Home / Fantasi / Soul System / 3. Neraka Penebus Dosa.

Share

3. Neraka Penebus Dosa.

Author: JeoseoungSaja
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

Wigen berlari, lalu bersujud di bawah kaki Yeomra. "Raja Yeomra, aku mohon maafkan dia, ini adalah salahku, ia adalah tanggung jawabku, aku yang tak bisa menjaganya.

"Dia adalah roh spesial, maka daripada itu aku mohon Raja Yeomra melepaskannya dan memberinya kesempatan, jika ia engkau lenyapkan, maka tak ada lagi kesempatan baginya untuk bereinkarnasi, ia akan menghilang selamanya dari dunia ini."

Yeomra menaikkan sebelah alisnya, ia memandang ke arah Wigen. "Roh spesial? Dia? Apa kau yakin? Sudah lebih dari seribu tahun tidak ada yang namanya roh spesial muncul di alam baka!"

"Anda bisa melihatnya sendiri."

Wigen menyerahkan kertas kematian berwarna emas, yang berisi data diri Liu Kai, tanggal lahir, serta waktu kematian dan penyebabnya.

"Hmm... Sudah lama sekali aku tidak melihat kertas kematian berwarna emas."

Yeomra mengelus-elus janggut putihnya sambil berfikir mengenai nasib Liu Kai. Wigen tampak masih bersujud di hadapan Yeomra, berharap Yeomra akan memberikan keringanan pada Liu Kai.

Yeomra menghentakkan kembali tongkatnya dan seketika bayangan hitam yang mengikat Liu Kai menghilang. Yeomra berjalan beringsut ke arah Kai.

"Kau! Siapa namamu? Sebutkan sebanyak tiga kali!" seru Yeomra.

Liu Kai tampak tak mengerti maksud dari perktaan Yeomra, namun entah kenapa ia sama sekali tak dapat membantah perkataan Yeomra dan langsung menyebutkan namanya sebanyak tiga kali.

Sesaat setelah Liu Kai menyebutkan namanya tiga kali, sebuah cermin tiba-tiba muncul tepat di hadapan Yeomra dari bawah tanah.

Cermin tersebut merupakan cermin kehidupan, yang berisi semua hal yang terjadi selama masa hidup Kai, mulai dari ia lahir hingga mati.

Yeomra kemudian melihat hal-hal yang ingin ia lihat dalam cermin tersebut. Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, Yeomra kembali memandang Kai.

"Kini aku tahu mengapa kau menjadi Roh spesial, kau mati akibat dibunuh secara tidak adil dan belum waktunya bagimu untuk mati, ini tidak ada sangkut pautnya dengan takdir Dewa, semua ini murni kejahatan dari manusia yang dihasut oleh iblis, jadi tak ada alasan bagimu untuk membuat kerusuhan di Alam Baka."

Liu Kai tampak menurunkan pandangannya mendengar hal itu, ia hanya memikirkan dendamnya, membuat ia menjadi orang yang egois dan hampir saja merubahnya menjadi Roh pendendam.

"Baiklah, karena kau adalah roh spesial, serta kematian yang kau dapatkan secara tidak adil, aku akan memberikanmu keistimewaan. Aku bisa mengembalikanmu ke duniamu sebelumnya, namun dengan satu misi dariku."

Liu Kai mengadahkan kepalanya menatap Yeomra. "Benarkah? Apa itu?" Liu Kai tampak bersemangat, tak ada lagi terlihat tatapan mendendam di kedua bola matanya.

"Beraninya kau! Turunkan pandanganmu saat berbicara pada Dewa Agung!" seru Mugen yang tampak masih kesal dengan Liu Kai.

"Diamlah Mugen! Kau akan kuberi hukuman setelah ini karena melanggar peraturan untuk tidak melukai Roh manusia!" seru Yeomra.

"Ta-tapi Raja-" ucap Mugen terputus, "Kalian ini! Mengapa sekarang kalian berani membantah ucapanku?!" Yeomra menghela nafas kasar.

"Ma-maafkan aku Dewa Agung..." Mugen kembali menundukkan kepalanya.

