Share

4. Kabur

Penulis: callesy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-29 13:16:34

Erta menguap, ia baru saja bangun tidur. Ia menoleh dan menyadari Sera sedang tertidur di atas meja belajarnya. Kenudian ia mencari jam di kamar Sera, masih jam 1 malam. Kemarin Sera mencurahkan banyak hal kepada Erta, mengenai betapa sendiriannya dia selama ini di rumah. Erta hanya mendengarkan hingga tanpa sadar ia tertidur. 

Erta berjalan menuju kaki Sera, kemudian menggosokkan bulu-bulunya. Sera merasakan ada sesuatu yang lembut sedikit kasar di kakinya kemudian ia membuka matanya. Dengan keadaan mengantuk, ia mengangkat kepalanya dan refleks langsung menoleh ke jam beker yang berada di meja belajarnya. 

"Ah masih jam 1," ujarnya dengan suara serak sehabis bangun tidur. Ia megalihkan pandangannya menuju kakinya dan mendapati Erta ada di sana. "Hai, Ray." Sera menyapa. 

Erta kemudian berhenti menggosokkan bulu-bulunya dan melompat ke atas kasur Sera. Sera yang mengamatinya mengangguk mengerti. 

"Kamu ingin aku tidur di kasur ya. Hahaha, baik sekali kamu." Sera mengelus-elus leher Erta. "Ya sudah, ayo tidur lagi."

Mereka pun tidur di atas kasur yang sama dengan damai. 

***

Jam 5 pagi, jam beker Sera menyala. Membunyikan suara bising yang bertujuan membangunkan Sera. Sera menyibakkan selimutnya, mengusap matanya dengan pelan, hingga akhirnya matanya membuka dan nyawanya sedikit kembali ke tubuhnya. Sera beranjak dari kasurnya dan mematikan jam bekernya. 

Dalam keadaan setengah mengantuk, Sera menuju kamar mandi yang ada di samping kamarnya sambil membawa handuk. Ia pun mandi dengan tenang, hingga ia tidak sadar belum membawa seragamnya ke kamar mandi. 

Sementara itu, Erta baru bangun jam setengah enam pagi. Ia menguap seperti biasa dan merenggangkan tubuhnya. 

Cklek. 

Pintu kamar Sera terbuka dan terlihat Sera dengan hanya balutan handuk. Erta terkejut, rasa kantuknya langsung menghilang, ia segera memalingkan pandangannya. Dalam hati, ia memerah, jantungnya berdebar dengan kencang. Rasanya berbeda saat melihat kakak-kakak perempuannya hanya menggunakan handuk. 

Sera yang melihat Erta memalingkan wajahnya, tertawa. Merasa aneh karena seharusnya kucing tidak perlu sampai sebegitunya. Sera dengan santai mengeluarkan seragamnya dan mengenakannya. Sementara Erta masih memalingkan wajahnya dengan kaku. 

Setelah Sera selesai berseragam, ia menepuk kepala Erta. 

"Ray, aku sudah selesai ganti baju." Sera tertawa kecil. "Ternyata kamu tipe gentleman ya, padahal kamu cuma kucing."

Erta menoleh ke belakang, melihat Sera yang sudah lengkap dengan seragam SMA nya. Dalam hati meruntuki mengapa ia memalingkan wajahnya, padahal ia yakin ia tidak tertarik dengan perempuan manusia. 

'Aku memang kucing, tapi kecerdasanku setara dengan manusia.' Erta membatin sambil menangis dalam hatinya. 

Sera kemudian mengambil kantong makan kering kucing dan menuangkan makanannya ke mangkok. Tidak lupa dengan minumannya juga. 

"Aku tidak lupa memberimu makan kan?" Sera mengedipkan matanya ke arah Erta. Dalam hati bangga pada dirinya sendiri karena merasa hari ini sepertinya akan sempurna dan tidak melupakan sesuatu. 

Erta hanya diam dan menguap, jujur saja ia masih mengantuk. Sera hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa bahwa kucingnya ini sangat pemalas sekali. 

