Home / Romansa / Stray Cat / 7. Jatuh Cinta?

Share

7. Jatuh Cinta?

Author: callesy
last update Last Updated: 2021-09-07 21:00:33

Kerja kelompok sudah selesai, Nita dan Kezia sudah dijemput oleh orangtua masing-masing dan menyisakan Hariz. Hariz dengan kaku duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan jari-jarinya. Ia terlihat bingung dan canggung. Sementara itu, Sera ikut terpangaruh oleh suasana canggung tersebut dan hanya bisa diam sambil memainkan handphonenya. 

Hariz melirik ke arah Sera. 

'Ayo, Hariz, buka pembicaraan.' Batin Hariz berteriak, merasa dirinya payah sekali karena membiarkan suasana berlangsung kaku dan hening yang tidak mengenakkan bagi keduanya. 

"Meoww!" Erta mendadak mengeong dan lompat ke paha Sera. 

Suasana hening pecah dengan Sera yang terkikik kecil sambil mengelus Erta. Hariz tersenyum. 

"Senyummu itu manis, Ser." Hariz tersentak, terkejut sendiri dengan ucapannya. Sepertinya batinnya baru saja membuat bibirnya bergerak dan suaranya benar-benar keluar dengan keras. Hariz meruntuki dirinya yang tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri. 

Wajah Sera tidak bisa berbohong, ia salah tingkah, sedikit memerah. Erta memejamkan matanya, tidak ingin melihat keadaan yang terlihat aura cinta dimana-mana. Erta menatap Hariz dengan sinis, namun Hariz tidak bereaksi dan fokus dengan detak jantungnya sendiri. 

Tiba-tiba ponsel genggam Hariz berbunyi. Hariz bangkit dari sofanya tanpa mengangkat telfon tersebut. 

"Sepertinya Ibuku sudah menjemput, sudah dulu ya, Ser. Terima kasih!" Hariz buru-buru keluar dari rumah Sera agar ibunya tidak marah-marah. 

Sera menutup wajahnya. Ia kemudian memejamkan matanya dengan mulut yang terlihat ingin berteriak namun tertahan. Erta memperhatikan Sera dengan raut heran ala kucing, memiringkan sedikit kepalanya. 

"Kamu lihat itu, Ray?!" Sera membuka mulutnha dengan bersemangat. "Astaga Hariz benar-benar membuat hatiku meleleh. Wajahku panas sekali. Kenapa dia bisa baik ke semua wanita sih? Apakah aku baru saja jatuh cinta?" Sera mengoceh sambil memegang wajahnya yang masih sedikit memerah. 

"Meow." Erta menjawab dengan nada rendah, terdengar tidak suka. 

"Astaga ada apa denganmu? Sepertinya kamu membenci Hariz ya? Padahal dia anak yang baik."

Erta hanya diam dan memejamkan matanya, memposisikan dirinya lebih nyaman dalam posisi terngkurapnya. Sera menggelengkan kepalanya, sedikit bingung juga dengan keadaan kucing satu-satunya ini. 

***

"Bu, kayaknya Erta lagi badmood deh. Liat wajahnya, galak sekali." Vani berbisik pada Ibunya. 

Sang Ibu berwujud kucing itu hanya terkekeh. Firasatnya sebagai Ibu telah memberikan suatu sinyal. Ibu Erta berjalan dengan pelan mendekati Erta yang sedang memasang wajah masam dan menatap entah kemana. 

"Biar Ibu tebak, sepertinya gadis majikanmu itu sedang dekat dengan cowok lain dan kamu melihatnya ya?"

Erta memasang wajah makin masam, karena tebakan Ibunya benar. Padahal dalam hari Erta pun menyadari bahwa Hariz adalah lelaki yang baik dan tidak akan mungkin menyakiti Sera. 

