Perselingkuhan Bram
"Mas, Aku Hamil Apa yang harus aku lakukan?Bagaimana jika mbakyu tahu kalau aku mengandung anakmu mas?" tanya perempuan yang berada didekapan Pria bertubuh kekar itu.
"Gugurkan saja! Aku tidak mau mbakyu mu tahu tentang perselingkuhan kita, kau tau betapa Aku sangat mencintai Mbakyu mu!" jawab Bram pada Siska.
"Mas, ini enggak adil buatku, ini anak kita, darah daging kita Mas." Ucap Siska frustasi sambil meremas bajunya.
"Ini kesalahan Siska, tolong mengertilah Posisi Mas adalah Suami dari Mbakyu mu, ia sambil melepaskan dekapannya. Akan aku siapkan beberapa uang, cukup Diam dan gugurkan Anak itu! Aku tidak mau berpisah dari Mitha.
"Mas sungguh tega, Siska menangis histeris. Selama ini Mas hanya memanfaatkan aku, Mas hanya menyalurkan hawa nafsu Mas ketika mbakyu sedang Nifas."
"Kau pun tahu itu, bukannya dari Awal kau yang menggodaku? Apa kau lupa Didunia ini hanya ada satu nama dihatiku Shelomitha mbakyuu mu. Ucap Bram Dengan nada mengancam,"
Bram melemparkan lembaran uang merah di depan Siska, Siska hanya bisa menangis. Ia tak tahu harus berbuat apa, ia juga tidak mungkin menggugurkan kandungannya karena Dia sangat mencintai sang kakak ipar, dan ini bisa buat Alat untuk menghancurkan hubungan dengan istrinya.
Bramantiyo melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi ia membanting setir mobilnya, sungguh ia tak berniat menghianati sang istri dengan perselingkuhannya, mobil terparkir di halaman kantor.
Bram menggeser kursinya mendekati meja, ada beberapa file yang harus dikerjakan hari ini, saat Ia sibuk dengan pekerjaannya.
Tok tok tok
"Masuk."
"Maaf Pak satu jam lagi ada jadwal meeting dengan perwakilan PT Cahaya dari luar kota." Ucap asistennya.
"Baik, siapkan berkas-berkasnya." perintah Bram pada asistennya
"Baik Pak, permisi."
Meeting berjalan dengan baik, Bram melajukan Mobilnya menuju Rumah idamanya yang dibelinya untuk hadiah pernikahan untuk sang istri delapan tahun silam. Mobil terparkir di garasi depan Rumah, Sang istri dan anak mereka menyambutnya dengan senyum kehangatan. Dan sang istri mencium punggung tangan sang suami
"Hore Papa sudah pulang, sambil memeluk sang Papa," ucap sang anak senang.
"Raka sini Papa gendong," ucap sang Papa sambil mencium pipi sang anak.
"Papa, hari ini Raka dapat nilai 100 disekolah."
"Pinter Anak Papa." ucap Bram sambil menciun anaknya.
Sementara Bram bercanda dengan sang anak, Mitha membantu mbok Darmi menyiapkan makan malam, ada soto daging lamongan kesukaan suaminya, Sang suami menyusul istrinya dan memeluknya dari belakang, Diciuminya punggung sang istri dari belakang, membuat Mitha merasakan geli.
"Mas, sudah nanti dilihat Raka sama Rania." Ucap Mitha risih.
"Mas kangen Tha, hari ini kamu cantik banget." rayu Bram pada istrinya.
"Mulai deh Mas Rayuan mautnya keluar, Ayo kita makan dulu mas?"
Masakan tersedia di hidangan meja makan satu keluarga kecil berkumpul, mereka menyantap makanan hingga tak tersisa. Shelomitha, membantu mbok Darmi membersihkan sisa makanan, mencuci piring lalu menidurkan kedua anaknya, Raka umur 7 thun dan sang adik Rania baru berumur 3 Tahun.