Sera kemudian melanjutkan mempersiapkan menuju sekolah. Dan tepat pada jam 6, ia berangkat sekolah, sebelum itu, ia mengelus-elus Erta dan menciumnya pucuk kepalanya. Hal itu berhasil membuat Erta berdebar. 

Erta memegang kepalanya, dalam hati ia merasa panas dan berdebar. Ia merasa sangat malu sekali. Erta kemudian mendadak teringat dengan keluarganya, ia mendadak rindu mereka. 

'Seharusnya aku keluar rumah sebentar tidak apa-apa 'kan?' batin Erta. Ia pun mendorong jendela yang ada di kamar Sera yang tidak terkunci, kemudian ia keluar dari lantai dua itu. 

Erta dengan mulus mendarat di atas teras rumah Sera, kemudian Erta berjalan ke rumah keluarganya yang dekat dengan rumah Sera. 

***

Duk duk duk. 

Terdengar suara pintu didorong berkali-kali dengan keras. Vani refleks menoleh ke pintu depan rumah. 

"Indra, coba buka pintunya itu ada siapa!" Perintah Vani. 

Indra yang sedang bermain game berdecak kesal. Ia dengan malas menaruh handphone nya di atas meja dan berjalan menuju pintu depan. 

Cklek. 

Indra tidak terlihat terkejut saat melihat seekor kucing yang familiar dimatanya. 

"Kak, Erta pulang ke rumah!" Indra berteriak dengan nada malas. 

Erta dengan santai memasuki rumahnya dan langsung dihadang oleh Vani. 

"Kamu kabur ya? Kenapa kamu kabur? Kamu tau kan majikan pasti selalu merasa sangat sedih dan kehilangan saat kucingnya mendadak kabur." Vani mengintrogasi dengan nada tegas. 

"A-aku hanga merindukan keluargaku. Masa aku tidak boleh ke sini? Lagipula Sera sedang bersekolah sekarang, aku bisa pulang sebelum dia ke rumah nanti." Erta menjawab dengan kaku. 

Vani menatapnya dengan pandangan menyipit, tidak percaya. 

"Apa yang aku katakan itu benar, Kak! Lihat, telingaku tidak bergerak kan?!" Erta menunjukkan telinga kucingnya. 

Vani terdiam sejenak, kemudian mengangguk-angguk. Ia pun mempersilakan Erta masuk. 

"Jadi, bagaimana di sana?" Tanya Vani. 

"Biasa sih, aku diberi makan minum, dielus-elus..." Tiba-tiba Erta teringat kejadian tadi pagi yang membuatnya memerah. 

Vani menatap Erta dengan curiga saat Erta terlihat tersipu. 

"Kamu tidak mengintip majikanmu kan?" tanya Vani dengan nada garang. 

Erta dengan cepat mengeleng-gelengkan kepalanya, Kakak pertamanya ini memang menyeramkan. 

"Baguslah."

"Ertaaaaa!" Yetha datang kemudian segera menggendong Erta. "Bagaimana di sana? Kamu sudah jatuh cinta?"

Erta memutar bola matanya, "tentu saja tidak, aku kan sudah bilang aku tidak akan jatuh cinta pada manusia."

Yetha menatap Erta dengan pandangan 'kamu-tidak-seru', kemudian menurunkan Erta ke lantai. 

"Lantas kenapa kamu di sini? Apakah majikanmu tidak memperlakukanmu dengan baik?" tanya Yetha serius. 

Erta menggeleng-gelengkan kepalanya, "tidak, aku hanya ingin berkunjung saja, lagipula Sera lagi di sekolah."

Yetha hanya mengangguk-angguk, lalu mengelus-elus Erta. Kemudian keluarga itu pun saling bercengkrama setelah beberapa hari tidak bertemu. 

