Share

104. Harus Tahan

“Ada yang ketawa dengerin kita ngobrol,” bisik Kirun sambil menunjuk ke arah Farah dengan isyarat dagu.

Orion melihat ke arah tunjuk Kirun, tetapi tatapannya justru bertabrakan dengan sang istri. Ia hendak mengulas senyum, tapi Amalthea justru melengos. Ia pun menghela napas dengan pasrah.

Siapa, sih, orang yang akan tahan diabaikan oleh pujaan hatinya? Menurut Orion tidak ada. Karena separuh napasnya ada dalam Amalthea. Peduli setan dengan penilaian orang yang mengatakan lebay. Toh, ia berkata jujur dari dalam hatinya.

Kedua alis Kirun hampir menyatu melihat temannya diam saja, bahkan melamun pada saat diajak ngobroil. Ia berdecak kesal. “Wah, si kampret in,” ujarnya menahan kentut. “Woi! Gue masih hidup di sini, anying! Kok, lo malah nyuekin gue, sih?”

Orion balas menatap Kirun tak akan sengit “Apaan, sih? Lagian, emang lo yakin, kalau Farah itu lagi ngetawain lo?” Ingin rasanya ia mengusir teman kampretnya itu pergi dari ruang rawat. Sungguh, ia ingin sendiri, ah, bukan sendiri,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status