“Serang!”
Bruak bruak!
Teriakan penuh semangat dengan darah yang bercucuran di mana-mana. Sebuah medan perang terlihat mengerikan bagaimana manusia sedang melawan sekumpulan monster yang datang dari dimensi lain.
Senjata dan energi magis bernama mana adalah serangan utama dari para manusia. Mereka menggunakan manipulasi mana sesuai dengan kemampuan untuk melawan para monster-monster tersebut.
Graa!!
Zuoorr!
Di antara semua orang, terlihat salah satu orang yang lebih menonjol dari yang lain. Lelaki yang mengangkat kedua pedang dan menebas habis para monster dua kali lebih cepat dan kuat dari orang-orang lainnya.
Zrat zrat zrat!
“Huoo!!”
“Jendral Igris!”
Teriak salah satu prajurit terhadap lelaki tersebut. Dia bernama Igris, salah satu dari Jendral kerajaan yang memimpin pasukan tersebut.
“Angkat pedang kalian dan ikuti aku. Pertarungan belum selesai!” teriak Igris.
“Ikuti Jendral!”
“Waaaa!!”
Teriakan semangat diikuti oleh semua orang. Bersama-sama mereka menerobos barisan monster-monster itu.
“Untuk Perland!”
Igris berteriak akan nama dari kerajaan yang dia layani. Sebagai seorang Jendral perang, dia tidak tunduk dengan mudah di hadapan para monster-monster tersebut.
Lapisan mana yang mempertajam kedua pedangnya. Igris melesat maju dengan kecepatan kilat menghabisi setiap monster yang ada.
Zrat zrat!
Igris terhenti sejenak. Dia menoleh ke belakang dan melihat bagaimana pasukannya masih berdiri kokoh mengangkat senjata dan berlanjut perang dengan semangat penuh.
“(Bagus, semua ini hanya permainan waktu. Semakin lama, para monster ini akan terpukul mundur dan kita akan menghabisi mereka semua. Kita hanya perlu bertahan sedikit lagi saja!)”
Graa!
Di tengahnya sedang melamun dalam pikiran, Igris melihat salah satu monster seperti reptil melompat dengan mulut yang melebar.
Zrat!
Ayunan pedang membelah mulut dan tubuh monster tersebut dengan mudah.
“Semuanya, bertahanlah. Kita sudah dekat dengan kemenangan, hanya sebentar lagi kita bisa menghabisi semua monster-monster ini!” teriak Igris.
“Kau dengar kata Jendral? Angkat pedang kalian dan terus cincang monster-monster itu!”
Zuoor!
Zrat zrat!
Manipulasi mana berupa elemen di kerahkan oleh para pasukan. Tak terlepas juga dari teknik berpedang dengan dorongan mana yang memperkuat serangan. Serangan variasi yang mereka keluarkan memukul mundur para monster itu semakin cepat.
“Jangan kendurkan pertahanan kalian. Raja mempercayai kita untuk melindungi kerajaan, jangan mengecewakannya. Lebih baik mati dan terluka di depan, dibandingkan memiliki luka di punggung kalian sebagai tanda pelarian!”
Waaa!!
Teriakan meriah dari pasukannya menjadi semakin membara. Serangan yang mereka kerahkan jauh lebih kuat dan bahkan memukul mundur monster-monster tersebut.
Igris bertarung bersama dengan rekan-rekan prajuritnya. Namun, tiba-tiba saja dia merasakan sebuah perasaan mencekam. Hawa membunuh dahsyat yang bahkan membuatnya tertegun diam hingga sulit bernafas.
“Acckhh!”
“(A-apa … ini?! Auranya terlalu kuat. Tenggorokanku … seperti tercekik!)”
“Jendral. Jendral!”
Salah satu rekannya yang berdiri di samping pun kebingungan melihatnya. Dia sontak membopong Igris di bahunya sembari mengayunkan pedangnya.
“Jendral, ada apa?! Kau kena serangan?!”
