“Siapa kau?” bentak Frans dengan mata memelotot tajam.Davis berdiri, menatap Frans yang tampak marah. “Aku adalah pasien Jacob.”Frans berdecak, melewati Davis. “Di mana si pengecut itu? Aku harus memberinya pelajaran karena tindakannya semalam.”Davis menahan bahu Frans, meremas agak kuat. “Jacob tidak ada di sini. Jangan membuat keributan di tempat ini.”Frans menatap tajam Davis. “Singkirkan tangan kotormu sebelum aku menghajarmu. Jangan membuatku semakin marah.”Davis meremas bahu Frans lebih kuat. “Pergilah sebelum kau mengotori tempat ini.”Frans mencengkeram tangan Davis, meringis ketika bahunya semakin ditekan kuat. “Kau akan aku habisi seperti aku akan menghabisi si pecundang Jacob.”Frans melayangkan pukulan tangan kiri. Davis menghindar seraya menenedang betis Frans dengan kuat.Frans jatuh terduduk, menatap Davis dengan sosot membunuh. “Aku tidak akan berhenti menghajarmu meski kau menangis darah sekalipun.”Frans melempar guci seraya berlari ke arah Davis. “Dasar brengse
“Aku akan ikut berlibur bersama kalian di Springtown.” Rebecca tersenyum lebar, menyilangkan kaki kiri ke kanan. “Kota itu memiliki pantai yang indah. Aku, Emmely, dan Susan akan pergi ke pantai dan beberapa tempat menarik lainnya.”Susan dan Emmely mendekat.Romeo berdecak, membuka pintu mobil lebar-lebar. “Bisakah kau tidak mengganggu liburan kami? Terakhir kali kau datang bersama kami ke pertandingan, kau menjadi sasaran para berandalan dan membuat kami kerepotan.”Rebecca memutar bola mata. Wanita itu sangat bersemangat untuk pergi ke Springtown setelah mendengar Davis berada di kota tersebut. Ia tidak akan membiarkan kesempatan ini hilang begitu saja. Rasa rindunya harus segera terbalas.“Rebecca, turunlah sebelum aku menarikmu,” ketus Romeo.Rebecca turun dari mobil, menginjak kaki Romeo.“Ah! Apa yang kau lakukan, Rebecca?” Romeo melompat-lompat dengan satu kaki. “Kau sudah keterlaluan.”“Kalian mendapatkan masalah karena kalian lemah. Kalian seharusnya mampu melindungiku saat
“Apa yang akan kau lakukan sekarang?” tanya Deric.“Aku ingin bertemu dengan Davis dan memastikan dugaanku untuk terakhir kalinya. Jika topeng, cincin, dan ponselku kembali rusak ketika aku akan menyentuh Davis, aku akan menangkap Davis dan memeriksa cincinnya. Jika dugaanku salah, aku tidak akan mencurigainya lagi,” jawab Dariel.“Kau serius?” Daisy berdiri dari sofa, menyembunyikan senyuman. “Aku ingin membalas tindakan kurang ajar pria menyebalkan itu padaku. Dia harus mendapatkan pelajaran karena sudah membuatku sangat kesal.”“Bagaimana kau mengetahui posisi Davis saat tim kita kesulitan mencarinya?” Deric bangkit dari sofa, berjalan menuju jendela, menatap foto Davis di layar ponsel. “Wajahmu seperti tidak asing bagiku, Davis. Aku ingin segera bertemu denganmu. Jika Dariel sampai sepenasaran itu padamu, maka kau cukup penting baginya.”“Aku mendapat informasi dari forum pecinta petarung jalanan jika Davis terlihat di salah satu jalan Springtown pagi tadi. Ada kemungkinan jika di
