Home / Romansa / Stray Cat / 2. Ranking Try Out

Share

2. Ranking Try Out

Author: callesy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Erta hanya duduk mengamati Sera yang sedang mondar-mandir mempersiapkan sekolahnya. Erta membuka mulutnya, menguap. Ia sangat mengantuk, dan ia juga berpikir inilah salah satu alasan ia tidak ingin menjadi manusia. Mereka harus bersekolah dan menghidupi diri mereka sendiri dengan bekerja. Bukankah menjadi kucing yang disayang atau dirawat lebih baik?

Sera menjinjing tasnya gang berwarna, ia nyaris saja keluar dari kamarnya jika ia tidak mendadak mengingat sesuatu. Ia menghampiri Erta, Erta mematung, terdiam. Erta memperhatikan apa yang akan gadis ini lakukan. 

"Dimakan ya. Aku harus merawatmu dengan baik agar tidak mengecewakan orangtuaku." Sera menatap Erta dengan pandangan tidak suka, masih membenci fisik dari kucing barunya ini.

Sera kemudian keluar dari kamarnya dan segera sarapan, lalu berangkat ke sekolah. Erta hanya mendengus dalam wujud kucingnya kemudian memakan makanan kering yang diberikan Sera tadi.

***

Sera telah sampai di kelasnya. Ia duduk di bangkunya yang berada di depan kelas paling kanan di depan meja guru dengan muka masam.

"Sera!" Sapa salah satu temannya dengan rambut pendek hjngga tidak menyentuh bahu. Ia mengernyitkan dahinya saat melihat wajah Sera yang masam. "Kenapa, Ser?"

Sera menoleh ke arah temannya itu, "enggak, cuma... Ah tidak, aku kurang tidur karena terlalu lama bermain dengan kucingku, Nita." Sera berbohong. 

Mata Nita berbinar saat mendengar kata kucing. Ia sedikit menggebrak meja bangku Sera kemudian menatap Sera.

"Kucing?! Jadi kamu benar-benar dibelikan kucing oleh orangtuamu?! Astaga, andai ibuku memperbolehkanku membeli kucing juga." Nita berkata dengan sedikit nada kesal. 

Sera tertawa kecil. Dalam hati masih kesal dengan wujud kucingnya yang tidak sebagus punya temannya yang lain, Triya. Sera tersenyum.

"Coba bujuk sekali lagi deh. Bilang saja kalau kamu akan merawatnya sendiri, memandikannya sendiri. Dan oh iya, deskripsikan kucing yang kau mau dengan benar."

"Percuma sih, Ser. Ibuku sangat keras kepala dan tidak percaya padaku. Tapi, aku memang tidak serajin dan setelaten kamu sih. Wajar orangtuamu mengabulkan permintaanmu." Nita terkekeh, mengakui ketelatenan temannya. "Kalau begitu kapan-kapan aku boleh ke rumahmu 'kan? Aku ingin main dengan kucingmu."

Sera dengan reflek menggeleng. Mengingat ia tidak memiliki kucing yang pantas untuk dipamerkan. "Ah tidak, kucingku masih nakal. Dia suka menyakar hahahaha. Nanti jika dia sudah jinak nanti kamu bisa main ke rumahku."

Nita cemberut. "Astaga baiklah, aku mengerti. Omong-omong kamu sudah menyelesaikan tugas Fisika?"

Sera mengernyit. "Fisika ada tugas?"

Nita membelalak, menatap Sera tidak percaya. "Tugas yang 5 soal dan beranak itu lho. Astaga Sera, Fisika jam pertama kita."

Sera buru-buru mengecek tasnya dan mengeluarkan buku fisika. Ia membuka tiap lembar bukunya kemudian saat ia melihat halaman terakhirnya, ia menghela nafas lega.

"Aku lupa saat diberikan tugasnya langsung kukerjakan hehe. Jadi aku tidak ingat ada tugas ini." Sera menertawakan dirinya.

Nita menggeleng-gelengkan kepalanya, "rajin sekali kamu, Ser. Ya sudah. Aku kembali ke bangku ku dulu ya. Sudah maunya bel masuk."

"Okay." Sera tersenyum. Nita pun kembali ke bangkunya.

Sera kemudian menyiapkan segala.keperluan untuk jam pertama sekolah. Ia siap mengikuti pelajaran kali ini.

