Share

Dialah Otak Semuanya

Author: Mirielle
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Axel terkejut. Dia melepas pelukannya dari Lily sambil menggeleng. Dia juga memberikan senyuman tak percaya pada Lily sambil terus mengerakkan kepalanya.

“Tidak percaya?” Lily mengangkat alis. “Sudah ku bilang, kalian berdua akan selalu menjadi objek tipu dayanya,” sungut Lily, melempar jaket Axel kembali padanya.

“Hei, bukan begitu.” Axel menangkap tangan Lily saat gadis itu hendak berjalan kaki lagi. Dia membalut tubuh Lily dengan jaketnya, memperbaiki rambut Lily yang berantakan karena angin dan tersenyum. “Aku bukan tidak percaya. Hanya sedikit shock.”

“Cih!” Lily mencibir. “Akui saja kamu tidak percaya padaku,” sungutnya.

Wajah Lily sangat menggemaskan menurut Axel. Tingkahnya saat merengut seperti ini membuat Axel ingin menggigit pipi merah Lily. Dia terlalu cantik dan manis, pikir Axel. Dan dia sangat lucu.

“Aku percaya padamu,” gumam Axel, mengelus rambut Lily lalu tangannya turun untuk mengusap pipi gadis itu yang membeku dingin. Menyadari kalau kulit Lily terasa sangat dingi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Ayo Balas Dendam

    “Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian tadi,” gumam Liz.Dia melihat Emmy yang tidur memunggunginya, sementara dia masih duduk menyandarkan tubuh di tempat tidur. Emmy berguling, kelopak matanya mengerjap pada langit-langit kamar.“Pembicaraan yang mana?”“Tentang keputusanmu ingin pergi dari kota ini.”Emmy mengangguk. “Ya. Sudah ku putuskan.”“Karena nenekku?”“Tidak juga.” Emmy bangkit, memilih duduk seperti Liz. “Aku merasa semua hal yang terjadi di kota ini sangat buruk dan aku tidak bisa menerimanya. Aku berpikir untuk mencari kehidupan baru, bersama ibuku dan nenekku.”“Kamu mau menyerah begitu saja?”Emmy menelengkan kepala menghadap arah sumber suara Liz. “Menyerah?”“Ya. Kamu memilih menyerah dan pergi sementara saudara tirimu akan menikmati semua rasa sakitmu dengan kehidupan yang penuh kebahagiaan. Kamu ikhlas?”“Memangnya aku berhak tidak ikhlas?” Emmy memaksa diri tersenyum. “Sudah ku bilang Keenan akan selalu percaya pada Isa. Di matanya, Isa adalah sosok yang

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Selidiki Mereka

    Leo dengan cepat mengumpulkan data daftar klinik di seluruh kota yang jumlahnya ada ribuan. Dia menyeleksi klinik-klinik tersebut dan hanya menyisakan klinik khusus dokter bedah. Leo juga memeriksa apakah ada kemungkinan klinik umum bekerja sama dengan salah satu dokter bedah di kota ini.Data yang tersisa menunjukkan setidaknya ada ratusan klinik yang dikepalai oleh dokter bedah. Leo menyeleksi lagi, mencoret klinik yang berada jauh dari kotanya berada. Kejadian ketika Emmy kehilangan kornea hanya semalam, jadi kemungkinan besar Emmy dibawa ke klinik yang dekat dengan lokasi mereka.Dan kini tersisa setidaknya lima buah klinik.Leo mengetuk jarinya ke meja. Dia meneguk alkoholnya, matanya terarah pada layar laptopnya. Jarum jam sudah menunjukkan angka tiga pagi namun Leo masih tidak merasa mengantuk sama sekali. Sebaliknya, dia terlalu bersemangat untuk segera menyelesaikan kasus ini.“Bagaimana?”Leo melirik Josiah yang juga tidak tidur seperti dirinya. Leo menyandarkan tubuhnya di

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Menikahi Isa?