Selesai itu Mitha gontai menuju kamar, dilihatnya sang suami sedang asyik didepan leptopnya, Mitha masuk kekamar mandi mengenakan piyama bermotif bunga-bunga.
"Mas, masih lama kerjainnya?" Tanya Mitha.
"Lumayan Tha, setengah jam lagi." jawab Bram tanpa menoleh ke arah istrinya.
"Mau Mitha bikinin kopi Mas?" ucap Mitha pada Bram
"Boleh," pandangan Bram hanya fokus pada laptop didepannya.
Mitha berjalan menuju dapur, dibuatkanya satu cangkir kopi nikmat untuk sang suami. Secangkir kopi telah berada di meja dekat sang suami dilihatnya sang istri, Bram terpana melihat Mitha yang begitu menggoda. Didekatinya sang istri.
"Tha ada yang beda sama kamu hari ini?"Tanya Bram sambil merayu.
"Beda bagimana maksud Mas." Mitha tak mengerti ucapan suaminya.
"Mas Rasa makin hari kamu makin cantik dan begitu menggoda." goda Bram pada istrinya.
Mitha tersipu malu dan dalam keheningan Malam, hanya suara angin berhembus melalui venfilasi jendela jiwa mereka bersatu,bergelayut dalam selimut yang sama.
Terdengan sayup-sayup suara adzan Mitha beringsut menuju kamar mandi, setelah mandi Mitha melihat sang pujaan hati masih dalam mimpinya, mitha bergegas membantu mbok Darmi menyiapkan masakan untuk sarapan. Beberapa jam kemudian, masakan tersedia di meja makan. Mitha membantu anak-anaknya menyiapkan seragam pakaian.
"Bun, hari ini yang mengantar sekolah Raka siapa?" tanya Raka pada bundanya.
"Maunya sama siapa diantar bunda juga boleh." jawab Mitha pada Raka.
"Raka maunya sama Papa saja." ucap Raka pada bundanya sambil membawa tas sekolahnya, dan ditaruh dekat meja makan.
"Baiklah sayang." Mitha sambik mencium pipi Raka.
Mitha berjalan gontai menaiki tangga menuju kamar, dilihatnya sang suami sudah rapi, dibantunya memakai dasi, mitha sambil merapikan kerah baju suaminya, Bram menatap lekat wajah istrinya yang begitu cantik lalu mencium pipi mitha.
"Ayo sarapan dulu Mas, sudah ditunggu sama anak-anak."
"Iya ayo, digandengnya tangan sang istri menuju meja makan."
Meraka sarapan pagi bersama dengan nasi goreng sosis dan telur mata sapi, Bram berangkat kerja dengan mengantar Raka sampai sekolah.
Mitha membersihkan kamar tidur, ia lalu merapikannya, ia lalu memikih baju untuk dicuci, Ditemukannya di kaos dalam suami ada lipstik yang bukan warna miliknya, seketika jantung mitha berhenti berdetak. Apakah ini penghianatan sang suami?Ataukah aku yang hanya berhalusinasi?
Mitha menepis rasa itu, toh tiap hari suaminya pulang, dan kasih sayangnya kepada dia dan anak-anaknya begitu tulus.
"Non, hari ini masak apa?" tanya simbok.
"Rania minta sayur Sop mbok , sama Ayam goreng, perkedel kentang!" jawab mitha.
"Injih nyonya, mbok ke pasar dulu mungkin nyonya mau pesen apa lagi, biar mbok belikan."
"Kalau ada kunyet Asem mbok kalau ndak ada ya sudah ndak papa."
"Injih non. Mbok berangkat dulu," pamit simbok pada Mitha.
"Hati-Hati mbok!" ucap Mitha pada simbok
Mitha sedang bersama Rania didepan Tv sambil menemani putrinya bermain Mitha menerima pesan.