Sementara itu, Romeo, Gabriel, Joseph, dan Paul baru saja tiba di pantai. Mereka keluar dari mobil dengan agak terburu-buru, menikmati pemandangan hamparan pasir putih dan ombak yang tenang. Keempat pria itu segera berganti pakaian, melakukan pemanasan, berlari-lari kecil di sepanjang pantai.“Apakah kalian tahu mengenai seseorang yang memosting hadiah pencarian Davis sebesar 1 juta dolar?” tanya Paul.“Aku mengetahuinya. Postingan itu langsung dibanjiri komentar banyak orang. Hadiah pencarian Davis meningkat lima kali lipat dibanding hadiah awal,” sahut Joseph, “aku tidak tahu jika Davis akan dihargai semahal itu. Dia tidak lebih dari pria miskin menyedihkan sebelumnya.”“Aku belum mengetahui kabar itu.” Gabriel memeriksa forum, menggeser ke bawah. “Aku tidak menemukan postingan yang kalian sebutkan.”“Kau benar, Gabriel. Aku justru membaca banyak postingan berisi hujatan.” Romeo mengklik sebuah gambar, membaca saksama. “Tunggu, postingan itu sudah dihapus, tetapi beberapa orang semp
Davis tiba di dekat bangunan rumah sakit beberapa menit kemudian. Pria itu memasuki halaman melalui jalur samping, menaiki pagar, mendarat dengan sempurna. Ia segera bersembunyi ketika melihat Jacob memasuki sebuah gedung bagian tengah.“Jacob memang bertemu dengan pemilik rumah sakit ini. Apa yang akan dia lakukan?”Davis keluar dari persembunyian, berjalan ke samping bangunan ketiga, mengawasi keadaan saksama. Ia melihat dua mobil dan enam motor memasuki gerbang, melewati garis polisi, memasuki bangunan kedua.“Mobil itu adalah mobil dari orang yang memukuli Frans semalam di depan gerbang.”Davis bergerak ke belakang bangunan tengah, melihat lima titik cahaya bergerak ke atas. “Mereka menaiki lantai atas.”Davis mengendap-endap memasuki jalur belakang, mengawasi sekeliling. Ketika akan menaiki tangga, ia melihat seseorang memasuki ruangan dari depan. “Frans?”Davis keluar dari ruangan, memperhatikan Frans saksama. “Aku sudah menduga jika Frans akan datang. Dia akan pasti akan membua
“Apa kau yakin kita harus pergi ke rumah sakit berhantu ini?” tanya Paul seraya menarik bagian baju belakang Romeo dan Gabriel, menatap ketakutan tiga bangunan rumah sakit dan sekitarnya yang cukup gelap.“Jangan menarik bajuku.” Gabriel menyeka keringat.“Ap kalian mencium bau aneh?” tanya Joseph yang berada di samping Gariel, mengawasi sekeliling. “Ini bau darah. Aku langsung mual ketika memasuki rumah sakit ini.”“Jangan menjadi pengecut.” Romeo mengarahkan senter ke bagian belakang gedung, meneguk ludah berkali-kali. Ia tidak kalah takut dengan ketiga sepupunya. “Kita hanya perlu memasuki sebuah gedung, mengambil foto dan video selama beberapa menit, lalu meninggalkan bangunan ini secepatnya. Davis harus tahu kalau kita tidak pengecut seperti yang dia tuduhkan.”Romeo, Gabriel, Joseph, dan Paul berhenti di belakang bangunan tengah. Mereka melihat keadaan ruangan yang gelap gulita. Angin berembs cukup kencang, menggoyangkan dedaunan ke kiri dan kanan, menciptakan suara yang menakut
Davis tersenyum. “Jacob adalah seorang dokter. Dia memiliki pengetahuan mengenai obat-obatan sekaligus penyakit dibandingkan orang biasa. Dia menggunakan kepintarannya untuk mengalakan para berandalan itu.”“Dasar curang!” Randy tiba-tiba terbatuk. “Kepalaku mendadak pening.”Jacob tersenyum. “Asap dari ledakan tadi mengandung virus berbahaya. Virus tersebut bereksi dengan sangat cepat.”Randy dan beberapa pengawalnya tampak terkejut. Empat berandalan lain masih menggaruk tubuh mereka dan kini berguling-guling ke arah Randy dan yang lain.“Menyingkir dariku!” Randy menendang salah satu pengawal yang berguling ke arahnya, menatap jijik bintik-bintik merah di tubuh para berandalannya. “Kau pasti ikut menghirup asap berbahaya tadi.”“Aku memang menghirup asap tadi, tapi aku memiliki obatnya.”“Brengsek!” maki Randy, “kau pasti sengaja melakukannya.”“Aku tahu jika kau tidak akan menyerahkan dokumen itu meski aku sudah menyerahkan uangnya. Aku juga tahu jika aku tidak akan menang melawanm