    Keenan mabuk lagi, untuk kesekian kalinya. Dokter secara terang-terangan mengatakan padanya untuk menghindari alkohol sementara waktu demi mempercepat penyembuhan luka di kakinya. Tapi entah kenapa, tanpa alkohol, hidup Keenan akan terasa hampa.Keputusan Emmy untuk pergi membuat seluruh harapan Keenan hancur. Dia tahu betapa dirinya sudah jatuh ke dalam genggaman Emmy sekarang. Dia mencintai Emmy jauh lebih besar dari yang dia bayangkan selama ini, lebih dalam dan tak mampu tanpanya.Keenan pikir kemarahannya akan membuat semuanya membaik. Dia akan membenci Emmy dan bertahan hidup dengan semua rasa sakit yang diberikan Emmy. Namun Keenan bahkan tidak bisa melakukannya. Dia selalu menggadang-gadang kalau dia akan melupakan gadis itu, tapi kenyataannya adalah, selalu ada Emmy dalam setiap detik kehidupannya.“Hentikan, Keenan!”Cecilia merampas paksa gelas berisi vodca yang masih terisa setengah. Dia berdecak, menatap Keenan sungguh-sungguh. “Kenapa kamu melakukan ini? Kamu tidak menya

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Terlalu Banyak Penghalang

    “Selidiki semua tentang dokter Richard dan apa yang dia lakukan malam ketika Emmy menghilang,” kata Josiah lewat sambungan telepon pada Leo. “Emmy bilang dialah sosok yang mengoperasinya.”“Sungguh? Dia ingat?”“Ya. Aku memperdengarkan suara dokter Ae Ri dan juga dokter Richard dan Emmy memilih dokter Richard sebagai pelaku. Sebisa mungkin, kumpulkan data dan bukti sebanyak-banyaknya tentang pria itu.”“Well, aku akan melakukannya,” kata Leo.“Bagaimana dengan Keenan?” tanya Josiah lagi.“Dia cukup baik. Kondisinya bagus, kesehatannya makin membaik. Dia sempat marah besar padaku setelah beberapa malam lalu aku memutus sambungan telepon kami secara sepihak.”“Kenapa?” Josiah mengernyit.“Dia berusaha bertanya-tanya soal dirimu dan aku. Dia mempertanyakan hubungan kita dan Emmy, bahkan sempat bertanya apakah aku menyukai Emmy atau tidak.”“Dia benar-benar sakit,” sungut Josiah jengkel. “Tapi pastikan dia baik-baik saja, oke?”“Kamu sangat perhatian padanya, ya?” ejek Leo. “Kenapa tidak

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Akting Yang Baik

    Memangnya kamu siapa? pikir Isa. Kamu hanya pelayan. Kamu hanya suruhan Keenan dan tanpa Keenan kamu bukanlah siapa-siapa. Jangan terlalu meninggikan hati, bodoh. Kamu akan menerima akibat dari kecerobohanmu ini.“Kenapa? Takut?” ejek Leo.Tiba-tiba pintu ruangan Keenan terbuka. Axel berdiri bersisian dengan Keenan yang duduk di kursi roda. Karena tak mau rencananya terganggu dan Keenan curiga, terpaksa Leo mengotori tangannya dengan membantu Isa berdiri.“Maafkan aku, Tuan Keenan. Aku tidak sengaja menabrak Nona Isa. Aku berjalan sambil memeriksa dokumen di tanganku dan aku berpikir Nona Isa akan menghindar. Tapi entah kenapa dia malah menabrakku,” sahut Leo dengan tenang.“Leo.” Keenan menatapnya. “Mulai sekarang, tolong lebih peka terhadap Isa. Dia sekarang buta dan tidak bisa melihat.”“Sungguh?” Leo pura-pura terkejut, membuat Axel mengernyit oleh lakonnya. “Maaf Tuan, maaf Nona Isa. Aku tidak tahu kalau Anda buta. Maafkan aku.”Leo menundukkan badannya pada Isa, namun di balik s

