Beranda / Romansa / Status WhatsApp Ipar / Cerai saja, Hadi!

Share

Cerai saja, Hadi!

Penulis: Lian Nai
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-08 08:59:32

"Mas, tunggu!"

Nita mengejar langkah suaminya yang semakin menjauh. Demi apa, mereka pergi tanpa mengucap salam padahal datang tadi sudah niat untuk berbicara baik-baik. Ternyata benar apa kata pepatah, "Jangan menolong orang yang tidak punya hati, atau kamu akan makan hati tiap hari."

Adam menghentikan langkah tepat di depan rumah Hadi. Niat hati ingin membagi luka hatinya pada Sang Kakak, namun sepertinya disana pun sedang terjadi ketegangan yang amat sangat menegangkan.

Nita menggenggam tangan Sang Suami dan mengatur napasnya yang mulai terengah.

"Maaf ya, Dek," kata Adam sesal. "Tapi emosi sekali sampai melupakan kamu di belakang."

Nita cemberut. Belum sempat ia menunjukkan air mukanya yang sedang kesal, Adam sudah menarik tangan istrinya untuk mendekat ke arah dimana Hadi tengah berdiri di halaman rumahnya.

"Kenapa, Bang?"

Hadi yang sedang melakukan aksi tarik menarik dengan Wati pun melepaskan tangannya secara tiba-tiba.

"Tau nih, Mbakmu, main tarik-tarik aja!" gerutu Hadi me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Status WhatsApp Ipar   Kedatangan Paklik

    "Pak, jawab!" bentak Bulek Murni. "Uang hasil panen masih rutin kamu tabung kan?"Paklik menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jantungnya berdegup kencang mendengar pertanyaan dari Sang Istri."Y-- ya, rutin lah!" sahutnya gugup. Bulek Murni tersenyum puas. "Bagus lah! Kalau begitu kita bisa pakai uang itu sementara sampai aku bisa membujuk Adam nanti."Paklik menghela napas kasar. "Mending kita ke rumah mereka sekarang. Jangan sampai Adam dikuasai penuh sama istrinya. Enak saja, kita yang sudah merawat mereka waktu orang tuanya meninggal, sekarang main ambil-ambil saja sawah yang sudah lama kita kelola. Harusnya gak begitu, Buk!" Paklik menggebu-gebu berbicara di depan Bulek Murni. "Kamu juga jadi orang yang dituakan jangan lemah dong! Kamu mau kalah sama Nita yang baru dua tahun jadi istrinya Adam, hah?"Dada Bulek Murni naik turun. Benar yang dikatakan suaminya, enak saja Nita mendapatkan semuanya sementara dia hanya berhasil menjual dua petak sawah dan satu kebun pada tetangganya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Status WhatsApp Ipar   Nita yang Serakah

    "Ya, sepertinya aku memang serakah, Bulek," aku Nita bangga. "Saking serakahnya aku, sampai-sampai sawah milik mendiang Ibu Mas Adam saja terjual dua petak, belum lagi ada satu sawah yang ingin aku kuasai, juga satu kebun berukuran lebar yang disewakan pada orang lain. Wah, hebat sekali aku ya, Bulek. Sangat serakah!"Wajah Bulek Murni memerah. Bibirnya mencap-mencep mendengar sindiran yang keluar dari mulut Nita. "Lancang kamu, Nit! Kalau bukan karena Adam, kamu mana bisa hidup terjamin begini!" hardik Paklik sengit.Nita lagi-lagi hanya manggut-manggut. "Ya, benar sekali!" Istri Adam itu menjentikkan jarinya. "Seharusnya Paklik sama Bulek juga berkaca, jika bukan karena harta kedua orang tua Mas Adam dan Bang Hadi, Paklik sama Bulek mana bisa menikmati hidup dari hasil berbuat culas pada keponakan sendiri. Betul apa betul?""Diam kamu, Nita!" bentak Bulek Murni. Telunjuknya mengarah tepat di wajah Nita, namun Adam tiba-tiba

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Status WhatsApp Ipar   Malang nian kau, Wati!

