Home / Pendekar / Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana / Bab 77: Demi Kreadibilitas!

Share

Bab 77: Demi Kreadibilitas!

last update Last Updated: 2023-06-29 07:09:16

Seketika itu, para pendekar muda yang ada di situ tertegun ketika Nyonya Deng memotong perkataan Zhu Lian. Baru saja, mereka disebut sebagai pendekar amatiran olehnya.

Yang paling tersinggung disebut seperti itu adalah Serpent An. Sang ninja wanita memang masih berada di tingkat Elevate. Akan tetapi, nama Serpent An harum di kalangan pendekar, terutama para Ronin. Karena bisa dikatakan, dia Ronin wanita generasi baru paling tangguh saat ini.

Sehingga, Serpent An mengerling pada Nyonya Deng. Sorot matanya nmpak begitu tajam, seolah ingin menerkam. Tetap sabar, ia membetulkan posisi kacamatanya. Sedangkan Nyonya Deng terus mengoceh.

“Sudahlah, sebaiknya kita patuangan saja untuk menyewa jasa pendekar yang lain. Mereka memang tidak dibayar untuk mencari obat bagi Deng Rong. Tetapi lihat, mereka kelihatan masih anak ingusan semua!”

“Bibi, membayar jasa para pendekar untuk mendapatkan barang langka itu tidaklah murah. Mereka harus dibayar per-jam. Belum lagi, kita mesti menebus bahan-bahan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 78: Petunjuk Si Topeng Iblis

    Salah satu pendekar yang mengenakan baju lapangan berwarna kelabu dan menutupi sebagian wajah dengan masker berkata-kata pada temannya.“Apakah dia berasal dari kelompok Ronin yang sama dengan yang dilihat oleh teman-teman kita kemarin?” tanya kawannya yang mengenakan setelan serupa. Namun, tidak menyulubungi wajah. Ia memiliki rambut panjang.“Bisa jadi begitu,” sambut temannya.“Mungkin dia mencari bahan obat-obatan. Bersiaplah, kita memiliki saingan. Coba kita buntuti dia. Siapa tahu, dia malah membawa kita pada petunjuk yang berguna,” ujar si rambut panjang.Keduanya memandangi Zhu Lian yang saat itu tengah berada pada sebuah kawasan lembah di bawah puncak Gerbang 4.Saat itu, Zhu Lian tidak bermaksud untuk bereksplorasi sendirian. Seperti yang ia rencanakan, dirinya hanya ingin bertanya-tanya pada para pendekar yang lebih senior dari dia mengenai Singa Betina Kelam.Walau lantai 4 merupakan tempat para pendekar Elevate berkultivasi, namun tidak menutup kemungkinan ada pendekar ya

    Last Updated : 2023-06-30
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 79: Teman Bermesraan Ninja Wanita

    Kata-kata kawannya membuat pendekar berbaju kelabu yang sedang meneropong memandang ke arah temannya. Lalu, ia berkata.“Jika Lin Jiang yang berkata pada si Ronin untuk datang ke Rimba Terang ini, berarti, petunjuk yang didapatkan anak itu cukup akurat, Saudaraku.”Rekannya membalas, “Itulah mengapa aku mengajakmu mengikuti dia kemari. Kita lihat saja nanti. Siapa yang akan mendapatkan singa-singa betina itu duluan. Kita, atau dia,” katanya. Kedua orang itupun saling bertukar seringai tipis penuh arti.Pagi itu sudah pasti Zhu Lian tidak berburu sendirian. Dari Rimba Terang, ia kembali ke Mortal Realm. Siang harinya ia berjumpa dengan Bangau Jambon, Camar Putih dan Serpent An, guna membicarakan rencana berburu mereka malam nanti.“Menurutku, ada baiknya kita langsung berkemah saja di sana malam nanti, Zhu Lian. Supaya, kita tidak perlu bolak-balik dari sana kemari lagi demi singa tersebut,” usul Serpent An.“Aku sepakat dengan An. Jika kita bolak-balik, rasanya terlalu buang-buang wak

    Last Updated : 2023-06-30
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 80: Berhadapan Dengan Singa Betina Kelam