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Rencana Baru

    Sepulang dari perusahaan Keenan, Isa berjalan hilir mudik di kamarnya. Semua rasa marah dan kesal yang membubung di kepalanya nyaris tak tertahan. Axel secara terang-terangan mulai mencurigainya, bahkan tadi dia dengan sengaja menggantikan Keenan untuk merawat lukanya.Leo juga! Pria sialan itu pun dengan sengaja membuatnya tersandung hanya untuk menguji apakah dia memang buta atau tidak. Sialan! Para pria itu membuat darah Isa mendidih.Tak lama, ponselnya bergetar. Isa buru-buru mengambilnya dari atas tempat tidur lalu berkata, “Bagaimana, sudah kamu lakukan?”“Aku sudah mengirimnya ke ponselmu. Percayalah, berita ini sangat luar biasa!”Isa menengok layar ponselnya segera setelah panggilan terputus. Begitu membaca ‘kabar’ yang diberikan pria itu, mata Isa membelalak. Dia bahkan harus membaca judulnya sebanyak dua kali agar dia yakin jika dia tidak salah.“Axel bukan anak kandung David Michell dan juga Amy Achilles?"Isa menganga, tersenyum, lalu tertawa keras-keras. Sungguh, ini ad

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Bukan Aku

    “Aku tidak melakukannya.”Lily mencegat Axel saat dia malah memilih meninggalkan Lily sewaktu panggilannya dengan ayahnya selesai. Leo melintas di hadapan mereka, menatap keduanya bergantian. “Aku akan masuk duluan,” katanya.Lily masih memegang tangan Axel ketika Leo sudah masuk ke dalam rumah. Dia mengamati wajah Axel yang memerah dan pundaknya yang naik turun. Lily tahu seharusnya Axel sangat marah dan malu sekarang. Tapi sungguh, bukan dia yang melakukan ini semua.“Percayalah padaku, Axel. Aku tidak melakukannya. Bukan aku yang menyebarkan berita ini.”Axel juga tahu itu. Tapi saat ini, dia sedang tidak ingin bicara. Dia dan Leo berjanji untuk berkumpul di rumah Liz untuk membahas kelanjutan rencana mereka, tapi sepertinya dia tidak bisa melakukannya sekarang. Masalah yang menimpanya terlalu rumit dan membuat mentalnya terganggu.Rasa percaya diri Axel menguap seketika. Komentar-komentar yang dibacanya terus bergerak di otaknya, membangkitkan kembali sensasi sakit oleh berita itu

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kamu Harus Menebusnya

    Ivy sudah hampir seminggu tidak bertemu Leo. Setiap hari gadis itu menunggu di apartemen Leo, namun dia tidak pernah pulang. Bahkan tiga hari terakhir Ivy memilih tinggal di sana karena berpikir Leo mungkin pulang di jam subuh. Tapi nihil! Leo tidak pulang sama sekali.Sejak Ivy menolak pengakuan cinta dari Leo, pria itu terus mengabaikannya. Ivy kini dipenuhi rasa menyesal dan sedih. Dia tidak menyangka kalau Leo tak akan memberinya kesempatan kedua. Namun sungguh, Ivy tidak sepenuhnya berniat menolak Leo. Ivy hanya merasa dirinya telalu rendah untuk sosok pria hebat seperti Leo.Sambil mengumpukan belanjaannya, Ivy merutuk pada dirinya sendiri. Hari ini, dia berniat untuk memasak makan malam untuk Leo dan berharap pria itu datang ke apartemen. Ivy sudah menyelesaikan tugas akhirnya, jadi dia memiliki waktu yang luang selain untuk mengurus sang ibu.Ivy memilih-milih daging dari dalam freezer di sebuah pusat perbelanjaan. Tak sengaja dia menabrak seseorang, dan begitu melihatnya untu