    "Nit, cuma lima ratus ribu ini, enteng lah buat kamu!" desak Mbak Wati, "Kamu gak kasihan sama aku, gimana kalau Bank Semok itu datang sewaktu ada Mas Hadi, mampus aku, Nit!"Nita menarik napas panjang. Baru dua hari merasakan hidupnya tenang tanpa ada suara Mbak Wati, kini ia datang membawa masalahnya untuk dibagi bersama Nita."Aku gak ada, Mbak. Uangnya dibawa Mas Adam semua," sahut Nita tidak jujur. "Kalau Mbak mau, tunggu Mas Adam pulang nanti, Mbak."Mbak Wati berkacak pinggang. Deru napasnya masih memburu mendengar penolakan dari bibir Nita."Kalau aku pinjam sama Adam, yang ada nanti ujung-ujungnya Mas Hadi tau, Nit! Kamu ini gak bisa diajak kerja sama banget sih sama ipar sendiri!"Nita meletakkan panci di tempatnya setelah ia cuci bersih sambil mendengarkan dongeng dari bibir Mbak Wati. "Kalau gak mau Mas Hadi tau, ya jangan hutang sembunyi-sembunyi dong, Mbak! Jadi ipar jangan ngajakin berbuat buruk, dosa!""Aku kepepet, Nit. Ck, ayolah!""Memang kurang jatah dari Mas Hadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • Status WhatsApp Ipar   Dasar Adam Julid!

    "Buat apalagi, Wat?" desis Hadi tertahan. "Buat apa ambil hutang di Bank Semok, hah?"Wati menggeleng lemah. Air mata sudah menganak sungai melihat Sang Suami yang bersiap meledak-ledak di depan rumah."Jangan begitu kamu, Hadi, biarkan saja istrimu punya hutang, toh itu hal yang wajar," sahut Bulek sok bijak. "Kenapa harus malu sih punya cicilan, udah ... sudah hal biasa disini. Jangan marah-marah cuma gara-gara hutang, norak kamu!"Nita dan Adam menyimak di teras rumah sambil ngeteh berdua. Bisa keduanya lihat betapa Bulek Murni adalah aktris yang pandai memainkan perannya."Jangan samakan istrimu sama Nita, mereka itu beda! Wati itu perempuan masa kini, bisa mengikuti perkembangan jaman, kalau Nita ... maklum, dia dari dulu gak pernah pegang uang banyak. Sekalinya dapat Adam, sok-sokan gak mau berhutang. Sombong!""Kena lagi," gumam Nita kesal. "Diam kena, ikut campur pun nanti tambah kena," imbuhnya menggerutu. Adam masih menyeruput teh panas yang diseduh di atas piring kecil. Uc

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • Status WhatsApp Ipar   Siapa Mey?

    "Terima kasih ya, Pak," kata wanita cantik itu lembut. Suaranya mendayu-dayu, tubuhnya tinggi dibalut kulit yang tidak hitam, tidak juga putih. Sedang-sedang saja. Namun wajahnya cerah bersinar seperti iklan B-erl.Setelah taksi itu melaju pergi, si cantik berbalik dan menatap bingung pada bangunan sederhana di depannya namun mewah untuk ukuran orang kampung. "Cari siapa, Mbak?"Seila mendekat. Kebetulan dia sedang menyuapi Abin-- putranya di depan rumah Bulek Murni. Wanita itu menoleh, dia tersenyum canggung dan bertanya. "I-- ini benar kampung Bulu?" Seila mengangguk membenarkan. "Iya, ini Kampung Bulu RT 03 RW 01, Mbak cari rumah siapa?" selidik Seila, "Jangan sungkan bertanya, insyaallah kami semua tahu nama penghuni di Kampung ini. Mbak dari Kota?""Iya," sahutnya malu-malu. "Kentara sekali ya kalau saya orang kota? Maklum, wajah saya memang bukan wajah kuno."Seila mengerutkan kening. Heran juga dengan tingkat ke-pede-an yang dimiliki wanita di depannya ini."Alamak, berarti k

