Dua hari setelah kejadian Claudia diserang oleh mantan kekasih Hansen, gadis itu belum kembali bekerja. Meski demikian, Claudia tetap mengerjakan pekerjaannya di rumah. Memegang tanggung jawab pada project dengan Geovan Group, membuat Claudia tentu tidak main-main. Awal mula karir Claudia di sini. Claudia harus serius dalam mengurus project ini. Nantinya jika Claudia ingin melebarkan sayap, dia akan menjadikan project Geovan Group sebagai salah satu list resume-nya dalam dunia interior design. Sebelumnya, gadis itu sudah memikirkan tentang hal ini, karena memang dia tidak ingin terus menerus bekerja di Hastings Group.Ngomong-ngomong, soal kasus Eve masih dalam penanganan. Sedangkan beberapa karyawan yang dipecat tidak bisa mendapatkan toleransi dari Christian. Terakhir soal Hansen, Claudia masih berusaha membujuk Christian. Paling tidak, Claudia ingin menyelamatkan Hansen. Claudia sangat tahu Hansen berbakat dalam dunia interior design. Pun Hansen kerap membantu Claudia di kala Clau
Sepasang iris mata cokelat gelap Christian berkilat begitu tajam melihat penampilan Claudia. Sorotnya menghunus layaknya ingin murka. Umpatan dan makian lolos dalam hati. Mengumpati pakaian Claudia yang nyaris telanjang. Sayangnya, yang emosi hanya Christian saja. Semua orang di sana kini menatap kagum akan kecantikan Claudia. Gadis itu memiliki tubuh yang indah dan kulit cerah rupawan tanpa sama sekali noda.“Ya Tuhan, kau cantik sekali, Claudia.” Ella bangkit berdiri memberikan pelukan pada Claudia yang amat cantik. “Dress ini sangat cocok dan bagus di tubuhmu.”Claudia tersenyum kikuk dan malu. Gadis itu memutuskan untuk sedikit menunduk tak berani melihat ke arah Christian. Hati Claudia berkata bahwa kini Christian memberikan tatapan tajam padanya.“You’re beyond gorgeous, Claudia,” puji Shawn tulus, tanpa sama sekali mengada-ada. Claudia tersipu malu mendengar pujian Shawn. ‘Shit! Kenapa gadis itu memakai pakaian seperti itu?’ geram Christian dalam hati. Benny tersenyum hang
Claudia nyaris berhenti bernapas melihat Christian melangkah menghampirinya. Debar jantungnya berpacu dengan kencang seperti ingin melompat dari tempatnya. Gadis itu ingin menghindar tapi kakinya seperti lemah tak bertenaga.Claudia berharap bahwa apa yang ada di hadapannya adalah mimpi, tapi sayangnya yang ada di hadapannya ini nyata, bukanlah mimpi. Bahu gadis itu sedikit bergetar akibat rasa takut yang menyelimutinya.“C-Christian? A-apa yang kau lakukan di sini?” tanya Claudia lagi, dengan penuh kegelisahan.Claudia ingin menjerit meminta orang di luar untuk datang, namun itu semua tidaklah mungkin. Jika dirinya menjerit, maka sudah pasti sama saja menimbulkan kecurigaan tentang dirinya dan Christian. Lantas apa yang harus dilakukannya sekarang?Christian tak mengindahkan apa yang Claudia katakan. Pria itu menatap Claudia dari ujung rambut gadis itu hingga ujung kaki. Pria itu menarik tangan Claudia, sisa bekas luka cakaran Eve telah ditertutup oleh lotion khusus. “Kau berias unt
Claudia membenci Christian, sangat membencinya. Claudia bersumpah ingin sekali membunuh pria itu agar lenyap dari dunia ini, tapi semua begitu rumit. Ini bukan hanya tentang Christian adalah kakak iparnya, namun ini tentang hati Claudia pun tak bisa menyaksikan hal buruk terjadi pada Christian.Claudia seolah berada di penjara yang membuatnya tak bisa berkutik sedikit pun. Hal yang membuat gadis itu merasa begitu rumit adalah dirinya tinggal satu atap dengan kakak iparnya. Melangkah jauh juga adalah hal yang tak mungkin bisa terjadi. Berkali-kali dia telah memasang dinding tinggi di antaranya dan Christian, tapi tetap sia-sia karena Christian selalu menerobos dinding pembatas yang dia bangun.Akar permasalahan bersumber dari Christian. Setiap kali Claudia menghindar, selalu saja Christian menarik paksanya, seakan tak membiarkan dirinya pergi ke mana pun. Pria itu telah melanggar batas yang tak seharusnya dia langgar. Pun gadis itu tak mungkin menceritakan tentang Christian pada keluar
