Share

Somnium: Light or Darkness
Somnium: Light or Darkness
Author: Anfiarsyi

Prolog

Mika Ariana berjalan menyusuri lorong sekolah sambil kebingungan. Dia menyadari ada keanehan di sekolahnya hari ini. Tidak ada orang dan tidak terdengar suara apapun. Hanya ada sunyi dengan suasana yang lumayan mencekam.

Namun, gadis dengan rambut lurus itu tetap melangkahkan kaki meski diiringi dengan rasa was-was. Perubahan kondisi sekolah yang kontras membuatnya curiga sekaligus takut bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk. Sampai kemudian tiba-tiba beberapa meter di depan muncul teman sekelasnya yang membawa pisau di tangan kanannya. 

Dia adalah Mareta. Sosok gadis berambut pendek yang mendadak berlari ke arahnya laiknya singa kelaparan yang hendak menerkam mangsanya. Menyadari itu, Mika terkesiap dan spontan membalikkan badan. Dia berlari sekuat tenaga demi menghindari kejaran Mareta yang menggila tanpa alasan yang jelas.

Serta-merta rasa takut kian menggerayangi tubuh Mika yang mulai berkeringat dingin. Dia berlari dengan langkah berat diikuti irama jantungnya yang berlomba-lomba. Bahkan napasnya mulai terengah-engah bersamaan dengan wajahnya yang tampak pucat. Kamudian, matanya melihat bahwa toilet adalah satu-satunya ruangan dengan pintu yang tidak terkunci. 

Mika menyadari bahwa ini bukanlah pilihan terbaik, tetapi dirinya dengan spontan menerobos masuk. Lantas cepat-cepat dia menguncinya dan berakhir terduduk lemas. "Apa sebenarnya yang terjadi?" tanyanya dengan pipi yang mulai basah.

Sementara itu, di luar toilet sepertinya Mareta telah sampai dan tanpa peringatan menusukkan pisaunya ke pintu toilet.

Kendati tidak cukup kuat untuk menembus pintu, tetapi hal itu sukses membuat Mika terkejut setengah mati. Bahkan kini seluruh tubuhnya bergetar hebat. Sialnya beberapa sekon setelahnya, suara mengerikan hasil bertemunya ujung pisau dan pintu toilet kembali memasuki rungu. Dan kali ini dilakukan oleh Mareta berkali-kali hingga membuat Mika harus menutup telinganya dengan kedua tangan untuk meredam suara tersebut.

Tangis Mika pecah. "Tidak. Tidak. Mareta ... aku mohon hentikan. Aku tidak melakukan apapun percayalah," mohonnya tersedu-sedu.

Seolah mulutnya dijahit, Mareta diam seribu bahasa. Gadis itu hanya fokus pada kegiatannya. Yang mana hal demikian itu sukses membuat Mika mendadak seolah kehabisan napas. Lalu secara ajaib, pintu toilet terbuka sendiri. Padahal Mika yakin sepenuhnya bahwa tadi dia telah menguncinya. Ini ... aneh.

Mika memejamkan mata. Apakah memang harus berakhir seperti ini?

Pada akhirnya, Mika tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Seluruh tubuhnya berubah menjadi kaku dan tidak bisa digerakkan, sedangkan Mareta telah siap dengan pisaunya untuk melukai dirinya.

Namun, tiba-tiba....

"Apakah kau ingin berpartisipasi?"

Sebuah suara misterius terdengar. Mika ragu-ragu membuka mata. Betapa terkejutnya dia melihat pemandangan di sekelilingnya berubah. Tidak ada lagi Mareta dengan pisau di tangan, yang ada hanya ruangan putih tanpa benda apapun di dalamnya selain Mika yang tercengang-bengang.

"Apa yang terjadi?" tanya Mika kebingungan dengan mata menyapu setiap inci ruangan.

"Apakah kau ingin berpartisipasi?"

