Beranda / Pernikahan / Skandal Gila Suamiku / BAB 4- Ubah Strategi

Share

BAB 4- Ubah Strategi

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-30 23:20:48

“Nggak ada. Siapa yang aku datangi? Emang Sayank curiganya sama siapa?”

“Ya sebut aja siapa perempuan yang sedang Sayank dekatin.”

“Detrin?” ia menyebut nama perempuan yang pernah ia kenal lewat chat dan dulu ia ceritakan padaku. Ia pasti sengaja menyebut nama yang tak ada hubungannya sama sekali.

“Nggak tahu. Tapi bukan. Dia orang dekat kok.” Sindirku, kupikir ia akan sadar kalau yang dimaksud adalah Riya.

“Siapa ya?” tanyanya berlagak pilon. Sambil memandang ke langit-langit rumah, seolah jawabannya ada di sana.

“Sayank akrab sama dia, suka bercanda dan godain dia.”

“Siapa? Riya?”

DHESSS... Akhirnya ia sebut juga nama itu.

“Oh jadi Riya orangnya?”

“Nggak. Bukan. Aku nggak ngerti apa maksud Sayank. Katanya yang suka bergurau dengan aku, orang dekat. Aku Cuma asal sebut aja nama Riya.”

Aku mengurut pelipis. Tidak bisa seperti ini! Selagi aku tak punya bukti akurat yang bisa membuatnya mati kutu dan mengaku sendiri, selagi itu pula ia akan mati-matian menutupi sampai akhir. Kalau hanya sekedar mengandalkan omongan perempuan itu, bisa saja mereka nanti mengelak dan bahkan balik menyalahkanku.

Tapi, aku juga jadi ragu sendiri, apa benar dengan apa yang dikatakan Riya? Atau itu hanya untuk membuat hubunganku dengan Bang Roni merenggang? Tapi buat apa?

Selama ini aku mengenal Riya adalah orang yang baik dan dermawan. Ia suka memberi dan berbagi bahkan bukan hanya denganku, tapi juga dengan orang lain. Riya sosok orang ramah yang gampang akrab dengan orang baru, berbeda denganku yang agak tertutup dan pemalu.

Aku hanya bisa akrab dengan orang-orang yang bisa membuatku nyaman. Dan belakangan ini, aku cukup akrab dengan Riya, sejak ia sering meminta aku memasak dan menjaga anak-anaknya.

Hanya saja, memang sudah sejak lama aku melihat gelagat lain dari Riya setiap kali bertemu dan berbicara dengan Bang Roni. Ia terlihat caper dan gurauannya selalu mengarah ke topik-topik tentang cinta.

Suamiku yang memang suka bercanda, jadi terlihat keasyikan setiap kali meladeni banyolan Riya. Aku kadang hanya tersenyum melihat betapa akrabnya mereka. Tak sedikit pun curiga, karena memang mereka adalah sepupu kandung. Mertua perempuanku adalah adik dari Ibu Riya yang biasa kupanggil Bi Surani.

Bukan hanya itu saja, setiap kali kami ada acara kumpul keluarga besar, di saat baru datang dan tiba giliran Bang Roni bersalaman dengan Riya, perempuan itu selalu menyodorkan tangan menyuruh suamiku untuk mencium tangannya. Meski dibalut gurauan, aku tahu kalau itu seperti ia mengharap tangannya dicium, karena mungkin ia pernah melihat Bang Roni mencium punggung tanganku setiap kali mau bepergian ke mana-mana.

Pernah juga, saat lebaran kami menumpang mobil baru milik Riya untuk bersilaturahmi ke rumah keluarga yang lain. Bang Roni yang memang mahir mengemudi diminta untuk menyetir. Anehnya, Riya menyuruhku untuk duduk di kursi belakang bersama Bang Sarip suaminya. Sementara ia duduk di depan, bersama suamiku. Dan bisa kulihat betapa cerianya ia selama duduk di samping Bang Roni yang sedang menyetir, seolah-olah mereka adalah pasangan suami istri.

Feeling perempuan itu tak pernah salah. Aku tahu kalau Riya sudah menaruh hati sejak lama dengan Bang Roni. Tapi tak kuambil pusing. Aku justru saat itu bangga. Karena berpikir, wajah manis suamiku itu bisa membuat banyak wanita yang kelepek-kelepek. Artinya, aku adalah wanita beruntung yang bisa mendapatkannya.

