Memori lama yang kembali melintas di dalam kepalanya. Seakan mimpi buruk yang datang secara langsung menghantuinya hingga membuat seluruh tubuh hingga tulangnya bergetar.
Tepat dari kejauhan, monster-monster itu terlihat masih sama mengerikannya dari dunianya. Dan di tengah kekacauan, mereka bergerak menghabisi siapapun yang ada tepat di depan matanya.
Zrat zrat!
“Aaghhh!”
“Uacckh!”
Graaa!
Pemandangan yang Nathan lihat saat ini tidak berbeda dari bagaimana monster-monster itu datang ke dunianya. Gertakan gigi dengan amarah yang memenuhi seluruh tubuhnya itu membuatnya tidak bisa tinggal diam.
“Sialan, lagi dan lagi kalian menghancurkan kehidupan orang-orang!”
Kedua tangannya di angkat ke belakang punggung seolah ingin mengambil sesuatu. Namun, kedua tangannya tidak merasakan apapun selain hampanya udara.
Nathan baru saja menyadari bahwa dia tidak memiliki kedua pedang di sisinya lagi. Di tengah-tengah kebingungannya, tiba-tiba saja salah satu monster datang ayunan pedang raksasanya.
Graa!
Dum!!
“Ugh, aku lupa kalau ini bukan dunia lamaku!” gerutu Nathan sembari melompat mundur.
Waa!
Teriakan dari orang-orang sekitar masih berbondong-bondong berusaha melarikan diri. Bersamaan juga dengan Nathan yang hanya bisa menghindar setiap serangan dari monster-monster tersebut.
Dum Dum!
“(Ini bahaya. Dunia ini tidak memiliki mana sama sekali, mereka tidak akan mungkin bisa bertahan kalau di serang oleh iblis-iblis ini!)”
Wiu wiu wiu!
Suara sirene terdengar keras dari kejauhan. Sesaat Nathan mengambil langkah mundur, mobil-mobil polisi datang memblokade jalan di depan.
“Semuanya cepat berlindung. Seluruh anggota, tembak!”
“Hentikan, senjata kalian tidak akan mempan!” teriak Nathan.
Dor dor dor!
Tembakan beruntun datang dari arah para polisi di sana.
Tang tang!
Slep slep!
Suara kulit yang keras dan terlalu lembut, berbeda-beda setiap monster yang menerimanya. Setiap peluru terlihat seperti mainan anak kecil di hadapan para monster tersebut.
Para polisi di bungkam hanya dengan melihat bagaimana para monster itu berdiri diam menerima serangan mereka. Ketika raut wajah berubah pucat ketakutan, salah satu monster terbesar di sana melempar palu raksasa ke arah barikade mobil.
Wush!
“Awas!”
Bruaakk!
Hantaman keras mendorong hancur mobil-mobil di sana. Para polisi langsung tumbang dalam jumlah banyak tertimpa puing-puing.
Graa!
Raungan keras dari para monster tersebut menggetarkan udara sekitar. Semua orang dibuat putus asa dan berlari ketakutan di sana.
“(Sial, kalau begini mau tak mau harus evakuasi terlebih dahulu. Aku juga tidak-!)”
Ting!
Sebuah notifikasi sistem yang datang menghalangi pandangannya.
[ Sistem mendeteksi bahaya di sekitar anda ]
[ Misi darurat telah muncul! ]
[ Misi darurat : Tutup gate merah dengan mengalahkan bos gate ]
[ Status bos gate : hidup ]
“(Gate? Maksudnya, sebuah portal dimensi?)”
Dum dum dum!
Serangan beruntun datang dari monster-monster tersebut. Walau Nathan tidak melancarkan serangan balik, namun kelincahan yang dia miliki dari ribuan pengalaman perang sebelumnya membantu untuk terus bertahan di tengah kekacauan.
Namun, sebuah suara tangisan di tengah kehancuran tersebut membuat perhatiannya teralihkan.
“Huwaa, ibu, ibu! Ibu di mana?!”
Seorang gadis kecil terpuruk di tengah puing-puing. Dan di dekatnya, ada salah satu monster yang berjalan menarik jari-jemari yang panjang nan tajam seperti sebuah jarum.
Sreett!
Graaa!
Langkah kaki cepat datang dari arah yang berlawanan. Sebelum monster itu mengayun, Nathan datang dari belakang.
Dakk!
Monster itu tertegun melihatnya. Walau sebatas manusia, tetapi Nathan sanggup berdiri menahan ayunan dari serangan monster.
