“Dasar brengsek! Kau sepertinya ingin bermalam di rumah sakit malam ini!” Siswa gendut itu berteriak, bersiap untuk berkelahi.Para siswa mulai menjauh, berkumpul di depan kelas. Martin memperhatikan Edwin dan siswa gendut itu, memilih keluar dari kelas.“Kau menantang orang yang salah, kutu buku! Kakakku adalah anggota sebuah kelompok kriminal. Dia akan menghajarmu sampai kau”Edwin menendang perut si siswa gendut itu hingga ia terlempar dan menubruk teman-temannya. “Jangan menggangguku.”“Sialan.” Siswa gendut itu meringis kesakitan, bergegas berdiri. Ia merasa terhina karena seorang siswa kutu buku menendangnya.Edwin menghindari serangan si siswa gendut, menarik bajunya, lalu melemparkannya ke arah jendela. Ia menghajar teman-teman si siswa gendut hingga mereka bertumbangan di lantai.Para siswa terkejut melihat siswa gendut dan gengnya terbaring di lantai. Mereka tidak mengira jika siswa kutu buku itu adalah petarung yang hebat.Edwin menarik baju si siswa gendut, menatap tajam.
Asap di ruangan Darius tiba-tiba tersedot ke dalam lubang.“Apa yang terjadi?” Daniel mengepalkan tangan erat-erat. “Kenapa asap tiba-tiba menghilang? Jangan bercanda!”Victor mengawasi layar monitor, menekan sebuah tombol. Asap muncul dan menyebar ke sekeliling ruangan. Akan tetapi, asap kembali tersedot ke dalam lubang. Layar menunjukkan sebuah peringatan.Daniel mencengkeram baju Victor. “Apa yang kau lakukan, sialan? Kenapa asap itu terus tersedot ke dalam lubang?”“Aku bisa menjelaskan semuanya, Tuan. Dylan kemungkinan kembali meretas sistem kita sehingga asap itu tidak kunjung keluar.”Daniel melepaskan Victor, menarik rambut karena jengkel, bergegas meninggalkan ruangan. “Aku pasti akan menghabisimu, Dylan!”Donald, Dennis, Dawson, dan Deavon saling menoleh, bergegas menyusul Daniel. Mereka lega karena rencana ini gagal.Daniel menendang pintu hingga terbuka lebar, melempar benda apa pun yang ada di dekatnya. “Dasar sialan! Dylan terus saja menghalangi rencanaku!”Donald, Denni
[Ding][Quest Utama sudah dibuat][Tingkat kesulitan : Sangat sulit][Durasi Quest : 30 Hari][Quest : Mendapatkan keuntungan perusahaan $40.000.000 dalam waktu satu bulan][Hadiah : 4000 EXP + $40.000.000]“Aku mendapatkan quest baru.” Davis berlari lebih cepat, menyeka keringat di dahi. “Aku akan menghubungi Emmanuel setelah aku sampai di atas bukit. Aku tidak boleh menjadi tertawaan Sammy dan yang lain.”Davis tiba di atas bukit bersamaan dengan waktu yang nyaris habis.“Kau tampak seperti akan pingsan, Davis.” Paula tertawa terbahak-bahak.Davis mengamati Sammy dan yang lain. “Mereka tampak tidak kelelahan, padahal aku adalah orang yang paling muda di antara mereka.”Eric mengamati Davis. “Turun dari tebing dan pergi ke pantai dalam waktu dua puluh menit. Kalian bisa beristirahat setelahnya.”Sammy, Don, Trex, dan yang lain bergegas menuruni bukit.“Apa kau akan diam saja di tempat ini, Davis?” tanya Eric seraya mendekat, “jika kau gagal, kau harus mengulang dari awal.”“Tentu saj
“Latihan hari ini selesai,” ujar Eric.Semua anggota pasukan seketika menjatuhkan diri di rerumputan, berbaring. Mereka tampak sangat kelelahan setelah melewati beragam latihan.Davis membungkuk, mengendalikan napas yang terengah-engah. “Hari pertama sudah sangat melelahkan. Aku tidak sabar untuk hari berikutnya.”Paula menepuk bahu Davis, tertawa. “Kau baik-baik saja, Davis? Kau sangat pucat. Aku takut kau akan berakhir di rumah sakit malam ini.”“Aku baik-baik saja.” Davis mengembus napas panjang, berjalan menuju pantai. Ia termenung sembari mengamati laut yang biru dan deburan ombak yang tenang. “Pulau Adu berada tidak jauh dari pulau ini. Berdasarkan informasi yang aku dapatkan dari internet, Pulau Adu sudah tidak berpenghuni sejak bertahun-tahun lalu.”“Tak jauh dari Pulau Adu dan Pulau Tusa, ada sebuah pulau yang ramai dengan pengunjung. Di pulau itulah, Rudy dan Robert bertemu dengan Ian, Vian, dan Lucky. Aku mungkin akan berkunjung ketika latihan selesai.”Davis berlari di pan