[Mitha apa kabar]
[Iya Ayah]
[Gimana kabarnya hampir dua minggu ndak kerumah Ayah. Ayah sudah Rindu sama Raka juga Rania]
[Shelomitha masih sibuk Ayah, hari minggu mitha main ya?]
[Iya Ayah tunggu ya?]
[Ayah baik-baik saja kan, Mitha kangen sama Ayah.]
Mitha menatap foto sang Ayah yang berada di ponsel, Rindu yang begitu dalam, membuat Mitha meneteskan Air mata kerinduan.
Jantung Shelomitha tak berhenti berdetak membayangkan jika suaminya benar-benar selingkuh darinya, kenyataannya bahwa sang suami ndak pernah sekalipun menyakitinya, ia pun tidak pernah berkata kasar pada dirinya, bagaimana mungkin bisa ia berselingkuh,
Bayangan bayangan itu membuat hati shelomita menjadi tak menentu. Ia bahkan lupa waktunya untuk ia menjemput sang buah hati. Mitha dan Rania menaiki Mobil berlalu menuju sekolah, sang kakak belum juga pulang, mitha menunggu di bangku depan sekolah.
"Bunda?" tanya Raka sambil berlari.
"Iya Sayang!" jawab Mitha.
"Emmm, Boleh ndak Bun kita makan baso?" tanya Raka pada bundanya.
"Boleh sayang!" jawab Mitha pada Raka.
"Mau Bun," jawab Rania senang.
"Asyik Makasih Bunda, Bunda yang terhebat!" ucap kedua anaknya.
"Sama-sama Sayang."
Mobil melaju membelah kota surabaya, hingga mobil terparkir dikota kedai Warung, Mereka masuk hingga tiga mangkuk baso sudah ada di hadapan mereka. Dengan telaten shelomitha menyuapi sikecil Rania, sang Kakak Raka sudah habis satu mangkuk.
Fiko adik sang Suami sedang bersama temannya juga ada disana. Ia senang bisa bertemu dengan sang keponakan,
"Om kok lama sih ndak pernah main kerumahnya Rania?" Tanya rania pada pamannya.
"iya besuk deh Om main!" Jawab Fiko pada ponakannya.
"Janji ya Om, awas lo kalau ndak main?"
"Iya iya sayang janji!"
Senja mulai menghilang berganti malam, Secangkir kopi di taruh di meja dekat sang suami di balkon atas, udara dingin menyeruap dipori-pori kulit suasana dingin membuat mereka bersatu di dalam cinta yang halal.
Next....
Pagi ituPagi tiba suara riuh kicau burung terdengar begitu merdu, pemandangan sejuk matahari mulai bersinar menampakkan sinarnya setelah bersembunyi di balik awan, pagi hari aktivitas di mulai. Dengan semangat pagi, senyum pagi dan jiwa yang pagi.Tapi tidak dengan shelomitha paginya serasa hancur, menghantam seluruh tubuhnnya menjadi beku. Tepatnya satu jam yang lalu ia menerima sebuah paket, yang berisi foto-foto kemesraan sang suami dengan Adik kandungnya, dunia seolah berhenti sedetik setelah itu.Ya Allah cobaan Apa lagi ini ya Robb,,Hamba tahu Engkau tidak akan memberi cobaan di batas kemampuanku. Suamiku yang selama ini aku percaya ternyata Ia menghianati aku. Apa yang harus aku lakukan? baru semalam kita bercumbu mesra, paginya ia bercumbu dengan wanita lain.Shelomita berada di pojok kamar mandi ia memutar shower hingga tubuhnya jatuh lunglai kebawah, Sungguh ini begitu menyakitkan, sebuah vidio mereka berdua dikirim lewat Aplikasi hijau
Cinta mitha hancurCinta memang sangat tulus dan suci, Begitu tulusnya hingga tak akan ada yang memalingkannya, begitu suci hingga tak ada lagi penghianatan, dan tak akan ada lagi air mata, tapi kenapa aku begitu bodoh hingga kegilaan itu kulakukan.Bram memukulkan tangan diatas kaca hingga kaca retak membuat tangannya terluka. Guman Bram frustasi. Ia baru menyadari setelah scandal persekingkuhanya dengan sang adik ipar berlalu hingga tiga tahun,Kilas balik.Siska menjenguk Mbakyu nya yang lagi lahiran, ia membantu sang kakak untuk mengendong bayi kecil mungil Rania, hari sudah larut malam hingga ia pamit untuk pulang."Mbakyu aku mau pulang dulu ya, besuk ada kuliah pagi." ucap Siska pada sang kakak."Tidak kemaleman to Sis." Minta suruh anterin Mas Bram."Nanti ngrepotin Mbakyu," ucap Siska senang."Ya tidak lagian sudah Malam takut ada apa-apa, sama kamu dijalan bagaimana." ucap Mitha cemas akan keselamatan Siska.