Grrr!
“Sekalipun tubuhku berubah-!”
Duak duak!
Dua, empat dan lima serangan beruntun dia kerahkan dengan tangan kosong. Nathan mendorong mundur monster tersebut.
“Aku tidak akan tinggal diam melihat kalian merenggut nyawa orang-orang tak bersalah!”
Graaa!
“Kemari!” ujar Nathan sembari menggendong anak kecil tadi.
Nathan tahu kalau dia tidak bisa mengalahkan para monster tersebut hanya dengan tangan kosong. Walau dia memiliki jiwa dan ingatan lama tentang para monster, tetapi tubuhnya terlihat tak memungkinkan untuk bertarung.
Sampai …
Ting!
[ Opitimisasi sistem telah selesai – Penyaluran mana telah di perbarui ]
[ Anda telah mendapatkan class ‘Hunter’ ]
[ Anda telah mendapatkan ‘Dagger’ ]
Notifikasi beruntun yang datang di depan matanya membuat dia kebingungan. Di belakang, dia di kejar-kejar oleh sekumpulan monster haus darah, sedangkan di depan matanya terhalangi oleh notifikasi sistem.
“(Dagger … mana … Semoga saja sistem ini berada di pihakku!)”
Sraakk!
Debu yang bergesekan dengan alas sepatu membuat Nathan berhenti dalam sekejap. Anak kecil yang dia gendong sebelumnya berubah pucat sembari memegang erat.
“Kakak, kenapa kita berhenti?!”
Nathan terpaku terhadap sistem yang ada di dalam dirinya. Tidak ada suara ataupun hal yang mengacaukan inderanya saat itu. Hingga dia membuka kedua mata dan …
Wuussh!
Kumpulan aura berupa mana menari di atas telapak tangannya. Hingga sebuah belati muncul tepat di salah satunya.
Graa!
Trang!
Raungan keras dari monster sebelumnya datang dengan mengayunkan tangannya berduri tajam. Dan siapa sangka, bunyi nyaring yang datang setelahnya adalah bunyi belati Nathan yang menahannya.
Tebasan cepat memotong habis lengan monster tersebut, lalu Nathan menghantamnya sekuat tenaga.
Slep slep!
Duak!
[ Anda telah mengalahkan Dimensional monster ]
[ Level up! ]
[ Nama : Nathanael Michaelis ]
[ Level : 2 ]
[ HP : 2000/2000 ]
[ MP : 120/120 ]
[ Class : Hunter ]
[ Kekuatan : 10 ]
[ Kecerdasan : 10 ]
[ Kelincahan : 10 ]
[ Indera : 10 ]
Notifikasi baru dari sistem itu sontak mengejutkannya. Tak habis pikir bahwa Nathan mengira rencananya akan berhasil, namun sistem yang menunjukan status tubuhnya saat ini terlihat mengalami peningkatan.
“Wah, aku tak mengira kalau itu akan berhasil!”
Ting!
[ Anda mendapatkan poin ]
[ Poin : +5 ]
[ Catatan : Poin akan di dapatkan setiap kali status anda mengalami kenaikan level. Poin dapat digunakan untuk meningkatkan status anda sesuai dengan pilihan ]
Di kala Nathan sedang sibuk membaca notifikasi sistem, tiba-tiba anak kecil yang ada di gendongannya pun berteriak.
“Kakak, di depanmu!”
Teriakan itu membuat Nathan langsung tersadar. Kedua mata yang mendapatkan sapaan dari para monster berlari ganas ke arahnya.
Graaa!
“Uh, fokuskan pada ‘kekuatan’ semua!”
[ Status telah di naikan ]
[ Kekuatan : 15 ]
Dalam sekejap, perubahan signifikan terasa di dalam tubuhnya. Nathan merasakan gejolak otot yang menguat di dalam lengan sembari dia mengayunkan satu tebasan penuh melawan monster di hadapannya.
Trang!
Getaran dan bunyi nyaring yang kuat itu menyakitkan telinga. Namun, tenaga yang Nathan keluarkan sanggup mendorong hingga menebas seluruh tubuh monster itu menjadi dua.
Zraaat!
Khieekk!
Mengerang kesakitan dan terjatuh tidak berdaya. Bahkan Nathan sendiri tertegun diam melihat kekuatannya yang meningkat pesat dalam waktu singkat.
Nyatanya, sistem itu jauh lebih berdampak dari apa yang dia kira. Berawal dari keraguan, kini dia menaruh penuh kepercayaan terhadap sistem tersebut dengan senyuman lebar di wajahnya.