***

Tanpa sadar, matahari sudah akan tenggelam. Langit mulai berwarna oranye ke kuning. Menciptakan pemandangan yang indah bagi Sera yang sedang berjalan kaki menuju rumahnya. Sera menggumamkan beberapa lagu, terlihat sekali bahwa ia sedang senang. Di tangan kanannya ada kantung plastik berwarna hitam. 

'Ray pasti akan suka dengan jajan ini.' Sera menatap kantung plastik berwarna hitam di tangannya. 

Jalan perjalanan dari sekolah ke rumah memang melewati toko kucing, dan Sera teringat temannya, Triya, menunjukkan saat kucingnya diveri jajan dengan bentuk persegi panjang. Sera pun baru saja membeli jajan kucing di toko kucing itu dengan uang sakunga. Sera dalam hati tidak sabar untuk bertemu kucingnya. 

Beberapa langkah kemudian, Sera sampai di rumahnya. Ia mengeluarkan kunci dan membuka pintu rumahnya. 

"Aku pulang!" seru Sera dengan semangat. Ia melepas sepatunya dan buru-buru ke lantai dua menuju kamarnya. 

"Ray! Lihat apa yang kubawakan untukmu!" seru Sera sambil membuka pintu kamarnya. 

Wushhh. 

Senyuman Sera menghilang, yang ia lihat hanya kamarnya yang kosong dengan jendela dekat kasurnya yang terbuka sebelah. 

'Ma-Masa' Ray kabur?' batin Sera tidak percaya. Dalam hati ia meruntuki tidak mengunci jendela kamarnya karena ia berpikir itu tidak perlu. Ia jua tidak tau ternyata kucing bisa mendorong jendela hingga terbuka. 

"Tenanglah Sera, mungkin Ray akan kembali nanti. Mungkin ia hanya bosan hanya berada di kamar ini.' Sera mencoba berpikir positif. 

Beberapa menit kemudian, Sera mencoba menunggu. Tetapi, Sera tidak bisa tenang. Selain ia khawatir Ray akan kenapa-napa, ia juga khawatir apa yang orangtuanya akan lakukan jika tahu kucingnya menghilang. 

Sera tidak mengganti seragamnya dan langsung keluar dari rumah dengan sandalnya. Ya, ia berniat untuk mencari Ray sendiri. Tidak lupa ia mengunci pintu rumahnya. Sera dengan berjalan dengan mata yang menelisik dengan teliti, mencoba mencari kucingnya. Terkadang ia menyingkirkan beberapa semak-semak untuk mencari apakah Ray ada di sana. 

Sera rasanya ingin menangis, ia tidak tau sudah berapa lama ia mencari, tapi langit sekarang sudah gelap. Sera kemudian menyerah, ia kembali ke rumahnya. Sera tidak memiliki nafsu makan dan hanya terdiam di sofa ruang tamu, berharap Ray akan datang. 

***

Sementara itu, Erta masih bercengkrama dengan keluarganya. 

"Lho, Erta, Sera pulang jam berapa? Langit sudah gelap lho, " tanya sang Ibu. 

Erta menoleh ke arah jendela dengan panik. Benar saja, langit sudah gelap. Erra langsung bangkit dari duduknya berlari. 

"Maaf, aku pamit dulu!" Erta berlari sekencang-kencangnya keluar dari rumah keluarganya. 

Sementara keluarganya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. 

'Erta pasti lupa waktu saat mengobrol dengan kami,' batin mereka dengan tepat. 

Bab terkait

  • Stray Cat   5. Hariz

    Sera melihat jam dinding di rumahnya. Waktu akan terus berjalan, sementara Sera hanya diam di sofa ruang tamu. Sera ingin beranjak dari sofanya untuk mencari Ray, tapi bagaimana jika orangtuanya. pulang dan mendapati Sera tidak ada di rumah? Itu akan lebih rumit dan semuanya akan menjadi khawatir. Sera menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, berusaha untuk menenangkan diri."Meow!"Tiba-tiba terdengar suara kucing dari pintu depan. Sera buru-buru bangkit dari kasurnya dan berjalan ke pintu depan untuk membukanya. Ia mendapati orangtuanya juga di sana, Ibunya sedang menggendong Ray dan Ayahnya yang hanya tersenyum. Sera menghela nafas lega."Ray! Aku khawatir sekali padamu!" Sera mengambil Ray dari gendongan Ibunya dengan perlahan kemudian memeluknya. Erta dalam hati bersemu, ia masih tidak terbiasa jika Sera memeluknya dengan mendadak."Tadi Ibu temukan dia di depan pintu, seperti nya bingung bagaimana caranya masuk," cerita Ibu Ser