Yeomra kembali menatap Kai. "Kau adalah roh yang kuat, di manapun aku menempatkanmu, maka kau akan menjadi yang terkuat, aku tak bisa memberitahumu saat ini, kau harus melewati sidang pengadilan neraka terlebih dahulu, jika kau lulus, maka aku akan memberikanmu sebuah misi yang akan membawamu kembali menuju dunia tempat kau tinggal."

Seketika sebuah harapan tersirat di wajah Kai, ia memantapkan hatinya. "Aku akan melakukan apapun demi bisa kembali ke duniaku!"

"Bagus! Sampai jumpa di sidang terakhir, itupun jika kau berhasil melewati sidang neraka yang lain!"

Yeomra kemudian menghilang secara tiba-tiba, serta kedua pengawal raksasanya juga menghilang secara tiba-tiba, membuat Kai terjatuh ke tanah.

Wigen mengulurkan tangannya pada Kai. "Ayo, aku akan menuntunmu melewati setiap sidang neraka yang ada."

Kai menerima uluran tangan Wigen dengan rasa penasarannya. "Kau, aku sudah memukulmu, mengapa kau masih mau menyelamatkanku, serta membantuku?"

Wigen tersenyum tipis. "Aku menyelamatkanmu bukan semata-mata untuk dirimu, melainkan untuk diriku, sebab jika ada roh yang menjadi tanggung jawabku gagal bereinkarnasi, maka itu akan menjadi kecacatan dalam tugasku, membuat diriku akan semakin sulit untuk bisa bereinkarnasi ke dunia."

Liu Kai mengangguk pelan. "Ternyata malaikat maut juga akan bereinkarnasi kembali," gumamnya dalam hati.

Liu Kai kemudian mengikuti langkah kaki Wigen menuju gerbang keadilan ketiga. "Namaku Kai, salam kenal..."

Kai mencoba berbasa-basi, ia ingin meminta maaf pada Wigen dan berterimakasih, namun lidahnya terasa kelu untuk bisa mengucapkan hal itu.

"Namaku Wigen, aku akan berusaha semaksimal mungkin agar kau bisa kembali ke duniamu."

"Te-terimakasih," ucap Kai dengan lidah kelu.

Kai tampak penasaran dengan suatu hal, ia kemudian memberanikan diri untuk bertanya pada Wigen. "Wigen, mengapa sebelumnya kau menyebutku dengan sebutan roh spesial?"

"Roh spesial adalah roh yang semasa hidupnya melakukan begitu banyak kebaikan, membunuh orang-orang jahat, serta membantu orang susah dan ditambah dengan ia mengalami kematian yang tidak adil."

Kai menganggukkan kepalanya pelan, ia tampak mengerti, serta baru menyadari bahwa ia sering melakukan hal baik selama hidupnya.

Akhirnya, Kai dan Wigen memasuki pintu keadilan ketiga setelah menunjukkan kertas kematian pada malaikat penjaga gerbang keadilan.

Kai kembali melihat dunia yang di dominasi warna Jingga, ia bisa melihat tiga jembatan yang melintang menyebrangi sebuah tebing yang dibawahnya mengeluarkan cahaya kemerahan.

Jembatan pertama hanya berbentuk seutas tali yang tipis, terlihat banyak roh manusia sedang berusaha menyebrangi jembatan tali tersebut, banyak dari mereka terpeleset dan jatuh ke bawah tebing.

Teriakan demi teriakan terdengar mengiringi jatuhnya para roh manusia ke dalam jurang tersebut. Serta ada beberapa roh manusia yang berhasil menyebrangi tali tersebut tanpa kesulitan yang berarti.

Kai bergidik merinding melihat ratusan roh manusia yang jatuh satu per satu ke dalam jurang yang mengeluarkan cahaya berwarna merah tersebut.

Kai lalu melihat jembatan kedua tang terbuat dari tiga bilah papan yang memanjang hingga ke seberang, namun tanpa pegangan.