“Ini … merubah semuanya.”
Terungkapnya makna keberadaan sistem di tengah situasi sengit. Namun, hal ini berujung kepada Nathan yang akhirnya membalikkan keadaan.Graaa!Raungan keras dari para monster-monster itu diikuti dengan pergerakan ganas mengejarnya. Nathan langsung memegang anak kecil yang dia gendong erat-erat.“Tutup matamu dan pegang yang erat ya?” ujar Nathan.“Eh?!”Tentu saja anak kecil itu kebingungan. Raut wajah yang berubah pucat tidak bisa melakukan apapun selain menuruti ucapannya. Sedangkan Nathan memperkuat lengannya dengan menyalurkan sejumlah mana ke dalam belati.Wusshh!Graa!Ayunan kuat datang tepat dari depannya. Tebasan pedang raksasa, pukulan, maupun serangan beragam lainnya dari tubuh abstrak para monster-monster datang dari segala arah. Namun, suara nyaring dari bilah belati yang bernyanyi ria di kala Nathan menahan setiap serangan yang datang. Tak terlepas dari itu, dia juga menyerang balik dan menumbangkan sejumlah monster.Trang trang![ Anda telah mengalahkan monster ][ And
Mentari pagi datang menembus tirai jendela. Sinar yang menyilaukan mata itu datang di kedua mata seorang lelaki yang sedang tertidur pulas di atas kasur.“Uuhh ...”Erangan yang keluar dari mulutnya diikuti dengan tubuh yang merenggang. Kedua tangan serta kaki di rentangkan seolah melemaskan otot yang ada. Mulut terbuka sembari menguap kantuk yang belum pudar. Kedua mata lelaki itu perlahan terbuka. Dia melihat bagaimana ada langit-langit kamar berbentuk plafon itu.“Huh?”Relaksasi yang dia lakukan setelah kedua mata terbuka pun menghilang. Kedua matanya terbuka kuat sembari menoleh ke kiri dan kanan. Meja yang rapih dengan berbagai macam benda tak dikenal. Serta, tubuhnya yang tertidur di atas kasur nyaman terbuat dari busa paling empuk.Dia yang melihat hal tersebut seolah panik dengan sekitarnya.“Apa ini?”Dia memegang tubuhnya berulang kali. Otot-otot perkasa terasa begitu keras di seluruh sisi tubuh. Lelaki tersebut memegang wajah dan rambutnya kebingungan.“Berbeda. Apa yang
“Serang!”Bruak bruak!Teriakan penuh semangat dengan darah yang bercucuran di mana-mana. Sebuah medan perang terlihat mengerikan bagaimana manusia sedang melawan sekumpulan monster yang datang dari dimensi lain.Senjata dan energi magis bernama mana adalah serangan utama dari para manusia. Mereka menggunakan manipulasi mana sesuai dengan kemampuan untuk melawan para monster-monster tersebut.Graa!!Zuoorr!Di antara semua orang, terlihat salah satu orang yang lebih menonjol dari yang lain. Lelaki yang mengangkat kedua pedang dan menebas habis para monster dua kali lebih cepat dan kuat dari orang-orang lainnya.Zrat zrat zrat!“Huoo!!”“Jendral Igris!”Teriak salah satu prajurit terhadap lelaki tersebut. Dia bernama Igris, salah satu dari Jendral kerajaan yang memimpin pasukan tersebut.“Angkat pedang kalian dan ikuti aku. Pertarungan belum selesai!” teriak Igris.“Ikuti Jendral!”“Waaaa!!”Teriakan semangat diikuti oleh semua orang. Bersama-sama mereka menerobos barisan monster-monst
Masa depan?Bukan.Masa lalu?Bukan juga.Lantas apa?Igris bertanya kepada dirinya sendiri. Dia terjebak dalam kehampaan yang membuatnya terjatuh tiada henti. Menghadap ke kiri atau kanan, kedua mata hanya dapat memandang sebuah kilasan cermin yang memperlihatkan sebuah perjalan hidup.Ini … ingatanku?Tidak, bukan.Aku tidak pernah melihat sesuatu yang seperti ini.Dia bahkan tidak mengenali satupun hal di sana. Apa yang sedang terjadi di depan matanya seperti sebuah film dokumentasi dengan sudut pandang orang pertama. Semakin lama Igris di dalam kehampaan tersebut, perlahan-lahan lintasan cermin yang menunjukan ingatan tersebut menjadi semakin cepat. Dari segala arah, lintasan cermin itu menjadi semakin sempit seolah mendekati Igris sebagai pusatnya.Trang! [ Transfer memori telah selesai ]Lagi-lagi suara ini. Apa sebenarnya ini? Tulisan melayang dengan suara aneh.[ Sistem mendeteksi sebuah gangguan ]Gangguan?[ Efek ‘shock’ dari kematian membuat pemain dalam fase ‘pemulihan’