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • Status WhatsApp Ipar   Hancur lah hati Bulek

    "Apa, mikir apa kamu?" bentak Bulek Murni sambil melotot. "Kamu mau suudzon sama Paklik, hah?"Nita nyengir. Tapi dalam hati dia benar-benar khawatir kalau Kusni yang Mey maksud adalah Paklik. Sebab, di jalan tadi Mey banyak bercerita tentang ciri-ciri pria yang dia cari. Tinggi tegap berkulit gelap. Kumis lebat dan mata lebar. Serta ... kedua tangannya punya cincin akik khas orang-orang jaman dulu. Itu adalah ciri-ciri Paklik sekali. Sangat Paklik!"Paklik itu pria paling tunduk di kampung ini. Kamu mau tahu apa rahasianya ... gak gratis!" Bulek mulai menyombongkan diri lagi. "Kalau sampai Paklik selingkuh, rugi Bulek tiap hari ngasih makan nasi kangkang ....""Mas Kusni!" teriak Mey membuat bibir Bulek menganga lebar. Tubuhnya menegang. Kepalanya berkunang-kunang dan telinganya berdengung mendengar Mey memanggil sosok yang tidak asing baginya. "Mas, aku cari-cari rumah kamu tau gak? Untung ada Mbak Nita, dua rumah yang aku d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • Status WhatsApp Ipar   Penipu yang Tertipu

    Wanita yang semula memperkenalkan diri sebagai Mey, si cantik dari kota itu beringsut bersembunyi di balik tubuh Paklik yang gagah."Iya, aku gak mungkin salah lihat. Kamu Mey Saroh!" pekik Wati terkejut. "Kenapa bisa sampai di kampung suamiku, kamu lagi cari siapa?"Wati menoleh pada Bulek dan Paklik secara bergantian. Melihat Mey yang bersembunyi manja di tubuh Paklik sementara Bulek yang menangis dalam pelukan Hadi membuat otak Wati bekerja dengan cepat. "I-- ini ada apa, Bulek?""Kamu kenal dia, Wat? Tau kamu sama wanita murahan itu?"Wati mengangguk ragu. "Dia ....""Kamu salah orang!" sela Mey cepat. "Aku bukan Mey Saroh! Aku Meylinda, jangan sok kenal kamu sama aku!" Kening Wati mengerut. Dia tidak mungkin salah mengenali orang lain, apalagi orang itu adalah Mey."Dia pelakor, Wat! Dia ... Paklik kamu selingkuh, hu ... hu ... hu ...."Rahang Hadi mengeras. Kekesalannya pada Bulek memang masih menggebu-gebu karena sudah meracuni otak istrinya agar berbuat buruk dan bersikap tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Status WhatsApp Ipar   Malangnya Mey

    "Permisi," ucap salah satu petugas berbaju dinas. "Apa disini rumah Bapak Kusni?"Nita dan Wati mengangguk. Tidak lama, seorang wanita paruh baya dan pria paruh baya keluar dari sebuah mobil rentalan dan berjalan memasuki halaman rumah Bulek."Bu Minah?" sapa Wati pangling. "Ini benar Bu Minah, kan?""Masya Allah, Wati!" Wanita yang Wati panggil Bu Minah berjalan cepat mendekat. "Kamu tinggal di Kampung ini, Wat? Emak sama Bapak kamu gak pernah cerita kalau rumah suami kamu disini."Wati mencium punggung tangan tetangga orang tuanya di Kampung. Kini, tebakannya pasti tidak meleset. Dua pasangan paruh baya itu sedang mencari Mey. Mey Saroh, bukan Meylinda."Bu Minah cari Mey?"Kedua mata Bu Minah berembun. Kepalanya mengangguk lemah dan bibirnya berucap. "Sudah dua tahun ini kami kehilangan jejak Mey, Wat. Terakhir, ada teman Bapak yang bilang kalau mereka bertemu Mey di kota," papar Bu Minah sendu. "Waktu kami cari kesana, kontrakan Mey kosong, ada tetangga yang bilang kalau Mey sempa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14