Christian menyambar wine di hadapannya, menenggak hingga tandas. Tampak raut wajah pria itu menyimpan rasa marah dan emosi tertahan. Ancaman Claudia terus terngiang dalam benaknya. Tak bisa sama sekali hilang.Untuk pertama kalinya Claudia memberikan ancaman padanya. Seharusnya ancaman Claudia itu tidak mempan baginya, tapi sayangnya Christian tak bisa melupakan ancaman adik iparnya itu.“Shit!” Christian mengumpat kasar seraya mencengkram kuat gelas berkaki tinggi di tangannya. Selama ini, belum ada satu pun orang yang berani mengancam Christian—dan Claudia Fitzgerald adalah orang pertama yang berani mengancamnya. Sialnya, ancaman Claudia seakan berhasil mengenai sasaran—yang mana membuat pria itu sama sekali tak bisa berkutik.Suara ketukan pintu terdengar, membuat Christian semakin emosi karena ada yang mengganggunya dalam keadaan yang tengah kesal seperti sekarang ini.“Masuk!” seru Christian meminta orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam.Tak selang lama, Addy muncul, m
Claudia mondar-mandir tidak jelas di dalam kamarnya. Sebenarnya, dia tahu akan ditugaskan ke Seoul, karena memang dirinya menangani project milik Geovan Group. Akan tetapi, gadis itu sama sekali tak mengira kalau akan secepat ini. Pun tadi di kantor saja dirinya baru saja memberikan ancaman pada Christian, dan belum ada sama sekali respon dari pria menyebalkan itu.Hal yang membuat hati Claudia menjadi berat yaitu terletak pada kejadian di mana Christian memberikan hukuman untuknya. Christian Hastings telah melanggar batas yang seharusnya tak dia langgar. Sekarang semuanya semakin menjadi rumit dan tak menentu. Dia tak tahu harus bertindak seperti apa.“Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Claudia mengusap wajahnya. Raut wajah gadis itu dilanda kebingungan hebat.Claudia berusaha mengatur napasnya, mencari solusi yang paling tepat. Selanjutnya, tatapannya teralih pada jam dinding—waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Di jam seperti ini, pasti kakaknya sudah tidur. Sedangkan Christi
Claudia berangkat ke kantor pagi-pagi sekali. Gadis itu menghindari keluarganya, kakaknya, termasuk menghindar dari Christian. Meskipun Claudia akan bertemu dengan Christian di kantor tapi menghindari Christian di rumah merupakan salah satu langkah yang bagus. Selain itu, Claudia juga menghindar dari kedua orang tuanya, dan kakaknya agar kedua orang tuanya dan kakaknya tak membahas tentang keberangkatannya ke Seoul. Ya, kedua orang tuanya dan kakaknya begitu antusias dan bangga. Mengingat project yang Claudia tangani ini memang project besar, jadi wajar kalau keluarganya bangga padanya.Akan tetapi yang menjadi pokok permasalahan Claudia adalah dirinya harus berangkat ke Seoul bersama dengan Christian. Sungguh, itu adalah hal yang benar-benar membuatnya merasa cemas, takut, khawatir, semuanya melebur menjadi satu. Jika saja boleh memilih, lebih baik Claudia berangkat dengan asisten Christian, daripada dia harus berangkat bersama dengan pria gila itu. Sejak Christian telah berani me
Rencana keberangkatan Claudia ke Seoul bersama Christian semakin dekat. Segala persiapan keberangkatan telah disiapkan oleh Christian. Gadis itu tak perlu melakukan apa pun, karena persiapan sudah siap.Claudia ingin sekali meminta agar Addy yang berangkat ke Seoul, tapi itu sepertinya tidak mungkin. Pasalnya, Addy bertugas mengurus perusahaan di sini. Sedangkan Christian yang mengurus langsung project Geovan Group yang ada di Seoul.Harapan Claudia harus lenyap. Mau tak mau dia harus menerima ini semua. Sebenarnya, gadis itu pun berharap kalau Ella akan ikut ke Seoul, tapi sayangnya kakaknya itu tengah mengurus perusahaan keluarganya.Selama ini, memang Claudia terbilang tak pernah mengurus perusahaan keluarganya. Dia lebih menyukai dunia desain, berbeda dengan bisnis perusahaan keluarganya. Itu yang membuat akhirnya Ella yang kerap membantu ayahnya dalam mengelola perusahaan keluarga.Claudia duduk di sofa kamar, sambil menatap satu koper besar di hadapannya. Ya. Gadis itu baru saja