“Jika kau mati, kami tidak bertanggungjawab atas nyawamu, Ronin!”Dua pendekar yang dihadapai Zhu Lian berkata-kata sembari menggerak-gerakkan tangan mereka. Sepertinya, mereka mulai mempersiapkan teknik serangan jarak jauh.Sebaliknya, Zhu Lian tidak lantas mengikuti apa yang mereka lakukan. Dia malah tetap mengerahkan ilmu kebal tubuh, juga teknik Langkah Bayangan Anginnya. Sebagai tanda, bahwa dia berinisiatif untuk bertahan.“Bersiaplah untuk menghadapi serangan kami!” pendekar kelabu dengan rambut panjang kembali berkata-kata. Kedua tangannya sekarang telah dilingkari pendaran cahaya berbentuk ular.Sedangkan cahaya berbentuk iguana terlihat muncul di kepala temannya. Pria yang mengenakan masker itu turut berucap, “Sekarang kau akan melihat kekuatan kami yang sebenarnya!”Serempak, kedua orang itu bergerak untuk melepaskan teknik jarak jauh mereka ke arah yang berbeda. Namun, tidak ada tanda-tanda Zhu Lian bersiap untuk menghadapi mereka.“Arghhh …!”“Ghaaak …!”Tiba-tiba saja, k
Sembari berkata-kata, Serpent An yang berbaring di sebelah kanan Zhu Lian beringsut. Dia menempelkan tubuhnya pada Zhu Lian yang merebah terlentang. Tanpa ragu, ia melingkarkan tangan pada tubuh pimpinan eksplorasi mereka.“Terima kasih untuk dekapanmu ini, Serpent An. Lelahku langsung terusir rasanya,” senyum Zhu Lian. Ia menoleh pada si Ronin wanita. Ia balas merangkul Serpent An. Wajah wanita muda itu juga berada sangat dekat di depan mukanya.Kemudian, terjadi hal yang tak Zhu Lian duga sebelumnya. Serpent An mendaratkan bibirnya pada pipi Zhu Lian.“Luo Yan, kau tidak cemburu aku seperti ini pada Zhu Lian, bukan?” Serpent An berucap iseng.“Tentu saja tidak. Zhu Lian pantas untuk mendapatkannya,” jawab Luo Yan yang berada di sisi kiri Zhu Lian. Ia terkekeh-kekeh tanpa suara.Memasang raut layaknya terkejut, Zhu Lian menoleh ke arah Luo Yan. Mereka bertiga berada di dalam sebuah sleeping bag.Sebenarnya saat itu, Luo Yan juga tengah melingkarkan tangannya pada lengan kiri Zhu Lian
Diberitahu oleh sistem yang berada dalam dirinya, Zhu Lian pun memandang ke arah dua orang yang duduk pada meja yang berada di seberang dirinya dengan Bai Lu.Sejak tadi perhatiannya hanya tertuju pada sang guru, sekarang diam-diam ia menyimak. Apa yang tengah diperbincangkan oleh kedua pria tersebut. Salah satunya bertutur.“Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Calon istriku tidak memintanya. Tetapi ayahnya … entahlah. Aku mengerti. Calon mertuaku itu agak tidak suka terhadapku. Tetapi, dia malah meminta anaknya disematkan cincin emas putih dengan Berlian Mata Anjing Liar Setan. Sungguh tak masuk akal!”“Jun, mungkin bapaknya kekasihmu itu ingin menguji sejauh mana niatmu untuk menikahi Lan. Apakah kau sudah bertanya pada para Ronin atau mungkin anggota-anggota sekte. Siapa tahu ada yang memiliki berlian tersebut dan mau menjualnya.”“Sudah, Jing. Aku sudah melihat dan bertanya-tanya di forum jual beli online. Harga termurah yang aku temukan adalah sembilan ratus juta, bayangkan itu!
“Be-benarkah, Tuan Zhu Lian …?!” tanya Jun terkejut sekaligus penuh harap.Bagi Zhu Lian sekarang, dia sudah kebanyakan uang. Kemarin saja, dia sebetulnya tidak bermaksud untuk membawa sisa-sisa dari monster terkecuali milik Singa Betina Kelam yang sebetulnya ditaklukkan lawan mereka.Akan tetapi, rekan-rekan sepetualangannya ingin membagi bahan-bahan yang mereka dapatkan sama rata. Hanya Yan Yin dan Qigang yang benar-benar tidak mau menerima.Sekarang saja, benda-benda yang ditinggalkan oleh semua makhluk yang ia dan keenam temannya musnahkan belum sempat ia jual. Karena, dia ingin menyambut kedatangan Bai Lu di Bakmi Nikmat.“Betul, Tuan Jun. Anda hanya perlu memberiku bayaran setengah saja dari kemampuan Anda,” Zhu Lian menjawab pertanyaan Jun dengan tegas.Terlihat dari busana yang ia kenakan, Jun memang kelihatan datang dari kalangan berada. Namun tetap saja. Zhu Lian tidak akan memandang siapa yang meminta pertolongannya. Dia tetap tidak mau menghitung jasa eksplorasinya secara
Pasangan guru dan murid itu telah tiba di Gunung Gerbang 4. Bai Lu berkata-kata sembari menyantap bao. Bagi Zhu Lian, melihat Bai Lu makan dengan begitu lahap adalah pemandangan terindah melebihi eloknya pemandangan Gerbang 4.“Ada yang perlu aku lakukan, Guru?” balas Zhu Lian siap menerima instruksi. Ia menaruh hati pada Bai Lu. Apapun yang dititahkan oleh perempuan jelita itu, dia akan mematuhinya. Selain itu dengan begitu, dia juga berharap kemampuan ilmu spiritualnya dapat segera meningkat.“Pertama, serahkan senjata-senjatamu padaku. Hanya aku yang boleh menggunakannya,” senyum Bai Lu kocak. “Kau tidak boleh sedikitpun memanfaatkannya.”“Baik. Sebetulnya, aku membawa panah dan pisauku ini untuk sekedar berjaga-jaga, Bai Lu,” Zhu Lian menurut.Dia memang membawa pisau mahal dan busur pemberian kelaurga Gong tersandang dipunggung. Sebetulnya, alasan utama Zhu Lian membawa persenjataanya adalah: sekalipun Bai Lu lebih hebat dibanding dia, dirinya merasa perlu melindungi sang guru.