    Begitu mendengar suara Bangau Jambon dari perangkat radio komunikasi nirkabelnya, Zhu Lian langsung memberi titah.“Awasi terus singa tersebut, Bangau Jambon. Serpent An, kau berada paling dekat dengan Bangau Jambon …”“Aku sudah menuju ke sana,” sambar Serpent An menjawab.“Baik. Camar Putih, Yan Yin dan Qigang awasi seluruh akses di sekeliling singa itu berada. Jangan sampai ia luput dari pengawasan kita dan malah berkelahi dengan Singa Terang di sana!”Saat itu Zhu Lian berkata-kata sembari mengerahkan teknik langkah Bayangan Angin. Dia tengah menggandeng Luo Yan. Keduanya melesat menuju tempat Bangau Jambon berada.Sesungguhnya pada saat sang Ronin menghubungi Zhu Lian, pemimpin party mereka dengan Luo Yan sedang saling berkecupan.Zhu Lian menoleh pada Luo Yan sembari tersenyum. Sedangkan dokter cantik itu membalas. Senyum pada wajahnya berarti bahwa ia menaruh keyakinan terhadap pimpinan kelompok mereka.“Kita akan mendapatkan bahan-bahan itu sekarang, Luo Yan. Nyonya Deng harus

    Last Updated : 2023-07-01
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 81: Kode Etik Dunia Persilatan Diterapkan

    Pendekar yang berambut panjang berkata-kata. Temanya menambahkan. “Kalian seharusnya berterima kasih pada kami. Tetapi, tidak perlu. Izinkan kami mengambil gigi-gigi dan buntut Singa Betina Kelam tersebut.”“Tunggu dulu. Apakah aku mengenal kalian?” Serpent An berkata sembari melangkah maju lambat-lambat, menyambut tamunya.“Tentu saja kau tidak mengenal kami, Serpent An. Kau adalah pendekar wanita yang pengikutinya banyak di media sosial. Siapalah kami yang hanya pendekar sekedar lewat,” ujar pria dengan penutup wajah.Luo Yan mengetahui. Ada niat dari kedua pendekar itu ingin memperoleh bahan-bahan yang ditinggalkan si Singa Kelam Betina.Dengan sigap, dia segera mengambil gigi dan buntut makhluk yang sebenarnya memang takluk di tangan salah satu dari dua pendekar tersebut. Ia segera memasukkan bahan-bahan obat itu ke dalam tasnya.“Hei, hei, Dokter. Ayolah. Aku tahu mungkin kau membutuhkan bahan-bahan tersebut. Tetapi kita belum menjalin kesepakatan!” kata pendekar kelabu berambut

    Last Updated : 2023-07-02
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 82: Saatnya Naga Dibangkitkan

    Sembari terus melangkah, Luo Yan dan Serpent An bertatap-tatapan. Mereka sama-sama merasa khawatir terhadap Zhu Lian.“Lalu, apa rencanamu sekarang, An?” tanya Luo Yan.“Apalagi? Kita akan menyaksikan Zhu Lian bertarung secara diam-diam. Jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan, kita selamatkan dia dan pergi dari sini sesegera mungkin,” jawab Serpent An.Di tempat Zhu Lian berada. Dalam keremangan Rimba Terang, ia berdiri di hadapan kedua lawannya, mengawasai kedua pendekar yang mengenakan setelan berwarna kelabu tersebut.Pada saat Luo Yan beranjak tadi, Zhu Lian telah meminta tas sang dokter. Sekarang dia meletakkan tas bersisi sisa-sisa yang ditinggalkan makhluk yang mereka buru itu ke tanah. Lalu, ia berucap. “Kalau memang kalian menginginkan sisa-sisa yang ditinggalkan oleh Singa Betina Kelam itu, kalahkan aku dulu.”“Siapa kau sebenarnya, Ronin?” tanya pendekar yang berambut panjang. Ia menatap Zhu Lian penuh rasa pensaran.“Perkenalkan, aku Zhu Lian. Aku adalah seorang pedaga

    Last Updated : 2023-07-03
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 83: Ilmu Kebal Tubuh Tingkat Soaring