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-31
  • Stray Cat   6. Kerja Kelompok

    Sera pulang ke rumah dengan perasaan ringan. Hari ini semuanya berjalan lancar, kelompok biologi yang dia masuki memiliki siswa yang rajin semua. Sera segera menuju ke kamarnya untuk menemui sang peliharaannya, Ray."Rayyy~!" Sera memanggil Erta dengan nada ceria. Erta hanya melirik pada Sera sambil menjilat-jilat bulunya."Guess what?!" Sera memulai curahan hati kali ini dengan bahasa Inggris. "Astaga, aku masuk ke kelompok rajin. Tidak ada lagi yang namanya murid malas dan tidak mengerjakan tugas kelompok."Erta hanya diam mendengarkan, sejak mereka mulai dekat, Sera selalu rutin mencurahkan kehidupannya kepada Erta. Selama ini Sera selalu menceritakan semuanya dengan nada semangat dan itu membuat Erta lega. Artinya hidup Sera selama ini lancar dan tidak ada kejadian buruknyang menimpanya."Oh iya, teman-temanku akan datang ke rumah untuk mengerjakan tugas kelompok. Aku akan memamerkanmu hehehe!" Sera mengelus-elus Erta."

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Stray Cat   7. Jatuh Cinta?

    Kerja kelompok sudah selesai, Nita dan Kezia sudah dijemput oleh orangtua masing-masing dan menyisakan Hariz. Hariz dengan kaku duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan jari-jarinya. Ia terlihat bingung dan canggung. Sementara itu, Sera ikut terpangaruh oleh suasana canggung tersebut dan hanya bisa diam sambil memainkan handphonenya.Hariz melirik ke arah Sera.'Ayo, Hariz, buka pembicaraan.' Batin Hariz berteriak, merasa dirinya payah sekali karena membiarkan suasana berlangsung kaku dan hening yang tidak mengenakkan bagi keduanya."Meoww!" Erta mendadak mengeong dan lompat ke paha Sera.Suasana hening pecah dengan Sera yang terkikik kecil sambil mengelus Erta. Hariz tersenyum."Senyummu itu manis, Ser." Hariz tersentak, terkejut sendiri dengan ucapannya. Sepertinya batinnya baru saja membuat bibirnya bergerak dan suaranya benar-benar keluar dengan keras. Hariz meruntuki dirinya yang tidak bisa mengendalikan tubuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Stray Cat   8. Suka

    Sera mengetuk-etuk jarinya, ia merasa sangat mengantuk hari ini. Semalam ia begadang mengobrol dengan kucingnya hingga larut. Dan akibatnya sekarang di sekolah ia sangat mengantuk.'Aku pasti sudah sangat gila mengobrol dengan kucing. Tapi, Ray seru sih diajak mengobrol,' batin Sera."Hey!"Nita datang merangkul leher Sera, membuat Sera tersentak dan menghilangkan rasa kantuknya tadi. Sera menghembuskan nafas lega saat mengetahui bahwa itu hanya Nita."Kau mengagetkanku.""Kamu terlihat sedang melamun sih, hehehe." Nita hanya terkekeh. Sera memutar bola matanya dengan malas. "Omong-omong, kamu begadang ya?" tanya Nita."H-ha? Enggak kok." Sera menjawab dengan kaku, tidak menyangka ia ketahuan oleh sahabatnya sendiri.Nita tersenyum. "Kamu pasti tidak sadar bahwa jika setiap kamu begadang, kantung matamu mudah terlihat menghitam esoknya. Aku selalu menyadari ini sejak kita sering menginap bareng semasa SMP

