Davis tersenyum. “Jacob adalah seorang dokter. Dia memiliki pengetahuan mengenai obat-obatan sekaligus penyakit dibandingkan orang biasa. Dia menggunakan kepintarannya untuk mengalakan para berandalan itu.”“Dasar curang!” Randy tiba-tiba terbatuk. “Kepalaku mendadak pening.”Jacob tersenyum. “Asap dari ledakan tadi mengandung virus berbahaya. Virus tersebut bereksi dengan sangat cepat.”Randy dan beberapa pengawalnya tampak terkejut. Empat berandalan lain masih menggaruk tubuh mereka dan kini berguling-guling ke arah Randy dan yang lain.“Menyingkir dariku!” Randy menendang salah satu pengawal yang berguling ke arahnya, menatap jijik bintik-bintik merah di tubuh para berandalannya. “Kau pasti ikut menghirup asap berbahaya tadi.”“Aku memang menghirup asap tadi, tapi aku memiliki obatnya.”“Brengsek!” maki Randy, “kau pasti sengaja melakukannya.”“Aku tahu jika kau tidak akan menyerahkan dokumen itu meski aku sudah menyerahkan uangnya. Aku juga tahu jika aku tidak akan menang melawanm
Romeo, Gabriel, Joseph, dan Paul menuruni pagar dalam waktu nyaris bersamaan, berlari menjauhi bangunan rumah sakit, berhenti di bawah tiang listrik. Mereka mengendalikan napas yang terengah-engah.“Sialan! Davis kembali menghinaku,” ujar Romeo.“Aku benci mengatakannya, tapi tanpa pertolongan Davis, aku, Joseph, dan Paul mungkin saja masih berada di gedung mengerikan itu dan menjadi korban para berandalan.” Gabriel menyeka keringat, menatap bangunan rumah sakit.“Kau benar, Gabriel.” Joseph merenggangkan tubuh. “Tubuhku terasa sangat sakit. Kita beruntung Davis berada di bangunan rumah sakit. Jika tidak, kita pasti sudah dijual ke pasar gelap oleh para berandalan itu.”Romeo berdecak. “Davis hanya menakut-nakuti kita.”“Apa kau lupa dengan mayat sungguhan yang ditemukan di bangunan rumah sakit. Mayat-mayat itu mungkin saja sudah kehilangan organ-organ mereka.” Paul muntah tak lama setelah mengatakannya.“Apa yang Davis lakukan di bangunan rumah sakit itu dan siapa orang-orang yang me
“Davis, apa yang kau lakukan?” tanya Jacob dengan tatapan terkejut.Davis menarik Jacob, berdiri di depan pria itu, menatap Frans yang berlari ke arahnya. “Aku datang untuk membantumu.”“Aku sudah mengatakan jangan melewati batasanmu sebagai orang asing. Aku bisa mengatasi masalah ini sendirian,” ujar Jacob geram.“Dengarkan aku baik-baik. Aku sudah mengalahkan pasukan bantuan Randy di lantai bawah. Kau bisa pergi dari rumah sakit ini dengan aman. Aku akan menemuimu di klinikmu setelah aku mengalahkan Frans, Randy, dan pasukannya.”Jacob terkejut, menggertakkan gigi karena amarah. Davis terlalu mencapuri urusannya hingga membuatnya muak. “Apa sebanyarnya tujuanmu, Davis? Kenapa kau menolongku sampai sejauh ini?”Davis menarik Jacob ke samping ketika Frans kembali menembak. Mereka berguling-guling hingga menabrak tumpukan barang bekas. Randy dan beberapa bawahannya mulai ikut menembak.Davis membawa Jacob ke arah pintu, tetapi beberapa benda jatuh hingga menutup pintu.“Dengarkan aku,
