“… berterimakasih padamu. Pertama, kau sudah memberi Lu Ping sebuah boneka Kelinci Salju yang baru. Kemudian … kamu juga berbagi keuntungan dengan aku dan ibuku karena kami telah membantu warung bakmimu,” ucap Lu Dai.“Astaga, Lu Dai. Tidak perlu kau berterimakasih seperti itu. Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan. Aku sekarang adalah seorang Ronin. Oleh karena itu aku bisa membawakan Lu Ping boneka itu,” Zhu Lian merendah. Ia melanjutkan.“Sedangkan pembagian hasil warung, itu memang sudah semestinya, bukan?” tandas dia diiringi senyum.Lu Dai terdiam sembari tersenyum. Perempuan berperawakan mungil itu memang memiliki paras manis yang menggemaskan.“Omong-omong, aku dan ibu tidak pernah tahu bahwa kamu memiliki kekuatan spiritual. Sekarang kau adalah seorang pendekar. Mengapa …, kau tidak menjadi pendekar sejak awal, Zhu Lian?” tanya Lu Dai.Untuk sejenak, Zhu Lian memandangi Lu Dai. Sebetulnya, dia agak tertegun juga. Selama ia berdagangan di Gang Biru III, keluarga Ta ad
Terdiam sejenak diiringi senyum tipis sembari mengerjapkan mata, Zhu Lian membalas pesan dari Yihuan tersebut.“Selamat pagi Yihuan. Senangnya pagi-pagi begini menerima pesan dari perempuan cantik sepertimu. Silahkan datang malam nanti. Aku tunggu kau, Hongshan dan teman-teman kalian itu. Salam sayang.”Begitu bunyi pesan Zhu Lian. Usai mengirim pesannya tersebut Zhu Lian mengambil napas dalam-dalam. Semenjak mengarungi Menara Nirwana, kehidupannya ‘kembali’ seperti pada masa-masa dirinya masih berkuliah.Ya, ‘kembali’. Sebenarnya sejak zaman sekolah, paras Zhu Lian yang tampan membuat dirinya disukai banyak wanita. Hanya saja, dia memang bukan tipe seorang lelaki buaya darat.Meski begitu, dia selalu akan memperlakukan para cewek dengan manis. Ditambah pembawaannya yang kalem, kaum hawa bak tergila-gila pada sosoknya. Padahal sesungguhnya, dia adalah laki-laki yang setia pada pasangannya.Sekarang dia sudah berkecupan dengan Luo Yan, dipeluk-peluk oleh Bangau Jambon, Camar Putih dan
“Hai, kakak pendekar sayang …!”Yihuan dan Hongshan adalah selebritas media sosial. Pengikut mereka mencapai ratusan ribu. Mereka datang bersama perempuan-perempuan lain yang dari gaya berpakaian mereka terlihat modis dan mencirikan dari kalangan atas.“Halo, apakah kalian berdua lapar, nona-nona cantik? Kalian ingin dipersiapkan bakmi yang mana olehku?”Dasar Zhu Lian yang berpembawaan kalem. Dia menyambut kedatangan wanita-wanita molek itu dengan tenang, sekalipun keduanya sudah berkata-kata manis untuknya.Tetapi Yihuan dan Hongshan ingin menunjukkan bahwa mereka sudah akrab dengan si tukang bakmi tampan. Yihuan langung melingkarkan lengan di pinggang Zhu Lian, sedangkan Hongshan menggandeng tangan sang pendekar.“Aku saja belum dapat menentukan, ingin makan bakmi pandekar yang mana,” ujar Yihuan bak menerawang.“Sama. Aku pun begitu,” Hongshan menimpali. “Yang jelas, aku ingin sayap-sayap Kelelawar Merah itu, Kak.”“Ahhh …, mengapa kalian bisa mesra begitu pada kakak pendekar?”“J
“Zhu Lian, dapatkah aku menyewa jasamu untuk mengambil sebongkah Batu Hijau Angkasa?” Akhirnya, Ziu Chin mengutarkan maksud utama dia datang ke warung Bakmi Nikmat Pendekar. Pria tersebut tersenyum tipis pada Zhu Lian. Seolah, dia menaruh keyakinan. Zhu Lian mau untuk melakukannya. Ding! [Misi terdeteksi. Bos Lantai 4 adalah Troll Mata Satu. Jika host mengalahkannya, akan mendapat hadiah aura spiritual +100.000. Menerima tawaran Tuan Ziu Chin juga akan menaikkan karisma 2.5%.] Sistem Kesatria Langit beraksi. Zhu Lian menatap pada Ziu Chin sementara pada matanya tampil notifikiasi dari sistem yang berada dalam dirinya. “Aku akan memberimu upah 1 miliar untuk satu hari bereksplorasi. Seandaikan kau belum berhasil mendapatkannya dalam sehari dan harus pergi lagi, aku akan terus membayarmu. Tidak peduli 1 minggu, sebulan, terserah. Tidak usah buru-buru.” Itulah tawaran dari Ziu Chin. Ia tahu. Para Ronin mengajukan harga 100 juta perjam untuk mendapatkan Batu Hijau Angkasa. Sedangkan