    Sejak melihat serangan jarak jauh lawan yang berbentuk ular, Zhu Lian sudah mengetahui. Dirinya akan berhadapan dengan para pendekar tingkat Soaring. Sebetulnya, Zhu Lian sendiri tidak dapat memperkirakan. Mampukah dirinya yang masih level Elevate mengalahkan mereka? Terutama, dia berhadapan dengan dua orang yang levelnya jelas-jelas berada di atas dia. Meski begitu, ia tidak gentar. “Mungkin saja kekuatan spiritual mereka hebat. Kata kakek, biasanya orang-orang seperti itu akan lebih mengandalkan serangan jarak jauh mereka. Teknik bela diriku bisa jadi lebih unggul dari mereka. Jadi strateginya adalah …” Sementara Zhu Lian tengah berpikir, kedua lawannya sudah menerjang maju ke arahnya. Si rambut panjang telah siap melepaskan pukulan. Pada lengan kanannya terlihat cahaya berbentuk ular yang tengah menganga. Teknik Pukulan Pagutan Ular Sinting. Pria yang menggunakan masker juga sudah bersiap. Sembari mendekat ke arah Zhu Lian, tangannya telah terkepal. Lengannya terbungkus cahaya

    Last Updated : 2023-07-03
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 84: Pertanda Ada Sesuatu Yang Besar Terjadi

    “Jika kau mati, kami tidak bertanggungjawab atas nyawamu, Ronin!”Dua pendekar yang dihadapai Zhu Lian berkata-kata sembari menggerak-gerakkan tangan mereka. Sepertinya, mereka mulai mempersiapkan teknik serangan jarak jauh.Sebaliknya, Zhu Lian tidak lantas mengikuti apa yang mereka lakukan. Dia malah tetap mengerahkan ilmu kebal tubuh, juga teknik Langkah Bayangan Anginnya. Sebagai tanda, bahwa dia berinisiatif untuk bertahan.“Bersiaplah untuk menghadapi serangan kami!” pendekar kelabu dengan rambut panjang kembali berkata-kata. Kedua tangannya sekarang telah dilingkari pendaran cahaya berbentuk ular.Sedangkan cahaya berbentuk iguana terlihat muncul di kepala temannya. Pria yang mengenakan masker itu turut berucap, “Sekarang kau akan melihat kekuatan kami yang sebenarnya!”Serempak, kedua orang itu bergerak untuk melepaskan teknik jarak jauh mereka ke arah yang berbeda. Namun, tidak ada tanda-tanda Zhu Lian bersiap untuk menghadapi mereka.“Arghhh …!”“Ghaaak …!”Tiba-tiba saja, k

    Last Updated : 2023-07-04
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 85: Kembalinya Sang Guru

    Sembari berkata-kata, Serpent An yang berbaring di sebelah kanan Zhu Lian beringsut. Dia menempelkan tubuhnya pada Zhu Lian yang merebah terlentang. Tanpa ragu, ia melingkarkan tangan pada tubuh pimpinan eksplorasi mereka.“Terima kasih untuk dekapanmu ini, Serpent An. Lelahku langsung terusir rasanya,” senyum Zhu Lian. Ia menoleh pada si Ronin wanita. Ia balas merangkul Serpent An. Wajah wanita muda itu juga berada sangat dekat di depan mukanya.Kemudian, terjadi hal yang tak Zhu Lian duga sebelumnya. Serpent An mendaratkan bibirnya pada pipi Zhu Lian.“Luo Yan, kau tidak cemburu aku seperti ini pada Zhu Lian, bukan?” Serpent An berucap iseng.“Tentu saja tidak. Zhu Lian pantas untuk mendapatkannya,” jawab Luo Yan yang berada di sisi kiri Zhu Lian. Ia terkekeh-kekeh tanpa suara.Memasang raut layaknya terkejut, Zhu Lian menoleh ke arah Luo Yan. Mereka bertiga berada di dalam sebuah sleeping bag.Sebenarnya saat itu, Luo Yan juga tengah melingkarkan tangannya pada lengan kiri Zhu Lian

    Last Updated : 2023-07-04

Latest chapter

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 271: Sistem Kesatria Langit di Non Aktifkan

    Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 270: Menaklukkan Ilmu Hitam

    “Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 269: Kebangkitan Sang Kelam

    “Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 268: Usaha Pembunuhan Terhadap Xian Hua

    Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 267: Eksekusi Penghakiman Penguasa Tujuh Langit

    Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 266: Demi Seorang Sahabat

    Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 265: Siapa Si Konselor Sebenarnya

    Bai Lu mendatangi Zhu Lian dari arah belakang. Tempat mereka berada adalah sebuah ruangan santai yang memiliki balkon.Sedangkan Xue Er dan Feihong ada di bawahnya, duduk-duduk pada sebuah ruangan lain yang begitu lega layaknya sebuah hangar. Di sana, Jing Yi dan Zexian juga duduk bersama mereka.“Ya, Guru?” sahut Zhu Lian tidak seserius itu.“Kau masih mau memanggilku ‘guru’?” canda Bai Lu.“Bagaimana pun juga kamu adalah guru keduaku, bahkan orang yang mau mengajariku bertualang,” kata Zhu Lian.“Dan ternyata sebetulnya kau tidak juga membutuhkan seorang guru,” Bai Lu berkata seraya tersenyum.“Tidak juga. Sekuat apapun seorang pendekar, ia membutuhkan seorang mentor, bukan?” ujar Zhu Lian lagi.“Jika aku adalah guru, bagaimana dengan Xue Er?”Pertanyaan Bai Lu membuat Zhu Lian terdiam. Terus terang, mendengar nama kekasihnya itu disebut saja, hati Zhu Lian bak bergetar.Dia bagai percaya tidak percaya. Ia sudah memastikan bahwa dirinya sudah bertekad bakal menikahi Xue Er yang begi

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 264: Dua Pemuda Galau

    Hu Chen tercengang. Xue Er berkata-kata di belakangnya. Tubuhnya tidak dapat digerakkan sementara ia merasakan ada sesuatu yang menjalar dalam badannya.Si Buaya Penjelajah melakukan kebodohan. Baru saja, Xue Er memperagakan teknik tingkat Summit miliknya yang bernama Ilusi Klon Para Penari Maut.Selain itu, dia langsung mengerahkan jurus totoknya yang disebut Sentuhan Bayangan Racun Perampas Sukma.Xue Er berkata lagi, “Kau beruntung karena hasrat pembunuhku tidak sedang menggelora, Hu Chen. Tapi sekali lagi kamu berani berada di dekatku, kau bahkan tidak akan menyadari bahwa aku telah merenggut nyawamu.”Selanjutnya, Hu Chen merasa salah satu titik pada tulang punggungnya disentuh. Ia dapat kembali bergerak. Begitu ia membalikkan badan, dirinya melihat. Xue Er sudah ada berada dengan Zhu Lian jauh di sudut ruangan sebelah sana.“Aku melihatnya, berengsek. Apa yang kau katakan pada Xue Er sehingga si Putri Teratai Emas mengamuk, Hu Chen?”Untuk yang kedua kali, Hu Chen dibuat terkeju

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 263: Buaya Merayu Teratai

    Sekali lagi, Xue Er merapal kekuatan spiritualnya. “Kak Zhu Lian, aku mengasihimu dan ini adalah kekuatan cinta,” Xue Er berkata dalam benaknya.Seketika itu tangan kanan God Cultivatron V yang berwarna keemasan menyala layaknya bara api. Lalu, Xue Er berucap.“Tinju Badai Sakti Pemurni Jiwa!”Kekuatan spiritual berkaitan dengan kekuatan pikiran juka tekad. Nama-nama teknik yang dimiliki para pendekar tercetus begitu saja dalam pikiran mereka secara spontan.Sementara Bai Lu yang pernah menggunakan busur panah ayahnya mengucapkan jurus yang pernah ia kerahkan, Xue Er menciptakan dan menamai tekniknya sendiri.“Xue Er …” ucap Zhu Lian kagum dalam dirinya.Tangan kanan God Cultivatron V yang mengepal pun menghentak ke depan. Seketika itu, bara pada lengan mesin tempur tersebut melesat ke arah Jenderal Kelam.Pancaran energi tersebut berbentuk sebuah kepalan berwarna layaknya api tersebut menerpa tubuh makhluk itu.Bwussshhh …!“Hriaaaakh …!”Dalam hitungan detik, tubuh dari monster raks

DMCA.com Protection Status