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Stray Cat   9. Belajar Bersama

    Sera hanya terdism, namun wajahnya telah mengatakan segalanya. Nita tersenyum menggoda."I got you, babe. Nanti ku kasih kesempatan untuk kalian berdua." Nita mengedipkan matanya.Sera mendorong Nita pelan. "Apa sih? Jangan gituu, kan tujuan utamanya belajar.""Iya, iya, belajar." Nita tertawa. Sera mengerang, malu sekali mengakui bahwa tebakan Nita benar."Ya sudah yuk pulang."***Tanpa terasa hari Sabtu tiba. Sera mematut dirinya di depan cermin, tidak biasanya ia begini saat belajar bersama, alias memperdulikan penampilannya. Sera menepuk dahinya pelan, meruntuki dan mau tak mau percaya bahwa dirinya sudah jatuh dalam pesona Hariz.Sementara itu Erta sedang memperhatikan Sera. Masih dengan pikirannya sendiri tentang perkataan keluarganya. Erta mengerjapkan matanya, merasa bahwa Sera hari inj tidak seperti bissanya. Sera termasuk anak yang cukup cuek dengan penampilannya, namun hari ini ia berkali-kali memas

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-10
  • Stray Cat   10. Usaha

    Sejak dulu, Erta selalu menganggap buyutnya ada orang yang aneh. Buyut? Yang ia maksud adalah lelaki yang membuat permohonan pada Tuhan untuk menjadi kucing demi cintanya. Mengapa pula ia harus memohon demi cintanya kepada seekor kucing? Padahal bisa saja risikonya sangat besar untuk menjadi kucing selamanya dan mencintai dengan setia kucing tersebut. Meski memang akhirnya mereka hidup bahagia, Erta maish tidak mengerti. Mengapa ada seseorang yang mau mengorbankan sesuatu begitu besar demi cinta? Apa itu cinta?Sejak Erta diceritakan oleh ibunya mengenai cerita kisah keluarganya yang ia akui aneh, Erta sudah bertekad tidak akan terlena dengan cinta. Sampai sekarang pun, Erta tidak mengerti bagaimana saudara-saudaranya berakhir rela menjadi manusia. Sebenarnya Erta juga tidak mengerti mengapa pasangan mereka bisa mau menerima saudara-saudaranya yang aslinya terlahir sebagai kucing.'Cinta itu aneh.'Itulah yang selalu dipikirkan Erta.'Ci

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Stray Cat   Prolog

    Dentingan gapur dan sendok terdengar ke sepenjuru rumah. Sera mengunyah makanannya dalam diam, begitu pula orangtuanya yang jarang pulang selama ini. Sera menatap kedua orangtunya dengan tatapan ragu.Tiba-tiba Sera meletakkan sendok dan garpunya, membuat kedua orangnya menatap Sera dan ikut menghentikan gerakan sendok dan garpu mereka. Wajah Sera terlihat gugup, ia menelan ludahnya. Selama ini ia jarang mengobrol dengan orangtuanya, namun kali ini ia sangat menginginkan sesuatu dan untuk pertama kalinya ia akan memintanya kepada orangtuanya."Ayah, Ibu." Sera akhirnya berhasil mengucapkan sesuatu. "Apa aku... Boleh meminta peliharaan kucing?"Ayah dan Ibu Sera saling berpandangan."A-aku habis melihat kucing cantik sekali di rumah temanku jadi aku... Aku akan merawatnya sendiri! Aku akan memandikannya dan lain-lain!" Suara Sera terdengar gugup.Ayah dan Ibu Sera terdiam, kemudian tawa mereka pecah."Iya, Sera. Tidak perlu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25
  • Stray Cat   1. Menjadi Kucing