Latest chapter

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: ENDING

    Pintu kamar terbuka, seolah Emmy sudah menunggu kedatangan Keenan ketika pria itu pulang dari kantor. Emmy menyembulkan kepalanya dari celah pintu yang dibukanya sedikit. Keenan mengernyit, dia bersandar di dinding.“Suamimu tak boleh masuk?” tanyanya.“Bukan.” Emmy menggeleng. “Tunggu sebentar. Lima menit. Ah, mungkin sepuluh menit.”“Apa yang kamu lakukan di dalam sana?”“Sabar sedikit.” Emmy kembali menutup pintu. “Jangan masuk sebelum aku mengizinkannya,” serunya lagi.Emmy menyusun satu per satu balon hias yang ditempel di dinding. Tak lupa tulisan ‘happy birthday’ dia gantung, lalu dia mengecek kembali kue ulang tahun Keenan. Setelah memastikan semuanya sudah beres, Emmy berjalan menuju kamar mandi.Digenggamnya alat tes kehamilan yang menunjukkan garis merah muda sebanyak dua garis, menunjukkan jika dia sedang hamil. Ini akan menjadi kejutan yang tidak akan pernah dilupakan Keenan, Emmy sangat yakin sekali.Dia memasukkannya ke dalam kotak dan menutupnya. Aksen pita merah muda

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: IV

    Hari yang cerah di awal Januari. Dalam balutan gaun putih tulang yang menutupi tubuhnya hingga ke kaki, Emmy berjalan didampingi oleh ayah Josiah, Stevano Miller. Dia tampak anggun dengan tiara yang dipasangkan ke rambutnya. Dia seperti puteri dari negeri dongeng.Para tamu tampak bersorak, berdiri menyaksikan kesakralan pernikahan antara Emmy dan Keenan. Lily bertugas menjadi pendamping wanita, Edmund menjadi pembawa kerajang bunga didampingi Liz dan Ivy. Ketiga wanita itu mengenakan gaun kuning lembut sementara Edmund tampil gagah dengan jas mungilnya.Aroma harum dari bunga-bunga azalea putih, rosemary dan juga marygold menguar dari bunga-bunga yang ditaburkan mereka. Di altar, Keenan menunggu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca. Dia sungguh tidak menyangka akan menemukan hari ini dalam hidupnya.Pria itu sempat berpikir kalau semuanya sudah berakhir. Ketika dia kehilangan Emmy dalam hidupnya, Keenan merasa kalau takdir memang begitu adanya. Siapa yang tahu kalau ternyata masi

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: III

    “Jadi, kamu adalah pemilik Sid and Co? Itukah alasan kenapa dulu kamu memintaku untuk bekerja di sana?”Leo mengusap telapak tangannya yang mulai berkeringat. Dia berbohong pada Ivy soal identitasnya, mungkin kekasihnya itu akan marah besar padanya. Leo mencoba memikirkan bagaimana caranya keluar dari masalah ini. Dia tidak mau Ivy akan meminta perpisahan. Sungguh, dia tidak mau.“Vy, aku hanya...”“Stop!” Ivy berbalik, menatap Leo dan menemukan pria itu kelihatan gelisah. Ivy nyaris tertawa dalam hati. Tapi ini kesempatan yang bagus untuk menguji seberapa besar Leo menginginkannya. “Kamu berbohong padaku. Sungguh! Kamu keterlaluan.”“Ivy, aku tidak ingin menyembunyikan identitasku.”“Lalu apa yang kamu lakukan ini?”“Aku hanya...”Ivy mendelik, menunggu dengan sabar sampai Leo menyelesaikan kalimatnya. Tapi ternyata setelah menunggu selama beberapa detik, pria itu malah bungkam dan tidak bicara. Perlahan Ivy mulai kesal. Padahal Leo tinggal mengatakan alasannya apa, tapi dia malah me