Igris menggelengkan kepalanya. Dia langsung menoleh ke kiri dan kanan, berusaha mencari arah aura mengerikan itu datang. Sejauh mata memandang, Igris pun melihat sosok lelaki yang berdiri menyeringai lebar di tengah peperangan. Wajahnya tertutup dan tak terlihat jelas, hanya saja aura tersebut sangatlah kuat hingga membuatnya tersadar.
“(Mustahil. Dia … dia adalah monster sesungguhnya!)”
Kepalanya menoleh dengan kedua mata melebar dan raut wajah yang pucat.
“Mundur, semuanya. Mundur!”
Igris berteriak keras bagi semua pasukan yang dia pimpin. Seorang Jendral yang tak kenal menyerah, kini berteriak dengan sebuah perintah yang melawan citranya.
“Jendral?!”
“Mundur?! Apa maks-!”
Ketika semua pasukannya terdiam kebingungan mendengar perintah tersebut, lelaki tersebut menggumamkan sebuah mantra dari mulutnya. Mana bergejolak keluar dari telapak tangan dan meledakkan seluruh area medan perang.
Duaaarr!
Graak graakk!
Semua terhempas dan tak tersisa. Baik itu bagi para monster ataupun para manusia, mereka terkapar penuh dengan luka.
Tak terkecuali bagi Igris, tubuhnya berlumuran dengan darah dan luka.
“Ugghh!”
Ketika dia membuka kedua mata, Igris menoleh ke samping. Rasa berat yang dia rasakan di punggung itu adalah sebagian lengan dari tubuh rekannya telah habis tertelan oleh ledakan.
“Uwaaa!”
Perasaan teror yang menghantuinya membuat Igris melompat terkejut. Rasa sakit yang dia rasakan ketika melihat salah satu kakinya putus pun sontak terasa dalam sekejap.
“Argghh!”
Tidak ada pemandangan yang lebih mengerikan. Seluruh pasukan manusia terbunuh dalam sekejap mata. Igris melihat bagaimana dia kehilangan salah satu kakinya dan menjadi tak berguna.
“(Ini salahku. Seharusnya aku tidak besar kepala dan membawa pertarungan sampai ke titik ini. Jika saja … jika saja aku menyadarinya lebih awal!)”
Igris menggertakan gigi dan mengepal kedua tangan hingga becucuran darah. Namun, kondisi tubuhnya yang sudah sekarat membuatnya kehilangan tenaga. Dia terbaring jatuh di atas tanah yang tandus sekali lagi.
Bruk!
“Si … alan!”
Nafas tengah-engah dan tubuh yang gemetar. Igris berada di ujung hayat dengan kedua mata yang lemas berkedip. Berapa kalipun dia berusaha untuk bangkit, Igris hanya akan kembali terjatuh lagi. Tubuh yang telah kehilangan banyak darah membuatnya berada di ambang kematian.
“(Raja … Ratu … Tuan Putri … maafkan aku)”
Jauh di depannya, Igris melihat seseorang melangkahi tubuh mati dari ribuan pasukan yang dia pimpin. Rasa kesal tentu saja memenuhinya, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia mencengkram tanah dan menarik sebagian debu ke dalam kepalannya sebagai pelampiasan amarah.
“Menarik sekali. Kau masih bisa hidup setelah itu semua?”
Suara laki-laki berbicara itu membuat seluruh tubuh Igris tegang. Bernafas saja pun dia enggan, karena merasakan hawa membunuh yang sangat dahsyat.
Bats!
Sebuah energi tebasan datang dari arah lain. Igris dan lelaki tersebut dapat merasakannya dengan jelas, namun arahnya datang kepada sang lelaki.
Grak grak!
“Hmm, kau bahkan mengejarku sampai sini.”
Igris tak tahu apa yang sedang terjadi. Kedua matanya memang masih terbuka, tetapi tubuhnya yang sudah sulit bergerak membuat jarak pandangnya terbatas.
“(A-apa … yang terjadi?! Seseorang … datang. Musuh? Tidak, tadi dia menyerang orang ini. Bala bantuan dari kerajaan tetangga?!)”