Dalam hatinya Bai Lu terkejut. Bagaimana tidak. Dari tempat ia berada, dirinya dapat melihat muridnya. Begitu Zhu Lian membangkitkan ilmu spiritual, terbentuklah bayangan naga pada wajah dia.Visualisasi itulah yang membuat Bai Lu kaget. Untuk pertama kalinya, dia melihat. Zhu Lian menampakkan tanda-tanda bahwa semestinya, kemampuan kekuatan spiritualnya berada di tingkat Soaring.“Zhu Lian … tapi tidak. Jika memang dia telah mencapai tingkat Soaring, pancaran kekuatan berbentuk naga itu bukan hanya menampakkan kepala saja. Melainkan, seluruh wujudnya,” pikir Bai Lu. Untuk sejenak, ia tertegun.“Tetap saja. Tidak seharusnya seorang pendekar tingkat Elevate menampakkan pancaran kekuatan seperti itu!” katanya lagi tanpa bersuara.Sedangkan Zhu Lian tidak memikirkan apa yang terjadi pada dirinya. Maklum. Selama ini dia tidak tahu apa-apa tentang kekuatan spiritual. Dia hanya fokus untuk menaklukkan makhluk yang mesti ia hadapi.“Bai Lu menyaksikan aku bertarung. Jangan sampai lengah, tet
Bai Lu memperingatkan Zhu Lian. Terlambat. Monster-monster di lantai 4 memiliki kekuatan sihir. Saat itu, makhluk yang mereka hadapi mengerahkan kemampuannya.Bum!Terjadi ledakan disertai pancaran cahaya kemerahan bagai api. Zhu Lian yang bermaksud mendekat ke arah musuh diterpa pancaran kekuatan tersebut. Sontak, tubuhnya terpental ke belakang.“Zhu Lian …!” pekik Bai Lu. Ia segera mengerahkan teknik Langkah Bayangan Angin dan menyongsong sosok Zhu Lian yang melayang ke arahnya.Saat itu Zhu Lian dapat merasakan kepalanya pening. Telinganya berdenging dan pandangannya menjadi kabur. Sekujur tubuhnya terasa nyeri. Sampai-sampai, ia tak menyadari. Bai Lu menangkap badannya saat berada di udara.Tahu-tahu saja yang Zhu Lian ketahui, ia berada dalam keadaan setengah berbaring di atas tanah. Sementara, Bai Lu menopang sebagian tubuhnya.“Zhu Lian, Zhu Lian …!” panik Bai Lu. Sebelah telapak tangannya menyentuh pipi kanan Zhu Lian. “Kau tidak apa-apa, bukan? Berbicaralah padaku! Maafkan ak
Perkataan yang keluar dari mulut Bai Lu membuat Zhu Lian menoleh ke arah gurunya yang berjalan di sebelah dia.“Pasti kau mempercayakan warungmu pada kakak cantik itu untuk meladeni pelanggan sementara kamu ada di sini, bukan?” kata Bai Lu lagi bertanya. Maksud dia adalh Lu Dai.“Ya, benar seperti itu,” Zhu Lian menjawab. “Aku juga memberinya sebagian dari keuntunganku untuk dia.”“Tidak masalah sebenarnya seperti itu. Bagus malah. Aku hanya tidak ingin kau keasyikan dengan dunia persilatan, Zhu Lian. Seorang pendekar yang memiliki usaha kuliner dan menghidangkan makanan hasil petualangannya ... menurutku, kedengaran bagai sesuatu yang keren.”Apa yang diucapkan oleh Bai Lu bagai sebuah motivasi bagi Zhu Lian. Ia berpikir sedikit kejauhan. Dirinya membayangkan bagaimana jika dia berpasangan dengan wanita bangsawan tersebut.Mungkinkah Bai Lu merasa bangga. Walaupun, dia hanya seorang pedagang bakmi yang menyajikan menu yang bahan-bahannya berasal dari Ether Realm.Tidak usah ia memili