Kai lalu berjalan menuju jembatan yang harus dilewatinya, jembatan yang akan dilewati Kai adalah jembatan gantung yang terbuat dari papan dengan tali sebagai pegangannya, serta terlihat kokoh.

Kai yang penasaran memilih untuk bertanya pada Wigen. "Wigen, mengapa jembatan pertama hanya terbuat dari seutas tali? Dan sangat berbeda dengan jembatan yang kulewati."

"Jembatan pertama diperuntukkan untuk orang-orang biasa, jika mereka melakukan banyak kebaikan di dunia, maka mereka akan dengan mudahnya melewati jembatan tersebut, namun jika mereka sering melakukan kejahatan, mereka akan segera jatuh ke dalam Neraka Penebus Dosa hanya dalam beberapa langkah."

"Neraka Penebus Dosa? " gumam Kai, lalu mencoba melihat ke bawah.

"Ku sarankan kau tidak melihat ke bawah." Wigen memperingatkan.

Namun Kai tetap melihat ke bawah akibat rasa penasarannya yang tinggi.

Ekspresi wajah Kai memburuk ketika melihat apa yang ada di bawah tebing tersebut. Kai melihat puluhan ribu duri-duri tajam berukuran sangat besar yang diselimuti oleh api membara dan berkobar dengan sangat besar. Panasnya api Neraka tersebut sampai terasa ke atas jembatan, walau jarak antara jembatan dengan dasar jurang tersebut lebih dari belasan kilometer.

Kai gemetar, wajahnya memucat, kepalanya terasa pusing, ia sampai-sampai terduduk di atas jembatan setelah melihat apa yang ada di bawah.

Wigen tertawa melihat itu. "Haha! Sudah ku katakan jangan melihat ke bawah, itu adalah Neraka Penebus Dosa, roh manusia yang jatuh ke bawah akan disiksa dan dibakar hingga dosa mereka berkurang setengahya, hal itu bisa berlangsung selama sepuluh abad, setelah itu mereka akan kembali di sidang dalam pengadilan neraka, jika dosa mereka masih masih banyak, maka akan kembali di siksa pada tingkatan neraka yang berbeda, tergantung dari dosa yang mereka perbuat."

Kai mencoba mendapatkan kembali keteguhannya, lalu berjalan beringsut sambil memegang erat tali pegangan pada jembatan tersebut.

Kai dan Wigen kemudian menyebrangi jembatan tersebut tanpa kesulitan yang berarti, hingga sampailah mereka di depan pintu pangadilan pertama.

Kaugnay na kabanata

  • Soul System   4. Pengadilan Neraka

    Setelah melewati jembatan Alam Baka, Kai dibawa menuju tempat sidang pengadilan pertama."Kai, ingatlah, untuk tidak melihat ke bawah lagi jika kau berada di pengadilan pertama."Wigen mengingatkan yang kemudian dijawab anggukkan kepala oleh Kai.Wigen dan Liu Kai memasuki pintu sidang pengadilan pertama, ruangan sidang tersebut cukup luas, dengan sebuah lubang besar yang mengeluarkan cahaya berwarna merah pada tengahnya.Lubang tersebut di tutupi oleh jeruji besi berbentuk lingkaran. Kai kemudian dipersilahkan untuk berdiri di tengah-tengah jeruji besi tersebut dan menghadap Dewa Hakim yang tengah menatap Kai dari kursi singgasananya.Wigen berjalan mendekati Dewa Hakim dan memberikan kertas kematian milik Kai padanya."Hmm... Roh spesial, aku bahkan lupa kapan terakhir kali aku mensidang roh spesial sebelumnya." Hakim Dewa berdehem melihat secarik kertas berwarna emas di tangannya.Sesaat setelah itu, dua malaikat penuntut datang dan duduk di kursi yang berada di sebelah kiri Kai, se

  • Soul System   5. Pengadilan Terakhir.