Romeo, Gabriel, Joseph, dan Paul menuruni pagar dalam waktu nyaris bersamaan, berlari menjauhi bangunan rumah sakit, berhenti di bawah tiang listrik. Mereka mengendalikan napas yang terengah-engah.“Sialan! Davis kembali menghinaku,” ujar Romeo.“Aku benci mengatakannya, tapi tanpa pertolongan Davis, aku, Joseph, dan Paul mungkin saja masih berada di gedung mengerikan itu dan menjadi korban para berandalan.” Gabriel menyeka keringat, menatap bangunan rumah sakit.“Kau benar, Gabriel.” Joseph merenggangkan tubuh. “Tubuhku terasa sangat sakit. Kita beruntung Davis berada di bangunan rumah sakit. Jika tidak, kita pasti sudah dijual ke pasar gelap oleh para berandalan itu.”Romeo berdecak. “Davis hanya menakut-nakuti kita.”“Apa kau lupa dengan mayat sungguhan yang ditemukan di bangunan rumah sakit. Mayat-mayat itu mungkin saja sudah kehilangan organ-organ mereka.” Paul muntah tak lama setelah mengatakannya.“Apa yang Davis lakukan di bangunan rumah sakit itu dan siapa orang-orang yang me
Jack sontak menahan napas, menggigit tangan Tommy. “Kita terkurung di tempat sialan ini sekarang! Musuh pasti akan datang ke tempat ini jika kita hanya diam saja!”“Seluruh komunikasi kita terputus dengan pasukan lain. Meski begitu, aku yakin pasukan bantuan sedang dalam perjalanan menuju tempat ini.”Sebuah ledakan tiba-tiba terdengar. Jack dan Tommy sontak terdiam.[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 3 menit 30 detik]Sementara itu, pasukan gabungan aliansi dan pemerintah Floxia masih memburu Lucas, Liam, dan Levon. Mereka mengerahkan pasukan untuk mengejar melalui jalur darat dan udara.Ledakan terjadi di beberapa titik hutan, disusul asap hitam yang membumbung tinggi.Pasukan Logan dan Ludwig terus melindungi Lucas, Liam, dan Levon. Mereka juga bergerak untuk menghadang pasukan lawan.Rombongan mobil terlihat melewati jalan setapak. Titik kecil cahaya menjadi tanda pergerakan mobil di bawah rimbun daun.“Dasar brengsek!” Lucas menendang kursi. “Kenapa pasukan bodoh itu seakan-seak
Jay, Noah, dan Layla berhasil membekuk Draco.“Dasar brengsek! Lepaskan aku!” teriak Draco sembari terus memberontak. Ia merasakan aliran listrik di tubuhnya. “Mereka tersengat listrik, tetapi mereka tetap tidak melepaskanku! Siapa sebenarnya mereka, dan seberapa kuat mereka?”Draco mengamati Henry Tolando di dalam helikopter. “Sialan! Padahal aku hampir berhasil mengalahkannya! Kenapa orang-orang sialan ini sangat sulit dikalahkan?”“Ah!” Draco meringis kesakitan ketika Jay mematahkan tangan dan kakinya. “Dasar bajingan! Aku pasti akan membalas kalian semua!”Draco menggertakkan gigi, menahan rasa sakit yang semakin parah. Ia semakin kesulitan menggerakkan tangannya. “Apa yang harus aku lakukan sekarang?”Draco memaksakan mendongak saat beberapa pengawal memasuki helikopter. Ia tiba-tiba tersenyum saat menyadari sesuatu. “Mereka tidak bisa menghidupkan helikopter itu. Benda itu tampaknya rusak bersama seluruh sistem dan alat-alat canggih di gedung ini. Mereka tidak akan bisa meningga