Bab terbaru

  • Status WhatsApp Ipar   Extra Part

    "Mas ...."Nita merintih ketika perutnya dirasa semakin mulas. Keningnya mengkerut. Bibirnya meringis sambil sesekali kedua tangannya meremas seprai dengan cukup kuat."Mas Adam!" teriak Nita. Entah kemana Adam, malam ini Nita tidak mendapati suaminya tidur di ranjangnya. "Mas!" teriaknya lagi.Nita menangis. Dia menggigit bibirnya kuat-kuat agar rasa sakit sedikit berkurang. "Mas Adam ...."Nita mencoba berdiri. Sejak sore dia memilih tidur karena perutnya terasa tidak nyaman. Berulang kali kandung kemihnya terasa penuh. Bahkan Nita merasa jika intensitas buang air kecilnya semakin sering. Nita terlalu awam. Dia berpikir jika mendekati hari persalinan maka semua hal yang ia rasakan adalah wajar. Malam ini, tepat pukul dua belas malam, dia meraba bagian belakang tubuhnya dan ...."Basah?" gumam Nita sambil sesekali meringis. "Apa iya aku ngompol?" imbuhnya. Nita meremas ujung dasternya. Sakit yang ia rasakan semakin terasa sering. Dia memindai kamar, namun sosok Adam tidak ia temu

  • Status WhatsApp Ipar   Tamat

    Nita terpingkal-pingkal menceritakan kejadian pagi tadi pada Adam. Pun dengan Wati, ipar beradik itu sangat bersemangat membahas betapa kerennya Bulek mengusir Mesaroh beserta kedua orang tuanya jug Hafsah dan suaminya."Masa Bulek bilang begitu?" tanya Adam sambil tersenyum. "Bulek bilang mau mengirim tai-tai Paklik ke rumah Mesaroh, begitu? Serius?"Nita berulang kali mengangguk membenarkan. Tidak lupa pula tawa renyah menghiasi bibirnya yang ranum. "Badas emang Bulek," ucap Adam kemudian. "Baik-baik kalian, Bulek sudah gak punya siapapun selain kita."Tawa Nita berhenti. Dia mengangguk sendu dan berkata. "Tentu, Mas. Sejak awal kita menikah bukankah ini yang aku harapkan? Aku ingin kita semua akur selayaknya keluarga."Adam mengusap pucuk kepala Nita lembut. Harapan yang istrinya miliki ternyata dapat terwujud. Jika dulu hari-hari Nita dipenuhi dengan isak tangis dan rasa kesal karena selalu mendapat perlakuan buruk, lain dengan sekarang ... dia sudah mendapatkan kasih sayang dari

  • Status WhatsApp Ipar   Menjelang Tamat

    "Wanita serakah! Kembalikan hak anakku! Licik, culas!" teriak Mesaroh.Berta dan Seila saling sikut. Tiba-tiba dua wanita itu tertawa lebar dan Berta berteriak. "Lagi ngaca ya, Mbak? Kok pas banget ucapan sama kelakuan. Pasti ada kaca transparan ya?"Mesaroh menoleh. Lagi-lagi dia mencak-mencak dan kembali masuk ke dalam rumah Bulek membawa sisa-sisa dongkol akibat sikap Hafsah. "Jadi bagaimana ini, Bu Murni?" tanya Mesaroh gusar. "Seharusnya anakku dapat bagian ....""Kalau begitu kita urus saja masalah ini ke ranah hukum. Bagaimana?"Bu Murni dan suaminya saling pandang. "hu-- hukum? Untuk apa?""Ya, kalau Mesaroh masih belum yakin kalau semua yang aku miliki ini murni milikku, kita bisa usut ini ke ....""Eng-- enggak perlu," sela Bu Minah. "Kami ... percaya kalau tidak ada harta yang Kusni miliki di rumah ini. Kalau begitu ... kami permisi!"Bu Murni dan suaminya menarik tangan Mesaroh cukup kuat. Putrinya itu meronta-ronta dan menolak pergi karena calon bayinya belum mendapatkan