    Liu Kai melangkahkan kakinya menuju sidang neraka ke empat, yaitu Pengadilan Mahluk Hidup, Neraka Hewan Buas.Dalam sidang ini, manusia diadili sesuai dengan dosanya semasa hidup, jika mereka pernah menyakiti atau membunuh hewan, serta merusak tumbuh-tumbuhan, maka mereka akan segera dimasukkan ke dalam Neraka Hewan Buas.Di dalam Neraka Hewan Buas, manusia akan di siksa oleh hewan-hewan neraka yang ada di sana. Hewan-hewan tersebut akan mencabik-cabik serta menghancurkan tubuh manusia menggunakan taring dan cakarnya, terus menerus seperti itu selama ribuan tahun hingga dosanya terhapus.Kai dengan mudahnya melewati pengadilan tersebut, sebab tidak ada prilaku semasa hidupnya yang memberatkannya dalam sidang tersebut. Kai adalah salah satu orang yang sangat menyayangi binatang serta lingkungan tempat ia tinggal.Wigen tampak kagum terhadap Kai. "Belum pernah sekalipun roh yang aku tuntun bisa melewati empat sidang dengan mudahnya selama aku menjadi malaikat maut, biasanya aku harus men

  • Soul System   6. Latar Belakang Sistem

    Liu Kai masih tampak bingung dengan berjuta tanya di kepalanya, namun Wigen selaku sistem yang bekerja untuk Kai langsung menjelaskan padanya. "Sistem merupakan suatu hal yang mampu membuat dirimu mempelajari sebuah teknik tanpa harus berlatih, kau akan mendapatkan teknik tersebut secara instan. "Dalam sistem juga terdapat banyak pengetahuan yang bisa kau dapatkan, serta sistem sendiri adalah buatan Dewa jadi apapun yang berada dalam sistem bisa kau dapatkan dan kau gunakan di dunia nyata tanpa harus membuat atau membelinya di dunia tersebut." Liu Kai tampak mulai mengerti tentang apa itu sistem. "Mempelajari teknik tanpa berlatih? Itu hal yang luar biasa! Sebab aku mempelajari suatu teknik membutuhkan waktu setidaknya enam bulan untuk bisa menguasainya. Aku jadi semakin penasaran dengan prinsip kerja sistem ini." "Kau akan memahaminya seiring berjalannya waktu, pelan-pelan saja, sebab kau akan kebingungan jika aku langsung menjelaskan seluruhnya," ucap Wigen. "Baiklah! Kapan aku

  • Soul System   7. Dunia Wuxi

    [ Memulai Proses Pemindahan Tubuh...] [ 0%...15%...38%...56%...69%...81%...100%] [ Pemindahan tubuh berhasil! ] [ Liu Kai! Selamat datang di Dunia Wuxi! ] Liu Kai sudah berhasil berpindah ke dunia yang dinamakan Dunia Wuxi, jiwanya kini bersemayam di tubuh salah satu pria yang ada di dunia tersebut. Saat Liu Kai mulai mendapatkan kesadarannya, samar-samar ia mendengar suara wanita yang tengah menangis. "Han Gege! Han Gege! Bangunlah! Maafkan aku! Hiks..." Kai semakin tersadar saat seseorang tengah menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tak berapa lama Kai sudah sadar dan pandangannya semakin jelas, ia melihat seorang wanita tengah berada di sampingnya sambil menangis. "Han Gege! Syukurlah kau masih hidup! Maafkan aku! Gara-gara aku kau terjatuh ke jurang!" ucap wanita tersebut dengan sesenggukkan. Kai menatap wanita tersebut dalam, ia mencoba mengenali wanita yang tengah berbicara padanya, namun ia sama sekali tak mengenali wanita tersebut. Wanita yang berusia remaja, rambut hitam lu

  • Soul System   8. Memberi Pelajaran.