[Waktu penyelesaian sub quest : 3 menit 15 detik]Davis menoleh ke bawah bangunan ketika banyak melihat titik cahaya mendekat dan mendengar suara kendaraan. “Bawahan Randy kembali berdatangan. Aku tidak akan bisa menyelesaikan sub quest tepat waktu.”Davis membantu Jacob berdiri, menatap pria itu saksama. “Tolong percayalah padaku. Aku datang untuk membantumu. Kau harus segera pergi dari tempat ini sekarang juga.”Jacob menatap Davis lekat-lekat, menepis tangan Davis. “Kenapa aku harus mempercayaimu, Davis? Kenapa? Kau hanya orang asing bagiku.”“Jangan menggangguku sialan!” pekik Frans menggelegar, merobek bajunya hingga bertelanjang dada. Ia tidak peduli dengan keadaan badannya yang memerah dan gatal serta napasnya yang terengah-engah.Davis melindungi Jacob. “Hentikan tindakan gilamu, Frans! Aku sudah bertemu dengan ibumu di rumah sakit dan dia setuju untuk menyerahkan diri pada polisi dan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.”Jacob dan Frans terkejut, menatap Davis tak perca
[Selamat][Anda mendapatkan kesetiaan Jacob][Tingkat kesetiaan Jacob: 87%]Davis berjongkok, menepuk pelan bahu Jacob. “Terima kasih karena sudah mempercayaiku. Sejak bertemu, aku yakin jika kita bisa menjadi teman yang baik.”Davis membantu Jacob berdiri, menatap halaman rumah sakit. “Siapa yang sudah mengalahkan orang-orang itu?”Jacob mengembus napas panjang. “Davis, aku ingin memberitahumu mengenai semprotan dan obat yang aku gunakan.”“Aku tahu jika kau tidak menggunakan obat dan cairan berbahaya padaku dan yang lain. Kau hanya mengarang semuanya agar membuat Randy, Frans, dan yang lain ketakutan. Mereka percaya karena kau seorang dokter. Aku sengaja berpura-pura terbatuk dan kesakitan agar membuat Randy, Frans, dan yang lain percaya.”Jacob terkejut, tersenyum. “Aku bisa saja menggunakan obat dan cairan berbahaya pada mereka jika aku mau.”Davis menyadari hal itu setelah sistem tidak memberikan peringatan apa pun padanya.Jacob menatap rooftop bangunan, mengepalkan tangan erat-
Dariel dan Deric terus mendekat pada Davis.Di saat yang sama, Davis mundur hingga ke sisi pagar. Sistem terus memberi peringatan. “Roxy datang bersama temannya. Apa dia benar-benar mengalhkanku?”Davis melihat layar peringatan bermunculan di sekelilingnya. Cincinnya terus bersinar merah bersamaan dengan Roxy dan Deric yang mendekat.Davis terkejut ketika melihat seseorang bertopeng kelinci merah muncul di belakang Dariel dan Deric. “Dia seorang wanita. Dari postur tubuh, dia sepertinya wanita semalam.”Davis menoleh ke belakang ketika Jacob yang dalam gendongannya menabrak dinding pagar. “Jadi, Roxy dan wanita itu memang memiliki hubungan. Sistem memberi peringatan ketika salah satu dari mereka muncul, dan sekarang mereka muncul bersamaan bersama orang asing yang memakai topeng harimau merah.”Davis berhenti di dekat pagar, menatap Dariel, Daisy, dan Deric bergantian. “Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak mungkin meninggalkan Jacob sendirian di sini.”Davis mengamati Dariel
Dariel tersenyum, mengambil ancang-ancang, melompat ke bawah tanpa ragu. Tubuhnya melesat turun. Rasa penasarannya pada Davis mengalahkan ketakutannya jika ia tidak selamat.Dariel mengulurkan tangan di saat jaraknya dengan Davis sudah cukup dekat.Davis merasa waktu melambat. Tubuhnya tidak bergerak, tetapi tangan Dariel justru semakin mendekat padanya. Di saat yang sama, sistem terus memberikan peringatan.Dariel tersenyum di balik topengnya. Ia melihat cincin Davis terus bersinar merah. Jika topengnya, cincin, dan ponselnya kembali rusak saat menyentuh Davis, maka dugaannya benar dan kesimpulan timnya salah.Davis tersadar ketika listrik mendadak mengalir dari arah cincinnya. Pria itu segera bergeser ke samping di saat Dariel akan menangkapnya. Ia menyemprotkan cairan yang diberikan Jacob.Dariel terkejut dan dengan cepat menendang cairan hingga jatuh ke tanah. Pria itu tersenyum saat Davis berhasil lolos. Ia menggapai salah satu anak tangga, bergelantungan sesaat, menjatuhkan dir