***

Erta berjalan-jalan di dalam kamar Sera. Ia bingung ingin melakukan apa. Kamar Sera terlihat membosankan. Catnya berwarna krem, ada lemari kayu, rak buku, meja belajar, dan kasur. Tidak ada poster-poster atau sesuatu yang terlihat seperti hobi di kamar Sera.

'Anak ini sepertinya tipe cewek cantik yang pintar idaman laki-laki. Bisa saja Kak Yetha dan Kak Vani kebetulan menemukan orangtua Sera. Kalau laki-laki selain aku, pasti akan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Sera.' Erta membatin sambil melompat ke kasur Sera.

Erta merebahkan badannya, ia lelah tidur di lantai. Selama ini di keluarganya iancukup dimanjakan dengan memiki kasur yang empuk dan makanan yang enak. Erta baru pertama kali memakan makanan kering kucing seperti tadi, rasanya tidak buruk, tetapi tetap saja tidak seenak makanan rumahan.

Erta menguap. Ia memang selalu mengantuk, namun kali ini ia merasa harus mengenali sesyatu tentang Sera, sesuatu yang buruk, agar ia memiliki alasan kabur dari rumah ini.

Erta bisa saja kabur dan berbohong. Namun, sayangnya Erta memiliki.kebiasaan telinga kucingnya agar bergerak saat ia berbohong. Yang ada ia akan diamuk kakak-kakak perempuannya dan disuruh kembali ke rumah ini.

Erta menghela nafas. Merasa bahwa majikannya ini terlalu sempurna hingga ia tidak menemukan apapun yang bisa dianggap buruk. 

***

Sera merenggangkan tangannya. Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi, ia tidak sabar untuk merebahkan diri di kasur kesayangannya. 

"Ser! Ser!" 

Sera refleks menoleh saat ia dipanggil. Ternyata itu Nita lagi, ja memanggil Sera dengan sedikit tergesa dan tangannya yang memegang handphone dengan keadaan menyala. 

"Hasil try outnya sudah keluar!"

Sera berbinar. Dua minggu yang lalu ia mengikuti try out online dan jujur saja ia sangat menantikan hasilnya. Nita pun mendekat ke bangku Sera kemudian menunjukkan handphone nya. 

"Gimana?" tanya Nita. 

Wajah Sera yang awalnya cerah tiba-tiba sedikit meredup. Ia merasa terlalu berekspetasi tinggi. Nita yang melihatnya mengernyit bingung, ia pun melihat lagi ke arah handphonenya. Sera masuk 40 besar dari 300 peserta. Nita tau Sera tipe yang terlalu ingin masuk 10 besar, tetapi 40 besar untuk try out pertama di kelas 12 cukup bagus bukan? 

Nita menepuk bahu Sera, "gapapa, kan masih awal. Ayo semangat!" Nita mengepalkan tangannya dan meninjunya ke udara. Sera tersenyum. 

"Terima kasih, Nit." Sera mengucapkannya dengan tulus. 

Nita balas tersenyum, "ya sudah, ayo kita pulang dan istirahat!"

Sera mengangguk dan segera membawa tasnya lalu mengikuti Nita menuju gerbang sekolah. 

***

"Aku pulang." Sera menutup pintu rumahnya, ia cepat-cepat menuju kamarnya yang berada di lantai dua dan menjatuhkan dirinya ke atas kasur. 

Dadanya sesak, sebenarnya sedari tadi ia menahan tangis. Sera menangkupkan tangannya dan menutupi wajahnya. Air matanya mulai menetes dan membasahi seprei kasurnya. Ia menangis dengan sesegukan. 

Tiba-tiba Erta melompat ke atas kasur dan menghampiri Sera. Membuat Sera sedikit terkejut, namun kemudian Sera memeluk Erta dengan erat. Sebenarnha sedari tadi Erta sudah mengamati Sera, namun Erta tidak menyangka Sera akan menangis hari ini. 

'Apakah sekolah memang seberat ini hingga ia menangis?' batin Erta dengan bingung. 

"Ray," panggil Sera dengan suaranya sengau karena habis menangis, lebih tepatnya ia masih sedikit menangis. "Aku ranking 40."

Erta hanya diam, mendengarkan. 

"Aku yakin setidaknga untuk try out pertama ini aku akan mendapatkan 20 besar. Tetapi, ternyata usahaku belum sekeras itu hingga mewujudkan hal itu." Sera mengusap matanya. "Aku bodoh sekali, padahal itu dari 300 anak. Bukankah seharusnya aku bersyukur?"