Gertakan gigi diikuti dengan bagaimana dia berusaha untuk menggerakan tubuhnya. Namun, semakin Igris berusaha, tubuhnya mengalami pendarahan lebih.
“Akkhh. Uhuk uhuk!”
Sosok lelaki yang menolongnya itu sontak menoleh ke belakang. Dia terkejut seolah khawatir terhadap kondisi Igris.
Namun ….
“Lengah!”
Wush!
Bruuaakk!
Lawannya yang melesat maju secepat kilat pun mengayunkan tinjunya. Lelaki tersebut segera membuka salah satu telapak tangan dan membentuk sebuah perisai mana.
Bzzztt bzzztt!
Gelombang mana yang mengamuk antar kedua mana bertemu satu sama lain. Hembusan angin dahsyat bersamaan dengan retakan tanah yang bergetar tiada henti.
Krak krak krak!
“Uhh!”
Batss!
Lelaki itu mendorong mundur lawannya dengan sejumlah mana yang tersisa.
Sraakk!
“Naif sekali. Kau pikir bisa melindungi manusia itu di situasi seperti ini?”
“Aku tidak pernah mengatakan untuk menyelamatkannya.”
Lelaki itu menyentuh punggung Igris. Perlahan-lahan, sari-sari kehidupannya bersama dengan sisa mana yang ada di dalam tubuhnya mulai terhisap.
Zruuutt!
“(Ugh! Tubuhku … Mana ku di hisap. Aku … akan-!)”
Tiba-tiba saja, Igris mendengar suara lelaki itu masuk di dalam kepalanya.
“(Maafkan aku. Tapi kelak nanti, kau akan mengerti maksudku)”
“Bangkit dan hapuskan kebohongan yang tertulis di dunia ini.”
Tubuhnya melemah dengan cepat. Dan saat titik terakhir mana nya di sedot habis oleh lelaki tersebut, Igris pun memejamkan mata dengan tubuh dinginnya.
*
*
*
*
*
*
*
[ Persyaratan telah dipenuhi. Memuat ulang sistem! ]
Apa … ini?
Suara siapa?
[ Transfer Data - memuat ]
[ Transfer Data – Sedang di proses ]
Data?
[ 15%/100% ]
[ 35%/100% ]
[ 57%/100% ]
[ 73%/100% ]
[ 92%/100% ]
[ 100%/100% ]
[ Trasnfer Data telah selesai ]
Ini … mimpi?
[ ‘Igris’ ]
[ Mantan Jendral Kerajaan Perland ]
[ Jenis kelamin : Pria ]
[ Umur : 29 ]
[ Data telah di terima ]
[ Seluruh ketentuan telah dipenuhi. Pemain telah ditemukan ]
[ Memulai program ‘Reversal Reborn System’ ]
Masa depan?Bukan.Masa lalu?Bukan juga.Lantas apa?Igris bertanya kepada dirinya sendiri. Dia terjebak dalam kehampaan yang membuatnya terjatuh tiada henti. Menghadap ke kiri atau kanan, kedua mata hanya dapat memandang sebuah kilasan cermin yang memperlihatkan sebuah perjalan hidup.Ini … ingatanku?Tidak, bukan.Aku tidak pernah melihat sesuatu yang seperti ini.Dia bahkan tidak mengenali satupun hal di sana. Apa yang sedang terjadi di depan matanya seperti sebuah film dokumentasi dengan sudut pandang orang pertama. Semakin lama Igris di dalam kehampaan tersebut, perlahan-lahan lintasan cermin yang menunjukan ingatan tersebut menjadi semakin cepat. Dari segala arah, lintasan cermin itu menjadi semakin sempit seolah mendekati Igris sebagai pusatnya.Trang! [ Transfer memori telah selesai ]Lagi-lagi suara ini. Apa sebenarnya ini? Tulisan melayang dengan suara aneh.[ Sistem mendeteksi sebuah gangguan ]Gangguan?[ Efek ‘shock’ dari kematian membuat pemain dalam fase ‘pemulihan’