Daisy terdorong agak jauh hingga terjatuh. Senyum bahagianya dengan cepat pudar, berganti dengan kekesalahan. “Astaga.”Daisy memelotot tajam, menatap lubang pagar dengan tatapan tak percaya. “Davis mendorongku dan meninggalkanku dengan keadaan menyedihkan seperti ini.”Daisy meremas rok dengan sangat kencang. “Dia benar-benar menyebalkan!”Daisy ingin berteriak sekeras mungkin, tetapi ia takut jika hantu merasa terganggu dan muncul serempak di dekatnya. Ketika akan berdiri, wanita itu melihat kain kemeja di tanah.Daisy berdiri, mengamati kemeja selama beberapa waktu. Ia tersenyum ketika mengingat kain itu dipakai Davis saat akan menolongnya.Daisy memungut kain itu, mencium baunya. Seluruh tubuhnya mendadak bergetar ketika mengingat aroma dan bau Davis ketika mereka nyaris berpelukan. “Ini kemeja yang Davis pakai. Dia menjatuhkannya di sini.”Daisy tersenyum semakin lebar, kembali mencium kemeja. Ia mencium bau parfum Davis. “Davis memiliki selera yang cukup bagus dalam memilih parf
Jack sontak menahan napas, menggigit tangan Tommy. “Kita terkurung di tempat sialan ini sekarang! Musuh pasti akan datang ke tempat ini jika kita hanya diam saja!”“Seluruh komunikasi kita terputus dengan pasukan lain. Meski begitu, aku yakin pasukan bantuan sedang dalam perjalanan menuju tempat ini.”Sebuah ledakan tiba-tiba terdengar. Jack dan Tommy sontak terdiam.[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 3 menit 30 detik]Sementara itu, pasukan gabungan aliansi dan pemerintah Floxia masih memburu Lucas, Liam, dan Levon. Mereka mengerahkan pasukan untuk mengejar melalui jalur darat dan udara.Ledakan terjadi di beberapa titik hutan, disusul asap hitam yang membumbung tinggi.Pasukan Logan dan Ludwig terus melindungi Lucas, Liam, dan Levon. Mereka juga bergerak untuk menghadang pasukan lawan.Rombongan mobil terlihat melewati jalan setapak. Titik kecil cahaya menjadi tanda pergerakan mobil di bawah rimbun daun.“Dasar brengsek!” Lucas menendang kursi. “Kenapa pasukan bodoh itu seakan-seak
Jay, Noah, dan Layla berhasil membekuk Draco.“Dasar brengsek! Lepaskan aku!” teriak Draco sembari terus memberontak. Ia merasakan aliran listrik di tubuhnya. “Mereka tersengat listrik, tetapi mereka tetap tidak melepaskanku! Siapa sebenarnya mereka, dan seberapa kuat mereka?”Draco mengamati Henry Tolando di dalam helikopter. “Sialan! Padahal aku hampir berhasil mengalahkannya! Kenapa orang-orang sialan ini sangat sulit dikalahkan?”“Ah!” Draco meringis kesakitan ketika Jay mematahkan tangan dan kakinya. “Dasar bajingan! Aku pasti akan membalas kalian semua!”Draco menggertakkan gigi, menahan rasa sakit yang semakin parah. Ia semakin kesulitan menggerakkan tangannya. “Apa yang harus aku lakukan sekarang?”Draco memaksakan mendongak saat beberapa pengawal memasuki helikopter. Ia tiba-tiba tersenyum saat menyadari sesuatu. “Mereka tidak bisa menghidupkan helikopter itu. Benda itu tampaknya rusak bersama seluruh sistem dan alat-alat canggih di gedung ini. Mereka tidak akan bisa meningga