"Astaga? Ternyata cukup mudah membuatmu jatuh cinta, Ta. Kukira bakal susah, atau apakah memang Sera mudah untuk dicintai? Saat aku melihat orangtuanya, mereka terlihat sangat sayang pada anaknya itu." Yetha tiba-tiba muncul, langsung mengoceh tentang pendapatnya. 

"Kak Yetha, aku tidak jatuh cinta pada Sera," ujar Erta dengan nada sinis. 

Yetha menutup mulutnya, kaget. "Bukankah kau baru saja menunjukkan bahwa kau jatuh cinta padanya? Dengarlah nada sinismu itu.Tsundere sekali hahaha!" Yetha tertawa terbahak-bahak, yang kemudian diikuti dengan kikikan kecil dari Vani. 

Erta menghembuskan nafasnya dengan berat, kakak-kakaknya ini mudah untuk mengambil suatu kesimpulan. Tetapi, disaat bersamaan ia mulai merasa ada yang aneh pada dirinya. Sesak, panas, semua perasaan itu tidak terasa nyaman. Dan perasaan itu hanya ia rasakan saat melihat Sera bersama dengan si Hariz itu. Erta menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menyingkirkan pikiran bahwa ia benar-benar jatuh cinta pada Sera. 

Sementara itu, Indra terlihat mengamati Erta dengan tatapannya yang sebenarnya sedikit terlalu dalam. Erta yang menyadari ia sedang ditatap oleh kakak laki-lakinya itu lantas menoleh, membuat mereka saling bertatapan sejenak. Erta mengernyitkan dahinya, bingung dengan tatapan kakak laki-lakinya itu. 

"Ada apa, Kak Indra?" Akhirnya Erta bertanya secara langsung karena penasaran. 

Indra terdiam sebentar saat mendengar jawaban itu, kemudian ia membuka suara. "Jangan terlalu benci jatuh cinta."

Erta memutar bola matanya. "Kak Indra juga mengira aku jatuh cinta dengan majikanku sendiri ya?" 

Indra hanya menggedikkan bahunya, kali ini ia kembali menyibukkan diri dengan ponsel genggamnya yang sedari tadi masih menyala. Erta mendengus saat kakaknya itu tidak membalas dan malah mengabaikannya. 

Vani yang melihat hal tersebut tersenyum puas. "Bahkan si Indra pun setuju kamu sedang jatuh cinta, Ta. Sudahlah akui saja, tidak ada salahnya jatuh cinta."

Erta mengerang. Sang Ibu yang memperhatikan perdebatan anak-anak kesayangannya itu hanya tersenyum, lalu akhirnya membuka suara untuk mengakhiri perdebatan tidak jelas itu. 

"Sudah-sudah, yang memutuskan jatuh cinta adalah Erta. Biarkan dia sendiri yang menyadari hal itu. Jika Erta tidak jatuh cinta juga biarkan saja, dia sudah besar dan tidak harus mengikuti kakak-kakaknya juga." Ibu Erta berlaku netral. 

Erta tersenyum, merasa lega ada yang mendukungnya meskipun ia merasa sedikit janggal jika dibela sedemikian rupa. Entah mengapa Erta lebih suka digoda daripada dibela dengan ucapan ambigu seperti perkataan Ibunya itu. 

***

Di lain waktu, Hariz sedang berbaring di kasurnya. Sejak tadi, ia masih memikirkan apa saja yang baru saja terjadi di rumah Sera. Wajah Hariz memerah, masih meruntuki mengapa mulutnya sejujur itu dan bisa selepas itu hingga mengucapkan pujian itu. 

"Well, pujian itu tidak salah tapi malu sekaliii." Hariz mengerang, ia menutupi wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya. 

Hariz kemudian menatap dinding kamarnya, menerawang. Membayangkan wajah Sera yang sedang tersenyum saat menatap kucing peliharaannya. Hariz merasa ia sudah gila dan terkena virus bucin yang ia kira, ia tidak akan terkena virus tersebut yang sudah membuat teman-temannya melakukan hal tidak masuk akal. Hariz memiliki banyak teman yang berpacaran, selama ini Hariz tidak pernah terpengaruh mereka. 