Nathanael Michaelis. Itu adalah nama baru yang dia miliki setelah lahir kembali. Sistem juga sudah mengirim seluruh memori yang tersisa. Memberikan seluruh informasi yang Nathan butuhkan untuk hidup di dunia barunya.Seorang pemuda yang hidup sendirian di dalam apartemen. Walau terbilang muda di usia 21 tahun, tetapi Nathan sanggup membiayai hidupnya sendiri.Selain itu, dia mengetahui bahwa perbedaan mendasar dari dunia ini adalah bumi jauh berbeda dengan miliknya. Kalau dulu, manusia hidup berdampingan dengan mana. Tetapi, bumi berbanding terbalik dengannya. Fenomena mana seperti itu hanya ada dalam buku fiksi yang di tulis sebagai hiburan untuk kalangan anak-anak hingga dewasa.Nathan menghela nafas sembari duduk di atas kasur.“Baiklah, aku sudah mati. Dan sekarang aku hidup lagi di sebuah dunia tanpa mana.”Tidak ada yang bisa Nathan lakukan untuk sementara. Dia masih berusaha untuk menenangkan diri sembari menyerap seluruh informasi yang sistem itu berikan padanya.Tak lama kemu
Memori lama yang kembali melintas di dalam kepalanya. Seakan mimpi buruk yang datang secara langsung menghantuinya hingga membuat seluruh tubuh hingga tulangnya bergetar.Tepat dari kejauhan, monster-monster itu terlihat masih sama mengerikannya dari dunianya. Dan di tengah kekacauan, mereka bergerak menghabisi siapapun yang ada tepat di depan matanya.Zrat zrat!“Aaghhh!”“Uacckh!”Graaa!Pemandangan yang Nathan lihat saat ini tidak berbeda dari bagaimana monster-monster itu datang ke dunianya. Gertakan gigi dengan amarah yang memenuhi seluruh tubuhnya itu membuatnya tidak bisa tinggal diam.“Sialan, lagi dan lagi kalian menghancurkan kehidupan orang-orang!”Kedua tangannya di angkat ke belakang punggung seolah ingin mengambil sesuatu. Namun, kedua tangannya tidak merasakan apapun selain hampanya udara.Nathan baru saja menyadari bahwa dia tidak memiliki kedua pedang di sisinya lagi. Di tengah-tengah kebingungannya, tiba-tiba saja salah satu monster datang ayunan pedang raksasanya.G
Terungkapnya makna keberadaan sistem di tengah situasi sengit. Namun, hal ini berujung kepada Nathan yang akhirnya membalikkan keadaan.Graaa!Raungan keras dari para monster-monster itu diikuti dengan pergerakan ganas mengejarnya. Nathan langsung memegang anak kecil yang dia gendong erat-erat.“Tutup matamu dan pegang yang erat ya?” ujar Nathan.“Eh?!”Tentu saja anak kecil itu kebingungan. Raut wajah yang berubah pucat tidak bisa melakukan apapun selain menuruti ucapannya. Sedangkan Nathan memperkuat lengannya dengan menyalurkan sejumlah mana ke dalam belati.Wusshh!Graa!Ayunan kuat datang tepat dari depannya. Tebasan pedang raksasa, pukulan, maupun serangan beragam lainnya dari tubuh abstrak para monster-monster datang dari segala arah. Namun, suara nyaring dari bilah belati yang bernyanyi ria di kala Nathan menahan setiap serangan yang datang. Tak terlepas dari itu, dia juga menyerang balik dan menumbangkan sejumlah monster.Trang trang![ Anda telah mengalahkan monster ][ And
Mentari pagi datang menembus tirai jendela. Sinar yang menyilaukan mata itu datang di kedua mata seorang lelaki yang sedang tertidur pulas di atas kasur.“Uuhh ...”Erangan yang keluar dari mulutnya diikuti dengan tubuh yang merenggang. Kedua tangan serta kaki di rentangkan seolah melemaskan otot yang ada. Mulut terbuka sembari menguap kantuk yang belum pudar. Kedua mata lelaki itu perlahan terbuka. Dia melihat bagaimana ada langit-langit kamar berbentuk plafon itu.“Huh?”Relaksasi yang dia lakukan setelah kedua mata terbuka pun menghilang. Kedua matanya terbuka kuat sembari menoleh ke kiri dan kanan. Meja yang rapih dengan berbagai macam benda tak dikenal. Serta, tubuhnya yang tertidur di atas kasur nyaman terbuat dari busa paling empuk.Dia yang melihat hal tersebut seolah panik dengan sekitarnya.“Apa ini?”Dia memegang tubuhnya berulang kali. Otot-otot perkasa terasa begitu keras di seluruh sisi tubuh. Lelaki tersebut memegang wajah dan rambutnya kebingungan.“Berbeda. Apa yang