Erta masih terdiam. 

"Tetapi, hatiku tetap kecewa hahaha. " Sera tertawa kecil, menertawakan dirinya sendiri. "Ah ternyata aku sudah gila bicara ke kucing."

Erta dalam hati membenarkan hal tersebut. 

"Tetapi, ternyata melegakan juga ya, " Sera tersenyum lebar, "terima kasih, Ray."

Erta terpana. Ini pertama kalinya ia melihat senyuman Sera, karena selama ini Sera menatapnya dengan tatapan benci. Erta pun mengerti karena ia yang paling memiliki fisik seperti kucing jalanan, wajar jika gadis secantik Sera pasti menginginkan kucing ras seperti anggora atau persia. Erta menggeleng-gelengkan dirinya dalam hati. 

'Apakah aku baru saja terpana dengan gadis yang jelas-jelas menilai dari fisik ini?' batin Erta tidak percaya. 

Setelahnya, Sera melanjutkan mengobrol pada Erta. Sera merasa seperti mendapat sebuah teman yang akan selalu ada di dekatnya. Sementara Erta hanya diam dan sesekali mengeong untuk menjawan si gadis tersebut. Hal itu terus terjadi hingga mereka berdua tertidur bersama di atas kasur Sera. 

Related chapters

  • Stray Cat   3. Memberi Makan

    Teeet toot teet tottSera mengusap matanya saat mendengar suara keras dari jam alarmnya. Saat itulah ia sadar, wajahnya dekat sekali dengan Erta. Sera terkejut dan segera mundur. Tiba-tiba memorinya tentang kemarin kembali, jujur saja Sera merasa kemarin ia sangat gila. Sera masih tidak suka dengan perawakan Erta, ia merinding sendiri.Sera kemudian cepat-cepat bersiap untuk sekolah, meninggalkan Erta yang sedang tertidur. Hingga tanpa sadar, Sera lupa untuk memberi makan dan minum untuk Erta.***Erta menguap, ia mengedipkan matanya berkali-kali hingga pandangannya cerah. Erta menolehkan kepala kucingnya menyusuri kamar Sera. Kemudian, ia menyadari bahwa majikannya itu sudah pergi ke sekolah.KruuyukkkErta memegang perutnya. Ia merasa lapar. Ia pun bangkit dengan keempat kakinya kemudian melompat ke lantai. Ia menghampiri tempat yang biasa terletak piring makanan dan minuman. Namun, ternyata piring itu kosong. Erta menged

    Last Updated : 2024-10-29
  • Stray Cat   4. Kabur

    Erta menguap, ia baru saja bangun tidur. Ia menoleh dan menyadari Sera sedang tertidur di atas meja belajarnya. Kenudian ia mencari jam di kamar Sera, masih jam 1 malam. Kemarin Sera mencurahkan banyak hal kepada Erta, mengenai betapa sendiriannya dia selama ini di rumah. Erta hanya mendengarkan hingga tanpa sadar ia tertidur.Erta berjalan menuju kaki Sera, kemudian menggosokkan bulu-bulunya. Sera merasakan ada sesuatu yang lembut sedikit kasar di kakinya kemudian ia membuka matanya. Dengan keadaan mengantuk, ia mengangkat kepalanya dan refleks langsung menoleh ke jam beker yang berada di meja belajarnya."Ah masih jam 1," ujarnya dengan suara serak sehabis bangun tidur. Ia megalihkan pandangannya menuju kakinya dan mendapati Erta ada di sana. "Hai, Ray." Sera menyapa.Erta kemudian berhenti menggosokkan bulu-bulunya dan melompat ke atas kasur Sera. Sera yang mengamatinya mengangguk mengerti."Kamu ingin aku tidur di kasur ya. Hah

    Last Updated : 2024-10-29
  • Stray Cat   5. Hariz

    Sera melihat jam dinding di rumahnya. Waktu akan terus berjalan, sementara Sera hanya diam di sofa ruang tamu. Sera ingin beranjak dari sofanya untuk mencari Ray, tapi bagaimana jika orangtuanya. pulang dan mendapati Sera tidak ada di rumah? Itu akan lebih rumit dan semuanya akan menjadi khawatir. Sera menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, berusaha untuk menenangkan diri."Meow!"Tiba-tiba terdengar suara kucing dari pintu depan. Sera buru-buru bangkit dari kasurnya dan berjalan ke pintu depan untuk membukanya. Ia mendapati orangtuanya juga di sana, Ibunya sedang menggendong Ray dan Ayahnya yang hanya tersenyum. Sera menghela nafas lega."Ray! Aku khawatir sekali padamu!" Sera mengambil Ray dari gendongan Ibunya dengan perlahan kemudian memeluknya. Erta dalam hati bersemu, ia masih tidak terbiasa jika Sera memeluknya dengan mendadak."Tadi Ibu temukan dia di depan pintu, seperti nya bingung bagaimana caranya masuk," cerita Ibu Ser