"Tapi, Sera auranya beda sekali. Aku merasa ingin mengenalnya lebih jauh. Aku suka padanya," aku Hariz pada dirinya, bermonolog dengan nada pelan agar tidak terdengar oleh siapapun. 

"Hariz! Mama bikin kue! Mau nggak?!" 

Tiba-tiba suara lantang Mama Hariz terdengar membuat Hariz buru-buru bangkit dan menjawab. 

"Iya, Ma! Sebentar!"

Hariz pun keluar dari kamarnya dan menuju dapur. Ia dapat melihat mamanya yang masih menggunakan sarung tangan untuk mengambil loyang di oven. Hariz juga bisa melihat ada kue-kue berbentuk love berada di meja makan. 

Hariz mengernyit. "Kenapa bentuk love, Ma?" Hariz bertanya dengan heran, selama ini Mamanya tidak pernah membuat bentuk kue selain bulat dan kotak. 

Mama Hariz tertawa, wajahnya terlihat riang dan sumringah. "Gara-gara liat auramu setelah pulang kerja kelompok di rumah temenmu itu. Siapa namanya? Sefa?"

"Sera, Ma."

"Nah iya, itu. Kamu sepertinya suka ya sama si Sera itu?"

Deg. Wajah Hariz tidak bisa berbohong. Memerah dan panas sekali. Mama Hariz tertawa melihat reaksi anak semata wayangnya itu. 

"Hahahaha, nggak papa kok, Riz. Mama dukung. Asal kamu bisa mengendalikan dirimu, jangan terlalu dalam jatuh cintanya, nanti sakit." Mama Hariz tersenyum, memberi saran berdasarkan pengalaman hidupnya. 

Hariz mengusap tengkuknya dengan kaku. "Mama selalu bisa nebak aku deh. Iya, Ma."

Mama Hariz sekali lagi tertawa, gemas dengan tingkah putranya itu. 

"Ya sudah, ini coba dimakan kuenya. Enak nggak?"

Hariz mengambil salah satu kue tersebut dan menggigitnya, mengunyahnya dengan pelan. "Enak, Ma."

"Pasti dong, kan Mama yang buat."

"Hahaha iya, Ma."

Related chapters

  • Stray Cat   8. Suka

    Sera mengetuk-etuk jarinya, ia merasa sangat mengantuk hari ini. Semalam ia begadang mengobrol dengan kucingnya hingga larut. Dan akibatnya sekarang di sekolah ia sangat mengantuk.'Aku pasti sudah sangat gila mengobrol dengan kucing. Tapi, Ray seru sih diajak mengobrol,' batin Sera."Hey!"Nita datang merangkul leher Sera, membuat Sera tersentak dan menghilangkan rasa kantuknya tadi. Sera menghembuskan nafas lega saat mengetahui bahwa itu hanya Nita."Kau mengagetkanku.""Kamu terlihat sedang melamun sih, hehehe." Nita hanya terkekeh. Sera memutar bola matanya dengan malas. "Omong-omong, kamu begadang ya?" tanya Nita."H-ha? Enggak kok." Sera menjawab dengan kaku, tidak menyangka ia ketahuan oleh sahabatnya sendiri.Nita tersenyum. "Kamu pasti tidak sadar bahwa jika setiap kamu begadang, kantung matamu mudah terlihat menghitam esoknya. Aku selalu menyadari ini sejak kita sering menginap bareng semasa SMP