Nathanael Michaelis. Itu adalah nama baru yang dia miliki setelah lahir kembali. Sistem juga sudah mengirim seluruh memori yang tersisa. Memberikan seluruh informasi yang Nathan butuhkan untuk hidup di dunia barunya.Seorang pemuda yang hidup sendirian di dalam apartemen. Walau terbilang muda di usia 21 tahun, tetapi Nathan sanggup membiayai hidupnya sendiri.Selain itu, dia mengetahui bahwa perbedaan mendasar dari dunia ini adalah bumi jauh berbeda dengan miliknya. Kalau dulu, manusia hidup berdampingan dengan mana. Tetapi, bumi berbanding terbalik dengannya. Fenomena mana seperti itu hanya ada dalam buku fiksi yang di tulis sebagai hiburan untuk kalangan anak-anak hingga dewasa.Nathan menghela nafas sembari duduk di atas kasur.“Baiklah, aku sudah mati. Dan sekarang aku hidup lagi di sebuah dunia tanpa mana.”Tidak ada yang bisa Nathan lakukan untuk sementara. Dia masih berusaha untuk menenangkan diri sembari menyerap seluruh informasi yang sistem itu berikan padanya.Tak lama kemu
Terungkapnya makna keberadaan sistem di tengah situasi sengit. Namun, hal ini berujung kepada Nathan yang akhirnya membalikkan keadaan.Graaa!Raungan keras dari para monster-monster itu diikuti dengan pergerakan ganas mengejarnya. Nathan langsung memegang anak kecil yang dia gendong erat-erat.“Tutup matamu dan pegang yang erat ya?” ujar Nathan.“Eh?!”Tentu saja anak kecil itu kebingungan. Raut wajah yang berubah pucat tidak bisa melakukan apapun selain menuruti ucapannya. Sedangkan Nathan memperkuat lengannya dengan menyalurkan sejumlah mana ke dalam belati.Wusshh!Graa!Ayunan kuat datang tepat dari depannya. Tebasan pedang raksasa, pukulan, maupun serangan beragam lainnya dari tubuh abstrak para monster-monster datang dari segala arah. Namun, suara nyaring dari bilah belati yang bernyanyi ria di kala Nathan menahan setiap serangan yang datang. Tak terlepas dari itu, dia juga menyerang balik dan menumbangkan sejumlah monster.Trang trang![ Anda telah mengalahkan monster ][ And
Memori lama yang kembali melintas di dalam kepalanya. Seakan mimpi buruk yang datang secara langsung menghantuinya hingga membuat seluruh tubuh hingga tulangnya bergetar.Tepat dari kejauhan, monster-monster itu terlihat masih sama mengerikannya dari dunianya. Dan di tengah kekacauan, mereka bergerak menghabisi siapapun yang ada tepat di depan matanya.Zrat zrat!“Aaghhh!”“Uacckh!”Graaa!Pemandangan yang Nathan lihat saat ini tidak berbeda dari bagaimana monster-monster itu datang ke dunianya. Gertakan gigi dengan amarah yang memenuhi seluruh tubuhnya itu membuatnya tidak bisa tinggal diam.“Sialan, lagi dan lagi kalian menghancurkan kehidupan orang-orang!”Kedua tangannya di angkat ke belakang punggung seolah ingin mengambil sesuatu. Namun, kedua tangannya tidak merasakan apapun selain hampanya udara.Nathan baru saja menyadari bahwa dia tidak memiliki kedua pedang di sisinya lagi. Di tengah-tengah kebingungannya, tiba-tiba saja salah satu monster datang ayunan pedang raksasanya.G