    Last Updated : 2024-10-29
  • Stray Cat   6. Kerja Kelompok

    Sera pulang ke rumah dengan perasaan ringan. Hari ini semuanya berjalan lancar, kelompok biologi yang dia masuki memiliki siswa yang rajin semua. Sera segera menuju ke kamarnya untuk menemui sang peliharaannya, Ray."Rayyy~!" Sera memanggil Erta dengan nada ceria. Erta hanya melirik pada Sera sambil menjilat-jilat bulunya."Guess what?!" Sera memulai curahan hati kali ini dengan bahasa Inggris. "Astaga, aku masuk ke kelompok rajin. Tidak ada lagi yang namanya murid malas dan tidak mengerjakan tugas kelompok."Erta hanya diam mendengarkan, sejak mereka mulai dekat, Sera selalu rutin mencurahkan kehidupannya kepada Erta. Selama ini Sera selalu menceritakan semuanya dengan nada semangat dan itu membuat Erta lega. Artinya hidup Sera selama ini lancar dan tidak ada kejadian buruknyang menimpanya."Oh iya, teman-temanku akan datang ke rumah untuk mengerjakan tugas kelompok. Aku akan memamerkanmu hehehe!" Sera mengelus-elus Erta."

    Last Updated : 2024-10-29
  • Stray Cat   7. Jatuh Cinta?

    Kerja kelompok sudah selesai, Nita dan Kezia sudah dijemput oleh orangtua masing-masing dan menyisakan Hariz. Hariz dengan kaku duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan jari-jarinya. Ia terlihat bingung dan canggung. Sementara itu, Sera ikut terpangaruh oleh suasana canggung tersebut dan hanya bisa diam sambil memainkan handphonenya.Hariz melirik ke arah Sera.'Ayo, Hariz, buka pembicaraan.' Batin Hariz berteriak, merasa dirinya payah sekali karena membiarkan suasana berlangsung kaku dan hening yang tidak mengenakkan bagi keduanya."Meoww!" Erta mendadak mengeong dan lompat ke paha Sera.Suasana hening pecah dengan Sera yang terkikik kecil sambil mengelus Erta. Hariz tersenyum."Senyummu itu manis, Ser." Hariz tersentak, terkejut sendiri dengan ucapannya. Sepertinya batinnya baru saja membuat bibirnya bergerak dan suaranya benar-benar keluar dengan keras. Hariz meruntuki dirinya yang tidak bisa mengendalikan tubuhnya

    Last Updated : 2024-10-29
  • Stray Cat   8. Suka

    Sera mengetuk-etuk jarinya, ia merasa sangat mengantuk hari ini. Semalam ia begadang mengobrol dengan kucingnya hingga larut. Dan akibatnya sekarang di sekolah ia sangat mengantuk.'Aku pasti sudah sangat gila mengobrol dengan kucing. Tapi, Ray seru sih diajak mengobrol,' batin Sera."Hey!"Nita datang merangkul leher Sera, membuat Sera tersentak dan menghilangkan rasa kantuknya tadi. Sera menghembuskan nafas lega saat mengetahui bahwa itu hanya Nita."Kau mengagetkanku.""Kamu terlihat sedang melamun sih, hehehe." Nita hanya terkekeh. Sera memutar bola matanya dengan malas. "Omong-omong, kamu begadang ya?" tanya Nita."H-ha? Enggak kok." Sera menjawab dengan kaku, tidak menyangka ia ketahuan oleh sahabatnya sendiri.Nita tersenyum. "Kamu pasti tidak sadar bahwa jika setiap kamu begadang, kantung matamu mudah terlihat menghitam esoknya. Aku selalu menyadari ini sejak kita sering menginap bareng semasa SMP