Hidup mitha untuk anak-anak.Shelomitha memasuki kamar barunya, tepat disamping kamar Bram, ia duduk diatas ranjang direbahkanya tubuhnya, dipandangin langit-langit yang bercat putih itu, mitha berusaha memejamkan Mata, selang berapa menit Mitha tenggelam dalam mimpinya.Mitha bercanda bersama Rania,Raka,Fiko juga mbok Darmi, di ruang santai ia lupa sejenak akan masalahnya, Fiko pamit pulang karena sudah malam, Mitha menggantuk karena efek dari obatnya, ia izin simbok untuk menidurkan anak-anaknya, hingga akhirnya mereka semua pun tertidur.Hingga sore hari Bram tidak bisa pulang, pekerjaanya yang tak bisa ditinggal membuatnya rindu akan istrinya. Ia lupa bahwa mungkin saja istrinya tidak akan memaafkannya, ia mengambil ponsel lalu memencet nomor istriku, beberapa kali ditelepon juga tidak di angkat, Bram ingat kalau ponsel istrinya kemarin ia hancurkannya.Bram segera membereskan pekerjaannya, lalu beranjak pulang, mobil telah terparkir di tepat dirumahn
Melihat peetandingan taekwondoMitha membuka isi paketannya, setelah dibuka ternyata sebuah ponsel baru dari sang suami. Hatiku sudah membeku Mas, sekeras apapun usahamu aku akan tetap pada pendirianku. Guman Mitha dalam hati. Sebagai mana tinggal bersama suami tapi terasa sangat asing, manusia memiliki tabiat kadang taat, kadang maksiat, semua tergantung dari keimanan dan jiwa kita masing-masing.Ada yang terpesona oleh tipu daya dan terlena oleh pesona dunia, ada juga yang tidak mudah tergoda oleh pesonanya, Tapi, suamiku berbeda ia mengambil jalan yang terlena oleh dunia, aku hampir tidak percaya, ya Allah bantu hambamu untuk menyelesaikan masalah ini ucap Shelomitha dalam hati.Rembulan mulai bersinar di waktu malam, hanya terdengar suara bising pabrik dan suara lalu lalang kendaraan, Mitha duduk di balkon atas, di pandanginya bintang, Ia berharap ingin selalu menjadi sinar untuk kedua Buah hatinya. Shelomitha beranjak memasuki kamar ia berbaring di
Part6Mama wulan melihat menantunya sedih, beliau melihat Shelomitha mengusap air mata, Fiko sudah menceritakan perselingkuhannya Bram juga Siska, sang Mama terlihat sedih, melihat luka yang disembunyikan oleh menatunya Mitha."Fiko sebenarnya ada apa dengan Mbakmu? tanya Mama pada Fiko saat itu."Memang kenapa Ma," jawab Fiko pada Mamanya sambil menatap ponselnya."Jangan bohong sama Mama Fiko, Mama kenal Mitha sudah lama dan Mama tahu kalau Mbakmu itu lagi ada masalah," ucap mamanya."Sebenarnya Mas Bram selingkuh Ma," jawab Fiko pelan."A... Apa?" kata Mamanya, lalu beliau pingsan.Ma... Mama bangun Ma, Mama ... bangun MaSang Mama pingsan, selang berapa menit Mamanya akhirnya sadar juga."Fiko tolong ambilin Mama Minum?" suruh Mamanya."Baik Ma," seru Riko sambil memberi minum. "Mama sudah Fiko bilang pasti kan jadi kepikiran begini.""Ko bisa sih Fiko, Masmu bisa Main gi
