Christian membaringkan tubuh Claudia ke ranjang, lalu menarik selimut menutupi tubuh gadis itu. Claudia masih terlelap seperti kucing kecil yang kelelahan. Sepasang iris mata cokelat gelap Christian terus menatap Claudia dengan tatapan lekat dan dalam. Sudut bibir pria itu sedikit terangkat, membentuk senyuman kecil di kala Claudia masih tertidur pulas.Ya, Claudia masih belum menyadari kalau tubuhnya sudah berpindah ke kamar gadis itu. Pulas tidurnya layaknya kerbau yang tidak bisa bangun. Hal konyol tersebut malah sekarang menarik perhatian Christian.Christian hendak menyentuh pipi Claudia, namun gerak Christian terhenti di kala sadar bahwa mertua dan istrinya berada di depan kamar Claudia. Pria itu tak mau menimbulkan kekacauan dan berujung pada masalah rumit. Dia pun segera menjauh, dan melangkah pergi dari kamar Claudia.Di luar kamar Claudia, Christian melihat mertua dan istrinya masih belum bergerak sama sekali. Christian yakin banyak pertanyaan yang ada di dalam pikiran istri
Claudia berlari keluar dari kamar, mencari keberadaan Christian. Gadis itu ingin berteriak keras, namun rasanya tak mungkin karena posisinya berada di dalam rumah. Claudia takut kalau memancing keluarganya muncul.“Nona Claudia?” sang pelayan sedikit terkejut melihat Claudia berlari, seperti tengah mencari sesuatu.Claudia menghentikan geraknya, menatap lekat sang pelayan. “Apa kau melihat Christian?” tanyanya cepat, meminta sang pelayan untuk menjawab.Sang pelayan sedikit mengerutkan keningnya. “Anda mencari Tuan Christian, Nona?” tanyanya memastikan.Claudia berdecak pelan. “Iya, aku mencari Christian. Katakan padaku, di mana dia?” serunya menahan rasa kesal. Perkataan Hansen terus terngiang di benak Claudia. Bagaimana tidak? Christian Hastings telah mengambil keputusan tak masuk akal.Sang pelayan menundukan kepalanya. “Tuan Christian ada di ruang kerjanya, Nona. Kebetulan hari ini beliau tidak ke kantor.”Tanpa mengatakan apa pun, Claudia berlari ke lantai atas menuju ke ruang ke
Dua hari setelah kejadian Claudia diserang oleh mantan kekasih Hansen, gadis itu belum kembali bekerja. Meski demikian, Claudia tetap mengerjakan pekerjaannya di rumah. Memegang tanggung jawab pada project dengan Geovan Group, membuat Claudia tentu tidak main-main. Awal mula karir Claudia di sini. Claudia harus serius dalam mengurus project ini. Nantinya jika Claudia ingin melebarkan sayap, dia akan menjadikan project Geovan Group sebagai salah satu list resume-nya dalam dunia interior design. Sebelumnya, gadis itu sudah memikirkan tentang hal ini, karena memang dia tidak ingin terus menerus bekerja di Hastings Group.Ngomong-ngomong, soal kasus Eve masih dalam penanganan. Sedangkan beberapa karyawan yang dipecat tidak bisa mendapatkan toleransi dari Christian. Terakhir soal Hansen, Claudia masih berusaha membujuk Christian. Paling tidak, Claudia ingin menyelamatkan Hansen. Claudia sangat tahu Hansen berbakat dalam dunia interior design. Pun Hansen kerap membantu Claudia di kala Clau
Sepasang iris mata cokelat gelap Christian berkilat begitu tajam melihat penampilan Claudia. Sorotnya menghunus layaknya ingin murka. Umpatan dan makian lolos dalam hati. Mengumpati pakaian Claudia yang nyaris telanjang. Sayangnya, yang emosi hanya Christian saja. Semua orang di sana kini menatap kagum akan kecantikan Claudia. Gadis itu memiliki tubuh yang indah dan kulit cerah rupawan tanpa sama sekali noda.“Ya Tuhan, kau cantik sekali, Claudia.” Ella bangkit berdiri memberikan pelukan pada Claudia yang amat cantik. “Dress ini sangat cocok dan bagus di tubuhmu.”Claudia tersenyum kikuk dan malu. Gadis itu memutuskan untuk sedikit menunduk tak berani melihat ke arah Christian. Hati Claudia berkata bahwa kini Christian memberikan tatapan tajam padanya.“You’re beyond gorgeous, Claudia,” puji Shawn tulus, tanpa sama sekali mengada-ada. Claudia tersipu malu mendengar pujian Shawn. ‘Shit! Kenapa gadis itu memakai pakaian seperti itu?’ geram Christian dalam hati. Benny tersenyum hang