    Liu Kai berhadapan dengan empat orang pemuda di desa tersebut. Mereka berempat tampaknya adalah orang-orang yang sering mem-bully Bai Han, pemilik asli tubuh yang digunakan Liu Kai. "Hey! Bai Han! Berani sekali kau menepis tanganku?! Kau sudah bosan hidup?!" Salah satu pemuda tampak mencengkram kerah baju Liu Kai. Menurut ingatan dari pemilik tubuh sebelumnya, pemuda yang sedang mencengkram kerah baju Liu Kai bernama Cao Ren, seorang anak dari kepala desa di situ. "Sudahlah Cao Ren, mungkin dia hanya bercanda..." Pria lainnya tampak menenangkan Cao Ren, lalu menatap ke arah Liu Kai. "Han, sudahlah, kita hanya akan berlatih memanah seperti biasa, kau cuma harus meletakkan apel di kepalamu, lalu kami akan memanahnya." "Jika kau mati terkena panah, itu salahmu sendiri, sebab kau tak menghindar." Pria ke tiga tampak tertawa lepas menggoda Liu Kai. Liu Kai yang menyimpan seluruh memori Bai Han di dalam kepalanya merasa geram, mengingat seluruh perbuatan keempat pria tersebut terhadap B

  • Soul System   9. Dia Bukanlah Bai Han.

    Kai merasa sedikit ngilu saat penempaan otot serta tulang pada tubuh barunya. Kini Kai merasakan tubuhnya sedikit lebih berisi dan bertenaga. Tak terasa, Kai kini sudah tiba di depan rumahnya dan langsung masuk ke dalam. Kai tak merasa asing lagi dengan keadaan di dalam rumah, sebab ia kini memiliki memori Bai Han. "Han'er kau sudah pulang? Nenek menunggumu dari tadi, mari sini ikut makan." Bai Hua tampak duduk di meja makan bersama dengan Bai Xia. Kai yang juga sudah merasa lapar langsung duduk dan menyantap makan malamnya bersama keluarga barunya. Saat tengah asik menyantap makan malam, Bai Xia tak sengaja melihat lengan kiri Kai yang mengeluarkan darah. "Han gege, tanganmu kenapa?" Melihat hal itu, Bai Hua langsung menghampiri Kai. "Ini pasti ulah anak-anak nakal itu, mereka masih saja mengganggumu." Bai Hua kemudian mengobati lengan Kai setelah mengambil obat-obatan serta perban dari dalam kamar. Ia mengobati lengan Kai dengan tatapan sendu, terlihat raut wajah kesedihan yang

  • Soul System   10. Kultivasi.

    Kepergian keluarga Bai Hua disaksikan hampir seluruh warga desa, ada yang menyayangkan keputusan yang diambil, serta ada yang sedih melihat salah satu keluarga yang sangat baik terhadap warga desa, kini pergi meninggalkan desa. Kai tampak menunggu dan memperhatikan dari jarak yang cukup jauh saat Bai Hua berpamitan kepada penduduk desa, ia mencoba memberi pengertian kepada warga desa mengenai keputusannya. Kepala Desa tampak bernafas lega saat melihat orang yang baru saja ia takuti, pergi meninggalkan desa. Nenek Hua meneteskan air matanya dan mulai berjalan meninggalkan desa. Bagaimanapun masalahnya, sudah pasti ia sedih meninggalkan desa yang ia tempati dari kecil, begitupula dengan Bai Xia, ia merasa sedih harus meninggalkan teman-teman sebayanya. Namun mereka berdua sadar bahwa tak ada lagi alasan untuk tetap tinggal di sana, setelah berurusan dengan kepala desa. Kai berjalan memimpin di depan, ia menuju desa lainnya yang tak jauh dari desa tempat mereka tinggal sebelumnya. Ing

  • Soul System   11. Belenggu Roh Jahat.

    Kai bersama dengan keluarga Hua melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari tempat tinggal yang baru pada keesokan harinya. "Han'er, kemana kita akan pergi? Jika ingin membeli rumah baru, kita pasti membutuhkan uang, sedangkan kita tidak membawa uang yang cukup untuk itu." Kai menoleh ke arah nenek Hua saat ia sedang memimpin jalan. "Aku sudah punya solusi untuk itu Nek, sekarang kita kesana terlebih dahulu." Kai menunjuk sebuah desa yang sudah terlihat dari posisi mereka saat ini. Nenek Hua serta Bai Xia yang tak tahu menahu mengenai rencana yang akan dilakukan oleh Kai hanya bisa mengikutinya saja. Kai beserta keluarga Hua berjalan memasuki gerbang desa yang bertuliskan 'Selamat Datang Di Desa Guangzhou'. Nenek Hua serta Bai Xia tampak ragu saat melihat kondisi desa yang sangat sepi sertab rumah-rumah kosong yang terlihat sudah lama tak ditinggali. Begitu juga dengan Kai, menurut ingatan milik Bai Han, desa tersebut dulunya cukup ramaid masih terlihat aktifitas warga seperti b

