Share

Seorang Duda!

Mengikat janji suci, pemilik punggung tegap tertutup jas hitam itu masih mengeluarkan suara berat khas Robert. Saat mencium sang mempelai, wajahnya masih tampak sangat mirip seperti Robert dan saat menghadap tamu dengan senyuman, dia masih saja Robert!

Setelah acara usai, satu per satu tamu meninggalkan gereja dengan pertanyaan yang masih belum terjawab. Binggung dan aneh, dua hal itu mengantar kepergian mereka sampai kembali ke rumah.

Akhirnya setelah lama menunggu, ibu Candy bisa menampakkan diri. Dia sudah menunggu sangat lama, terus bersabar karena tidak mungkin tiba-tiba mengacaukan acara. Wanita itu punya malu, jelas tidak akan melakukan hal seperti itu, tapi … anaknya baru saja menikahi seorang duda!

Seorang duda dengan dua anak di saat dia seharusnya menikahi putra tunggalnya yang memiliki usia yang sama dan sudah menjalin hubungan selama lima tahun terakhir! Kegilaan apa ini? Candy tidak mengatakan sepatah kata pun dan tidak ada yang menyetujui pernikahan ini!

Candy baru saja memasuki ruang ganti dan pundaknya sudah ditarik sangat kasar sampai tubuh berbalik. Kaki berlapis heel 7cm sempat oleng, beruntung karena tidak jatuh. “Apa yang kau lakukan?!” marah wanita itu, sebut saja Keisya. Dia mencerca, “Bagaimana bisa kau menikahi seorang duda?! Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu?”

Keisya melihat Candy berdiri di sana dan mengikat janji secara sukarela, jadi jangan coba berdrama dan berkata dia terpaksa! Keisya mengakui bahwa Robert memang kaya raya dan belum terlalu tua, dia tampan dan memiliki posture tubuh yang bagus. Robert seorang pembisnis sukses yang selalu muncul wajahnya di timeline sampai diri ini muak melihatnya, tapi fakta bahwa dia seorang duda tidak bisa berubah!

Candy tidak harus menikahi Robert untuk bisa mendapatkan semua aset yang dia punya. Candy sudah sangat serasi bersama Putra, putra tunggal dari Robert yang akan mewarisi semua kekayaannya dan apa yang terjadi hari ini?

Kembali memikirkan bagaimana Candy mendaratkan bibir pada mulut Robert membuat Keisya mengangga tak percaya. “Di mana Putra?” tanya sang ibu, ekpresi marah di wajah yang dipenuhi oleh riasan membuatnya terlihat jauh lebih tua dari biasanya.

“Ibu tidak harus memikirkan Putra, hubungan kami telah selesai,” jawab Candy acuh meski hati masih sukses disentil oleh nama sang mantan kekasih tercinta yang disinggung.

“Selesai?!” syok wanita itu menjerit. “Kau baru saja menikahi ayahnya, Candy!” imbuhnya mengingatkan. “Sebetulnya apa yang telah terjadi di antara kalian?”

Haruskah Keisya mengulang sekali lagi apa yang menjadi topik hangat para tamu undangan hari ini? PUTRI TUNGGAL Keluarga Stain baru saja menikahi seseorang yang seharusnya menjadi AYAH MERTUANYA! Kegilaan yang terjadi hari ini, bagaimana bisa Candy mengharapkan diri ini hanya diam dan bersikap layaknya tidak ada yang terjadi?

Hal itu lebih baik daripada memulangkan para tamu, Candy berpikir, tapi tidak akan dia lontarkan jika saja tidak ingin melihat sang ibu kian gila mengoceh. “Aku akan baik-baik saja bersamanya, Ibu tidak harus cemas,” ujar Candy, lagi-lagi terdengar sangat acuh.

“Robert bisa menjadi ayahmu, Candy!” berang sang ibu, tak habis pikir pada entah apa yang ada di dalam benak Candy. “Kau mungkin tidak masalah, tapi bagaimana dengan kami?”

SEORANG DUDA! Keluarga Stain akan menjadi olok-olokan dari keluarga yang lain, kerabat dan teman dekat dan itu dikarenakan Candy yang punya kesempatan bersama seorang pewaris, tapi malah memilih untuk menikahi ayahnya.