    Last Updated : 2021-09-08
  • Stray Cat   9. Belajar Bersama

    Sera hanya terdism, namun wajahnya telah mengatakan segalanya. Nita tersenyum menggoda."I got you, babe. Nanti ku kasih kesempatan untuk kalian berdua." Nita mengedipkan matanya.Sera mendorong Nita pelan. "Apa sih? Jangan gituu, kan tujuan utamanya belajar.""Iya, iya, belajar." Nita tertawa. Sera mengerang, malu sekali mengakui bahwa tebakan Nita benar."Ya sudah yuk pulang."***Tanpa terasa hari Sabtu tiba. Sera mematut dirinya di depan cermin, tidak biasanya ia begini saat belajar bersama, alias memperdulikan penampilannya. Sera menepuk dahinya pelan, meruntuki dan mau tak mau percaya bahwa dirinya sudah jatuh dalam pesona Hariz.Sementara itu Erta sedang memperhatikan Sera. Masih dengan pikirannya sendiri tentang perkataan keluarganya. Erta mengerjapkan matanya, merasa bahwa Sera hari inj tidak seperti bissanya. Sera termasuk anak yang cukup cuek dengan penampilannya, namun hari ini ia berkali-kali memas

    Last Updated : 2021-09-10
  • Stray Cat   10. Usaha

    Sejak dulu, Erta selalu menganggap buyutnya ada orang yang aneh. Buyut? Yang ia maksud adalah lelaki yang membuat permohonan pada Tuhan untuk menjadi kucing demi cintanya. Mengapa pula ia harus memohon demi cintanya kepada seekor kucing? Padahal bisa saja risikonya sangat besar untuk menjadi kucing selamanya dan mencintai dengan setia kucing tersebut. Meski memang akhirnya mereka hidup bahagia, Erta maish tidak mengerti. Mengapa ada seseorang yang mau mengorbankan sesuatu begitu besar demi cinta? Apa itu cinta?Sejak Erta diceritakan oleh ibunya mengenai cerita kisah keluarganya yang ia akui aneh, Erta sudah bertekad tidak akan terlena dengan cinta. Sampai sekarang pun, Erta tidak mengerti bagaimana saudara-saudaranya berakhir rela menjadi manusia. Sebenarnya Erta juga tidak mengerti mengapa pasangan mereka bisa mau menerima saudara-saudaranya yang aslinya terlahir sebagai kucing.'Cinta itu aneh.'Itulah yang selalu dipikirkan Erta.'Ci

    Last Updated : 2021-09-11
  • Stray Cat   Prolog

    Dentingan gapur dan sendok terdengar ke sepenjuru rumah. Sera mengunyah makanannya dalam diam, begitu pula orangtuanya yang jarang pulang selama ini. Sera menatap kedua orangtunya dengan tatapan ragu.Tiba-tiba Sera meletakkan sendok dan garpunya, membuat kedua orangnya menatap Sera dan ikut menghentikan gerakan sendok dan garpu mereka. Wajah Sera terlihat gugup, ia menelan ludahnya. Selama ini ia jarang mengobrol dengan orangtuanya, namun kali ini ia sangat menginginkan sesuatu dan untuk pertama kalinya ia akan memintanya kepada orangtuanya."Ayah, Ibu." Sera akhirnya berhasil mengucapkan sesuatu. "Apa aku... Boleh meminta peliharaan kucing?"Ayah dan Ibu Sera saling berpandangan."A-aku habis melihat kucing cantik sekali di rumah temanku jadi aku... Aku akan merawatnya sendiri! Aku akan memandikannya dan lain-lain!" Suara Sera terdengar gugup.Ayah dan Ibu Sera terdiam, kemudian tawa mereka pecah."Iya, Sera. Tidak perlu