    Dahulu kala, ada seorang manusia yang sangat tampan. Namun, ia mencintai seekor kucing peliharaannya sendiri. Ia kemudian memikirkannya berkali-kali bagaimana caranya agar cintanya bisa berhasil. Ia pun akhirnya memutuskan untuk meminta Tuhan agar diubah menjadi kucing."Tuhan, saya mohon jadikan saya kucing. Saya tidak akan menyesal dan akan melakukan apapun untuk menjadi kucing!" Pria itu memohon dengan penuh ampunan.Beberapa hari kemudian, pria tersebut memimpikan menjadi kucing dan saat bangun, ia benar-benar menjadi kucing. Saat itu sang pria masih berumur 20 tahun. Dalam mimpi tersebut, sang pria diberitahukan bahwa keturunannya akan mendapat hadiah, yaitu bisa memilih pujaan hati mereka kucing maupun manusia. Namun, mereka harus memilih harus menjadi apa untuk kehidupan sampai akhir pada umur 20. Caranya yaitu dengan berdoa dengan memohon ampunan, namun mereka tidak boleh ragu dan harus yakin dengan pilihan mereka, jika tidak,

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25

Bab terbaru

  • Stray Cat   10. Usaha

    Sejak dulu, Erta selalu menganggap buyutnya ada orang yang aneh. Buyut? Yang ia maksud adalah lelaki yang membuat permohonan pada Tuhan untuk menjadi kucing demi cintanya. Mengapa pula ia harus memohon demi cintanya kepada seekor kucing? Padahal bisa saja risikonya sangat besar untuk menjadi kucing selamanya dan mencintai dengan setia kucing tersebut. Meski memang akhirnya mereka hidup bahagia, Erta maish tidak mengerti. Mengapa ada seseorang yang mau mengorbankan sesuatu begitu besar demi cinta? Apa itu cinta?Sejak Erta diceritakan oleh ibunya mengenai cerita kisah keluarganya yang ia akui aneh, Erta sudah bertekad tidak akan terlena dengan cinta. Sampai sekarang pun, Erta tidak mengerti bagaimana saudara-saudaranya berakhir rela menjadi manusia. Sebenarnya Erta juga tidak mengerti mengapa pasangan mereka bisa mau menerima saudara-saudaranya yang aslinya terlahir sebagai kucing.'Cinta itu aneh.'Itulah yang selalu dipikirkan Erta.'Ci

  • Stray Cat   9. Belajar Bersama

    Sera hanya terdism, namun wajahnya telah mengatakan segalanya. Nita tersenyum menggoda."I got you, babe. Nanti ku kasih kesempatan untuk kalian berdua." Nita mengedipkan matanya.Sera mendorong Nita pelan. "Apa sih? Jangan gituu, kan tujuan utamanya belajar.""Iya, iya, belajar." Nita tertawa. Sera mengerang, malu sekali mengakui bahwa tebakan Nita benar."Ya sudah yuk pulang."***Tanpa terasa hari Sabtu tiba. Sera mematut dirinya di depan cermin, tidak biasanya ia begini saat belajar bersama, alias memperdulikan penampilannya. Sera menepuk dahinya pelan, meruntuki dan mau tak mau percaya bahwa dirinya sudah jatuh dalam pesona Hariz.Sementara itu Erta sedang memperhatikan Sera. Masih dengan pikirannya sendiri tentang perkataan keluarganya. Erta mengerjapkan matanya, merasa bahwa Sera hari inj tidak seperti bissanya. Sera termasuk anak yang cukup cuek dengan penampilannya, namun hari ini ia berkali-kali memas