Suara misterius itu terdengar lagi. Tak heran Mika langsung bersikap waspada sekaligus bertanya-tanya. "Suara ini ... siapa kamu?"

"Apakah kau ingin berpartisipasi?"

Mata Mika memancarkan ketakutan. Dia refleks meremas-remas kedua sisi rok yang dikenakannya dan setelahnya menarik napas dalam-dalam untuk angkat suara. "Aku tanya sekali lagi. Kamu siapa?"

"Kau bisa memanggilku Somnium."

"Somnium?" Mika mengernyit. "Lalu, apa sebenarnya yang terjadi?"

"Tidak perlu takut. Kau hanya sedang bermimpi."

"Ber-mimpi? Maksud kamu apa? Aku tadi jelas-jelas melihat Mareta akan menusukkan pisaunya ke arah jantungku, lalu—"

"Lalu?"

Mika terdiam. Ini aneh, sungguh. Bukankah dia seharusnya sudah mati atau minimal sekarat dengan berlumuran darah?

"Aku serius sedang bermimpi?" tanyanya sembari menyadari bahwa tidak ada darah sedikitpun di tubuhnya.

"Jadi, apa kau ingin berpartisipasi?" Somnium kembali mengajukan pertanyaan yang sama. 

"Berpartisipasi? Dalam hal apa?"

"Jadilah pemimpi. Kemudian hancurkan semua mimpi burukmu dan di akhir kau akan melihat mimpi indahmu menjadi kenyataan."

Tentu saja Mika kebingungan. "Aku tidak mengerti dan itu kedengaran tidak masuk akal," balasnya.

"Adakah benda yang ingin kau miliki?"

"Ha?"

"Katakan saja."

"Um, uang?"

"Baiklah. Saat kau bangun, benda itu akan sudah ada padamu."

Cahaya matahari perlahan memasuki kamar melalui fentilasi. Mika yang ketika itu baru terbangun pun mengerjap-ngerjap. Dia lantas bangkit dan duduk di sisi ranjang. Kedua sudut bibirnya terangkat sedikit. "Mimpi buruk lagi dan ... aneh," ujarnya sambil memandangi kakinya yang penuh dengan luka lebam. 

Selanjutnya, Mika mengedarkan pandangannya. Matanya tiba-tiba membola ketika melihat ke arah meja belajarnya. "Itu ... uang? Serius?" Dengan segera Mika menghampiri meja belajarnya dan menyentuh sejumlah kertas berwarna merah yang artinya satu kertasnya senilai seratus ribu rupiah. 

"Ini ... uang sungguhan?" Mika meraba-rabanya untuk memastikan dan tidak merasa bahwa itu adalah uang palsu. Serta dia juga menghitung total rupiahnya. 

"Satu juta?" Pupilnya membesar. "Gila! Apa mungkin Ibu yang memberiku? Tidak. Tidak. Uang dua puluh ribu saja, aku harus memintanya dengan susah payah."

Mika dibuat tak habis pikir dan masih dilanda kebingungan. Sampai setelahnya dia teringat tentang sosok misterius yang mengajaknya berbicara di dalam mimpi.

"Somnium," ujarnya.

Jadi, itu berarti Somnium tidak main-main. Keinginannya benar-benar bisa terwujud. Buktinya adalah uang satu juta di tangannya sekarang. Lalu, jika keingian Mika tidak berupa sebuah benda melainkan keinginan agar mendapat kehidupan yang jauh lebih baik serta terbebas dari semua kesengsaraan, apakah itu juga akan menjadi kenyataan?

Comments (2)
goodnovel comment avatar
kurniamamang
This is one of the best story I've read so far, but I can't seem to find any social media of you, so I can't show you how much I love your work
goodnovel comment avatar
Maidita
wah mau dong dapat uang langsung dari mimpi tanpa kerja kaya mika wkwkwk🤭😂
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status