    Last Updated : 2024-10-29
  • Stray Cat   9. Belajar Bersama

    Sera hanya terdism, namun wajahnya telah mengatakan segalanya. Nita tersenyum menggoda."I got you, babe. Nanti ku kasih kesempatan untuk kalian berdua." Nita mengedipkan matanya.Sera mendorong Nita pelan. "Apa sih? Jangan gituu, kan tujuan utamanya belajar.""Iya, iya, belajar." Nita tertawa. Sera mengerang, malu sekali mengakui bahwa tebakan Nita benar."Ya sudah yuk pulang."***Tanpa terasa hari Sabtu tiba. Sera mematut dirinya di depan cermin, tidak biasanya ia begini saat belajar bersama, alias memperdulikan penampilannya. Sera menepuk dahinya pelan, meruntuki dan mau tak mau percaya bahwa dirinya sudah jatuh dalam pesona Hariz.Sementara itu Erta sedang memperhatikan Sera. Masih dengan pikirannya sendiri tentang perkataan keluarganya. Erta mengerjapkan matanya, merasa bahwa Sera hari inj tidak seperti bissanya. Sera termasuk anak yang cukup cuek dengan penampilannya, namun hari ini ia berkali-kali memas

    Last Updated : 2024-10-29
  • Stray Cat   10. Usaha

    Sejak dulu, Erta selalu menganggap buyutnya ada orang yang aneh. Buyut? Yang ia maksud adalah lelaki yang membuat permohonan pada Tuhan untuk menjadi kucing demi cintanya. Mengapa pula ia harus memohon demi cintanya kepada seekor kucing? Padahal bisa saja risikonya sangat besar untuk menjadi kucing selamanya dan mencintai dengan setia kucing tersebut. Meski memang akhirnya mereka hidup bahagia, Erta maish tidak mengerti. Mengapa ada seseorang yang mau mengorbankan sesuatu begitu besar demi cinta? Apa itu cinta?Sejak Erta diceritakan oleh ibunya mengenai cerita kisah keluarganya yang ia akui aneh, Erta sudah bertekad tidak akan terlena dengan cinta. Sampai sekarang pun, Erta tidak mengerti bagaimana saudara-saudaranya berakhir rela menjadi manusia. Sebenarnya Erta juga tidak mengerti mengapa pasangan mereka bisa mau menerima saudara-saudaranya yang aslinya terlahir sebagai kucing.'Cinta itu aneh.'Itulah yang selalu dipikirkan Erta.'Ci

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Stray Cat   10. Usaha

    Sejak dulu, Erta selalu menganggap buyutnya ada orang yang aneh. Buyut? Yang ia maksud adalah lelaki yang membuat permohonan pada Tuhan untuk menjadi kucing demi cintanya. Mengapa pula ia harus memohon demi cintanya kepada seekor kucing? Padahal bisa saja risikonya sangat besar untuk menjadi kucing selamanya dan mencintai dengan setia kucing tersebut. Meski memang akhirnya mereka hidup bahagia, Erta maish tidak mengerti. Mengapa ada seseorang yang mau mengorbankan sesuatu begitu besar demi cinta? Apa itu cinta?Sejak Erta diceritakan oleh ibunya mengenai cerita kisah keluarganya yang ia akui aneh, Erta sudah bertekad tidak akan terlena dengan cinta. Sampai sekarang pun, Erta tidak mengerti bagaimana saudara-saudaranya berakhir rela menjadi manusia. Sebenarnya Erta juga tidak mengerti mengapa pasangan mereka bisa mau menerima saudara-saudaranya yang aslinya terlahir sebagai kucing.'Cinta itu aneh.'Itulah yang selalu dipikirkan Erta.'Ci

  • Stray Cat   9. Belajar Bersama

    Sera hanya terdism, namun wajahnya telah mengatakan segalanya. Nita tersenyum menggoda."I got you, babe. Nanti ku kasih kesempatan untuk kalian berdua." Nita mengedipkan matanya.Sera mendorong Nita pelan. "Apa sih? Jangan gituu, kan tujuan utamanya belajar.""Iya, iya, belajar." Nita tertawa. Sera mengerang, malu sekali mengakui bahwa tebakan Nita benar."Ya sudah yuk pulang."***Tanpa terasa hari Sabtu tiba. Sera mematut dirinya di depan cermin, tidak biasanya ia begini saat belajar bersama, alias memperdulikan penampilannya. Sera menepuk dahinya pelan, meruntuki dan mau tak mau percaya bahwa dirinya sudah jatuh dalam pesona Hariz.Sementara itu Erta sedang memperhatikan Sera. Masih dengan pikirannya sendiri tentang perkataan keluarganya. Erta mengerjapkan matanya, merasa bahwa Sera hari inj tidak seperti bissanya. Sera termasuk anak yang cukup cuek dengan penampilannya, namun hari ini ia berkali-kali memas