Pinakabagong kabanata

  • Soul System   420. Persiapan Rencana Awal

    Sepeninggalan Qingluo dan Liu Bingbing, Penatua Inti Pertama menghela nafas kasar. "Sangat disayangkan, Nether Blue Bird itu telah melakukan Bloodlink Bound dengan gadis kecil itu, jika saja ia masih menjadi jiwa yang bebas dan kita bisa merekrutnya, tidak lama agar Great Snow Mountain Sect mencapai puncak.""Haha! Benar, namun tidak masalah, meskipun Nether Blue Bird telah menyatukan ikatan darahnya terhadap gadis kecil itu, selama gadis itu setia terhadap Great Snow Mountain Sect, kita tetap akan mencapai puncak..." Penatua Inti Kedua tertawa."Kita melakukan panen yang baik kali ini, satu Serpenting Blue Dragon, keturunan kedua dari Winter Wyvern serta Nether Blue Bird, keturunan langsung dari Ice Phoenix..." Penatua Inti Pertama tertawa puas."Jangan lupa bahwa Red Phoenix Sect memiliki Vermillion Bird, Gagak Emas Berkaki Tiga, dan Eastern Black Dragon..." Penatua Inti Ketiga berkata dengan datar.Perkataan Penatua Inti Ketiga segera membungkam tawa kedua Penatua Inti lainnya. Pen

  • Soul System   419. Murid Langsung

    Perhatian penonton yang sebelumnya ditujukan pada Liu Bingbing, kini berpindah pada Qingluo, seorang gadis tercantik di wilayah Great Snow Mountain Sect. Kedatangan Qingluo menyambut suka cita dari para warga kota, sebab bagi mereka, sosoknya seperti seorang Dewi Salju yang dipuja dan kecantikannya sangat mempesona, meskipun ia memiliki sifat yang dingin serta acuh tak acuh.Melihat Qingluo tiba, para Penatua Inti sedikit mengerutkan keningnya, sebab mereka jelas tahu mengapa Qingluo muncul di saat seperti ini. Penatua Inti Pertama tersenyum ke arah Qingluo. "Qingluo..."Qingluo menatap Penatua Inti Pertama lalu memberikan senyuman tipis sambil membungkukkan sedikit tubuhnya. "Paman..."Qingluo merupakan Murid Langsung dari Patriark Great Snow Mountain Sect, sehingga ia memiliki status yang sama dengan para Penatua Inti sehingga ia tidak perlu membungkuk terlalu dalam ataupun menangkupkan tinjunya, namun ia tetap sedikit membungkuk untuk menghormati Penatua Inti Pertama sebagai orang

  • Soul System   418. Liu Bingbing Mengikuti Ujian

    Akibat Penatua Inti Pertama berbicara kepada Liu Bingbing serta secara langsung mempersilakannya untuk mencoba ujian Life Frigid Crystal, kini seluruh pasang mata tertuju pada Liu Bingbing dan tidak ada yang berani berbicara.Di bawah pusat perhatian semua orang, Liu Bingbing menjadi sangat gugup, keringat sebesar biji jagung menetes di dahinya dan seluruh tubuhnya gemetar, namun ia masih melangkah dengan perlahan. Tingkah lucu Liu Bingbing ini membuat beberapa orang tersenyum bahkan Penatua Inti Pertama ikut tersenyum dan merasa bersalah secara bersamaan.Memaksakan langkahnya, Liu Bingbing dengan kaki yang gemetar akhirnya tiba di hadapan Life Frigid Crystal, ia mengulurkan kedua telapak tangannya yang basah karena keringat itu secara perlahan dan mulai menyentuh Life Frigid Crystal.Liu Bingbing menutup matanya saat kedua telapak tangannya menyatu dengan permukaan Life Frigid Crystal. Energi Dingin mengalir dari Life Frigid Crystal menuju pembuluh darah Liu Bingbing dan mulai menye

