Belum sempat Zhu Lian menanggapi tantangan tersebut, pria yang berkacamata sudah kembali angkat bicara lebih dahulu.“Maaf, dengan Kak siapa kami bicara?”“Namaku Zhu Lian, Tuan. Pemilik dari kedai bakmi ini,” jawab Zhu Lian sopan.Giliran yang bertubuh atletis menanggapi. “Kak Zhu Lian, perkenalkan. Kami bertiga adalah para food blogger. Kami sengaja datang kemari untuk menjajal bakmi buatanmu.”Seketika itu, Zhu Lian tertegun. Begitu lelaki berbadan penuh dengan otot itu memberitahu siapa dirinya, ia baru menyadari. Orang itu adalah Axel Cheng. Dia memang terkenal sebagai seorang pembuat konten makanan yang cukup terkemuka.Selanjutnya, Zhu Lian diperkenalkan dengan teman-teman Axel. Intinya, mereka bertiga bekerjasama untuk membuat video review dari menu-menu baru Zhu Lian.“Baiklah, Kak Zhu Lian. Jika tidak keberatan, tantangan dari kami akan kami buat menjadi konten di media sosial kami. Bagaimana. Apakah Kakak menerimanya?”Enak atau tidaknya sebuah makanan memang soal selera. S
“Jangan jelaskan rasanya seperti apa, Tuan Pendekar pedagang Bakmi Nikmat lezat tiada tara! Bawa saja sayap-sayap monster itu pada kami. Biarkan kami terkejut, pada saat mengetahui rasanya seperti apa!”Padahal, Zhu Lian sudah bersiap ingin memberitahu Axel dan keempat kawannya. Seperti apa rasa sayap-sayap Kelelawar Merah. Jadinya, ia hanya menuruti kehendak Axel. Dia menaruh piring berisi helaian-helaian kerupuk buatannya.Kocak. Berjumlah sembilan helai, Axel dan kawan-kawan bak berebutan ingin menyambar sayap makhluk asal Ether Realm yang telah berubah menjadi hidangan tersebut. Begitu makanan itu masuk ke dalam mulut mereka, Axel bersama teman-temannya kembali berkomentar.“K-ke-kerupuk macam apa ini? Rasanya benar-benar enak sekali!”“Kak Zhu Lian, jangan membohongi kami. Jangan-jangan ini adalah kerupuk ini terbuat dari kulit babi. Bukan begitu? Tapi aku tidak peduli jika dibohongi sekalipun … krauk … hmmm … rasanya enak sekali!”“Aku tidak mau tahu ini apa sebenarnya yang ku m
“Begitukah? Apa mereka menyampaikan mengapa mereka ingin bertemu denganku?” balas Zhu Lian bertanya pada Lu Dai.“Tidak. Mereka hanya bilang ada perlu denganmu,” jawab Lu Dai.“Ah, baiklah.”Zhu Lian pun menjumpai tiga orang tersebut. Setelah berkenalan, salah satunya yang kurus dan mengenakan kacamata yaitu Tuan Chu ingin berbincang berdua saja dengan sang pedagang bakmi.“Tuan Zhu Lian, aku … sebetulnya hanya ingin menyampaikan. Bahwa … Dinas Pengembangan Kota Great North telah menggap Anda sebagai seorang provokator yang melawan terhadap pemerintahan kota.”Perkataan Chu yang ia ucapkan tanpa basa-basi membuat Zhu Lian terdiam sembari memandangi pria berusia 40-an yang duduk pada salah satu meja dalam kedainya.Terang saja, ia merasa bingung. Mengapa pula dirinya dituding menjadi seorang provokator yang melawan pemerintah kota.“Maaf, Pak. Kalau boleh tahu, kenapa saya dinilai sebagai seorang provokator, melawan pemerintah kota pula? Selama ini saya belum pernah melakukan hal-hal y
“Ya, Nak? Apa kabarmu. Tumben menghubungiku di jam-jam seperti ini?” terdengar suara dalam yang penuh wibawa di seberang sana.“Aku baik-baik saja. Ayah sedang sibuk?” balas Zhu Lian. Ayahnya menjawab.“Jika aku sibuk, aku kemungkinan tidak menjawab panggilanmu. Atau, menyuruhmu menghubungiku lagi nanti.”Sejurus kata-kata sang ayah membaut Zhu Lian tersenyum. Lantas, ia berkata, “Baiklah. Ayah, aku ingin menyampaikan sesuatu …”Keesokan harinya. Kantor Dinas Pengembangan Kota Great North dibuat terkejut. Satu mobil SUV hitam mengilat dan sebuah MPV silver berhenti di depan lobi kantor salah satu divisi pemerintah ibukota Negeri Utama tersebut.Yang membuat orang-orang di gedung tersebut terheran-heran adalah: mobil-mobil itu memiliki emblem istimewa yang tertera pada plat nomornya.Logo tersebut membentuk gambar bintang berwarna kuning dan siluet bentuk struktur Menara Nirwana berwarna merah. Yang berarti, mereka datang dari Kementerian Koordinator Menara Nirwana.Lima orang pria m