Pedro tidak sadarkan diri setelah terkena pukulan di belakang lehernya. Meski begitu, alat di tubuhnya masih menyala dan mengirimkan informasi pada Logan dan Ludwig.Leon segera mengikat tubuh Pedro, menoleh ke lantai bawah. “Dia melemparkan koper-koper itu ke lantai bawah. Koper-koper itu kemungkinan adalah koper-koper yang tersimpan di ruangan rahasia.”Leon membunyikan peluit untuk mengirimkan pesan pada Jay, Noah, dan Layla. Ia bergegas menuruni tangga secepat mungkin, mengawasi keadaan sekeliling.Di waktu yang sama, pasukan bantuan musuh sudah memasuki bangunan. Mereka menyebar dan bergerak ke sekeliling, memasuki satu per satu ruangan, bergerak menuju tangga.“Aku baru saja mendapatkan informasi dari Tuan Logan. Ada musuh yang sudah sadarkan diri. Dia ... bahkan berhasil mengalahkan Tuan Pedro sendirian,” ujar pemimpin pasukan saat menghubungi anggota pasukan. “Jika kalian menemukan pria itu, kalian harus segera mengirimkan pesan darurat. Kalian harus menghindari pertarungan de
“Dasar brengsek! Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku harus menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin,” ujar Draco sembari melompati para penjaga yang tidak sadarkan diri di sepanjang lorong. Draco tersenyum, menendang seorang penjaga. “Apakah aku harus tetap menghabisi Henry Tolando sesuai perintah Logan dan Ludwig?”Draco mendengkus kesal, terkejut saat melihat layar hologram di depannya. “Apa ini? Kenapa tanganku bisa menembus layar ini?”Pedro berlari di samping Draco. “Itu adalah layar hologram, Tuan. Aku tidak tahu bagaimana pastinya, tetapi aku menduga layar hologram dan keadaan sekarang adalah ulah Logan.”Logan mendadak muncul di layar hologram. “Aku akan menjelaskan sedetail mungkin apa yang sedang terjadi sekarang. Aku menempatkan sebuah alat canggih di tubuh kalian sebelum kalian menyamar sebagai mata-mata. Alat itu aktif saat dalam keadaan darurat. Alat itu memiliki kemampuan untuk meretas semua sistem canggih, alat komunikasi sekaligus alat pelacak. Selama alat i
[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 30 menit 15 detik]Rombongan mobil yang membawa Lucas, Liam, dan Levon terus melaju menuju bukit, melewati tanjakan dan hutan lebat. Di saat yang sama, pertarungan terjadi halaman dan sepanjang jalan. Pasukan Logan dan Ludwig berhasil mengecoh musuh dan melakukan serangan mendadak. Asap membumbung tinggi di beberapa titik lokasi. Beberapa anggota pasukan terlihat terkapar di tanah dan jalan. Suara tembakan terdengar bersahutan berkali-kali. Dua anggota pasukan tengah menyingkirkan batang pohon yang menimpa mobil. Seorang anggota menarik Evan Mulikas dari dalam kendaraan, menjauhkan pria itu dari lokasi kecelakaan. Evan Mulikas tidak sadarkan diri setelah sebuah bom meledak di depan mobilnya. Pohon tumbang dan mengenai kendaraan hingga ia terjepit. Darah mengalir dari kepala dan wajahnya. Seorang dokter bergegas mengecek keadaannya. Di saat para pengawal utama Evan Mulikas mengobatinya, sebagian pasukannya dan pasukan aliansi bergegas mengejar Lu
Lucas, Liam, dan Levon seketika bersiaga saat mendapatkan informasi dari bawahan mereka. Suara ledakan terdengar dari arah cukup jauh. “Dasar bajingan! Bagaimana mungkin aliansi bodoh itu menemukan keberadaan kita di tempat ini?” tanya Lucas sembari mengintip keadaan luar melalui jendela. Ia melihat asap mengepul di arah barat dan timur. Lucas mendengkus kesal. “Bukankah orang-orang itu mengatakan bahwa aliansi bodoh itu tidak mungkin menemukan keberadaan kita di tempat ini?”“Aku menduga jika ada pengkhianat di antara pasukan kita, Ayah. Mengingat penjelasan Paman Ludwig sekaligus melihat tindakan pasukan khusus itu, mereka tidak mungkin berbohong dengan ucapan mereka,” kata Liam. Levon menimpali, “Ya, aku juga menduga hal yang sama, Ayah. Pengkhianat itu pasti sudah membocorkan informasi lokasi ini pada Henry Tolando dan yang lain. Kalaupun tidak ada pengkhianat di pihak kita, kemungkinan lainnya adalah aliansi memang sudah mengikuti kita sejak kita keluar dari penjara. Meski beg
