หน้าหลัก / Romansa / Skandal Satu Malam Sang Presdir / Pasti akan Mempertimbangkan Semuanya

แชร์

Pasti akan Mempertimbangkan Semuanya

ผู้เขียน: Senja Berpena
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-12-27 22:54:55

Laura tertawa kecil mendengar ucapan Diana, kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menghela napas kasar.

Di meja kecil di antara mereka, terdapat kantong belanja yang penuh dengan camilan, hadiah kecil dari Diana untuk menghibur sahabatnya.

“Tidak mungkin, Diana. Smith terlihat kacau karena dimarahi oleh ayahnya, bukan karena ditinggal olehku,” ucap Laura dengan nada datar, meski di sudut hatinya, ia merasakan sedikit keraguan.

Diana menatap Laura, mencoba membaca ekspresi wajah sahabatnya itu, namun Laura tetap menjaga sikap tenangnya.

“Aku pernah melihat Tuan Vincent memarahi Smith saat aku diculik oleh Andy. Dan wajahnya memerah karena menahan amarah. Begitu pula dengan saat ini,” lanjut Laura sambil mengingat kejadian di rumah sakit, saat Vincent nyaris kehilangan kesabarannya terhadap Smith.

Diana menghela napas panjang. Ia tahu Laura sedang berusaha keras menyangkal sesuatu yang mungkin ia sendiri belum yakin benar atau tidak. “Baiklah. Kau memang keras kepala dan tidak
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Baby Twins

    "Usia kandunganmu sudah memasuki dua belas minggu, atau tiga bulan. Bayinya sangat sehat, dan bukan hanya satu—kau mengandung bayi kembar, Nyonya Laura."Laura mengerjap-ngerjapkan matanya, seolah kata-kata itu berbisik pelan namun berdentam di pikirannya."Ke—kembar?" bisiknya, suaranya terhenti di tenggorokan seperti sehelai daun yang terperangkap angin.Pikiran Laura melayang pada Smith dan Louis, saudara kembar yang pernah membuatnya merasa begitu kecil di tengah dunia yang terasa begitu luas.Ia tidak menyangka, kini rahimnya menjadi rumah bagi dua jiwa kecil yang bercahaya. Gen Smith terlalu kuat—pikirnya sambil menelan ludah dengan perasaan campur aduk antara kagum dan khawatir."Begitu rupanya," gumamnya akhirnya, mencoba menenangkan gemuruh di dadanya. "Aku akan memiliki dua anak sekaligus." Ucapannya nyaris seperti mantra yang ia coba yakinkan pada dirinya sendiri, meski hatinya meringis halus seperti petir yang berdesir di kejauhan."Ya. Ini adalah anugerah yang sangat inda

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-27
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Pertemuan tak Terduga

    "Louis?" Mata Laura melebar seperti malam yang tiba-tiba diterangi kilat. Tubuhnya terdorong oleh kejutan, hingga ia beranjak dari duduknya, menatap Louis yang kini berdiri di hadapannya."Ya, aku Louis." Suara Louis terdengar serak, namun ada nada lega yang bergemuruh di dalamnya."Laura, kami mencarimu ke mana-mana. Jauh sekali kaburnya," lanjutnya, matanya mengerjap, seolah ia masih ragu dengan kenyataan yang sedang ia lihat.Laura tersenyum canggung, tangannya tanpa sadar terangkat untuk menggaruk kepalanya, gerakan kecil yang mengkhianati rasa gelisah di dadanya."Ya. Kabur dari kalian tentu saja harus jauh dan tidak dapat ditemukan," katanya pelan, suaranya seperti angin sepoi yang membawa kepedihan tersembunyi. "Sayangnya, malah ditemukan."Mata Louis membesar lagi, kali ini bukan karena kejutan sederhana. Pandangannya turun ke perut Laura yang sedikit membuncit, dan jemarinya terangkat, menunjuk tanpa kata, seolah berusaha memastikan apa yang dilihatnya benar adanya."Laura, k

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-27
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Akan Menyelesaikan Masalah ini