Tapi kini, akibat aku yang terlalu santai dan lengah, aku kecolongan. Kalau memang benar apa yang diakui Riya, berarti ini semua terjadi juga karena kesalahanku.

“Jadi bener, Sayank lagi nggak ada hubungan dengan perempuan lain?” tanyaku dengan nada mulai menurun. Kini aku akan mengubah strategi. Karena cara sebelumnya tak akan berhasil.

“Nggak. Aku Cuma sayang dengan istriku.” Jawab Bang Roni sambil merangkul tubuhku. Tapi cepat ku lepas.

“Kok dilepas? Nggak mau dipeluk? Nanti aku diambil orang loh.” Guraunya.

“Aaaambillaah...” ujarku dengan nada cuek. “Kulepaskan kalau emang ada yang mau.”

“Kok gitu sih? Emang nggak sayang lagi sama aku? Nggak mau mempertahankan aku?” tanyanya seperti kaget dengan jawabanku.

“Kalau Sayank begitu gampang diambil orang, bukan berarti orang itu hebat. Tapi emang dasar Sayank aja yang gampang diambil. Kalau berkeras mau bertahan, nggak mungkin semudah itu diambil orang kan? Jadi untuk apa aku mati-matian mempertahankan orang yang udah nggak mau bertahan denganku? Lebih baik kuberikan sekalian.”

Bang Roni tercengang mendengar jawabanku. Namun kemudian ia terlihat sudah kembali berusaha tersenyum.

“Awas nangis.” Oloknya.

“Kalau melepas duri yang menyakitkan udah pasti nangis. Tapi aku yakin nangisnya nggak akan lama. Yang penting, duri itu cepat menunjukkan diri, jadi aku tahu kalau punya luka.” Sindirku dengan bahasa puitis.

“Nggak ngerti.” Kata Bang Roni.

Aku tersenyum. “Aku ingatkan ya Sayank. Kalau memang sekarang sedang mengkhianatiku, cepat ngaku. Biar gampang aku ambil keputusan. Siapkan aja uang untuk aku pulang kampung.” Kataku ketus.

“Tapi aku nggak selingkuh.”

“Ya syukur kalau nggak. Tapi ingat, Allah akan menunjukkan padaku bagaimanapun caranya.”

“Masa’ kalau aku selingkuh Sayank mau pulang?”

“Iyalah. Ngapain aku di sini kalau Sayank punya cinta yang lain? Kalau Sayank berani selingkuh, hanya ada dua pilihan.”

“Apa tuh?”

“Hubungan kita selesai dan aku kembali ke orang tuaku....”

“Nggak boleh!” potongnya. Padahal aku belum sempat menyelesaikan kalimatku.

“Kalau nggak mau pisah sama aku, maka kupastikan aku akan melakukan hal yang sama.”

“Sayank mau selingkuh juga?”

Aku menyeringai. “Iya dong. Biar Sayank juga merasakan gimana sakitnya diduakan. Dan merasakan gimana rasanya saat tahu pasangan kita mencium orang lain selain kita.” Sindirku.

“Untung aku nggak selingkuh.” Katanya enteng.

Aku hanya tersenyum kecil. Oh ya? Kita lihat saja. Aku akan coba membuktikan sendiri kebenaran omongan Riya. Setidaknya aku harus melihat, gerak-gerik Bang Roni beberapa hari ini. Untuk sementara, aku akan berpura-pura bodoh.