  • Stray Cat   8. Suka

    Sera mengetuk-etuk jarinya, ia merasa sangat mengantuk hari ini. Semalam ia begadang mengobrol dengan kucingnya hingga larut. Dan akibatnya sekarang di sekolah ia sangat mengantuk.'Aku pasti sudah sangat gila mengobrol dengan kucing. Tapi, Ray seru sih diajak mengobrol,' batin Sera."Hey!"Nita datang merangkul leher Sera, membuat Sera tersentak dan menghilangkan rasa kantuknya tadi. Sera menghembuskan nafas lega saat mengetahui bahwa itu hanya Nita."Kau mengagetkanku.""Kamu terlihat sedang melamun sih, hehehe." Nita hanya terkekeh. Sera memutar bola matanya dengan malas. "Omong-omong, kamu begadang ya?" tanya Nita."H-ha? Enggak kok." Sera menjawab dengan kaku, tidak menyangka ia ketahuan oleh sahabatnya sendiri.Nita tersenyum. "Kamu pasti tidak sadar bahwa jika setiap kamu begadang, kantung matamu mudah terlihat menghitam esoknya. Aku selalu menyadari ini sejak kita sering menginap bareng semasa SMP

  • Stray Cat   7. Jatuh Cinta?

    Kerja kelompok sudah selesai, Nita dan Kezia sudah dijemput oleh orangtua masing-masing dan menyisakan Hariz. Hariz dengan kaku duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan jari-jarinya. Ia terlihat bingung dan canggung. Sementara itu, Sera ikut terpangaruh oleh suasana canggung tersebut dan hanya bisa diam sambil memainkan handphonenya.Hariz melirik ke arah Sera.'Ayo, Hariz, buka pembicaraan.' Batin Hariz berteriak, merasa dirinya payah sekali karena membiarkan suasana berlangsung kaku dan hening yang tidak mengenakkan bagi keduanya."Meoww!" Erta mendadak mengeong dan lompat ke paha Sera.Suasana hening pecah dengan Sera yang terkikik kecil sambil mengelus Erta. Hariz tersenyum."Senyummu itu manis, Ser." Hariz tersentak, terkejut sendiri dengan ucapannya. Sepertinya batinnya baru saja membuat bibirnya bergerak dan suaranya benar-benar keluar dengan keras. Hariz meruntuki dirinya yang tidak bisa mengendalikan tubuhnya

  • Stray Cat   6. Kerja Kelompok

    Sera pulang ke rumah dengan perasaan ringan. Hari ini semuanya berjalan lancar, kelompok biologi yang dia masuki memiliki siswa yang rajin semua. Sera segera menuju ke kamarnya untuk menemui sang peliharaannya, Ray."Rayyy~!" Sera memanggil Erta dengan nada ceria. Erta hanya melirik pada Sera sambil menjilat-jilat bulunya."Guess what?!" Sera memulai curahan hati kali ini dengan bahasa Inggris. "Astaga, aku masuk ke kelompok rajin. Tidak ada lagi yang namanya murid malas dan tidak mengerjakan tugas kelompok."Erta hanya diam mendengarkan, sejak mereka mulai dekat, Sera selalu rutin mencurahkan kehidupannya kepada Erta. Selama ini Sera selalu menceritakan semuanya dengan nada semangat dan itu membuat Erta lega. Artinya hidup Sera selama ini lancar dan tidak ada kejadian buruknyang menimpanya."Oh iya, teman-temanku akan datang ke rumah untuk mengerjakan tugas kelompok. Aku akan memamerkanmu hehehe!" Sera mengelus-elus Erta."

  • Stray Cat   5. Hariz

    Sera melihat jam dinding di rumahnya. Waktu akan terus berjalan, sementara Sera hanya diam di sofa ruang tamu. Sera ingin beranjak dari sofanya untuk mencari Ray, tapi bagaimana jika orangtuanya. pulang dan mendapati Sera tidak ada di rumah? Itu akan lebih rumit dan semuanya akan menjadi khawatir. Sera menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, berusaha untuk menenangkan diri."Meow!"Tiba-tiba terdengar suara kucing dari pintu depan. Sera buru-buru bangkit dari kasurnya dan berjalan ke pintu depan untuk membukanya. Ia mendapati orangtuanya juga di sana, Ibunya sedang menggendong Ray dan Ayahnya yang hanya tersenyum. Sera menghela nafas lega."Ray! Aku khawatir sekali padamu!" Sera mengambil Ray dari gendongan Ibunya dengan perlahan kemudian memeluknya. Erta dalam hati bersemu, ia masih tidak terbiasa jika Sera memeluknya dengan mendadak."Tadi Ibu temukan dia di depan pintu, seperti nya bingung bagaimana caranya masuk," cerita Ibu Ser