  • Stray Cat   8. Suka

    Sera mengetuk-etuk jarinya, ia merasa sangat mengantuk hari ini. Semalam ia begadang mengobrol dengan kucingnya hingga larut. Dan akibatnya sekarang di sekolah ia sangat mengantuk.'Aku pasti sudah sangat gila mengobrol dengan kucing. Tapi, Ray seru sih diajak mengobrol,' batin Sera."Hey!"Nita datang merangkul leher Sera, membuat Sera tersentak dan menghilangkan rasa kantuknya tadi. Sera menghembuskan nafas lega saat mengetahui bahwa itu hanya Nita."Kau mengagetkanku.""Kamu terlihat sedang melamun sih, hehehe." Nita hanya terkekeh. Sera memutar bola matanya dengan malas. "Omong-omong, kamu begadang ya?" tanya Nita."H-ha? Enggak kok." Sera menjawab dengan kaku, tidak menyangka ia ketahuan oleh sahabatnya sendiri.Nita tersenyum. "Kamu pasti tidak sadar bahwa jika setiap kamu begadang, kantung matamu mudah terlihat menghitam esoknya. Aku selalu menyadari ini sejak kita sering menginap bareng semasa SMP

  • Stray Cat   7. Jatuh Cinta?

    Kerja kelompok sudah selesai, Nita dan Kezia sudah dijemput oleh orangtua masing-masing dan menyisakan Hariz. Hariz dengan kaku duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan jari-jarinya. Ia terlihat bingung dan canggung. Sementara itu, Sera ikut terpangaruh oleh suasana canggung tersebut dan hanya bisa diam sambil memainkan handphonenya.Hariz melirik ke arah Sera.'Ayo, Hariz, buka pembicaraan.' Batin Hariz berteriak, merasa dirinya payah sekali karena membiarkan suasana berlangsung kaku dan hening yang tidak mengenakkan bagi keduanya."Meoww!" Erta mendadak mengeong dan lompat ke paha Sera.Suasana hening pecah dengan Sera yang terkikik kecil sambil mengelus Erta. Hariz tersenyum."Senyummu itu manis, Ser." Hariz tersentak, terkejut sendiri dengan ucapannya. Sepertinya batinnya baru saja membuat bibirnya bergerak dan suaranya benar-benar keluar dengan keras. Hariz meruntuki dirinya yang tidak bisa mengendalikan tubuhnya

  • Stray Cat   6. Kerja Kelompok

    Sera pulang ke rumah dengan perasaan ringan. Hari ini semuanya berjalan lancar, kelompok biologi yang dia masuki memiliki siswa yang rajin semua. Sera segera menuju ke kamarnya untuk menemui sang peliharaannya, Ray."Rayyy~!" Sera memanggil Erta dengan nada ceria. Erta hanya melirik pada Sera sambil menjilat-jilat bulunya."Guess what?!" Sera memulai curahan hati kali ini dengan bahasa Inggris. "Astaga, aku masuk ke kelompok rajin. Tidak ada lagi yang namanya murid malas dan tidak mengerjakan tugas kelompok."Erta hanya diam mendengarkan, sejak mereka mulai dekat, Sera selalu rutin mencurahkan kehidupannya kepada Erta. Selama ini Sera selalu menceritakan semuanya dengan nada semangat dan itu membuat Erta lega. Artinya hidup Sera selama ini lancar dan tidak ada kejadian buruknyang menimpanya."Oh iya, teman-temanku akan datang ke rumah untuk mengerjakan tugas kelompok. Aku akan memamerkanmu hehehe!" Sera mengelus-elus Erta."