Pedro tidak sadarkan diri setelah terkena pukulan di belakang lehernya. Meski begitu, alat di tubuhnya masih menyala dan mengirimkan informasi pada Logan dan Ludwig.Leon segera mengikat tubuh Pedro, menoleh ke lantai bawah. “Dia melemparkan koper-koper itu ke lantai bawah. Koper-koper itu kemungkinan adalah koper-koper yang tersimpan di ruangan rahasia.”Leon membunyikan peluit untuk mengirimkan pesan pada Jay, Noah, dan Layla. Ia bergegas menuruni tangga secepat mungkin, mengawasi keadaan sekeliling.Di waktu yang sama, pasukan bantuan musuh sudah memasuki bangunan. Mereka menyebar dan bergerak ke sekeliling, memasuki satu per satu ruangan, bergerak menuju tangga.“Aku baru saja mendapatkan informasi dari Tuan Logan. Ada musuh yang sudah sadarkan diri. Dia ... bahkan berhasil mengalahkan Tuan Pedro sendirian,” ujar pemimpin pasukan saat menghubungi anggota pasukan. “Jika kalian menemukan pria itu, kalian harus segera mengirimkan pesan darurat. Kalian harus menghindari pertarungan de
“Dasar brengsek! Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku harus menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin,” ujar Draco sembari melompati para penjaga yang tidak sadarkan diri di sepanjang lorong. Draco tersenyum, menendang seorang penjaga. “Apakah aku harus tetap menghabisi Henry Tolando sesuai perintah Logan dan Ludwig?”Draco mendengkus kesal, terkejut saat melihat layar hologram di depannya. “Apa ini? Kenapa tanganku bisa menembus layar ini?”Pedro berlari di samping Draco. “Itu adalah layar hologram, Tuan. Aku tidak tahu bagaimana pastinya, tetapi aku menduga layar hologram dan keadaan sekarang adalah ulah Logan.”Logan mendadak muncul di layar hologram. “Aku akan menjelaskan sedetail mungkin apa yang sedang terjadi sekarang. Aku menempatkan sebuah alat canggih di tubuh kalian sebelum kalian menyamar sebagai mata-mata. Alat itu aktif saat dalam keadaan darurat. Alat itu memiliki kemampuan untuk meretas semua sistem canggih, alat komunikasi sekaligus alat pelacak. Selama alat i
[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 30 menit 15 detik]Rombongan mobil yang membawa Lucas, Liam, dan Levon terus melaju menuju bukit, melewati tanjakan dan hutan lebat. Di saat yang sama, pertarungan terjadi halaman dan sepanjang jalan. Pasukan Logan dan Ludwig berhasil mengecoh musuh dan melakukan serangan mendadak. Asap membumbung tinggi di beberapa titik lokasi. Beberapa anggota pasukan terlihat terkapar di tanah dan jalan. Suara tembakan terdengar bersahutan berkali-kali. Dua anggota pasukan tengah menyingkirkan batang pohon yang menimpa mobil. Seorang anggota menarik Evan Mulikas dari dalam kendaraan, menjauhkan pria itu dari lokasi kecelakaan. Evan Mulikas tidak sadarkan diri setelah sebuah bom meledak di depan mobilnya. Pohon tumbang dan mengenai kendaraan hingga ia terjepit. Darah mengalir dari kepala dan wajahnya. Seorang dokter bergegas mengecek keadaannya. Di saat para pengawal utama Evan Mulikas mengobatinya, sebagian pasukannya dan pasukan aliansi bergegas mengejar Lu
Lucas, Liam, dan Levon seketika bersiaga saat mendapatkan informasi dari bawahan mereka. Suara ledakan terdengar dari arah cukup jauh. “Dasar bajingan! Bagaimana mungkin aliansi bodoh itu menemukan keberadaan kita di tempat ini?” tanya Lucas sembari mengintip keadaan luar melalui jendela. Ia melihat asap mengepul di arah barat dan timur. Lucas mendengkus kesal. “Bukankah orang-orang itu mengatakan bahwa aliansi bodoh itu tidak mungkin menemukan keberadaan kita di tempat ini?”“Aku menduga jika ada pengkhianat di antara pasukan kita, Ayah. Mengingat penjelasan Paman Ludwig sekaligus melihat tindakan pasukan khusus itu, mereka tidak mungkin berbohong dengan ucapan mereka,” kata Liam. Levon menimpali, “Ya, aku juga menduga hal yang sama, Ayah. Pengkhianat itu pasti sudah membocorkan informasi lokasi ini pada Henry Tolando dan yang lain. Kalaupun tidak ada pengkhianat di pihak kita, kemungkinan lainnya adalah aliansi memang sudah mengikuti kita sejak kita keluar dari penjara. Meski beg