Nathanael Michaelis. Itu adalah nama baru yang dia miliki setelah lahir kembali. Sistem juga sudah mengirim seluruh memori yang tersisa. Memberikan seluruh informasi yang Nathan butuhkan untuk hidup di dunia barunya.Seorang pemuda yang hidup sendirian di dalam apartemen. Walau terbilang muda di usia 21 tahun, tetapi Nathan sanggup membiayai hidupnya sendiri.Selain itu, dia mengetahui bahwa perbedaan mendasar dari dunia ini adalah bumi jauh berbeda dengan miliknya. Kalau dulu, manusia hidup berdampingan dengan mana. Tetapi, bumi berbanding terbalik dengannya. Fenomena mana seperti itu hanya ada dalam buku fiksi yang di tulis sebagai hiburan untuk kalangan anak-anak hingga dewasa.Nathan menghela nafas sembari duduk di atas kasur.“Baiklah, aku sudah mati. Dan sekarang aku hidup lagi di sebuah dunia tanpa mana.”Tidak ada yang bisa Nathan lakukan untuk sementara. Dia masih berusaha untuk menenangkan diri sembari menyerap seluruh informasi yang sistem itu berikan padanya.Tak lama kemu
Masa depan?Bukan.Masa lalu?Bukan juga.Lantas apa?Igris bertanya kepada dirinya sendiri. Dia terjebak dalam kehampaan yang membuatnya terjatuh tiada henti. Menghadap ke kiri atau kanan, kedua mata hanya dapat memandang sebuah kilasan cermin yang memperlihatkan sebuah perjalan hidup.Ini … ingatanku?Tidak, bukan.Aku tidak pernah melihat sesuatu yang seperti ini.Dia bahkan tidak mengenali satupun hal di sana. Apa yang sedang terjadi di depan matanya seperti sebuah film dokumentasi dengan sudut pandang orang pertama. Semakin lama Igris di dalam kehampaan tersebut, perlahan-lahan lintasan cermin yang menunjukan ingatan tersebut menjadi semakin cepat. Dari segala arah, lintasan cermin itu menjadi semakin sempit seolah mendekati Igris sebagai pusatnya.Trang! [ Transfer memori telah selesai ]Lagi-lagi suara ini. Apa sebenarnya ini? Tulisan melayang dengan suara aneh.[ Sistem mendeteksi sebuah gangguan ]Gangguan?[ Efek ‘shock’ dari kematian membuat pemain dalam fase ‘pemulihan’
“Serang!”Bruak bruak!Teriakan penuh semangat dengan darah yang bercucuran di mana-mana. Sebuah medan perang terlihat mengerikan bagaimana manusia sedang melawan sekumpulan monster yang datang dari dimensi lain.Senjata dan energi magis bernama mana adalah serangan utama dari para manusia. Mereka menggunakan manipulasi mana sesuai dengan kemampuan untuk melawan para monster-monster tersebut.Graa!!Zuoorr!Di antara semua orang, terlihat salah satu orang yang lebih menonjol dari yang lain. Lelaki yang mengangkat kedua pedang dan menebas habis para monster dua kali lebih cepat dan kuat dari orang-orang lainnya.Zrat zrat zrat!“Huoo!!”“Jendral Igris!”Teriak salah satu prajurit terhadap lelaki tersebut. Dia bernama Igris, salah satu dari Jendral kerajaan yang memimpin pasukan tersebut.“Angkat pedang kalian dan ikuti aku. Pertarungan belum selesai!” teriak Igris.“Ikuti Jendral!”“Waaaa!!”Teriakan semangat diikuti oleh semua orang. Bersama-sama mereka menerobos barisan monster-monst
Mentari pagi datang menembus tirai jendela. Sinar yang menyilaukan mata itu datang di kedua mata seorang lelaki yang sedang tertidur pulas di atas kasur.“Uuhh ...”Erangan yang keluar dari mulutnya diikuti dengan tubuh yang merenggang. Kedua tangan serta kaki di rentangkan seolah melemaskan otot yang ada. Mulut terbuka sembari menguap kantuk yang belum pudar. Kedua mata lelaki itu perlahan terbuka. Dia melihat bagaimana ada langit-langit kamar berbentuk plafon itu.“Huh?”Relaksasi yang dia lakukan setelah kedua mata terbuka pun menghilang. Kedua matanya terbuka kuat sembari menoleh ke kiri dan kanan. Meja yang rapih dengan berbagai macam benda tak dikenal. Serta, tubuhnya yang tertidur di atas kasur nyaman terbuat dari busa paling empuk.Dia yang melihat hal tersebut seolah panik dengan sekitarnya.“Apa ini?”Dia memegang tubuhnya berulang kali. Otot-otot perkasa terasa begitu keras di seluruh sisi tubuh. Lelaki tersebut memegang wajah dan rambutnya kebingungan.“Berbeda. Apa yang