  • Stray Cat   5. Hariz

    Sera melihat jam dinding di rumahnya. Waktu akan terus berjalan, sementara Sera hanya diam di sofa ruang tamu. Sera ingin beranjak dari sofanya untuk mencari Ray, tapi bagaimana jika orangtuanya. pulang dan mendapati Sera tidak ada di rumah? Itu akan lebih rumit dan semuanya akan menjadi khawatir. Sera menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, berusaha untuk menenangkan diri."Meow!"Tiba-tiba terdengar suara kucing dari pintu depan. Sera buru-buru bangkit dari kasurnya dan berjalan ke pintu depan untuk membukanya. Ia mendapati orangtuanya juga di sana, Ibunya sedang menggendong Ray dan Ayahnya yang hanya tersenyum. Sera menghela nafas lega."Ray! Aku khawatir sekali padamu!" Sera mengambil Ray dari gendongan Ibunya dengan perlahan kemudian memeluknya. Erta dalam hati bersemu, ia masih tidak terbiasa jika Sera memeluknya dengan mendadak."Tadi Ibu temukan dia di depan pintu, seperti nya bingung bagaimana caranya masuk," cerita Ibu Ser

  • Stray Cat   4. Kabur

    Erta menguap, ia baru saja bangun tidur. Ia menoleh dan menyadari Sera sedang tertidur di atas meja belajarnya. Kenudian ia mencari jam di kamar Sera, masih jam 1 malam. Kemarin Sera mencurahkan banyak hal kepada Erta, mengenai betapa sendiriannya dia selama ini di rumah. Erta hanya mendengarkan hingga tanpa sadar ia tertidur.Erta berjalan menuju kaki Sera, kemudian menggosokkan bulu-bulunya. Sera merasakan ada sesuatu yang lembut sedikit kasar di kakinya kemudian ia membuka matanya. Dengan keadaan mengantuk, ia mengangkat kepalanya dan refleks langsung menoleh ke jam beker yang berada di meja belajarnya."Ah masih jam 1," ujarnya dengan suara serak sehabis bangun tidur. Ia megalihkan pandangannya menuju kakinya dan mendapati Erta ada di sana. "Hai, Ray." Sera menyapa.Erta kemudian berhenti menggosokkan bulu-bulunya dan melompat ke atas kasur Sera. Sera yang mengamatinya mengangguk mengerti."Kamu ingin aku tidur di kasur ya. Hah

  • Stray Cat   3. Memberi Makan

    Teeet toot teet tottSera mengusap matanya saat mendengar suara keras dari jam alarmnya. Saat itulah ia sadar, wajahnya dekat sekali dengan Erta. Sera terkejut dan segera mundur. Tiba-tiba memorinya tentang kemarin kembali, jujur saja Sera merasa kemarin ia sangat gila. Sera masih tidak suka dengan perawakan Erta, ia merinding sendiri.Sera kemudian cepat-cepat bersiap untuk sekolah, meninggalkan Erta yang sedang tertidur. Hingga tanpa sadar, Sera lupa untuk memberi makan dan minum untuk Erta.***Erta menguap, ia mengedipkan matanya berkali-kali hingga pandangannya cerah. Erta menolehkan kepala kucingnya menyusuri kamar Sera. Kemudian, ia menyadari bahwa majikannya itu sudah pergi ke sekolah.KruuyukkkErta memegang perutnya. Ia merasa lapar. Ia pun bangkit dengan keempat kakinya kemudian melompat ke lantai. Ia menghampiri tempat yang biasa terletak piring makanan dan minuman. Namun, ternyata piring itu kosong. Erta menged

  • Stray Cat   2. Ranking Try Out

    Erta hanya duduk mengamati Sera yang sedang mondar-mandir mempersiapkan sekolahnya. Erta membuka mulutnya, menguap. Ia sangat mengantuk, dan ia juga berpikir inilah salah satu alasan ia tidak ingin menjadi manusia. Mereka harus bersekolah dan menghidupi diri mereka sendiri dengan bekerja. Bukankah menjadi kucing yang disayang atau dirawat lebih baik?Sera menjinjing tasnya gang berwarna, ia nyaris saja keluar dari kamarnya jika ia tidak mendadak mengingat sesuatu. Ia menghampiri Erta, Erta mematung, terdiam. Erta memperhatikan apa yang akan gadis ini lakukan."Dimakan ya. Aku harus merawatmu dengan baik agar tidak mengecewakan orangtuaku." Sera menatap Erta dengan pandangan tidak suka, masih membenci fisik dari kucing barunya ini.Sera kemudian keluar dari kamarnya dan segera sarapan, lalu berangkat ke sekolah. Erta hanya mendengus dalam wujud kucingnya kemudian memakan makanan kering yang diberikan Sera tadi.***Sera telah sampa

DMCA.com Protection Status