Terungkapnya makna keberadaan sistem di tengah situasi sengit. Namun, hal ini berujung kepada Nathan yang akhirnya membalikkan keadaan.Graaa!Raungan keras dari para monster-monster itu diikuti dengan pergerakan ganas mengejarnya. Nathan langsung memegang anak kecil yang dia gendong erat-erat.“Tutup matamu dan pegang yang erat ya?” ujar Nathan.“Eh?!”Tentu saja anak kecil itu kebingungan. Raut wajah yang berubah pucat tidak bisa melakukan apapun selain menuruti ucapannya. Sedangkan Nathan memperkuat lengannya dengan menyalurkan sejumlah mana ke dalam belati.Wusshh!Graa!Ayunan kuat datang tepat dari depannya. Tebasan pedang raksasa, pukulan, maupun serangan beragam lainnya dari tubuh abstrak para monster-monster datang dari segala arah. Namun, suara nyaring dari bilah belati yang bernyanyi ria di kala Nathan menahan setiap serangan yang datang. Tak terlepas dari itu, dia juga menyerang balik dan menumbangkan sejumlah monster.Trang trang![ Anda telah mengalahkan monster ][ And
Memori lama yang kembali melintas di dalam kepalanya. Seakan mimpi buruk yang datang secara langsung menghantuinya hingga membuat seluruh tubuh hingga tulangnya bergetar.Tepat dari kejauhan, monster-monster itu terlihat masih sama mengerikannya dari dunianya. Dan di tengah kekacauan, mereka bergerak menghabisi siapapun yang ada tepat di depan matanya.Zrat zrat!“Aaghhh!”“Uacckh!”Graaa!Pemandangan yang Nathan lihat saat ini tidak berbeda dari bagaimana monster-monster itu datang ke dunianya. Gertakan gigi dengan amarah yang memenuhi seluruh tubuhnya itu membuatnya tidak bisa tinggal diam.“Sialan, lagi dan lagi kalian menghancurkan kehidupan orang-orang!”Kedua tangannya di angkat ke belakang punggung seolah ingin mengambil sesuatu. Namun, kedua tangannya tidak merasakan apapun selain hampanya udara.Nathan baru saja menyadari bahwa dia tidak memiliki kedua pedang di sisinya lagi. Di tengah-tengah kebingungannya, tiba-tiba saja salah satu monster datang ayunan pedang raksasanya.G
Nathanael Michaelis. Itu adalah nama baru yang dia miliki setelah lahir kembali. Sistem juga sudah mengirim seluruh memori yang tersisa. Memberikan seluruh informasi yang Nathan butuhkan untuk hidup di dunia barunya.Seorang pemuda yang hidup sendirian di dalam apartemen. Walau terbilang muda di usia 21 tahun, tetapi Nathan sanggup membiayai hidupnya sendiri.Selain itu, dia mengetahui bahwa perbedaan mendasar dari dunia ini adalah bumi jauh berbeda dengan miliknya. Kalau dulu, manusia hidup berdampingan dengan mana. Tetapi, bumi berbanding terbalik dengannya. Fenomena mana seperti itu hanya ada dalam buku fiksi yang di tulis sebagai hiburan untuk kalangan anak-anak hingga dewasa.Nathan menghela nafas sembari duduk di atas kasur.“Baiklah, aku sudah mati. Dan sekarang aku hidup lagi di sebuah dunia tanpa mana.”Tidak ada yang bisa Nathan lakukan untuk sementara. Dia masih berusaha untuk menenangkan diri sembari menyerap seluruh informasi yang sistem itu berikan padanya.Tak lama kemu