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Langit Moza Hotel’s berkilauan dengan semburat lampu-lampu kota, seperti berlian yang tercecer di atas beludru malam.Laura baru saja selesai bekerja, tubuhnya terasa lelah, namun pikirannya terus berputar, menyusun langkah demi langkah untuk menghadapi pertemuan ini.Dengan gerakan anggun yang terlatih, ia merapikan rambutnya, cermin di depannya memantulkan sosok yang tegar meski menyimpan badai di dalam dada.Di restoran hotel, Louis menunggunya dengan kesabaran yang terlihat rapuh, seperti benang yang hampir putus.Laura akhirnya duduk di depan Louis. Wajahnya tenang, namun matanya menyiratkan emosi yang berlapis, seperti lukisan yang penuh misteri.“Aku pikir kau sudah pulang,” ucapnya, suaranya lembut, tetapi ada serpihan ketegangan yang tak bisa disembunyikan.“Bagaimana mungkin aku pulang, sementara aku masih penasaran tiba-tiba kau pergi dan membuat semua orang bingung,” jawab Louis, suaranya rendah tetapi tegas, seperti angin malam yang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-28
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Melakukannya Demi Kebaikan Smith

    Di sudut muram sebuah bar yang remang-remang, milik Kevin, sahabat lamanya, Smith terkapar seperti kapal karam di lautan sunyi.Kepalanya bersandar berat di atas meja kayu yang penuh dengan goresan waktu, sementara botol-botol kosong berdiri seperti nisan keputusasaan di hadapannya.Aroma alkohol bercampur asap rokok melingkupi ruangan, membungkus segala luka tak terlihat."Di mana kau, Laura?" desah Smith, suaranya pecah seperti gelas yang dilempar ke lantai. "Sudah dua bulan kau pergi meninggalkanku." Ucapannya mengalun, tenggelam dalam nada-nada mabuk yang menyayat telinga.Kevin menghela napas panjang, nadanya lebih letih daripada marah. "Jika sudah dua bulan berlalu, itu artinya istrimu tak ingin kembali padamu, Smith." Ucapannya terdengar seperti kapak yang menghantam pohon rapuh, santai tapi penuh kepastian.Smith mendongak perlahan, matanya kabur seperti kaca berembun. "Shut up, Kevin. Dia hanya sedang ingin mempermainkanku," gumamnya, tatapan sayu menusuk wajah Kevin.Kevin t

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-28
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Tolong Beritahu Aku

    Smith membuka matanya perlahan, kelopak matanya terasa berat seperti pintu tua yang engselnya berkarat.Cahaya redup dari jendela menyelinap masuk, menciptakan bayangan-bayangan samar di kamar yang sunyi.Ia menyandarkan punggungnya pada dashboard tempat tidur, membiarkan kesadarannya bangkit perlahan dari kabut tidur. Pandangannya jatuh pada layar ponsel yang dingin, sebuah pemberitahuan mencuri perhatiannya.Pesan dari Stella. Kalimat sederhana yang mengajaknya bertemu, dibumbui dengan kata-kata rindu yang terasa kosong dan hampa.Smith memijat batang hidungnya dengan jari-jari yang gemetar, seolah ingin menghapus bayangan Stella dari pikirannya. Ia menghela napas panjang, seperti mengusir beban yang menekan dadanya.“Kevin benar,” gumamnya, suaranya nyaris tak lebih dari bisikan yang tenggelam di udara. “Aku tidak perlu memikirkan Stella lagi. Karena milikku yang sebenarnya adalah Laura.”Ia mengabaikan pesan itu, membiarkan layar ponselnya kembali padam seperti lilin yang kehabisa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-28
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Jangan Menganggapku Keluarga lagi

    Smith duduk di atas sofa, tubuhnya terkulai lemas seperti boneka yang kehilangan tali pengendali.Jari-jarinya yang lelah memijat batang hidungnya berulang kali, seolah mencoba meredam dentuman ketegangan yang terus menggema di kepalanya.Punggungnya menyandar pada sofa, sementara napas panjangnya meluncur keluar seperti desah angin malam yang lesu.“Sangat tidak mungkin jika Laura sudah menikah lagi di luar sana,” gumamnya, suaranya pelan namun sarat dengan rasa tidak percaya.Kedua tangannya mengepal, jemarinya mengeras seperti ingin menggenggam kenyataan pahit yang terus menghantuinya. “Bahkan menikah denganku pun karena terpaksa. Dia tidak mudah jatuh cinta, aku tahu itu,” lanjutnya, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan ruangan.Ia kembali menghela napas panjang, seperti seseorang yang mencoba menarik beban dari dadanya, tetapi hanya menemukan lebih banyak kesedihan yang tersisa.Tangannya terulur meraih ponselnya yang dingin, perangkat kecil itu kini menjadi satu-satunya je

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-29
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Keinginan Laura

