Christian membaringkan tubuh Claudia di ranjang di dalam kamar pribadinya, yang ada di dalam ruang kerjanya. Pria itu tak memiliki pilihan lain. Terpaksa, dia membawa Claudia ke dalam kamar pribadinya itu.“Tunggu di sini, aku akan mengambilkan obat untukmu,” ucap Christian pelan, dan tegas, meminta Claudia untuk tenang, tak pergi ke mana pun.Claudia mengangguk patuh merespon ucapan Christian. Layaknya anak anjing yang patuh pada majikannya. Claudia terlalu lemah akibat serangan Eve. Itu yang membuatnya tak bisa bergerak sedikit pun.Christian mengambil kotak obat yang tersimpan di laci khusus tempat-tempat obat. Lantas, pria itu kembali menghampiri Claudia di kala kotak obatnya sudah ada di tangannya.Christian duduk di hadapan Claudia, mulai mengobati luka Claudia. Luka yang diderita Claudia bukan hanya luka memar, tapi juga luka bekas cakaran. Kuku Eve panjang menimbulkan bekas di kala mencakar tubuh Claudia.“Aww—” Claudia meringis perih kesakitan di kala Christian mengobatinya.
Christian menatap Claudia yang kini sudah tertidur pulas. Dia bergeming mengamati wajah polos Claudia. Manik mata cokelat gelap Christian hanyut akan paras cantik Claudia. Hanya saja, luka lebam dan luka bekas cakaran di wajah Claudia membuat emosi Christian sulit terkendali. Pria itu paling benci melihat Claudia terluka.Christian duduk di tepi ranjang, dan membelai pipi Claudia lembut. Pun Christian menyingkirkan rambut Claudia yang menutupi wajah gadis itu. Suara ringisan perih lolos di bibir Claudia di kala jemari Christian tak sengaja menyentuh luka cakaran di wajah Claudia.Christian mengecupi lembut luka di wajah Claudia. “Kau akan segera sembuh,” bisiknya pelan. Entah kenapa hati Christian mendorong dan memaksanya untuk mencium Claudia. Ini memang sudah gila. Christian menyadari kegilaannya. Tapi dia tak bisa menghentikan apa yang telah dia mulai.Perlahan, jemari Christian menelusuri bibir ranum Claudia. Bibir ranum yang kenyal dan membuat Christian betah berada di sana. Hal
Jantung Claudia rasanya nyaris berhenti berdetak di kala Christian begitu dekat dengannya. Aroma parfume maskulin Christian menyeruak ke indra penciuman Claudia—dan sukses membuat seluruh organ dalam tubuh Claudia seolah lumpuh tak sama sekali bisa berkutik.Claudia menelan saliva-nya susah payah. Aura wajahnya sudah memucat tak menentu. Claudia ingin bergeser, namun sayangnya dia tak memiliki banyak tenaga. Sekuat apa pun berontak, pasti tak akan lepas dari kungkungan Christian.“C-Christian,” ucap Claudia gugup dan semakin panik.Jemari Christian tetap membelai bibir ranum Claudia. Bahkan pria itu seolah enggan menjauh dari adik iparnya itu. Christian menyadari bahwa tindakannya adalah suatu kegilaan, tapi hati Christian tak bisa menghentikan ini. Christian selalu ingin berada di dekat Claudia.Tatapan mereka berdua saling mengunci satu sama lain, seolah tidak bisa terlepaskan. Mereka tahu bahwa tatapan tersebut memiliki makna yang berbahaya. Jika diteruskan maka yang ada hanyalah m
Christian membaringkan tubuh Claudia ke ranjang, lalu menarik selimut menutupi tubuh gadis itu. Claudia masih terlelap seperti kucing kecil yang kelelahan. Sepasang iris mata cokelat gelap Christian terus menatap Claudia dengan tatapan lekat dan dalam. Sudut bibir pria itu sedikit terangkat, membentuk senyuman kecil di kala Claudia masih tertidur pulas.Ya, Claudia masih belum menyadari kalau tubuhnya sudah berpindah ke kamar gadis itu. Pulas tidurnya layaknya kerbau yang tidak bisa bangun. Hal konyol tersebut malah sekarang menarik perhatian Christian.Christian hendak menyentuh pipi Claudia, namun gerak Christian terhenti di kala sadar bahwa mertua dan istrinya berada di depan kamar Claudia. Pria itu tak mau menimbulkan kekacauan dan berujung pada masalah rumit. Dia pun segera menjauh, dan melangkah pergi dari kamar Claudia.Di luar kamar Claudia, Christian melihat mertua dan istrinya masih belum bergerak sama sekali. Christian yakin banyak pertanyaan yang ada di dalam pikiran istri