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: II

    Ketika Leo menjemput Ivy di kantornya, hari sudah menjelang malam. Pria itu menyandarkan pinggulnya di depan sedan Maybacth yang baru dibelinya dua hari yang lalu. Tak ada yang salah dengan SUV yang membawanya selama beberapa tahun ini.Tapi Leo tahu, mobil dengan body bongsor seperti itu kurang disukai oleh wanita. Walau Ivy tak pernah protes dengan SUV-nya, tapi Leo ingin Ivy nyaman di dalam kendaraannya sendiri saat dia bersama Ivy.Leo melirik ke dalam gedung bertingkat sambil menghela nafas panjang. Ivy tidak mau bekerja di perusahaannya sendiri walau Leo menawarkannya. Padahal, Leo tidak memberitahu kalau Sid and Co adalah miliknya, tapi Ivy tetap tidak mau bekerja di sana.Sebenarnya, Leo bukan datang dari keluarga yang kurang beruntung. Dia memiliki keluarga kaya raya, hanya saja kondisi anggota keluarganya memaksa dia keluar dari rumah pada usia empat belas tahun. Dia menjelajah seorang diri, menjadi objek bully bagi teman-teman sekolahnya hingga Keenan menemukannya.Tapi tah

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: I

    Axel menurunkan atap Stingray dan bersandar di bagasi, menunggu Lily turun dari apartemennya. Kerena Keenan sudah kembali, maka Axel kini memiliki waktu libur untuk dirinya sendiri. Pagi ini, dia akan menebus waktunya yang dihabiskan lebih banyak di perusahaan alih-alih bersama Lily.Lily turun dengan mengenakan dress selutut dan sepatu sneakers berwarna putih. Gadis itu lincah, bergerak ringan dan tersenyum menyapa Axel. Dia adalah hadiah yang tak terharga, begitu Axel menyebut Lily. Karena kehadiran Lily, dia tak perlu khawatir soal kehidupannya karena Lily selalu memiliki banyak cara untuk menghiburnya.“Apakah aku terlalu cantik? Kenapa kamu menatapku seperti itu?” goda Lily.Axel mengangguk membenarkan. “Kamu memang cantik. Sudah siap?”Lily mengangguk. Dia setengah berlari mengitari mobil dan masuk. Axel tertawa kecil. Dia terlalu mandiri. Bahkan para gadis akan mengantri untuk dibukakan pintu secara khusus bak tuan puteri. Tapi dia? Dia bahkan tidak menungguku melakukannya.Mer

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Maaf

    “Aku tidak tahu kalau kamu hamil saat aku pergi. Maafkan aku.”Liz menangis tersedu-sedu, tapi dia tahu itu bukan kesalahan Josiah. Liz menggeleng kuat. “Ini juga salahku. Maaf karena aku egois dan menyembunyikan semua ini darimu.”Josiah melepas pelukannya. Dihapusnya air mata yang masih terus jatuh di pipi Liz dan menunduk untuk mencium bibir Liz dengan penuh kerinduan. Edmund yang sedari tadi diam saja kini bertindak saat melihat Josiah mencium ibunya. Dia menarik tangan Liz, menghadang dengan sikap protektif.“Hanya aku yang boleh mencium Mom,” katanya dengan suaranya yang melengking.Josiah dan Liz tertawa kecil. Liz menatap Josiah, lalu mengangguk pada pria itu. Josiah bersimpuh dihadapan Edmund, dan pria kecil itu menelengkan kepala menatap Josiah. “Paman mirip sekali denganku,” gumamnya. “Apakah kamu Dad?”Air mata Josiah jatuh, namun dia tertawa menyadari kalau puteranya begitu cerdas. Dia mengusap kepala Edmund sambil berpikir, bahkan telapak tanganku masih lebih lebar dari