    “Kau tinggal di sini, Laura?” tanya Louis, suaranya rendah namun mengandung nada kekhawatiran saat ia menatap bangunan kecil di depannya.Laura mengangguk pelan, senyum tipisnya menyembunyikan rasa lelah yang terselip di balik matanya. “Ya. Aku tinggal di sini setelah pergi dari rumah Smith. Meskipun kecil, tapi tempat ini sangat nyaman. Jangan khawatir.”Louis menahan napas, tatapannya menyapu setiap sudut kost sederhana itu. Dindingnya memudar, lantainya sedikit retak, namun ada kehangatan tersendiri yang terpancar dari tempat tersebut, seolah Laura telah mencurahkan seluruh hatinya ke dalam setiap sudut.Meski begitu, baginya, ruangan ini terasa seperti kotak sempit yang menyesakkan, jauh dari kemewahan dan ruang luas yang biasa ia tinggali.“Baiklah,” akhirnya Louis berkata, menekan perasaan yang bergelut di dadanya. “Aku akan kembali, Laura.”Namun, suara lembut Laura menghentikannya. “Louis?” Ia memanggil, suaranya terdengar seperti bisikan angin malam yang membawa keraguan. “Ja

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-29
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Laura tidak Mencintai Smith

    "Kenapa kau berpikir seperti itu?" tanya Vincent, suaranya sarat dengan ketegangan, sementara matanya menatap Louis dengan sorot tajam yang seperti menyelidik hingga ke dasar jiwanya.Louis menghela napas panjang, sorot matanya datar namun mengandung gelombang emosi yang ia sembunyikan.“Hanya insting saja. Bukankah dia memang selalu mencari cara untuk mengakhiri pernikahannya dengan Smith? Jangan memaksanya untuk kembali, Dad,” ucapnya dengan nada yang berusaha terdengar tenang, meskipun ada kerikil kecil yang menggoreskan luka di setiap katanya.Vincent membuang muka, matanya beralih ke sudut ruangan yang hening, seolah enggan menerima kenyataan yang Louis coba ungkapkan.“Kau tidak tahu apa-apa, Louis,” balasnya dingin, seperti mencoba menutupi gemuruh hatinya sendiri.“Aku tahu, Dad,” tukas Louis, suaranya semakin dalam, penuh dengan tekad yang tak bisa dibendung. “Aku tahu kau ingin memisahkan Smith dengan Stella. Tapi jangan mengorbankan Laura. Dia tidak mencintai Smith, Dad!”"

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-30

บทล่าสุด

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Si Kembar Telah Lahir

    "Lakukan apa pun yang terbaik bagi istri dan anak-anak saya, Dok. Lagi pula, istri saya sudah sangat kesakitan, saya tidak tega melihatnya."Smith berbicara seraya menatap dokter kandungan tersebut dengan seksama. Dokter pun mengangguk, siap melaksanakan prosedur operasi caesar.Namun, sebelum nya Smith mesti menandatangani dulu surat persetujuan karena prosedur ini bisa dibilang sakral, tidak boleh dilakukan sembarangan.Setelah selesai semua persyaratan, Smith langsung menemui Laura yang sedang kesakitan di ruang bersalin. Smith mengabarkan kalau Laura akan dioperasi demi keselamatan buah hati mereka."Gak papa, kan, kalau operasi? Kondisi kamu tidak memungkinkan, Sayang. Plasentanya menghalangi jalan lahir dan itu akan membahayakan anak-anak kita. Begitu kata dokter," tanya Smith seraya menjelaskan.Laura sudah pasrah, apa pun tindakan yang akan diambil terhadapnya, Laura tidak akan mencegah apalagi melawan. Melahirkan secara normal maupun caesar baginya sama saja, sama-sama memerl

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Menjelang Persalinan

    Setelah mendengar kabar bahwa Laura kemungkinan akan melahirkan dalam waktu dua minggu ke depan, Smith mempersiapkan segalanya salah satunya yakni dengan mengambil cuti dari kantornya.Meskipun dia adalah seorang CEO, pemilik perusahaan yang tentu memiliki kuasa, Smith tetap bersikap profesional dengan mengajukan cuti secara resmi. Untuk sementara, posisi dan pekerjaannya akan ditangani oleh Louis, adiknya."Smith, sebenarnya tanpa ada yang menggantikanmu pun sepertinya bukan masalah besar, pekerjaan CEO, kan, tinggal ongkang-ongkang kaki saja," ujar Louis membuat sang kakak sontak mendelikkan matanya."Jadi, begitu yang kamu pikirkan selama ini, aku hanya ongkang-ongkang kaki saja?" Smith menatap Louis dengan seksama."Hehehe, aku hanya bercanda, Smith. Jangan melotot begitu lah, serius amat!" sahut Louis menggaruk kepalanya yang tak gatal."Lihat saja, kamu nanti akan merasakan apa yang aku rasakan. Kamu akan sangat sibuk bahkan melebihi kesibukanku dulu. Kamu akan kewalahan dan men