Henry Tolando dan para anggota aliansi berada dalam situasi yang cukup aman sekarang. Mereka berada dalam penjagaan yang lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Meski begitu, pasukan Logan dan Ludwig tidak tinggal diam. Mereka menyebar ke berbagai lokasi untuk menemukan tempat persembunyian anggota aliansi sekaligus untuk melakukan serangan balasan. Situasi beberapa kota masih mencekam. Para polisi terus berpatroli di berbagai jalan, mencari dan mengejar para tahanan yang melarikan diri. Pemerintah kota menetapkan situasi gawat darurat dan melarang semua warganya untuk meninggalkan rumah. Di waktu yang sama, beragam media terus memperbaharui informasi seputar kerusuhan.Pasukan khusus aliansi berjaga di depan sebuah rumah, hilir mudik memeriksa keadaan. Para penjaga menjaga lorong dengan persenjataan lengkap. Setiap pasukan saling berkomunikasi, memperbaharui informasi. Di sebuah ruangan, Draco baru saja sadarkan diri. Pria itu membuka mata perlahan, mengawasi keadaan sekeliling. Saat
Rebecca memutar bola mata. “Susan, bisakah kau duduk? Kau terus jalan mondar-mandir sampai membuatku pusing.”Emmely menyahut, “Tenanglah, Susan. Aku yakin Davis akan baik-baik saja. Para pengawalnya akan melindunginya.”“Ya, orang-orang menyeramkan itu tidak akan mungkin membiarkan Davis dalam bahaya.” Rebecca meneguk teh hangat. “Suasana berbagai kota dalam bahaya sekarang. Kita beruntung karena Leaventown masih terkendali. Orang-orang Davis juga menjaga rumah ini. Kita akan aman selama kita berada di dalam rumah.”Susan menjatuhkan diri di sofa, mengendalikan napas yang terengah-engah. “Aku tetap mengkhawatirkan Davis. Dia bahkan tidak mengangkat panggilan dan membalas pesanku sejak tadi. Aku sangat takut sekarang.”Rebecca dan Emmely memutar bola mata, mengabaikan Susan. Romeo mendengkus kesal, menggerutu, “Susan sangat menyebalkan karena terus membicarakan Davis.”Gabriel tertawa. “Aku percaya bahwa Davis akan baik-baik saja. Dia memiliki keberuntungan yang sangat banyak.”“Apa
“Apa?” Henry Tolando terkejut saat mendengar ucapan Davis di telepon. “Kau akan pergi untuk menangkap Lucas?”Harold dan para pengawal yang berjaga sontak terkejut, tetapi mereka memilih diam. Henry Tolando menjatuhkan tubuh ke soga, mencengkeram ponsel lebih erat. Ia seolah tidak peduli benda itu akan hancur. “Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran, Davis? Bukankah kau mengatakan akan berada di balik layar? Bagaimana jika kau tewas dalam penyerangan itu? Kelompok sialan itu mungkin saja akan muncul kembali.”Davis mengamati penampilannya di cermin, tersenyum. “Aku akan baik-baik saja, Tuan. Aku sudah menyusun rencana untuk tindakan ini. Kau juga tidak perlu khawatir jika aku tidak akan memberikan informasi padamu. Aku akan tetap memberikan informasi padamu sesuai dengan janjiku. Aku juga sudah mengirim pasukanku untuk menjagamu, Harry, dan Helga.”“Dasar bajingan tengik! Apa yang sebenarnya ada dalam otakmu? Pertarungan masih terjadi, dan kemungkinan musuh akan tahu pergerakanmu dan m