Masa depan?Bukan.Masa lalu?Bukan juga.Lantas apa?Igris bertanya kepada dirinya sendiri. Dia terjebak dalam kehampaan yang membuatnya terjatuh tiada henti. Menghadap ke kiri atau kanan, kedua mata hanya dapat memandang sebuah kilasan cermin yang memperlihatkan sebuah perjalan hidup.Ini … ingatanku?Tidak, bukan.Aku tidak pernah melihat sesuatu yang seperti ini.Dia bahkan tidak mengenali satupun hal di sana. Apa yang sedang terjadi di depan matanya seperti sebuah film dokumentasi dengan sudut pandang orang pertama. Semakin lama Igris di dalam kehampaan tersebut, perlahan-lahan lintasan cermin yang menunjukan ingatan tersebut menjadi semakin cepat. Dari segala arah, lintasan cermin itu menjadi semakin sempit seolah mendekati Igris sebagai pusatnya.Trang! [ Transfer memori telah selesai ]Lagi-lagi suara ini. Apa sebenarnya ini? Tulisan melayang dengan suara aneh.[ Sistem mendeteksi sebuah gangguan ]Gangguan?[ Efek ‘shock’ dari kematian membuat pemain dalam fase ‘pemulihan’
“Serang!”Bruak bruak!Teriakan penuh semangat dengan darah yang bercucuran di mana-mana. Sebuah medan perang terlihat mengerikan bagaimana manusia sedang melawan sekumpulan monster yang datang dari dimensi lain.Senjata dan energi magis bernama mana adalah serangan utama dari para manusia. Mereka menggunakan manipulasi mana sesuai dengan kemampuan untuk melawan para monster-monster tersebut.Graa!!Zuoorr!Di antara semua orang, terlihat salah satu orang yang lebih menonjol dari yang lain. Lelaki yang mengangkat kedua pedang dan menebas habis para monster dua kali lebih cepat dan kuat dari orang-orang lainnya.Zrat zrat zrat!“Huoo!!”“Jendral Igris!”Teriak salah satu prajurit terhadap lelaki tersebut. Dia bernama Igris, salah satu dari Jendral kerajaan yang memimpin pasukan tersebut.“Angkat pedang kalian dan ikuti aku. Pertarungan belum selesai!” teriak Igris.“Ikuti Jendral!”“Waaaa!!”Teriakan semangat diikuti oleh semua orang. Bersama-sama mereka menerobos barisan monster-monst
Mentari pagi datang menembus tirai jendela. Sinar yang menyilaukan mata itu datang di kedua mata seorang lelaki yang sedang tertidur pulas di atas kasur.“Uuhh ...”Erangan yang keluar dari mulutnya diikuti dengan tubuh yang merenggang. Kedua tangan serta kaki di rentangkan seolah melemaskan otot yang ada. Mulut terbuka sembari menguap kantuk yang belum pudar. Kedua mata lelaki itu perlahan terbuka. Dia melihat bagaimana ada langit-langit kamar berbentuk plafon itu.“Huh?”Relaksasi yang dia lakukan setelah kedua mata terbuka pun menghilang. Kedua matanya terbuka kuat sembari menoleh ke kiri dan kanan. Meja yang rapih dengan berbagai macam benda tak dikenal. Serta, tubuhnya yang tertidur di atas kasur nyaman terbuat dari busa paling empuk.Dia yang melihat hal tersebut seolah panik dengan sekitarnya.“Apa ini?”Dia memegang tubuhnya berulang kali. Otot-otot perkasa terasa begitu keras di seluruh sisi tubuh. Lelaki tersebut memegang wajah dan rambutnya kebingungan.“Berbeda. Apa yang