  • Soul System   417. Gongsun Wan'er

    Setelah Lu Shan meninggalkan arena bersama dengan Guru barunya, para penonton kini berbalik untuk melihat ke arah dua gadis cantik yang masih berada di antrian.Liu Bingbing tampak sangat gugup, namun Gadis lainnya masih terlihat tenang dan santai, ia bahkan sama sekali tidak memasang ekspresi wajah apapun, aura dingin di sekitarnya menambah kesan dinginnya sikapnya."Siapa kedua gadis itu? Mengapa mereka berbaris dengan barisan para jenius di belakang?""Tidak ada ide, aku sama sekali tidak mengenal mereka, namun keduanya terlihat sangat cantik...""Hanya tersisa dua Penatua Inti di udara, tiga Penatua Inti terkuat tidak muncul, mereka hanya muncul ketika ada jenius yang benar-benar luar biasa, namun sepertinya kali ini kita tidak bisa melihat mereka, para jenius muda yang terkenal berbakat sudah pergi sebelumnya...""Mungkin ada di antara kedua gadis ini yang benar-benar jenius? siapa tahu?"Para penonton saling berbisik dan berbincang di antara kelompok mereka. Semuanya segera diam

  • Soul System   416. Yin Kematian

    Akhirnya, penilaian untuk ujian masuk pertama melalui Life Frigid Crystal hampir selesai, hanya menyisakan beberapa belas calon murid dan semuanya terlihat sangat berbakat. Sebagai Jenius Muda yang telah diakui di tempat di mana mereka berasal, semua penonton merasa bersemangat untuk melihat pencapaian seperti apa yang akan didapat oleh para Jenius Muda ini.Beberapa teriakan dan dukungan terdengar saat para penonton mendukung Jenius Muda dari daerah mereka masing-masing. Hanya Liu Bingbing dan Gadis di depannya yang tidak mendapatkan sorakan dukungan yang meriah, namun ia tidak sama sekali merasa berkecil hati, melainkan jauh lebih bersemangat, baginya, Kai dan Kakeknya sudah cukup untuk membuatnya bersemangat.“Hehe, Bing’er, tidak ada yang mendukungmu, hanya kakek tua itu saja, tapi tenang, ketika kau gagal dalam ujian, aku akan meminta ayahku untuk menikahkan kita berdua…” Lu Shan tampak menjilat bibirnya saat berkata kepada Liu Bingbing.“Berhenti memanggilku Bing’er dan aku tida

  • Soul System   415. Musuh Lama Melintas Jalan yang Sama

    Penatua Ruo kembali melanjutkan seleksi Life Frigid Crystal terhadap calon murid. Kesembilan Penatua Inti masih bersila di atas udara dengan khidmat dan Delapan Penatua Dalam sama sekali tidak bergerak di bawah tekanan para Penatua Inti."Selanjutnya...""Afinitas terhadap Energi Yin lebih dari setengah, Murid Dalam...""Gagal, selanjutnya...""Energi Es bawaan yang tidak buruk, Murid Dalam... Silahkan pilih salah satu Penatua Dalam untuk menjadi gurumu...""Penguasaan Energi Dingin yang cukup baik...""Pengendalian Energi Air, tidak buruk...""Gagal!"Satu per satu calon murid telah pergi menguji kekuatannya di depan Life Frigid Crystal, hampir 70 persen dari calon murid telah gagal dan sekitar 25 persen menjadi murid dalam. Kini hanya tinggal segelintir calon murid yang masih menunggu di barisan paling belakang, termasuk Liu Bingbing."Barisan belakang di isi oleh banyak jenius muda yang terkenal di Provinsi Menengah...""Beberapa merupakan Jenius Muda dari Sekte Kecil di Provinsi B