    Last Updated : 2021-08-25
  • Stray Cat   1. Menjadi Kucing

    Dahulu kala, ada seorang manusia yang sangat tampan. Namun, ia mencintai seekor kucing peliharaannya sendiri. Ia kemudian memikirkannya berkali-kali bagaimana caranya agar cintanya bisa berhasil. Ia pun akhirnya memutuskan untuk meminta Tuhan agar diubah menjadi kucing."Tuhan, saya mohon jadikan saya kucing. Saya tidak akan menyesal dan akan melakukan apapun untuk menjadi kucing!" Pria itu memohon dengan penuh ampunan.Beberapa hari kemudian, pria tersebut memimpikan menjadi kucing dan saat bangun, ia benar-benar menjadi kucing. Saat itu sang pria masih berumur 20 tahun. Dalam mimpi tersebut, sang pria diberitahukan bahwa keturunannya akan mendapat hadiah, yaitu bisa memilih pujaan hati mereka kucing maupun manusia. Namun, mereka harus memilih harus menjadi apa untuk kehidupan sampai akhir pada umur 20. Caranya yaitu dengan berdoa dengan memohon ampunan, namun mereka tidak boleh ragu dan harus yakin dengan pilihan mereka, jika tidak,

    Last Updated : 2021-08-25
  • Stray Cat   2. Ranking Try Out

    Erta hanya duduk mengamati Sera yang sedang mondar-mandir mempersiapkan sekolahnya. Erta membuka mulutnya, menguap. Ia sangat mengantuk, dan ia juga berpikir inilah salah satu alasan ia tidak ingin menjadi manusia. Mereka harus bersekolah dan menghidupi diri mereka sendiri dengan bekerja. Bukankah menjadi kucing yang disayang atau dirawat lebih baik?Sera menjinjing tasnya gang berwarna, ia nyaris saja keluar dari kamarnya jika ia tidak mendadak mengingat sesuatu. Ia menghampiri Erta, Erta mematung, terdiam. Erta memperhatikan apa yang akan gadis ini lakukan."Dimakan ya. Aku harus merawatmu dengan baik agar tidak mengecewakan orangtuaku." Sera menatap Erta dengan pandangan tidak suka, masih membenci fisik dari kucing barunya ini.Sera kemudian keluar dari kamarnya dan segera sarapan, lalu berangkat ke sekolah. Erta hanya mendengus dalam wujud kucingnya kemudian memakan makanan kering yang diberikan Sera tadi.***Sera telah sampa

    Last Updated : 2021-08-27
  • Stray Cat   3. Memberi Makan

    Teeet toot teet tottSera mengusap matanya saat mendengar suara keras dari jam alarmnya. Saat itulah ia sadar, wajahnya dekat sekali dengan Erta. Sera terkejut dan segera mundur. Tiba-tiba memorinya tentang kemarin kembali, jujur saja Sera merasa kemarin ia sangat gila. Sera masih tidak suka dengan perawakan Erta, ia merinding sendiri.Sera kemudian cepat-cepat bersiap untuk sekolah, meninggalkan Erta yang sedang tertidur. Hingga tanpa sadar, Sera lupa untuk memberi makan dan minum untuk Erta.***Erta menguap, ia mengedipkan matanya berkali-kali hingga pandangannya cerah. Erta menolehkan kepala kucingnya menyusuri kamar Sera. Kemudian, ia menyadari bahwa majikannya itu sudah pergi ke sekolah.KruuyukkkErta memegang perutnya. Ia merasa lapar. Ia pun bangkit dengan keempat kakinya kemudian melompat ke lantai. Ia menghampiri tempat yang biasa terletak piring makanan dan minuman. Namun, ternyata piring itu kosong. Erta menged