Bab terkait

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 5- Ternyata Benar

    “Nasi kotaknya udah diantarkan?” tanyaku pada Bang Roni yang baru saja datang dengan motornya. Dia bilang habis dari warung membeli rokok. Sementara aku baru saja selesai mengaji sehabis shalat Maghrib tadi. Dengan tasbih di tangan, aku sedang menunggu adzan Isya.“Udah. Sayank yakin nih nggak mau ikut acara di TPQ? Ini kan acara Maulid di tempat anak-anak kita ngaji.”“Nggak. Aku di rumah aja. Capek, kepalaku pening.” Kataku sambil menaikkan bawahan mukena yang tadi sempat melorot. “Sayank pergi emangnya?” tanyaku, karena kulihat ia seperti hendak mengganti baju.“Pergi dong. Nggak enak kan kalau orang tua nggak ada yang datang sama sekali? Nanti anak-anak sedih.”“Tumben...”“Kok tumben?”“Iya, selama ini Sayank nggak pernah mau kalau disuruh datang ke acara seperti itu. Biarpun kubilang untuk kepentingan anak-anak. Selalu saja ada alasannya. Tapi sekarang, kok kayak semangat sekali? Bahkan tanpa disuruh. Udah ada janjian kah sama seseorang?” sindirku sinis. Aku tahu, kalau

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 6. Menyadap WA Roni

    Aku mendadak terkejut dan langsung membuka mata. Kulayangkan pandangan ke sekeliling kamar yang gelap. Tanganku meraba-raba ke bawah bantal, tempat di mana aku biasa menyimpan ponselku.Kulihat waktu menunjukkan hampir pukul tiga pagi. Ah, ternyata aku ketiduran. Padahal tadi niatku hanya akan menemani Erin dan Erlan sampai tidur. Dan setelah itu mau keluar menunggu Bang Roni pulang yang tadi izin ke rumah Mas Indra. Namun ternyata aku justru ikut terlelap. Mungkin saking lelahnya setelah beraktivitas seharian. Aku beringsut pelan dan turun dari tempat tidur. Aku mau mengecek apakah Bang Roni sudah pulang? Sebab biasanya dia kalau sudah nongkrong  di tempat Mas Indra, bisa sampai menjejak ke subuh.Aku keluar dan kulihat Bang Roni sudah tertidur pulas di depan TV. Entah kapan ia pulang, aku tak mendengarnya. Ia pun tak membangunkanku. Aku duduk di samping ia tidur sambil memandangi Bang Roni lekat. Kejadian tadi siang mulai dari telepon dari Riy

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 7. Masih Memberi Kesempatan

    Kepalaku pusing bukan kepalang. Sakit hatiku terasa memuncak. Kini, tak ada lagi alasan bagiku untuk meragukan kata-kata Riya. Semua benar adanya. Bang Roni main gila di belakangku.Ku tutup layar laptopku. Aku tak mampu lagi untuk melanjutkan pekerjaan yang baru kuterima beberapa hari yang lalu itu. Otakku sudah tak bisa berpikir. Penuh akan pikiran tentang ini. Aku memilih untuk tidur siang demi mendinginkan hati. Tapi semakin aku mencoba untuk memejamkan mata, semakin aku tak bisa tidur karena menangis.Tapi sungguh, aku menangis bukan karena takut kehilangan Bang Roni. Aku menangis karena sedih telah dibohongi dan dibodoh-bodohi oleh dua orang yang begitu sangat kupercaya. Seandainya mereka memang saling menyukai, kenapa tak bilang langsung di depanku? Pasti akan aku ikhlaskan.Aku memang mencintai suamiku, tapi aku bukanlah orang bodoh yang hanya menggantungkan diri pada satu orang. Aku masih bisa mencari laki-laki yang seribu kali lebih baik darinya di lua

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 8. Kedatangan Riya Ke Rumah

    “Eh Say, jangan ngelamun!”Suara Riya mengagetkanku. Entah sejak kapan ia datang. Aku yang sedang termenung di kursi teras sampai tak menyadari kedatangannya.“Eh, tumben ke sini?” tanyaku dengan sedikit senyum, berusaha untuk tetap terlihat ramah. Padahal rasanya aku ingin mencakar wajah memuakkan perempuan itu.“Kan aku bilang, nanti mau ke sini buat cerita. Roni nggak ada kan?” tanya Riya sambil celingukan.“Nggak ada, aman.” Riya duduk di sampingku. Ia terlihat tak sabar untuk memuntahkan segala cerita busuknya.“Jadi gini Say, kamu tahu nggak kalau suami kamu tuh tergila-gila sama aku. Dia bucin banget. Roni bilang, sejak dekat sama aku dia nggak mau lagi ngelirik cewek lain. Dia Cuma mau fokus ke aku. Makanya, biarin aja dia berhubungan sama aku. Daripada dia selingkuh dengan cewek lain di luar sana, kan mending sama aku. Aku nggak mungkinlah merebut dia, karena aku udah punya suami. Kalau cewek lain, pasti nanti kamu dibikin cerai. Aku tuh bukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 9. Malam Sidang