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Kemungkinan Minggu Depan

    Smith sangat sigap menuntun Laura yang merasakan sakit seperti kram di perutnya. Dengan tertatih, Laura berjalan menuju mobil yang sudah siap di depan."Jangan-jangan kamu kecapean, Sayang," tebak Smith. "Kalau melahirkan, kan, waktunya belum genap."Smith terus berbicara dengan perasaa resah dan gelisah. Sementara itu, Laura hanya bisa menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Aktifitas itu cukup mengurangi rasa sakitnya.Saat ini, Laura dan Smith sudah berada di perjalanan ke rumah sakit demi memeriksa keadaan Laura yang sempat merasakan sakit di perutnya.Namun, baru juga setengah perjalanan, sakit yang dirasakan Laura sudah reda bahkan menghilang. Laura yang belum memiliki pengalaman sebelumnya merasa heran, dia ingin mengatakan hal itu pada suaminya tapi merasa enggan."Sayang, apa kamu baik-baik saja? Sakitnya masih terasa?" tanya Smith mengelus perut istrinya. Laura sedikit meringis. "Sepertinya perutku sudah lebih baik, Sayang. Aku juga gak paham kenapa. Apa kita pu

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Mendadak Mulas

    Semenjak makan malam di luar itu, Laura sudah tidak pernah lagi bepergia ke luar rumah demi menjaga kehamilannya yang sangat rentan.Namun, Smith tidak mau membuat Laura jadi jenuh berada di rumah. Dia selalu mengadakan kegiatan apa pun supaya Laura tetap merasa senang berada di rumah.Hari ini, Smith sengaja menyuruh para asisten rumah tangga di rumahnya untuk membersihkan satu ruangan yang lama tidak terpakai. Ruangan itu cukup luas, tapi Smith belum pernah menggunakannya sehingga hanya menjadi gudang barang tak terpakai."Kamu mau menggunakannya jadi ruangan apa, Sayang? Ruang kerja baru kah?" tanya Laura pada suaminya.Smith mengulum senyum, dia masih ingin merahasiakan apa yang akan dibuatnya sekarang."Kok malah senyum-senyum, sih? Nyebelih banget ih." Laura mencubit lengan suaminya.Tak lama kemudian, suara klakson yang cukup keras terdengar dari luar. Smith menarik tangan Laura untuk membawanya ke luar sambil melihat apa yang telah dia beli.Saat keluar dari rumah, Laura langs

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Ucapan Terima Kasih Smith

    Hari beganti minggu, minggu berganti bulan. Tak terasa satu bulan lagi Laura diperkirakan akan melahirkan anak pertama sekaligus kedua dia dan Smith.Semakin tua kehamilannya, perut Laura semakin membesar dan hal itu membuat Laura jarang bergerak karena berat. Namun, Laura tidak terbiasa jika harus duduk saja, dia meminta Smith untuk mengajaknya jalan-jalan.Setiap pagi, Smith meluangkan waktu untuk menemani Laura jalan-jalan di sekitar area perumahan. Hal tersebut dilakukan supaya persalinan Laura berjalan dengan lancar."Kamu capek?" tanya Smith ketika Laura berhenti sejenak."Tidak, hanya merasa sedikit sakit di pinggang. Tapi tak apa, kata dokter itu hal yang biasa," jawab Laura."Jangan berlagak baik-baik saja, mau sekuat apa pun seorang ibu hamil, sebenarnya dia tidak baik-baik saja. Banyak rasa sakit dan derita yang dipikulnya," ujar Smith.Smith lalu mengajak Laura untuk istirahat di salah satu kursi yang ada di pinggir jalan, keduanya minum demi melepas dahaga dan mengganti c