Jreg …, jreg …, jreg …! Berbicara sendiri, Zhu Lian bermaksud memastikan bahwa gua yang ia masuki kemungkinan adalah tempat Troll Mata Satu bermukim. Tetapi, ia mendengar suara langkah yang berat di belakangnya. Membalikkan tubuh, Zhu Lian hanya bisa terperangah. Pada saat sosok yang mirip dengan Goblin namun bertubuh tinggi besar, malahan, sangat besar muncul dari salah satu relung gua dengan melompat. Makhluk tersebut melayang tipis di udara. Kemudian tangannya mengibas ke arah Zhu Lian yang mematung. Bhak! Bagai mengusir lalat, sosok itu menepuk tubuh Zhu Lian sehingga si tukang bakmi terpental ke arah mulut gua. “Huaaah …!” Bahkan hingga mendarat di tanah, tubuh Zhu lian masih terguling-guling menjauh bermeter-meter dari lubang gua yang ia masuki. “Berengsek ...! Troll itu menyerang tanpa tedeng aling-aling!” keluh Zhu Lian. Untung teknik Benteng Tubuh Emas Longma melindungi dirinya dengan sangat baik. Terbaring sesaat di tempat ia mendarat, Zhu Lian mesti buru-buru bangki
Orang yang tengah berselonjor santai dengan menopang kepala di atas pohon itu menutupi sebagian wajah menggunakan topeng yang menyimbolkan iblis. Betul. Dia adalah Lin Jiang, Si Topeng Iblis. Beberapa kali secara tidak sengaja berjumpa Zhu Lian, ia penasaran. “Siapa sebetulnya Ronin dengan kuda-kuda Tinju Kaisar Langit ini? Seandaikan dia bisa menjadi rekanku. Atau mungkin, aku ajak saja dia untuk menumpai Lady Qian,” pikir Lin Jiang. Sementara saat itu, pertarungan Zhu Lian dengan Troll Mata Satu yang ia hadapi terus berlangsung. Jika saja ada yang melihat aksinya saat itu pasti keheranan. Raksasa bermata satu itu memiliki ilmu sihir. Pun, tinggi tubuhnya mencapai 3 meter lebih. Para pendekar yang lebih senior dari Zhu Lian saja biasanya memilih untuk menghadapi Troll Mata Satu setelah mereka menapaki tingkat kultivasi Soaring. Akan tetapi saat itu, tanpa gentar dan sabar Zhu Lian terus melancarkan serangan demi serangan terhadap makhluk tersebut. Tentu saja, ada satu hal yang me
Sembari berkata-kata pada ketiga pendekar itu, Zhu Lian mengembalikan busurnya ke punggung. Ia menatap tidak ramah pada orang-orang yang ada di hadapannya.Yang mengenakan topi bambu kerucut maju ke depan teman-temannya, kemudian bersuara, “Perkenalkan, kami adalah para pendekar dari sekte kelas Pahlawan bernama Red Moon Rising. Aku adalah Hou Sang Pemburu Bayangan, ketuanya. Ini teman-temanku, Tan Weiwei dan Si Golok Yibo.”Si pendekar memperkenalkan diri. Namun, Zhu Lian bergeming. Sedangkan perempuan yang bernama Tan Weiwei memandangi dia lekat-lekat.Maklum, wanita itu agak terkesima. Ternyata begitu sosok yang mereka intai sejak tadi berada di hadapannya, ia bisa melihat. Zhu Lian memiliki paras manis dengan pahatan tulang yang tegas. Sehingga, memberi kesan jantan. “Kami tidak sengaja melintas kemari. Kemudian kami melihat ada Troll itu. Sehingga, kami mengikutinya. Ternyata, dia berhadapan denganmu,” jelas Hou.“Angkat kaki dari sini. Tidak ada gunanya lagi kalian ada di sin
“Kakak Lin Jiang?!”Tan Weiwei dan Si Golok Yibo berucap kompak. Mereka tercengang. Salah satu mantan Ronin paling disegani di Kota Great North hadir di sana.“Kawan-kawan…,” sapa Lin Jiang balik. Di dalam topeng yang ia kenakan, bibirnya tersenyum. Lantas matanya tertuju pada sang pimpinan sekte Red Moon Rising. “Hou, apa kabar? Bagaimana sektemu, sudahkah menemukan tambang Kristal Pijar?”“Sekteku baru berdiri beberapa bulan saja, Kak. Kami sekarang fokus untuk berkultivasi dulu. Baru berkelana mencari tambang,” jawab Hou. “Maaf. Mengapa Kakak mengintervensi kami?”Lin Jiang menoleh singkat ke arah Zhu Lian yang berdiri sedikit di belakangnya, lalu berucap, “Aku menyaksikan semuanya. Anak muda ini tiba lebih dahulu di sini dan kalian malah ingin merebut sisa-sisa Troll itu dari dia? Kau ingin mempermalukan sektemu, Hou?”Seketika itu suasana menjadi canggung. Tan Weiwei agak tertunduk. Si Golok Yibo kelihatan keki karena akal bulus kelompoknya diungkap oleh Lin Jiang.Sedangkan Huo