  • Stray Cat   4. Kabur

    Erta menguap, ia baru saja bangun tidur. Ia menoleh dan menyadari Sera sedang tertidur di atas meja belajarnya. Kenudian ia mencari jam di kamar Sera, masih jam 1 malam. Kemarin Sera mencurahkan banyak hal kepada Erta, mengenai betapa sendiriannya dia selama ini di rumah. Erta hanya mendengarkan hingga tanpa sadar ia tertidur.Erta berjalan menuju kaki Sera, kemudian menggosokkan bulu-bulunya. Sera merasakan ada sesuatu yang lembut sedikit kasar di kakinya kemudian ia membuka matanya. Dengan keadaan mengantuk, ia mengangkat kepalanya dan refleks langsung menoleh ke jam beker yang berada di meja belajarnya."Ah masih jam 1," ujarnya dengan suara serak sehabis bangun tidur. Ia megalihkan pandangannya menuju kakinya dan mendapati Erta ada di sana. "Hai, Ray." Sera menyapa.Erta kemudian berhenti menggosokkan bulu-bulunya dan melompat ke atas kasur Sera. Sera yang mengamatinya mengangguk mengerti."Kamu ingin aku tidur di kasur ya. Hah

  • Stray Cat   3. Memberi Makan

    Teeet toot teet tottSera mengusap matanya saat mendengar suara keras dari jam alarmnya. Saat itulah ia sadar, wajahnya dekat sekali dengan Erta. Sera terkejut dan segera mundur. Tiba-tiba memorinya tentang kemarin kembali, jujur saja Sera merasa kemarin ia sangat gila. Sera masih tidak suka dengan perawakan Erta, ia merinding sendiri.Sera kemudian cepat-cepat bersiap untuk sekolah, meninggalkan Erta yang sedang tertidur. Hingga tanpa sadar, Sera lupa untuk memberi makan dan minum untuk Erta.***Erta menguap, ia mengedipkan matanya berkali-kali hingga pandangannya cerah. Erta menolehkan kepala kucingnya menyusuri kamar Sera. Kemudian, ia menyadari bahwa majikannya itu sudah pergi ke sekolah.KruuyukkkErta memegang perutnya. Ia merasa lapar. Ia pun bangkit dengan keempat kakinya kemudian melompat ke lantai. Ia menghampiri tempat yang biasa terletak piring makanan dan minuman. Namun, ternyata piring itu kosong. Erta menged

  • Stray Cat   2. Ranking Try Out

    Erta hanya duduk mengamati Sera yang sedang mondar-mandir mempersiapkan sekolahnya. Erta membuka mulutnya, menguap. Ia sangat mengantuk, dan ia juga berpikir inilah salah satu alasan ia tidak ingin menjadi manusia. Mereka harus bersekolah dan menghidupi diri mereka sendiri dengan bekerja. Bukankah menjadi kucing yang disayang atau dirawat lebih baik?Sera menjinjing tasnya gang berwarna, ia nyaris saja keluar dari kamarnya jika ia tidak mendadak mengingat sesuatu. Ia menghampiri Erta, Erta mematung, terdiam. Erta memperhatikan apa yang akan gadis ini lakukan."Dimakan ya. Aku harus merawatmu dengan baik agar tidak mengecewakan orangtuaku." Sera menatap Erta dengan pandangan tidak suka, masih membenci fisik dari kucing barunya ini.Sera kemudian keluar dari kamarnya dan segera sarapan, lalu berangkat ke sekolah. Erta hanya mendengus dalam wujud kucingnya kemudian memakan makanan kering yang diberikan Sera tadi.***Sera telah sampa

DMCA.com Protection Status