Kenyataan pahitMungkin inilah cobaanku, Allah mungkin sedang rindu akan Air mataku. Air mata yang entah kapan terakir menetes, aku selalu bahagia, hari ini di mana rumah tangga Shelomitha sedang diuji haruskah aku bertahan apakah harus melepaskannyaMobil terparkir di halaman sekolah Raka, Mitha mengantar anaknya sampai depan kelas. Ia lalu bergabung dengan ibu-ibu wali murid ada Bu sari juga Bu Ani yang setia mengantar Anaknya, yang lainnya sibuk kerja mencari tambahan nafkah untuk sang suami."Jeng Mitha, pangkling aku kirain siapa tambah cantik saja," ucap Bu Sari"Iya Bu, Do'ain ya? biar istikomah terus bisa seperti ini." jawab mitha pada Bu Sari"Iya jeng tenang saja pasti kita dukung terus kok!""Makasih ya Bu."Shelomitha bersama ibu-ibu mengobrol, lumayan Mitha bisa sedikit menghilangkan penat di dada. Mitha pamit undur diri untuk pulang, Mitha pulang sambil membawa belanjaan dapur. Fiko juga Mamanya masih ada d
Bahagia bersama keluarga *** Keluarga kecil yang Rukun dan harmonis, bisa hancur karena, perdebatan-perdebatan kecil yang tidaklah penting. Tapi ini lain Bram telah menghamili perempuan itu, sebenarnya Bram adalah pria yang romantis dan penyayang, bersamanya Shelomitha lupa bagaimana caranya menagis. Delapan tahun menikah, baru kali ini Bram menyakiti hati Mitha,pi kenapa? Ini soal yang ada diperut itu Dia tak berdosa ia harus mendapatkan perhtian dari Ayahnya biologisnya. Dengan cepat Mitha menghapus air matanya. Mobil terparkir di depan rumah sang Eyang, mereka masuk dan Mamanya menyambutnya dengan sangat senang. Mamanya bahagia andai mereka tak berpisah. Tapi kenyataannya lain sebentar lagi mereka akan berpisah, "Pagi Mama." Sapa Mitha sambil membawakan sang mama oleh-oleh buah dan juga kue kering. "Pagi sayang, gimana hari ini sehat," jawab sang Mama, setelah selesai mencium kedua pipi mena
Fiko penyelamat Mitha***Fiko berkemas di dalam kamarnya, ia mencari bajunya buat tanding namun tak ia temukan, perasaan Fiko menaruhnya di dalam tas. Ia turun dari kamar atas menemui sang Mama,"Mama tau seragam Fiko yang baru kemarin, ndak? Baju buat lomba kemarin Ma?" Tanya Fiko pada sang mama."Gimana sih sebentar lagi berangkat lo, inget ga ditaruh dimana," jawab Mamanya."Di dalam Tas sih ma.""Kan habis pertandingan kita nginep di rumah Masmu. Inget ga? Mungkin ketinggalan disana.""Oh iya, kalau ndak ada di sana bagaimana Ma.""Makanya sekarang cepat cari, mumpung masih tiga jam lagi berangkatnya," jawab Mama."Iya deh Ma, Fiko berangkat kesana."