    Aku menangis tanpa suara. Sakit sekali rasanya. Rasa marahku seakan sudah sampai batas. Bang Roni benar-benar sudah tak bisa diselamatkan lagi.Padahal sebelum ia pergi, aku sudah memberi pilihan dan kesempatan padanya untuk mengakhirinya hubungan dengan Riya. Meski secara tersirat, seharusnya dia mengerti. Tapi kini aku mengetahui kalau ia masih saja menggoda Riya lewat chat.Kepalaku sakit berdenyut karena membaca chat mesra mereka yang masuk di ponselku. Bayangkan saja, mereka chat an sejak jam 9 malam tadi sampai kini hampir jam 2 pagi.Bang Roni sempat meneleponku, meminta izin untuk pulang larut malam, karena katanya ia sedang lembur tempat Mas Indra. Ternyata itu hanya alasan, agar ia bisa lebih leluasa chat an dengan Riya.[ Sayank tahu nggak, kalau sebenarnya Sayank itu jodoh aku, tapi untuk di akhirat nanti ]Itu adalah salah satu kalimat godaan yang dilontarkan Bang Roni untuk Riya, membuat hatiku sedih bukan kepalang.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 10. Semuanya Baru Dimulai

    “Jadi dia sendiri yang mengaku dan cerita ke Sayank? Dia ceritakan semua, tentang apa yang kulakukan, sampai sedetail itu?” tanya Bang Roni.“Menurutmu?! Kau dengar sendiri kan? Kalau dia nggak punya perasaan sama sekali padamu. Dia Cuma butuh kau untuk menyalurkan nafsunya. Makanya dia ceritakan semua padaku, mengadukan semua kelakuanmu. Karena setelah dia bosan denganmu, dia tinggal pergi melenggang mencari selingkuhan baru. Aku heran dan nggak habis pikir, kok bisa-bisanya kau mempertaruhkan masa depan rumah tangga kita, anak-anak kita, hanya demi seorang perempuan yang lebih murahan dari pada lon**? Lebih jahat dari pada pencuri? Ke mana akalmu Roni? Seharusnya kau pakai akal sehat, pakai logika! Jangan nafsu aja yang kau kedepankan!”BRAKKK...!!!Bang Roni meninju meja kecil yang ia buat untukku tadi. Untung saja tak ada laptop di atasnya, karena meja itu terbelah menjadi dua. “Dan satu lagi, kau bilang sekarang tak lagi bahagia hidup denganku, apalagi seja

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 11. Pukulan Pertama Untuk Riya

    Ponsel Bang Roni kini aku yang pegang. Dia sudah menyerahkan semua padaku dan menunggu apa pun itu instruksi dariku. Semua rencana sudah kusematkan di dalam kepala. Mulai hari ini, aku yang akan mempermainkan perasaan mereka.[ Ayank, kok tumben nggak ada nge-chat? ][ Yank, telfon sebentar dong. Pengen dengar suaranya ][ Ayank marah atau lagi sibuk? ]Berkali-kali chat masuk dari Riya sengaja tak ku balas. Tapi aku sengaja membukanya agar ia melihat dan merasa dicuekin. Sementara dari awal pagi, aku sudah menyuruh Bang Roni untuk pergi bekerja, tentunya tanpa membawa ponsel. Kini aku yang pegang kendali. Sejak kejadian semalam, aku sudah buat perjanjian dengan Bang Roni agar ia tak protes dengan apa pun yang akan aku lakukan. Dan tentu saja, ia mau tak mau harus setuju.“Kau jangan mengatakan apa pun pada Riya. Jangan bilang kalau aku sudah mengatakan semuanya padamu. Anggap saja tak terjadi apa-apa malam ini. HP kamu aku yang pegang, dan aku yang ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 12 Meminta Izin Pada Bang Sarip