Claudia berlari keluar dari kamar, mencari keberadaan Christian. Gadis itu ingin berteriak keras, namun rasanya tak mungkin karena posisinya berada di dalam rumah. Claudia takut kalau memancing keluarganya muncul.“Nona Claudia?” sang pelayan sedikit terkejut melihat Claudia berlari, seperti tengah mencari sesuatu.Claudia menghentikan geraknya, menatap lekat sang pelayan. “Apa kau melihat Christian?” tanyanya cepat, meminta sang pelayan untuk menjawab.Sang pelayan sedikit mengerutkan keningnya. “Anda mencari Tuan Christian, Nona?” tanyanya memastikan.Claudia berdecak pelan. “Iya, aku mencari Christian. Katakan padaku, di mana dia?” serunya menahan rasa kesal. Perkataan Hansen terus terngiang di benak Claudia. Bagaimana tidak? Christian Hastings telah mengambil keputusan tak masuk akal.Sang pelayan menundukan kepalanya. “Tuan Christian ada di ruang kerjanya, Nona. Kebetulan hari ini beliau tidak ke kantor.”Tanpa mengatakan apa pun, Claudia berlari ke lantai atas menuju ke ruang ke
Dua hari setelah kejadian Claudia diserang oleh mantan kekasih Hansen, gadis itu belum kembali bekerja. Meski demikian, Claudia tetap mengerjakan pekerjaannya di rumah. Memegang tanggung jawab pada project dengan Geovan Group, membuat Claudia tentu tidak main-main. Awal mula karir Claudia di sini. Claudia harus serius dalam mengurus project ini. Nantinya jika Claudia ingin melebarkan sayap, dia akan menjadikan project Geovan Group sebagai salah satu list resume-nya dalam dunia interior design. Sebelumnya, gadis itu sudah memikirkan tentang hal ini, karena memang dia tidak ingin terus menerus bekerja di Hastings Group.Ngomong-ngomong, soal kasus Eve masih dalam penanganan. Sedangkan beberapa karyawan yang dipecat tidak bisa mendapatkan toleransi dari Christian. Terakhir soal Hansen, Claudia masih berusaha membujuk Christian. Paling tidak, Claudia ingin menyelamatkan Hansen. Claudia sangat tahu Hansen berbakat dalam dunia interior design. Pun Hansen kerap membantu Claudia di kala Clau
Sepasang iris mata cokelat gelap Christian berkilat begitu tajam melihat penampilan Claudia. Sorotnya menghunus layaknya ingin murka. Umpatan dan makian lolos dalam hati. Mengumpati pakaian Claudia yang nyaris telanjang. Sayangnya, yang emosi hanya Christian saja. Semua orang di sana kini menatap kagum akan kecantikan Claudia. Gadis itu memiliki tubuh yang indah dan kulit cerah rupawan tanpa sama sekali noda.“Ya Tuhan, kau cantik sekali, Claudia.” Ella bangkit berdiri memberikan pelukan pada Claudia yang amat cantik. “Dress ini sangat cocok dan bagus di tubuhmu.”Claudia tersenyum kikuk dan malu. Gadis itu memutuskan untuk sedikit menunduk tak berani melihat ke arah Christian. Hati Claudia berkata bahwa kini Christian memberikan tatapan tajam padanya.“You’re beyond gorgeous, Claudia,” puji Shawn tulus, tanpa sama sekali mengada-ada. Claudia tersipu malu mendengar pujian Shawn. ‘Shit! Kenapa gadis itu memakai pakaian seperti itu?’ geram Christian dalam hati. Benny tersenyum hang
Claudia nyaris berhenti bernapas melihat Christian melangkah menghampirinya. Debar jantungnya berpacu dengan kencang seperti ingin melompat dari tempatnya. Gadis itu ingin menghindar tapi kakinya seperti lemah tak bertenaga.Claudia berharap bahwa apa yang ada di hadapannya adalah mimpi, tapi sayangnya yang ada di hadapannya ini nyata, bukanlah mimpi. Bahu gadis itu sedikit bergetar akibat rasa takut yang menyelimutinya.“C-Christian? A-apa yang kau lakukan di sini?” tanya Claudia lagi, dengan penuh kegelisahan.Claudia ingin menjerit meminta orang di luar untuk datang, namun itu semua tidaklah mungkin. Jika dirinya menjerit, maka sudah pasti sama saja menimbulkan kecurigaan tentang dirinya dan Christian. Lantas apa yang harus dilakukannya sekarang?Christian tak mengindahkan apa yang Claudia katakan. Pria itu menatap Claudia dari ujung rambut gadis itu hingga ujung kaki. Pria itu menarik tangan Claudia, sisa bekas luka cakaran Eve telah ditertutup oleh lotion khusus. “Kau berias unt