    Last Updated : 2021-08-28
  • Stray Cat   4. Kabur

    Erta menguap, ia baru saja bangun tidur. Ia menoleh dan menyadari Sera sedang tertidur di atas meja belajarnya. Kenudian ia mencari jam di kamar Sera, masih jam 1 malam. Kemarin Sera mencurahkan banyak hal kepada Erta, mengenai betapa sendiriannya dia selama ini di rumah. Erta hanya mendengarkan hingga tanpa sadar ia tertidur.Erta berjalan menuju kaki Sera, kemudian menggosokkan bulu-bulunya. Sera merasakan ada sesuatu yang lembut sedikit kasar di kakinya kemudian ia membuka matanya. Dengan keadaan mengantuk, ia mengangkat kepalanya dan refleks langsung menoleh ke jam beker yang berada di meja belajarnya."Ah masih jam 1," ujarnya dengan suara serak sehabis bangun tidur. Ia megalihkan pandangannya menuju kakinya dan mendapati Erta ada di sana. "Hai, Ray." Sera menyapa.Erta kemudian berhenti menggosokkan bulu-bulunya dan melompat ke atas kasur Sera. Sera yang mengamatinya mengangguk mengerti."Kamu ingin aku tidur di kasur ya. Hah

    Last Updated : 2021-08-29

Latest chapter

  • Stray Cat   10. Usaha

    Sejak dulu, Erta selalu menganggap buyutnya ada orang yang aneh. Buyut? Yang ia maksud adalah lelaki yang membuat permohonan pada Tuhan untuk menjadi kucing demi cintanya. Mengapa pula ia harus memohon demi cintanya kepada seekor kucing? Padahal bisa saja risikonya sangat besar untuk menjadi kucing selamanya dan mencintai dengan setia kucing tersebut. Meski memang akhirnya mereka hidup bahagia, Erta maish tidak mengerti. Mengapa ada seseorang yang mau mengorbankan sesuatu begitu besar demi cinta? Apa itu cinta?Sejak Erta diceritakan oleh ibunya mengenai cerita kisah keluarganya yang ia akui aneh, Erta sudah bertekad tidak akan terlena dengan cinta. Sampai sekarang pun, Erta tidak mengerti bagaimana saudara-saudaranya berakhir rela menjadi manusia. Sebenarnya Erta juga tidak mengerti mengapa pasangan mereka bisa mau menerima saudara-saudaranya yang aslinya terlahir sebagai kucing.'Cinta itu aneh.'Itulah yang selalu dipikirkan Erta.'Ci

  • Stray Cat   9. Belajar Bersama

    Sera hanya terdism, namun wajahnya telah mengatakan segalanya. Nita tersenyum menggoda."I got you, babe. Nanti ku kasih kesempatan untuk kalian berdua." Nita mengedipkan matanya.Sera mendorong Nita pelan. "Apa sih? Jangan gituu, kan tujuan utamanya belajar.""Iya, iya, belajar." Nita tertawa. Sera mengerang, malu sekali mengakui bahwa tebakan Nita benar."Ya sudah yuk pulang."***Tanpa terasa hari Sabtu tiba. Sera mematut dirinya di depan cermin, tidak biasanya ia begini saat belajar bersama, alias memperdulikan penampilannya. Sera menepuk dahinya pelan, meruntuki dan mau tak mau percaya bahwa dirinya sudah jatuh dalam pesona Hariz.Sementara itu Erta sedang memperhatikan Sera. Masih dengan pikirannya sendiri tentang perkataan keluarganya. Erta mengerjapkan matanya, merasa bahwa Sera hari inj tidak seperti bissanya. Sera termasuk anak yang cukup cuek dengan penampilannya, namun hari ini ia berkali-kali memas

  • Stray Cat   8. Suka

    Sera mengetuk-etuk jarinya, ia merasa sangat mengantuk hari ini. Semalam ia begadang mengobrol dengan kucingnya hingga larut. Dan akibatnya sekarang di sekolah ia sangat mengantuk.'Aku pasti sudah sangat gila mengobrol dengan kucing. Tapi, Ray seru sih diajak mengobrol,' batin Sera."Hey!"Nita datang merangkul leher Sera, membuat Sera tersentak dan menghilangkan rasa kantuknya tadi. Sera menghembuskan nafas lega saat mengetahui bahwa itu hanya Nita."Kau mengagetkanku.""Kamu terlihat sedang melamun sih, hehehe." Nita hanya terkekeh. Sera memutar bola matanya dengan malas. "Omong-omong, kamu begadang ya?" tanya Nita."H-ha? Enggak kok." Sera menjawab dengan kaku, tidak menyangka ia ketahuan oleh sahabatnya sendiri.Nita tersenyum. "Kamu pasti tidak sadar bahwa jika setiap kamu begadang, kantung matamu mudah terlihat menghitam esoknya. Aku selalu menyadari ini sejak kita sering menginap bareng semasa SMP