    “Say, semalam Roni bilang kalau dia nggak bisa lagi datang ke rumahku.” Kata Riya.Ia tiba-tiba saja duduk di sampingku yang sedang bersantai di teras rumah. Aku memang suka sekali menghabiskan waktu di kursi sofa butut pemberian mertuaku yang memang sengaja kami letakkan di teras. Selain karena rumah kami yang sempit, juga karena agar kami bisa menghirup udara segar di sore hari. Aku bahkan betah berlama-lama duduk di situ, kadang sampai malam.“Oh ya? Kok gitu? Kalian berantem apa gimana?” tanyaku pura-pura tidak tahu. Padahal aku suka melihat keadaannya kini yang mulai kalang kabut.“Nggak ada. Malah malam sebelumnya kami masih video call sambil chat an. Tahu-tahu besoknya dia nggak datang ke rumah seperti biasa. Pas aku tanyain, katanya dia nggak mau lagi ke rumahku diam-diam.”“Trus?”“Dia bilang, mau ngomong sesuatu sama aku. Pengen ketemuan di luar. Tapi mau ajak kamu juga.”“Loh kok gitu? Berani banget dia.”“Dia bilang, dia mau ngaku aja s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10

Bab terbaru

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 37 Saat Berpisah

    “Iya, ini aku dengar dari salah satu bestie-nya Riya. Kakak kenal sama yang namanya Maryana kan? Masih sepupu Roni juga. Riya pernah cerita sama dia, katanya pernah selingkuh dengan Roni. Mereka seharian di hotel Cuma berdua-duaan pas Riya kabur dari rumah gara-gara berantem sama Bang Sarip. Pikir aja coba, kalau Cuma berdua di hotel, mereka mau ngapain? Masa Cuma pandang-pandangan? Soal ini sih nggak banyak orang yang tahu, karena Riya cerita sama orang-orang terdekatnya aja. Tapi namanya dari mulut ke mulut, nyampai juga ke telingaku.” Kata Ayu menjelaskan. Aku sejenak terdiam beberapa saat.Apa maksud Riya menceritakan ke sana-sini soal dia yang berduaan dengan Bang Roni di losmen kemarin? Bukankah hal seperti itu harusnya ia tutupi karena menyangkut aib? Kenapa Riya sangat tak tahu malu jadi perempuan?“Jadi Riya baru-baru ini keguguran?” tanyaku memastikan.“Iya. Waktu kemarin aku masih di rumah sakit, Riya juga ke sana karena dikuret.”“Berarti baru beberap

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 36 Cerita Mengejutkan Dari Ayu

    Aku memarkir sepeda motor di samping rumah Ayu, di bawah sebuah pohon rambutan. Malam ini, aku hanya pergi bersama kedua anakku. Bang Roni kutinggal di rumah, dan aku tak peduli dia mau datang ke sini atau tidak.Dengan penuh percaya diri aku melangkah masuk ke dalam sambil mengucapkan salam. Terdengar beberapa orang membalas salamku. Dari ekor mata, dapat kulihat ada Riya yang sedang duduk bersama beberapa anggota keluarga yang lain.“Sini Kak....” Ayu melambai padaku sambil tetap menggendong bayi mungil yang baru saja ia lahirkan seminggu lalu.Aku duduk di depan Ayu sambil mengatur posisi duduk untuk Erin dan Erlan agar tak mengganggu orang lewat.“Lucunya.... Harum bayi emang enak ya...” kataku sambil menciumi bayi lelaki di pangkuan Ayu.“Eh, ini siapa ya? Kok kayak kenal?” tanya seorang kerabat jauh Bang Roni yang berbadan gemuk.“Ini loh istrinya Roni. Masa’ nggak ingat?” jawab Ayu.“Ah masa’? Perasaan istrinya Roni nggak secantik ini.” Pere