  • Status WhatsApp Ipar   Hafsah dan Mesaroh

    "Permisi," kata Mesaroh ketus. "Aku boleh masuk ke rumah suamiku kan?"Mesaroh bersedekap dada sementara Emak dan Bapaknya berdiri di belakang dengan wajah yang tak kalah ketus."Suamimu?" Ulang Hafsah bingung. "Ini rumah Mbak Murni sama Mas Kusni, kamu salah alamat?""Dia memang istri Masmu," sahut Bulek. Hafsah terkejut. Dia menganga melihat wanita yang berusia lebih muda darinya rela menjadi istri Paklik. "Dia juga sedang hamil keponakan kamu, Haf.""Apa?!" pekik Hafsah. "Ha-- hamil?"Bulek mengangguk. Dia mempersilahkan Mesaroh dan kedua orang tuanya untuk masuk dan duduk bersama dengan Hafsah dan suaminya."Kalau boleh tau, untuk apa datang ke rumahku, sudah tau kan kalau suamimu itu ada penjara?" tanya Bulek sarkas. "Oh ya, ingat baik-baik, Mesaroh, ini rumahku bukan rumah suamimu. Paham?"Mesaroh melengos namun tidak dengan Bu Minah. Wanita yang usianya sepadan dengan Bulek itu menatap sengit ke arah Nita dan Wati bergantian. "Astaga ... sejak kapan Mas Kusni punya istri, Mbak

  • Status WhatsApp Ipar   Kedatangan Keluarga Paklik

    Dua hari setelah Bulek dirawat di Rumah Sakit, hari ini keadaannya sudah semakin membaik dan diperbolehkan pulang oleh dokter yang bertugas. Nita dan Wati membantu mengemas barang-barang sementara Adam menyelesaikan biaya administrasi dan Hadi membantu Bulek berjalan menuju parkiran mobil. "Bulek bisa jalan sendiri," kata Bulek pada Hadi. "Bulek sudah sembuh, Hadi.""Jangan banyak bicara, Bulek!" hardik Hadi dingin. "Kalau ada keponakan mau bermanja-manja begini, Bulek diam saja!"Bulek tersenyum tipis. Hadi memang berbeda dengan Adam. Suami Wati ini sedikit kesulitan beramah tamah. Namun hatinya sangat baik dan semua orang paham karakter Hadi."Maafkan Bulek ya ....""Sekali lagi Bulek minta maaf, aku yakin pasti dapat hadiah piring," cibir Hadi. Bulek terkekeh. Hatinya menghangat mendapat perlakuan istimewa dari keponakannya yang selama ini terkesan menjaga jarak."Bulek buruk sekali dulu ....""Ya, memang," sahut Hadi gamblang. "Kalau sampai setelah ini Bulek belum juga berubah m

  • Status WhatsApp Ipar   Ngerjain Mesaroh

    "Boleh ya, Mas Adam, aku harus menuntut hak buat calon bayiku."Adam hendak bangkit, namun Hadi mencekal pergelangan tangan adiknya dan menggeleng samar. "Duduk!"Dengan terpaksa suami Nita itu kembali duduk setelah menyentak napas kasar. "Ngelunjak!" desis Adam geram.Hadi bangkit. Dia berjalan dan mendekati Mesaroh yang terlihat sudah bersiap dengan tas selempang di pundaknya. "Ayo, Mas! Aku ini Bulek muda kalian, tolong lah kerja samanya!""Kita balik sekarang ya, Wat?" tanya Hadi pada istrinya. Wati mengangguk, Bu Asih dan Pak Panijo memahami keadaan anak menantunya. Senyum lega terbit di bibir Mesaroh, dia merapikan rambut dan bajunya saat Adam dan Hadi berjalan mendekati mobil mereka. Wati mendapat giliran terakhir mencium punggung tangan Emak dan Bapak sambil sejenak memeluk pasangan tua yang sudah membesarkannya selama ini. "Kalau Farhan sudah libur, kami kesini lagi, Mak.""Jangan pikirkan Emak dan Bapak, urus suami dan anakmu dengan baik. Hati-hati di jalan."Wati menganggu