Henry Tolando dan para anggota aliansi berada dalam situasi yang cukup aman sekarang. Mereka berada dalam penjagaan yang lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Meski begitu, pasukan Logan dan Ludwig tidak tinggal diam. Mereka menyebar ke berbagai lokasi untuk menemukan tempat persembunyian anggota aliansi sekaligus untuk melakukan serangan balasan. Situasi beberapa kota masih mencekam. Para polisi terus berpatroli di berbagai jalan, mencari dan mengejar para tahanan yang melarikan diri. Pemerintah kota menetapkan situasi gawat darurat dan melarang semua warganya untuk meninggalkan rumah. Di waktu yang sama, beragam media terus memperbaharui informasi seputar kerusuhan.Pasukan khusus aliansi berjaga di depan sebuah rumah, hilir mudik memeriksa keadaan. Para penjaga menjaga lorong dengan persenjataan lengkap. Setiap pasukan saling berkomunikasi, memperbaharui informasi. Di sebuah ruangan, Draco baru saja sadarkan diri. Pria itu membuka mata perlahan, mengawasi keadaan sekeliling. Saat
Rebecca memutar bola mata. “Susan, bisakah kau duduk? Kau terus jalan mondar-mandir sampai membuatku pusing.”Emmely menyahut, “Tenanglah, Susan. Aku yakin Davis akan baik-baik saja. Para pengawalnya akan melindunginya.”“Ya, orang-orang menyeramkan itu tidak akan mungkin membiarkan Davis dalam bahaya.” Rebecca meneguk teh hangat. “Suasana berbagai kota dalam bahaya sekarang. Kita beruntung karena Leaventown masih terkendali. Orang-orang Davis juga menjaga rumah ini. Kita akan aman selama kita berada di dalam rumah.”Susan menjatuhkan diri di sofa, mengendalikan napas yang terengah-engah. “Aku tetap mengkhawatirkan Davis. Dia bahkan tidak mengangkat panggilan dan membalas pesanku sejak tadi. Aku sangat takut sekarang.”Rebecca dan Emmely memutar bola mata, mengabaikan Susan. Romeo mendengkus kesal, menggerutu, “Susan sangat menyebalkan karena terus membicarakan Davis.”Gabriel tertawa. “Aku percaya bahwa Davis akan baik-baik saja. Dia memiliki keberuntungan yang sangat banyak.”“Apa
“Apa?” Henry Tolando terkejut saat mendengar ucapan Davis di telepon. “Kau akan pergi untuk menangkap Lucas?”Harold dan para pengawal yang berjaga sontak terkejut, tetapi mereka memilih diam. Henry Tolando menjatuhkan tubuh ke soga, mencengkeram ponsel lebih erat. Ia seolah tidak peduli benda itu akan hancur. “Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran, Davis? Bukankah kau mengatakan akan berada di balik layar? Bagaimana jika kau tewas dalam penyerangan itu? Kelompok sialan itu mungkin saja akan muncul kembali.”Davis mengamati penampilannya di cermin, tersenyum. “Aku akan baik-baik saja, Tuan. Aku sudah menyusun rencana untuk tindakan ini. Kau juga tidak perlu khawatir jika aku tidak akan memberikan informasi padamu. Aku akan tetap memberikan informasi padamu sesuai dengan janjiku. Aku juga sudah mengirim pasukanku untuk menjagamu, Harry, dan Helga.”“Dasar bajingan tengik! Apa yang sebenarnya ada dalam otakmu? Pertarungan masih terjadi, dan kemungkinan musuh akan tahu pergerakanmu dan m