Share

Bab 100. Berdarah-darah

“Aduh!” Amalthea yang hendak mengambil ponsel di atas nakas, justru tidak sengaja menyenggol pigura berisi fotonya dan sang suami.

Benda itu jatuh hingga kacanya berserakan. Amalthea hendak membersihkannya, tetapi jarinya justru tertusuk pecahan beling tersebut.

“Sshhhh!” Ia meringis perih, lalu memasukkan jarinya ke dalam mulut. Tidak terlalu sakit hanya perih. Namun, setitik darah masih saja keluar dari ruas-ruas jarinya.

“Kenapa aku jadi kepikiran Mas Rion, ya?” Amalthea kemudian melihat ke arah jarum jam yang menunjukkan pukul 05.30 sore. Namun, sang suami belum juga pulang hingga membuatnya khawatir. “Ini lagi, kenapa Mas Rion belum balik juga, yah?”

Amalthea lalu bangun dari jongkoknya dan melihat ke arah ponsel miliknya yang tergeletak di lantai. “Ckckck!” Tidak ada pesan ataupun panggilan dari sang suami membuat hatinya semakin gundah gulana. Ia pun memutuskan untuk memanggil bibi.

“Bi, Bibi!” panggil Amalthea sambil berjalan menuju sofa. Ia tak mau jika sampai kakinya meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status