  • Stray Cat   7. Jatuh Cinta?

    Kerja kelompok sudah selesai, Nita dan Kezia sudah dijemput oleh orangtua masing-masing dan menyisakan Hariz. Hariz dengan kaku duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan jari-jarinya. Ia terlihat bingung dan canggung. Sementara itu, Sera ikut terpangaruh oleh suasana canggung tersebut dan hanya bisa diam sambil memainkan handphonenya.Hariz melirik ke arah Sera.'Ayo, Hariz, buka pembicaraan.' Batin Hariz berteriak, merasa dirinya payah sekali karena membiarkan suasana berlangsung kaku dan hening yang tidak mengenakkan bagi keduanya."Meoww!" Erta mendadak mengeong dan lompat ke paha Sera.Suasana hening pecah dengan Sera yang terkikik kecil sambil mengelus Erta. Hariz tersenyum."Senyummu itu manis, Ser." Hariz tersentak, terkejut sendiri dengan ucapannya. Sepertinya batinnya baru saja membuat bibirnya bergerak dan suaranya benar-benar keluar dengan keras. Hariz meruntuki dirinya yang tidak bisa mengendalikan tubuhnya

  • Stray Cat   6. Kerja Kelompok

    Sera pulang ke rumah dengan perasaan ringan. Hari ini semuanya berjalan lancar, kelompok biologi yang dia masuki memiliki siswa yang rajin semua. Sera segera menuju ke kamarnya untuk menemui sang peliharaannya, Ray."Rayyy~!" Sera memanggil Erta dengan nada ceria. Erta hanya melirik pada Sera sambil menjilat-jilat bulunya."Guess what?!" Sera memulai curahan hati kali ini dengan bahasa Inggris. "Astaga, aku masuk ke kelompok rajin. Tidak ada lagi yang namanya murid malas dan tidak mengerjakan tugas kelompok."Erta hanya diam mendengarkan, sejak mereka mulai dekat, Sera selalu rutin mencurahkan kehidupannya kepada Erta. Selama ini Sera selalu menceritakan semuanya dengan nada semangat dan itu membuat Erta lega. Artinya hidup Sera selama ini lancar dan tidak ada kejadian buruknyang menimpanya."Oh iya, teman-temanku akan datang ke rumah untuk mengerjakan tugas kelompok. Aku akan memamerkanmu hehehe!" Sera mengelus-elus Erta."

  • Stray Cat   5. Hariz

    Sera melihat jam dinding di rumahnya. Waktu akan terus berjalan, sementara Sera hanya diam di sofa ruang tamu. Sera ingin beranjak dari sofanya untuk mencari Ray, tapi bagaimana jika orangtuanya. pulang dan mendapati Sera tidak ada di rumah? Itu akan lebih rumit dan semuanya akan menjadi khawatir. Sera menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, berusaha untuk menenangkan diri."Meow!"Tiba-tiba terdengar suara kucing dari pintu depan. Sera buru-buru bangkit dari kasurnya dan berjalan ke pintu depan untuk membukanya. Ia mendapati orangtuanya juga di sana, Ibunya sedang menggendong Ray dan Ayahnya yang hanya tersenyum. Sera menghela nafas lega."Ray! Aku khawatir sekali padamu!" Sera mengambil Ray dari gendongan Ibunya dengan perlahan kemudian memeluknya. Erta dalam hati bersemu, ia masih tidak terbiasa jika Sera memeluknya dengan mendadak."Tadi Ibu temukan dia di depan pintu, seperti nya bingung bagaimana caranya masuk," cerita Ibu Ser