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 35 Diundang Saudara

    “Emangnya apa yang udah pernah kamu kasih ke dia? Kalau dia iya, banyak belikan kamu makanan enak!”“Oh mau mengungkit?! Oke, sekarang bayar upahku merawat dan mengasuh Hilda sama Ola selama ini! Kalau kalian bayar Baby Sitter, sebulan seenggaknya satu setengah juta. Hilda dan Ola dititipkan di rumah ini dari pagi sampai malam, udah hampir setahun. Jadi bayar upah baby sitter buatku. Trus upah masak. Riya tiap nyuruh masak Cuma ngasih bahan. Tapi rempah, minyak, bumbu, dan gas nggak pernah ngasih. Dan terakhir, aku minta kembalikan ciuman suamiku. Kembalikan keutuhan rumah tanggaku, kembalikan rasa percaya dan cintaku untuk suamiku. Bisa nggak dia mengganti itu semua?! Bisa?! Sini bayar sama aku! Kalau sampai aku bercerai sama Roni gara-gara dia, aku minta ganti rugi karena udah membuat masa depan anak-anakku jadi suram. Jadi, jangan sok-sokan mengungkit pemberian Riya. Apa yang anak kamu berikan ke aku itu nggak ada apa-apanya Bi. Masih bisa diganti semua. Tapi apa yang udah dia lak

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 34 Bi Surani Yang Arogan

    “Sartika, sini dulu....” Bi Rabiah memanggilku yang sedang menimba air sumur di depan rumah. Sementara ia melambaikan tangan dari jendela dapurnya.Aku mendekat dan bertanya,” kenapa Bi?”“Roni mana?” tanyanya setengah berbisik.“Masih tidur kali, di kamar depan.” Jawabku malas. Aku sungguh tak mau tahu lagi soal lelaki itu. “Eh sini deh...” ia melambai lagi, menyuruhku untuk lebih mendekat. Sepertinya transfer data akan dimulai. Dia mulai menggosip. “Ada apa lagi Bi? Apa ini tentang semalam?” tebakku.“Iya. Kamu tahu nggak, tadi pagi Riya dilabrak sama Bibinya sendiri.”Aku mengerutkan kening. “Bibi yang mana?” tanyaku lagi. Karena Bang Roni memang punya banyak Bibi. Mama mertuaku punya empat saudara perempuan.“Si Yati yang ngelabrak.”“Ngapain Bi Yati ngelabrak Riya?”“Semalam habis dari rumah kalian, mertua kamu tuh singgah ke tempat Yati. Mungkin ngomongin soal ini. Jadi tadi sekitar jam enam, Yati datang ke rumah Riya. Nanyai

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 33 Ingin Bercerai

    Kuputar rekaman suara Riya dengan volume suara paling besar. Tampak sekali keterkejutan di wajah semua orang yang ada dalam ruangan ini. Hanya Bang Roni yang tertunduk sambil menutupi wajah. Ia pasti sangat malu, karena pengakuan Riya yang ada di dalam rekaman suara itu benar-benar menceritakan tentang semua kelakuan mesumnya.“Ini pengakuan Riya. Apa Ayah dan Mama juga mau baca isi chat mesra mereka?” tanyaku dingin. Sekarang mereka sudah tahu kelakuan anaknya.Ayah, Bi Rabiah dan kedua Paman yang lain hanya menggelengkan kepala. Sementara Mama sudah menangis.“Nggak perlu, Sar. Kami percaya aja sama kamu. Lagi pula itu adalah aib suami kamu, yang kalau bisa ditutupi hingga akhir. Cuma Ayah mau tahu aja, mereka sudah sejauh mana?” tanya Ayah padaku.“Ayah tanya aja sendiri sama Roni. Dia yang melakukannya.” Kataku datar sambil melirik Bang Roni.“Roni....??” Ayah memanggil Bang Roni, memaksa untuk mengaku.“Kami nggak pernah melakukan hal di luar batas

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 32 Memberitahu Orang Tua Roni

    “Sartika, tolong jangan keras kepala! Kalau dibiarkan, Roni bisa membunuh orang!” Teriak Paman Fauzi, masih berusaha membujukku untuk mengambil pisau di tangan Bang Roni. Mereka sungguh tampak kewalahan.“Lepasin aja Paman. Biarkan apa maunya. Aku nggak yakin dia akan benar-benar mendatangi rumah Riya. Percayalah, Roni itu Cuma menggertak. Dia nggak mungkin berani membunuh orang.” Kataku sambil meninggalkan mereka ke dapur. Tenggorokanku kering, ingin minum.Benar dugaanku, Bang Roni tak lagi mencak-mencak seperti tadi. Kudengar suasana sudah agak tenang. Dan begitu aku kembali, kulihat Paman Ardi dan Paman Fauzi sudah melonggarkan pegangannya pada Bang Roni. Meski mereka masih tampak waspada.Aku yang melihatnya hanya bisa menyeringai sambil menggelengkan kepala. Ternyata Bang Roni hanya gertak sambal. Jangankan membunuh, mendatangi Riya ke rumahnya pun tak berani. Laki-laki seperti apa dia?“Duduk dulu sama-sama Sar. Bicarakan baik-baik dengan kepala dingin.” B