  • Status WhatsApp Ipar   Keanehan

    "Janggal ya, dua tahun Mesaroh hilang tapi baru dicari beberapa hari belakangan kan? Mana langsung ketemu pula, kan aneh?" kata tetangga Mey. "Apalagi sampai bisa renovasi rumah, padahal suami Bu Minah gak kerja. Dapat uang darimana coba?""Iya, baru dicari sudah langsung ketemu, kenapa gak dicari dari dulu saja?" celetuk yang lain. "Janggal ya, aneh!"Kasak-kusuk tetangga santer terdengar. Mesaroh kesal, dia menghentak-hentakkan kaki dan melangkah masuk ke dalam kamar dengan perasaan dongkol."Tau apa kalian, jangan menuduh sembarangan! Sana pergi!" hardik Bu Minah. "Tetangga gak punya akhlak!"Para tetangga membubarkan diri sementara di rumah Bu Minah, wanita paruh baya itu marah-marah karena rencananya gagal total."Kamu seharusnya bisa gerak cepat, Saroh! Kalau sudah begini, sia-sia dua tahun kamu berpura-pura gila!" Bu Minah marah-marah dengan suara tertahan. Khawatir para tetangganya mendengar apa yang mereka ributkan. "Harusnya rumah Kusni bisa jadi milik kamu! Bodoh!"Mesaroh

  • Status WhatsApp Ipar   Rahasia Mesaroh

    "Kenapa, Mak?" Mesaroh datang dan menatap satu per satu orang yang ada di ruang tamu rumahnya. "Mas Kusni mau menikah ulang hari ini, Mak?" tanya Mesaroh sambil tersenyum malu. "Mana dia, kenapa gak manggil aku?"Bu Minah menunduk dalam. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini karena bagaimanapun kehamilan Mesaroh tanpa suami tentu menjadi aib untuknya."Nak, kasihan Mesaroh ... setidaknya beri sedikit harta gono-gini untuk calon bayinya," ucap Bu Minah memelas. Sangat berbeda dengan sikapnya beberapa menit yang lalu. Sungguh, Ibu Mesaroh ini adalah wanita yang pandai mengubah air muka dengan cepat. "Anu ... itu ... kalian ini kan keponakan istrinya Pak Kusni, setidaknya berikan sedikit bagian untuk Maesaroh. Anak yang dia kandung ini sepupu kalian loh."Hadi terkekeh sinis sementara Adam melengos mendengar suara Bu Minah yang mendadak berubah lembut. "Bu ... astaghfirullah," gumam Hadi sambil geleng-geleng. "Kami ini keponakan Bu Murni istri Pak Kusni. Jadi, semua yang berurusan d

  • Status WhatsApp Ipar   Mati Kutu

    Wati geleng-geleng. Bu Minah yang dia lihat sekarang seperti bukan Bu Minah yang datang ke rumah Bulek tempo hari. Sangat berbeda. "Bagaimanapun pernikahan anakku sama Paklik kalian itu gak sah! Dan besok aku mau Mesaroh dinikahi secara resmi, maharnya sertifikat rumah karena setelah menikah Mesaroh akan tinggal bersama suaminya." Bu Minah berbicara panjang lebar. "Harusnya begini sejak kemarin-kemarin, kenapa kalian sebagai keponakan ini gak peka sama sekali? Paklik kalian seharusnya diarahkan buat menikahi anakku secara resmi, bukan malah dilarang apalagi sampai diancam segala. Hei, sadar diri kalian ini, itu rumah punya Paklik kalian, kenapa kalian berdua justru marah-marah kalau Mesaroh minta mahar yang fantastis?!" Adam dan Hadi berusaha menahan emosinya. Kedua adik beradik itu saling pandang sambil menghela napas panjang. Bibir Wati hendak terbuka, namun Hadi menggenggam jemari istrinya memberikan isyarat agar diam.Wati menelan ludahnya kasar. Hampir saja mulutnya yang tajam

DMCA.com Protection Status