Claudia nyaris berhenti bernapas melihat Christian melangkah menghampirinya. Debar jantungnya berpacu dengan kencang seperti ingin melompat dari tempatnya. Gadis itu ingin menghindar tapi kakinya seperti lemah tak bertenaga.Claudia berharap bahwa apa yang ada di hadapannya adalah mimpi, tapi sayangnya yang ada di hadapannya ini nyata, bukanlah mimpi. Bahu gadis itu sedikit bergetar akibat rasa takut yang menyelimutinya.“C-Christian? A-apa yang kau lakukan di sini?” tanya Claudia lagi, dengan penuh kegelisahan.Claudia ingin menjerit meminta orang di luar untuk datang, namun itu semua tidaklah mungkin. Jika dirinya menjerit, maka sudah pasti sama saja menimbulkan kecurigaan tentang dirinya dan Christian. Lantas apa yang harus dilakukannya sekarang?Christian tak mengindahkan apa yang Claudia katakan. Pria itu menatap Claudia dari ujung rambut gadis itu hingga ujung kaki. Pria itu menarik tangan Claudia, sisa bekas luka cakaran Eve telah ditertutup oleh lotion khusus. “Kau berias unt
Claudia membenci Christian, sangat membencinya. Claudia bersumpah ingin sekali membunuh pria itu agar lenyap dari dunia ini, tapi semua begitu rumit. Ini bukan hanya tentang Christian adalah kakak iparnya, namun ini tentang hati Claudia pun tak bisa menyaksikan hal buruk terjadi pada Christian.Claudia seolah berada di penjara yang membuatnya tak bisa berkutik sedikit pun. Hal yang membuat gadis itu merasa begitu rumit adalah dirinya tinggal satu atap dengan kakak iparnya. Melangkah jauh juga adalah hal yang tak mungkin bisa terjadi. Berkali-kali dia telah memasang dinding tinggi di antaranya dan Christian, tapi tetap sia-sia karena Christian selalu menerobos dinding pembatas yang dia bangun.Akar permasalahan bersumber dari Christian. Setiap kali Claudia menghindar, selalu saja Christian menarik paksanya, seakan tak membiarkan dirinya pergi ke mana pun. Pria itu telah melanggar batas yang tak seharusnya dia langgar. Pun gadis itu tak mungkin menceritakan tentang Christian pada keluar
Christian menyambar wine di hadapannya, menenggak hingga tandas. Tampak raut wajah pria itu menyimpan rasa marah dan emosi tertahan. Ancaman Claudia terus terngiang dalam benaknya. Tak bisa sama sekali hilang.Untuk pertama kalinya Claudia memberikan ancaman padanya. Seharusnya ancaman Claudia itu tidak mempan baginya, tapi sayangnya Christian tak bisa melupakan ancaman adik iparnya itu.“Shit!” Christian mengumpat kasar seraya mencengkram kuat gelas berkaki tinggi di tangannya. Selama ini, belum ada satu pun orang yang berani mengancam Christian—dan Claudia Fitzgerald adalah orang pertama yang berani mengancamnya. Sialnya, ancaman Claudia seakan berhasil mengenai sasaran—yang mana membuat pria itu sama sekali tak bisa berkutik.Suara ketukan pintu terdengar, membuat Christian semakin emosi karena ada yang mengganggunya dalam keadaan yang tengah kesal seperti sekarang ini.“Masuk!” seru Christian meminta orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam.Tak selang lama, Addy muncul, m
Claudia mondar-mandir tidak jelas di dalam kamarnya. Sebenarnya, dia tahu akan ditugaskan ke Seoul, karena memang dirinya menangani project milik Geovan Group. Akan tetapi, gadis itu sama sekali tak mengira kalau akan secepat ini. Pun tadi di kantor saja dirinya baru saja memberikan ancaman pada Christian, dan belum ada sama sekali respon dari pria menyebalkan itu.Hal yang membuat hati Claudia menjadi berat yaitu terletak pada kejadian di mana Christian memberikan hukuman untuknya. Christian Hastings telah melanggar batas yang seharusnya tak dia langgar. Sekarang semuanya semakin menjadi rumit dan tak menentu. Dia tak tahu harus bertindak seperti apa.“Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Claudia mengusap wajahnya. Raut wajah gadis itu dilanda kebingungan hebat.Claudia berusaha mengatur napasnya, mencari solusi yang paling tepat. Selanjutnya, tatapannya teralih pada jam dinding—waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Di jam seperti ini, pasti kakaknya sudah tidur. Sedangkan Christi