  • Stray Cat   4. Kabur

    Erta menguap, ia baru saja bangun tidur. Ia menoleh dan menyadari Sera sedang tertidur di atas meja belajarnya. Kenudian ia mencari jam di kamar Sera, masih jam 1 malam. Kemarin Sera mencurahkan banyak hal kepada Erta, mengenai betapa sendiriannya dia selama ini di rumah. Erta hanya mendengarkan hingga tanpa sadar ia tertidur.Erta berjalan menuju kaki Sera, kemudian menggosokkan bulu-bulunya. Sera merasakan ada sesuatu yang lembut sedikit kasar di kakinya kemudian ia membuka matanya. Dengan keadaan mengantuk, ia mengangkat kepalanya dan refleks langsung menoleh ke jam beker yang berada di meja belajarnya."Ah masih jam 1," ujarnya dengan suara serak sehabis bangun tidur. Ia megalihkan pandangannya menuju kakinya dan mendapati Erta ada di sana. "Hai, Ray." Sera menyapa.Erta kemudian berhenti menggosokkan bulu-bulunya dan melompat ke atas kasur Sera. Sera yang mengamatinya mengangguk mengerti."Kamu ingin aku tidur di kasur ya. Hah

  • Stray Cat   3. Memberi Makan

    Teeet toot teet tottSera mengusap matanya saat mendengar suara keras dari jam alarmnya. Saat itulah ia sadar, wajahnya dekat sekali dengan Erta. Sera terkejut dan segera mundur. Tiba-tiba memorinya tentang kemarin kembali, jujur saja Sera merasa kemarin ia sangat gila. Sera masih tidak suka dengan perawakan Erta, ia merinding sendiri.Sera kemudian cepat-cepat bersiap untuk sekolah, meninggalkan Erta yang sedang tertidur. Hingga tanpa sadar, Sera lupa untuk memberi makan dan minum untuk Erta.***Erta menguap, ia mengedipkan matanya berkali-kali hingga pandangannya cerah. Erta menolehkan kepala kucingnya menyusuri kamar Sera. Kemudian, ia menyadari bahwa majikannya itu sudah pergi ke sekolah.KruuyukkkErta memegang perutnya. Ia merasa lapar. Ia pun bangkit dengan keempat kakinya kemudian melompat ke lantai. Ia menghampiri tempat yang biasa terletak piring makanan dan minuman. Namun, ternyata piring itu kosong. Erta menged

  • Stray Cat   2. Ranking Try Out

    Erta hanya duduk mengamati Sera yang sedang mondar-mandir mempersiapkan sekolahnya. Erta membuka mulutnya, menguap. Ia sangat mengantuk, dan ia juga berpikir inilah salah satu alasan ia tidak ingin menjadi manusia. Mereka harus bersekolah dan menghidupi diri mereka sendiri dengan bekerja. Bukankah menjadi kucing yang disayang atau dirawat lebih baik?Sera menjinjing tasnya gang berwarna, ia nyaris saja keluar dari kamarnya jika ia tidak mendadak mengingat sesuatu. Ia menghampiri Erta, Erta mematung, terdiam. Erta memperhatikan apa yang akan gadis ini lakukan."Dimakan ya. Aku harus merawatmu dengan baik agar tidak mengecewakan orangtuaku." Sera menatap Erta dengan pandangan tidak suka, masih membenci fisik dari kucing barunya ini.Sera kemudian keluar dari kamarnya dan segera sarapan, lalu berangkat ke sekolah. Erta hanya mendengus dalam wujud kucingnya kemudian memakan makanan kering yang diberikan Sera tadi.***Sera telah sampa

DMCA.com Protection Status