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Dia akan Gila

    Ucapan Stella yang mengatakan bahwa Smith juga akan masuk penjara dan dirinya akan melahirkan tanpa kehadiran Smith masih terngiang di pikiran Laura. Dia takut kalau ucapan itu akan menjadi kenyataan.Ketika sampai di dalam mobil, Laura langsung mengatakan apa yang menjadi beban pikirannya. Laura sangat cemas karena tahu kalau Stella adalah orang yang licik dan bisa melakukan apa saja untuk mencapai keinginannya sekalipun Smith tidak memiliki salah."Sayang, lupakan saja, apa yang dia katakan hanya bentuk ungkapan dari segala kekalahannya. Jangan khawatir, aku akan selalu berada di sisimu. Do'akan aku selalu," ucap Smith dengan tegas."Tentu saja, tapi bagaimana kalau Stella nekad? Zaman sekarang, penjara bukan menjadi tempat paling aman dari kejahatan. "Justru dari dalam sana banyak orang yang bisa bebas melakukan kejahatan jika mereka memiliki uang dan kuasa," tutur Laura.Dia mengutarakan segala kemungkinan yang ada di pikirannya. Hormon kehamilan membuat Laura jadi mudah sekali b

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Sidang Putusan

    Tok tok tok!Palu diketuk membuat Juan menunduk dengan air mata yang menetes di pipinya. Juan merasa sedih tapi juga sebenarnya lega karena hukumannya tidak terlalu berat.Perasaan itu berbanding terbalik dirasakan oleh Stella yang sebentar lagi mendengar dakwaannya. Stella berpikir kalau Juan saja dijatuhi hukuman selama 5 tahun, bagaimana dengan dirinya yang merupakan otak serta orang yang selama ini tak hentinya melakukan kejahatan kepada Smith."Mana kipas portable milikku? Aku gerah," tanya Stella seraya mengibas-kibaskan tangan ke wajahnya.Belum juga pengacaranya memberikannya, Stella malah sudah dipanggil oleh hakim untuk mengganti Juan duduk di kursi pesakitan. Stella mengambuskan napas berat, dia melangkah maju dengan percaya diri meskipun sebenarnya hatinya sangat takut saat ini."Sayang, aku merasa deg-degan," ucap Smith memegang tangan Laura.Padahal Laura juga sangat gugup sekarang bahkan tangannya mengeluarkan keringat dingin saking gugupnya. Namun, keduanya tetap saling

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Wanita Gila

    Tiba masanya pada moment yang ditunggu-tunggu yakni persidangan Stella setelah Smith, Vincent, dan Louis menlewati banyak sekali proses yang tak luput dari halangan dan rintangan.Pagi-pagi sekali, keluarga Smith sudah siap berangkat menuju ke pengadilan. Laura juga ikut, wanita itu hanya ingin menemani serta mendukung suaminya.Sesampainya di sana, Smith, Laura, Louis, dan Vincent yang sama-sama mengenakan pakaian serba hitam melenggang dengan percaya diri menuju ke ruang persidangan. Tak lama kemudian, datang teman-teman Vincent yang merupakan para pengacara untuk mendukung Smith. Mereka siap membela seandainya putusan hakim tak sesuai dengan harapan."Tenang, Smith, para hakim sudah tahu siapa kami dan pasti tidak akan berani macam-macam mengecoh putusan. Lagi pula, kami lihat lawanmu tidak seberapa, kamu pasti menang," ucap salah satu dari pengacara itu."Terima kasih sebelumnya, sungguh kehormatan bagi kami karena mendapat dukungan dari Anda semua. Semoga para hakim bisa seadil-a

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Ditakdirkan untuk Bersatu

    Laura terkejut dengan ucapan Vincent barusan. Dia mengambil foto usang tersebut lalu mengamatinya dengan seksama. Vincent mengatakan bahwa dia dan Ferdy--ayah Laura adalah sahabat karib yang sangat dekat. Mereka bukan hanya teman bermain, tapi juga teman dalam membangun bisnis.Ferdy dan Vincent juga selalu merencanakan banyak hal dalam kehidupan mereka dan berjanji akan selalu bersama meski sudah berumah tangga. Jangan sampai membuat tali persahabatan mereka putus."Apa Ayah sungguh-sungguh dengan cerita itu?" tanya Laura. "Aku hanya khawatir kalau Ayah menceritakan cerita bohong demi mengobati luka hatiku," imbuhnya.Vincent tertawa mendengar celotehan Laura, tapi dia paham karena mungkin menantunya itu hanya merasa trauma. Jadi, Vincent harus memakluminya."Tentu saja tidak, Nak. Ayah dan ayahmu memang sedekat itu bahkan apa yang ayah miliki sekarang semuanya ada campur tangannya Ferdy saat dia masih hidup. Kami membangun banyak hal dalam dunia bisnis dan merencanakan perjodohan a

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status