  • Soul System   414. Api Luan Biru

    Beberapa ratus calon murid telah mencoba ujian Life Frigid Crystal, namun hanya beberapa yang berhasil menyalakan lebih dari setengah crystal dan segera menjadi Murid Dalam Great Snow Mountain Sect. Para Penatua Dalam mengalami perdebatan singkat mengenai murid yang akan mereka rekrut.Sejumlah besar Calon Murid pergi meninggalkan lapangan Life Frigid Crystal dengan kecewa dan beberapa terlihat cukup puas setelah menjadi murid dalam. Sejauh ini, hanya Xu Huang yang mampu menyalakan nyala Crystal sepenuhnya.Lebih dari 300 calon murid telah mencoba, hingga pada akhirnya seorang gadis muda yang terlihat berumur 14 tahun berjalan menuju Life Frigid Crystal. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan kulit seputih salju, namun kedua matanya sangat tajam. Menggunakan gaun putih yang sangat kontras dengan tubuhnya, Ia berjalan ke arah Life Frigid Crystal dengan cara yang anggun."Miss Xin Yue... Dia adalah putri satu-satunya yang dimiliki oleh Walikota Snow Mountain City...""Dia sebenarnya b

  • Soul System   413. Kultivator Transformasi Soul

    Melihat perubahan ekspresi dari Penatua Ruo saat menatap bocah lelaki itu, semua penonton tergerak untuk melihat ke arah bocah kecil itu. Bocah pucat dengan kulit seputih salju itu berjalan dengan mantap menuju Life Frigid Crystal, ia kemudian dengan santai meletakkan kedua tangannya menyentuh permukaan crystal.Life Frigid Crystal bergetar sesaat sebelum sinar Cahaya naik dan memenuhi seluruh crystal. Melihat adegan itu, Tetua yang awalnya diam mulai menunjukkan ketertarikan terhadap bocah itu. Penatua Wan Ruo mengangguk dan sedikit tersenyum. “Afinitas yang tinggi terhadap unsur es, bocah ini memiliki masa depan yang cerah di sekte…” Penatua Ruo mendekati bocah pucat itu dan memegang pundaknya. “Siapa namamu nak?”Bocah Pucat itu bergetar sesaat karena aura agung yang terpancar dari tubuh Penatua Wan Ruo, namun ia dengan cepat menangkupkan tinju dan membungkuk. “Salam Penatua Wan Ruo! Xu Huang dari Sekte Hujan!”Mendengar jawaban mantap dan tegas dari Xu Huang, Penatua Ruo mengangg

  • Soul System   412. Frigid Life Crystal

    "Salam Kakek Mo..." Kai menangkupkan tinjunya memberi hormat, kemudian mengelus pucuk kepala Liu Bingbing."Anak Kai... Kau sepertinya sudah sangat pulih, baguslah." Kakek Mo tertawa. "Liu Bingbing dari kemarin menanyakan tentangmu dan sekarang kau datang..."Liu Bingbing mengangguk dengan kedua mata berkedip menatap Kai. "Benar, aku mengira bahwa Kakak Kai tidak akan datang." Liu Bingbing sedikit mengerutkan bibirnya. "Aku sangat gugup..."Kai tertawa sambil menepuk pundak Liu Bingbing. "Tenanglah Bing'er, kakak yakin kau pasti berhasil, kakak dan Kakek Mo akan mengawasi dari sini, pastikan kau memberikan yang terbaik...""He'em!" Liu Bingbing mengangguk tegas. "Aku pasti akan masuk ke dalam akademi dan membuat Kakek dan Kakak bangga!""Bagus-bagus, seperti itu seharusnya." Kai tersenyum lembut menatap Liu Bingbing sebelum beralih ke Kakek Mo. "Senior Mo, bagaimana ujian akan berjalan?""Sebelumnya aku sudah bertanya, ujian masuk Great Snow Mountain Sect dibagi menjadi dua cara, yang

DMCA.com Protection Status