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 31 Ribut Besar

    Aku mengepalkan tanganku diam-diam. Gigiku sudah gemeretak menahan emosi yang sedikit lagi nyaris meluap. Ingin rasanya aku mencakar wajah Bang Roni dan Riya saat ini, seandainya saja mereka berdua sedang berada di depanku.Sekali lagi, aku telah dibohongi mentah-mentah. Benar firasatku malam itu yang mengatakan, kalau mereka keluar berdua, pasti berciuman untuk yang terakhir kalinya. Mereka pasti sama-sama tak mau rugi. Hubungan berakhir paksa, setidaknya mereka masih bisa saling mencicipi bibir masing-masing.Dan Bang Roni, padahal sudah berjanji padaku tak akan mengulangi lagi, ia bahkan seolah benci pada Riya. Nyatanya, mereka berciuman dan ia bahkan menutupinya hingga saat ini. Untungnya Riya keceplosan dan aku bisa mengetahui kebenarannya.Baiklah, ini akhir dari semua. Akan aku sudahi kali ini. Sudah cukup aku dibohongi dan dipermainkan. Saatnya mengambil tindakan. Aku akan tunggu Bang Roni pulang, dan memberi pelajaran pada lelaki jahat itu.“Oh jadi kali

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 30 Kebohongan Yang Kembali Terkuak

    “Roni belum pulang kerja ya Say?” Tanya Riya begitu ia datang dan duduk bersamaku di teras rumah.Selalu saja setiap dia datang, yang ditanyakan pasti Bang Roni. Yang dicari pasti Bang Roni. Bahkan datang dengan membawa makanan pun, dia selalu menyisihkan untuk Bang Roni terlebih dulu, baru kami boleh memakannya.Aku kadang tak habis pikir. Riya bilang tak punya perasaan dengan Bang Roni, tapi selalu caper dan seolah minta dikejar-kejar. Tapi saat kemarin aku suruh mereka melanjutkan hubungan dan menikah, dia tak mau. Jadi apa sebenarnya tujuan dia mendekati Bang Roni? Hanya untuk menghancurkan rumah tanggaku dan bersenang-senang?“Belum. Paling nanti dekat mau Maghrib.” Jawabku singkat.“Dia masih sering keluar malam?” “Masihlah seperti biasa.”“Dia bilang sama aku udah nggak. Kemarin pas aku dekat sama dia tuh aku nasehatin, biar di rumah aja. Kalau malam nggak usah ke mana-mana. Dan kamu liat sendiri kan, kemarin waktu masih berhubungan sama aku, di

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 29 Riya Protes

    Sudah beberapa hari, sejak aku memblokir akses WhatsApp dan Facebook Riya di ponsel Bang Roni. Belum ada tanda-tanda kalau Riya protes atau marah. Entah karena dia memang belum menghubungi Bang Roni, atau karena dia sudah tahu, namun tak mau bertanya. Biar saja, setidaknya aku lega karena ia tak bisa lagi menggoda suamiku. Riya masih sesekali menghubungiku lewat chat, namun Cuma sekedar minta dimasakkan sesuatu atau menyuruhku untuk menjaga kedua anaknya.Ponselku berdering saat sedang melipat pakaian. Kulihat di layar, ternyata ibu mertuaku yang menelepon.“Assalamualaikum Ma. Ada apa?” tanyaku begitu mengangkat panggilan telepon.“Roni ke mana Sar?”“Bang Roni masih kerja, belum pulang. Paling nanti sore.” Kataku. “Emang kenapa Ma?”“Tolong sampaikan ke Roni ya. Paman Aryo yang rumahnya di kampung seberang lagi sakit parah. Nanti malam insya Allah kami mau jenguk. Roni suruh siap-siap, dia harus ikut. Biar bisa gantian bawa mobil sama Ayahnya.”

DMCA.com Protection Status