“… berterimakasih padamu. Pertama, kau sudah memberi Lu Ping sebuah boneka Kelinci Salju yang baru. Kemudian … kamu juga berbagi keuntungan dengan aku dan ibuku karena kami telah membantu warung bakmimu,” ucap Lu Dai.“Astaga, Lu Dai. Tidak perlu kau berterimakasih seperti itu. Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan. Aku sekarang adalah seorang Ronin. Oleh karena itu aku bisa membawakan Lu Ping boneka itu,” Zhu Lian merendah. Ia melanjutkan.“Sedangkan pembagian hasil warung, itu memang sudah semestinya, bukan?” tandas dia diiringi senyum.Lu Dai terdiam sembari tersenyum. Perempuan berperawakan mungil itu memang memiliki paras manis yang menggemaskan.“Omong-omong, aku dan ibu tidak pernah tahu bahwa kamu memiliki kekuatan spiritual. Sekarang kau adalah seorang pendekar. Mengapa …, kau tidak menjadi pendekar sejak awal, Zhu Lian?” tanya Lu Dai.Untuk sejenak, Zhu Lian memandangi Lu Dai. Sebetulnya, dia agak tertegun juga. Selama ia berdagangan di Gang Biru III, keluarga Ta ad
Terdiam sejenak diiringi senyum tipis sembari mengerjapkan mata, Zhu Lian membalas pesan dari Yihuan tersebut.“Selamat pagi Yihuan. Senangnya pagi-pagi begini menerima pesan dari perempuan cantik sepertimu. Silahkan datang malam nanti. Aku tunggu kau, Hongshan dan teman-teman kalian itu. Salam sayang.”Begitu bunyi pesan Zhu Lian. Usai mengirim pesannya tersebut Zhu Lian mengambil napas dalam-dalam. Semenjak mengarungi Menara Nirwana, kehidupannya ‘kembali’ seperti pada masa-masa dirinya masih berkuliah.Ya, ‘kembali’. Sebenarnya sejak zaman sekolah, paras Zhu Lian yang tampan membuat dirinya disukai banyak wanita. Hanya saja, dia memang bukan tipe seorang lelaki buaya darat.Meski begitu, dia selalu akan memperlakukan para cewek dengan manis. Ditambah pembawaannya yang kalem, kaum hawa bak tergila-gila pada sosoknya. Padahal sesungguhnya, dia adalah laki-laki yang setia pada pasangannya.Sekarang dia sudah berkecupan dengan Luo Yan, dipeluk-peluk oleh Bangau Jambon, Camar Putih dan
“Hai, kakak pendekar sayang …!”Yihuan dan Hongshan adalah selebritas media sosial. Pengikut mereka mencapai ratusan ribu. Mereka datang bersama perempuan-perempuan lain yang dari gaya berpakaian mereka terlihat modis dan mencirikan dari kalangan atas.“Halo, apakah kalian berdua lapar, nona-nona cantik? Kalian ingin dipersiapkan bakmi yang mana olehku?”Dasar Zhu Lian yang berpembawaan kalem. Dia menyambut kedatangan wanita-wanita molek itu dengan tenang, sekalipun keduanya sudah berkata-kata manis untuknya.Tetapi Yihuan dan Hongshan ingin menunjukkan bahwa mereka sudah akrab dengan si tukang bakmi tampan. Yihuan langung melingkarkan lengan di pinggang Zhu Lian, sedangkan Hongshan menggandeng tangan sang pendekar.“Aku saja belum dapat menentukan, ingin makan bakmi pandekar yang mana,” ujar Yihuan bak menerawang.“Sama. Aku pun begitu,” Hongshan menimpali. “Yang jelas, aku ingin sayap-sayap Kelelawar Merah itu, Kak.”“Ahhh …, mengapa kalian bisa mesra begitu pada kakak pendekar?”“J
“Zhu Lian, dapatkah aku menyewa jasamu untuk mengambil sebongkah Batu Hijau Angkasa?” Akhirnya, Ziu Chin mengutarkan maksud utama dia datang ke warung Bakmi Nikmat Pendekar. Pria tersebut tersenyum tipis pada Zhu Lian. Seolah, dia menaruh keyakinan. Zhu Lian mau untuk melakukannya. Ding! [Misi terdeteksi. Bos Lantai 4 adalah Troll Mata Satu. Jika host mengalahkannya, akan mendapat hadiah aura spiritual +100.000. Menerima tawaran Tuan Ziu Chin juga akan menaikkan karisma 2.5%.] Sistem Kesatria Langit beraksi. Zhu Lian menatap pada Ziu Chin sementara pada matanya tampil notifikiasi dari sistem yang berada dalam dirinya. “Aku akan memberimu upah 1 miliar untuk satu hari bereksplorasi. Seandaikan kau belum berhasil mendapatkannya dalam sehari dan harus pergi lagi, aku akan terus membayarmu. Tidak peduli 1 minggu, sebulan, terserah. Tidak usah buru-buru.” Itulah tawaran dari Ziu Chin. Ia tahu. Para Ronin mengajukan harga 100 juta perjam untuk mendapatkan Batu Hijau Angkasa. Sedangkan
Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar
“Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau
“Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m
Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin
Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l
Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada
Bai Lu mendatangi Zhu Lian dari arah belakang. Tempat mereka berada adalah sebuah ruangan santai yang memiliki balkon.Sedangkan Xue Er dan Feihong ada di bawahnya, duduk-duduk pada sebuah ruangan lain yang begitu lega layaknya sebuah hangar. Di sana, Jing Yi dan Zexian juga duduk bersama mereka.“Ya, Guru?” sahut Zhu Lian tidak seserius itu.“Kau masih mau memanggilku ‘guru’?” canda Bai Lu.“Bagaimana pun juga kamu adalah guru keduaku, bahkan orang yang mau mengajariku bertualang,” kata Zhu Lian.“Dan ternyata sebetulnya kau tidak juga membutuhkan seorang guru,” Bai Lu berkata seraya tersenyum.“Tidak juga. Sekuat apapun seorang pendekar, ia membutuhkan seorang mentor, bukan?” ujar Zhu Lian lagi.“Jika aku adalah guru, bagaimana dengan Xue Er?”Pertanyaan Bai Lu membuat Zhu Lian terdiam. Terus terang, mendengar nama kekasihnya itu disebut saja, hati Zhu Lian bak bergetar.Dia bagai percaya tidak percaya. Ia sudah memastikan bahwa dirinya sudah bertekad bakal menikahi Xue Er yang begi
Hu Chen tercengang. Xue Er berkata-kata di belakangnya. Tubuhnya tidak dapat digerakkan sementara ia merasakan ada sesuatu yang menjalar dalam badannya.Si Buaya Penjelajah melakukan kebodohan. Baru saja, Xue Er memperagakan teknik tingkat Summit miliknya yang bernama Ilusi Klon Para Penari Maut.Selain itu, dia langsung mengerahkan jurus totoknya yang disebut Sentuhan Bayangan Racun Perampas Sukma.Xue Er berkata lagi, “Kau beruntung karena hasrat pembunuhku tidak sedang menggelora, Hu Chen. Tapi sekali lagi kamu berani berada di dekatku, kau bahkan tidak akan menyadari bahwa aku telah merenggut nyawamu.”Selanjutnya, Hu Chen merasa salah satu titik pada tulang punggungnya disentuh. Ia dapat kembali bergerak. Begitu ia membalikkan badan, dirinya melihat. Xue Er sudah ada berada dengan Zhu Lian jauh di sudut ruangan sebelah sana.“Aku melihatnya, berengsek. Apa yang kau katakan pada Xue Er sehingga si Putri Teratai Emas mengamuk, Hu Chen?”Untuk yang kedua kali, Hu Chen dibuat terkeju
Sekali lagi, Xue Er merapal kekuatan spiritualnya. “Kak Zhu Lian, aku mengasihimu dan ini adalah kekuatan cinta,” Xue Er berkata dalam benaknya.Seketika itu tangan kanan God Cultivatron V yang berwarna keemasan menyala layaknya bara api. Lalu, Xue Er berucap.“Tinju Badai Sakti Pemurni Jiwa!”Kekuatan spiritual berkaitan dengan kekuatan pikiran juka tekad. Nama-nama teknik yang dimiliki para pendekar tercetus begitu saja dalam pikiran mereka secara spontan.Sementara Bai Lu yang pernah menggunakan busur panah ayahnya mengucapkan jurus yang pernah ia kerahkan, Xue Er menciptakan dan menamai tekniknya sendiri.“Xue Er …” ucap Zhu Lian kagum dalam dirinya.Tangan kanan God Cultivatron V yang mengepal pun menghentak ke depan. Seketika itu, bara pada lengan mesin tempur tersebut melesat ke arah Jenderal Kelam.Pancaran energi tersebut berbentuk sebuah kepalan berwarna layaknya api tersebut menerpa tubuh makhluk itu.Bwussshhh …!“Hriaaaakh …!”Dalam hitungan detik, tubuh dari monster raks