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kesempatan Kedua

    Emmy buru-buru melepas pelukan Keenan dari tubuhnya. Dia berdiri, menahan diri untuk langsung menganggukkan kepalanya. Dia memilih bersikap biasa saja walau dia nyaris melompat waktu Keenan mengajaknya menikah lagi.“Kita sudah bercerai, Tuan,” sahut Emmy santai.“Aku tahu.” Keenan meraih jemari Emmy lagi. “Berikan aku kesempatan kedua.”“Pun kalau aku memberimu kesempatan kedua, keluargaku mungkin tidak akan menerimamu.”“Aku akan berusaha merebut kembali kepercayaan mereka. Dengan cara apa pun, aku akan melakukannya.”“Bahkan kalau mereka memberi syarat kalau kita harus tinggal di sini?”Keenan melihat sekitarnya. Memangnya apa yang salah tinggal di desa? Ini cukup nyaman, bahkan Keenan semakin terbiasa hidup tanpa kemewahan. Dia tidak menggunakan pendingin ruangan, tidak bepergian ke klub, tidak berbelanja barang-barang mewah, tidak menggunakan mobil. Itu bagus dan dia nyaman.“Tinggal di desa tidak buruk, tahu?” sahut Keenan.Emmy merasakan wajahnya mulai merona merah. Jantungnya

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Menikahlah Denganku

    “Sepertinya kamu makin betah di sini.”Tiba-tiba Keenan dikejutkan oleh bisikan Josiah ketika pria itu muncul membawakan topi milik Emmy. Keenan nyaris berteriak karena kaget. untung saja dia bisa mengontrol emosinya dan tidak bersuara sedikitpun.“Aku akan tinggal di mana pun Emmy berada,” gerutunya pada Josiah. “Dan kamu jangan pernah mengacaukan rencanaku.”“Kamu mengancamku? Kamu tidak ingat aku siapa?”“Kamu kakak Emmy. Kamu sudah mengatakannya lebih dari seribu kali.”“Bagus kalau kamu tahu,” ejek Josiah. “Sebentar, aku akan memberikan topi ini pada Emmy lalu kita bisa mengobrol.”“Siapa yang mau mengobrol bersamamu?”“Ck!” Josiah berdecak, lalu berdiri mendekati Emmy.“Em, kamu lupa membawa topi.” Josiah menghampiri Emmy dan memasang topi itu langsung di kepala Emmy. “Aku akan menunggumu di tempat biasa.”Emmy mengangguk. “Thanks,” katanya.Josiah mengusap rambut Emmy dan tindakan itu membuat Keenan mengerucutkan bibirnya. Matanya menatap tajam Josiah saat pria itu menghampirin

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Lima Tahun Kemudian

    Begitu Liz dipindahkan ke ruang perawatan biasa, Lily dan Axel langsung menjenguknya. Liz tersenyum, memamerkan wajah pucat pasinya pada keduanya. Namun Lily mendengus kesal. Dia melipat kedua tangannya di dada, tapi tidak mau mendekat ke ranjang Liz.Liz tahu mereka berdua pasti sudah mengetahui kehamilannya. Dan dia juga tahu kenapa Lily memberinya reaksi seperti itu. Lily marah karena dia menyembunyikan kabar sebesar itu dari mereka, Liz pantas mendapatkan reaksi dingin seperti itu.“Kamu baik-baik saja?” tanya Axel, memilih mendekat ke ranjang rawat Liz.Dia mengangguk, lalu berusaha duduk. Axel membatu menumpuk bantal di belakang punggung Liz untuk membuatnya nyaman saat bersandar. Liz menatap Lily yang berdiri di dekat jendela. Dia melihat jauh ke luar, ke antara pepohonan rindang yang berjejer di sekeliling rumah sakit.“Maafkan aku,” kata Liz, setelah dalam ruangan itu hanya ada keheningan selama beberapa menit. “Aku tidak berniat menutupi semua ini dari kalian.”“Tapi nyatany

DMCA.com Protection Status