seraya menganggukkan kepala.Rafianto mengepalkan buku-buku jarinya dan mendengkus kasar. "Anak brengsek itu kenapa selalu saja bertindak ceroboh?""Apa yang harus kita lakukan, Pak?"Pertanyaan itu membuat perasaan Rafianto berkecamuk."Apa Anda yakin ingin tetap menjodohkan Tuan Nevano dengan putri Adi Nugraha itu? Saya rasa ini tidak akan berjalan lancar.""Saya harus melakukannya," tegas Rafianto. "Saya tidak bisa membiarkan apa yang sudah saya bangun dengan susah payah harus runtuh begitu saja. Lagipula ini semua demi kebaikan Nevano juga. Dia adalah ahli waris utama keluarga Abraham saat ini. Jadi mencarikannya pendamping yang tepat adalah s

  • Stuck With Mr. Devil   | 95 |

    "Oh ya, Pak Septian mana?" tanya Zora seraya mengedarkan pandang. Baru tersadar kalau pria tangan kanan Nevano itu sejak tadi tak kelihatan batang hidungnya."Pak Septian udah pergi dari subuh tadi," jawab Nevano. Kali ini ia bergerak memecah beberapa butir telur dan mengocoknya di dalam wadah kecil untuk dijadikan omelet. "Ke mana?""Ke acara peringatan kematian bunda."Kalimat itu membuat Zora tersentak. "Kamu nggak pergi?"Nevano menoleh sekilas dan menggeleng. "Nggak.""Kenapa?""That's just waste of time." Pemuda itu tersenyum miris. "Aku lebih suka ziarah ke makam bunda secara langsung daripada ikut acara seperti itu."Jeda."Karena apapun yang mereka lakukan sekarang, nggak mengubah fakta kalau mereka dulunya juga ikut andil atas kematian bunda."Zora terdiam. Ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Tetapi, ucapan itu juga turut membuat hati Zora merasa sedih."Nanti siang kita jadi ziarah ke makam bunda kamu, 'kan?" tanya Zora kemudian, menatap Nevano lekat.Yang ditatap refl

  • Stuck With Mr. Devil   | 94 |

    It's so sweet, knowing that you love me.Though we don't need to say it to each other, sweet...Knowing that I love you, and running my fingers through your hair.It's so sweet...(Sweet ~ Cigarettes After Sex)❣"Ayo, kita menikah, Zora."Kalimat itu terus terngiang-ngiang dalam benak Zora sepanjang hari itu. Sepanjang Zora membuka mata dan terbangun dari tidurnya.Gadis itu bahkan sudah membersihkan diri dalam bathub selama nyaris satu jam. Memasang instrumental klasik kesukaan pada speaker phone. Menghidu lilin aromatherapy yang ia bakar dan diletakkan di atas lemari nakas. Melihat bagaimana sinar mentari pagi menyusup masuk melalui jendela dan membias di langit-langit membentuk pola kristal temaram.Namun, Zora masih saja belum bisa mengenyahkan kalimat itu dari pikirannya.Oke, satu hal yang rasanya aneh.Sepanjang Zora mengenal Nevano, pemuda itu memang tipikal pribadi yang spontanitas, impulsif dan sulit ditebak. Namun, tak pernah terbayangkan Nevano bisa mengatakan kalimat ing

  • Stuck With Mr. Devil   | 93 |

    "Lo nyari Nevano?" Kedua tangan Zora yang berada di sisi tubuh, mengepal sesaat. Gadis itu kemudian mengangguk sebagai jawaban.Laki-laki dengan tato bergambar mawar hitam di pergelangan tangan itu menilai sejenak penampilan Zora yang mungkin terlalu mencolok. Ya, mengingat gadis itu masih mengenakan seragam di hari menjelang petang dan di tempat para anak muda bermain billiard, tentu hal ini cukup menarik perhatian.Namun, laki-laki itu akhirnya mengendikkan kepala ke arah belakang punggungnya. "Dia ada di lantai dua. Masuk aja. Di meja paling ujung sebelah kiri.""Terima kasih," ucap Zora seraya menganggukkan kepala dan berjalan cepat menaiki tangga yang berada tiga meter dari laki-laki bertato itu.Hal pertama yang menyambut Zora ketika kakinya menjejak di lantai dua adalah bau asap rokok di mana-mana, dentuman keras musik punk serta gelak tawa dan suara geretakan bola-bola dipukul di atas meja pool.Pandangan Zora mengedar. Mencari sosok Nevano di antara para pengunjung yang nyar

  • Stuck With Mr. Devil   | 92 |

    "Zora, sudah berapa kali rasanya nilai ulanganmu turun drastis. Sebentar lagi kita akan ujian akhir kenaikan kelas. Kalau nilaimu begini terus, bisa-bisa beasiswamu terancam," tegur Pak Agung pada Zora yang tengah duduk di hadapannya.Saat ini sekolah sudah berakhir dan Zora secara khusus dipanggil oleh guru wali kelas XI IPA 1 itu. Membahas nilai Zora yang menurun beberapa minggu belakangan."Ini adalah nilai ulangan matematikamu kemarin. Bapak benar-benar tidak menyangka kamu bisa mendapat nilai di bawah 60 pada ulangan kali ini."Zora memandangi lembar ulangan miliknya dengan nanar. Angka 58 tertulis besar-besar di sana, membuat gadis itu menelan ludah. Ya, bila mengingat lagi ke belakang, ini adalah pertama kalinya Zora bisa mendapat nilai seburuk ini dalam sejarahnya bersekolah. Paling rendah nilai yang ia dapatkan setiap ulangan adalah 80. Jadi, kejadian ini tentu membuat wali kelasnya itu merasa kaget. "Apa terjadi sesuatu? Apa kamu sedang ada masalah?" Pak Agung menatap Zora

  • Stuck With Mr. Devil   | 91 |

    Haloo, berhubung update-an kali ini super duper molor, disarankan untuk membaca part sebelumnya biar gak lupa.Dan juga tiga bab ke depan akan menampilkan adegan flashback yaa.Terimakasih ❤Sembilan tahun lalu ketika rasa cinta itu belum bermekaran."Anjing!""Bangsat!""Mati aja lo sekarang!"Serentetan makian dan sumpah serapah mengiringi hantaman, tendangan serta pukulan bertubi-tubi pada sosok laki-laki bertubuh agak ringkih di pojokan teras rumah.Laki-laki itu adalah Gustian, ayah Zora. Ia hanya bisa mengerang serta meringkuk tak berdaya setiap kali menerima pukulan keras yang dilakukan oleh lima orang pria berwajah sangar yang mengelilinginya."Berani-beraninya lo kabur dan sembunyi setelah nipu kami semua! Lo pikir kami ini goblok, hah!?" seru pria berperawakan paling kekar di antara yang lain. Sepertinya pria itu merupakan pemimpin gerombolan preman-preman tersebut dan yang sejak tadi paling sadis menghajar Gustian."Mampus lo, anjing!"Satu tendangan lagi mendarat ke perut

DMCA.com Protection Status