Lagi-lagi, ingatan itu menyebabkan kepala Keisya berdenyut hebat. Kaki oleng, beruntung tidak jatuh karena dinding yang bisa dijadikan pegangan. Keisya berani bersumpah bahwa ia tidak pernah menemukan sesuatu di antara Robert dan Candy, tapi mengapa tiba-tiba dia malah menikahinya?

Tidak usah tahu karena sang ibu hanya akan murka jika mendengar alasan Candy. Gadis itu menutur, “Ibu sebaiknya pulang dan beristirahat, kita ada acara malam ini.”

Betapa mudah sang anak berkata layaknya tidak lagi perduli pada dunia yang mungkin tenggelam besok. “Astaga … jantungku …” Keisya masih berusia empat puluh dua tahun, masih muda, tapi sang putri tunggal membuatnya bersikap layaknya nenek-nenek yang sering mengalami sakit pada bagian kepala, jantung, tubuh, tulang, kaki dan sekujur tubuh!

“Kau pasti mencoba membunuh ibumu ini,” ujar wanita itu sembarang.

Candy acuh. Bukan tidak mau meladani, tapi berpikir bahwa akan lebih baik tetap diam. Candy mengambil tas berbentuk diamond play button dari atas meja rias, langkah kakinya dihentikan oleh seseorang yang baru saja tiba di ambang pintu. Lelaki yang baru saja sah menjadi suaminya itu tidak bisa masuk karena punggung sang ibu menghalangi.

“Kau menikahi Robert, Candy …” Keisya tidak bosan mengulang, sialnya dia dikejutkan oleh sang pemilik nama yang entah sejak kapan muncul di belakang.

“Keisya,” panggil Robert, sukes menyentak dia yang disebut.

“Astaga!” Keisya bergegas berbalik dan mengambil beberapa langkah mundur untuk membiarkan Robert lewat. ‘Sudah berapa lama dia di sana?’ pikir Keisya. Ia mungkin serasa gila karena menentang pernikahan yang sudah tejadi, tapi Robert sebaiknya tidak mendengarkan apa pun karena lelaki itu terlalu kaya dan berkuasa untuk bisa dilawan. Menyinggung perasaannya jelas bukan hal yang baik dan menguntungkan.

Tidak usah cemas karena Robert tidak mendengarkan apa pun kecuali kalimat terakhir yang mulut Keisya lontarkan. Omong-omong haruskah Robert memanggil wanita itu ibu?

Tolong jangan dibahas! Keisya sungguh akan gila jika Robert membicarakannya atau sungguh memanggilnya seperti itu. Robert mungkin lebih muda, tapi jarak di antara usia mereka tidaklah banyak.

Sepatu hitam bersih nan kinclong yang Robert kenakan membawanya mendekati sang istri yang masih berdiri tegak tanpa mengatakan apa pun. Robert menyentuh lengannya lembut sebelum kembali menatap Keisya dan berkata, “Tidak usah cemas, aku berjanji akan menjaga Candy dengan baik.”

Bukan itu yang sedang Keisya cemaskan! Lihat mereka, lihat betapa tinggi Robert dan Candy yang hanya mencapai bagian dadanya. Semua orang mungkin sering mengatakan, tapi tampang Robert yang terkesan muda tetap saja terlalu tua untuk bisa menjadi suami Candy!

“Sebelumnya aku minta maaf karena pernikahan ini pasti sangat mengejutkanmu dan keluarga yang lain,” tutur lelaki itu penuh percaya diri, tapi terkejut?

Semua keluarga kompak terkena serangan jantung karena dua orang itu! Pada akhirnya, keluarga Robert terpaksa menerima dan berdiam diri karena Robert sudah terlalu tua untuk tahu apa yang sedang dia lakukan. Alasan lain, dia adalah pemegang kuasa terbesar di antara semua keluarga, jadi tidak ada yang berani protes apalagi menentang karena itu sama saja dengan bunuh diri.

Seperti itulah kuatnya sesuatu yang dinamakan kekayaan, tapi … Keisya masih saja sulit menerima. Suaminya tengah terbaring lemas di dalam mobil karena kejadian ini, dia hampir mati karena tidak dapat bernafas dengan benar! Tidakkah Candy dan Robert tahu betapa besar dampak dari sesuatu yang tiba-tiba mereka lakukan dengan mudah?!

Robert menambahkan, “Sekali lagi aku minta maaf, Ibu.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status