Daniel tengah berada di sebuah ruangan. Pria itu menarik-narik rambutnya, memejamkan mata erat-erat. Barang-barang berserakan di sekitarnya.“Dasar brengsek! Dylan membuatku hampir gila!” Daniel menendang meja, menatap penuh amarah. “Dia menghalangiku lagi ketika aku akan menghabisi ayah. Dia menutup pintu sehingga aku tidak bisa memasuki ruangan.”Daniel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri. I atermenung cukup lama hingga akhirnya menyadari sesuatu. “Saudara-saudaraku benar. Aku seharusnya fokus untuk mencari keberadaan Dylan dibanding menghabisi ayah. Kalaupun ayah mengetahui akulah dalang dari kejadian yang menewaskan Damian, Dominique, dan Davis, dia tidak akan bisa melakukan apa pun.”Daniel keluar dari ruangan, berjalan melewati lorong dengan terburu-buru. “Di mana saudara-saudaraku sekarang?”Daniel memasuki ruangan, menatap Donald, Dennis, Dawson, dan Deavon. Mereka seketika berdiri dari kursi ketika melihatnya. “Aku akan mengadakan upacara penyerahan status pe
Romeo bergegas menuruni tangga, mengambil tongkat, mengintip di jendela. “Para pengawal tidak sadarkan diri.”Romeo bersembunyi ketika seseorang menoleh padanya. “Apa pelakunya melihatku? Dia bergerak ke arah pintu. Aku harus segera menghubungi Paman Drake.”Romeo mengunci pintu dan jendela, bergerak ke pintu lain. Ia bergegas menaiki tangga, mengetuk pintu kamar Sebastian. “Kakek.”Sebastian melompat dari jendela, mendarat di belakang Levon dan para pengawalnya. Ia bergerak menumbangkan para pengawal hanya dengan satu pukulan.Levon terkejut ketika melihat para pengawalnya sudah terbaring di rerumputan. Ia mundur beberapa langkah ketika melihat seseorang bertopeng hitam berada di dekatnya. “Apa mungkin orang itu yang sudah mengalahkanku? Bagaimana mungkin dia melakukannya? Mereka dalah pengawal terlatih.”Levon mengepalkan tangan erat-erat, bersiap untuk bertarung. “Apa mungkin dia adalah salah satu pasukan bertopeng Davis?”Levon berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melesatkan
Levon tengah menonton aksi seseorang yang menghajarnya dan pasukannya semalam di mobil yang melaju di jalanan kota. Ia tidak memberi tahu Lucas mengenai kejadian semalam. “Dasar brengsek! Meskipun aku menonton video ini hingga berkali-kali, aku masih tetap tidak tahu siapa orang itu. Aku sudah menngerahkan pasukan untuk mengawasi kediaman keluarga Anderson, tapi aku belum mendapatkan informasi apa pun.”Levon mematikan ponsel, mengembus napas panjang, menyentuh perutnya yang terasa sakit. Ketika memejamkan mata, ia mengingat bagaimana sosok itu menghajarnya tanpa ampun. “Dasar sialan! Aku tidak akan melupakan penghinaan ini, Davis. Aku pasti akan membalas penghinaan ini.”Levon mendengkus kesal. “Orang itu masih menahan kekuatannya ketika menghajarku. Aku pasti akan berakhir jika dia menggunakan seluruh kekuatannya. Pasukanku masih berada di rumah sakit sampai sekarang, dan beberapa di antara mereka belum kembali hingga saat ini. Mereka kemungkinan tertangkap oleh pasukan Davis.”Lev
“Dylan.” Dominique tiba-tiba menangis, memeluk Damian.Damian menyentuh sebuah tombol di benda kotak. Layar hologram tiba-tiba muncul dan menunjukkan wajah Dylan.“Dylan.” Damian dan Dominique sontak terkejut, menatap tak pecaya.“Halo, bagaimana kabar kalian?” Dylan tersenyum, menahan rasa haru. Ia sangat merindunkan kakaknya dan juga kakak iparnya. Waktu dua puluh lima tahun adalah waktu yang cukup lama.“Dylan, apa itu benar-benar kau?” Dominique menyentuh layar hologram, tetapi tangannya justru menembus layar tersebut. “Aku bersyukur kau baik-baik saja sekarang, tapi kau tampak sangat kurus, Dylan.”Dylan tertawa. “Ya, aku cukup sibuk selama ini.”“Aku benar-benar tidak menduga kau akan menghubungi kami.” Damian menunduk sesaat. “Aku benar-benar bahagia.”“Aku minta maaf karena sudah membuat kalian menunggu cukup lama. Aku harus mempersiapkan banyak hal. Aku juga membutuhkan cukup banyak waktu untuk menemukan kalian. Kalian tampak berbeda dengan penampilan kalian sekarang.”“Kami
Dariel memasuki rumah bersama para pengawalnya. Hujan semakin mengguyur deras di luar. Petir berkali-kali menyambar dan angin semakin kencang hingga beberapa ranting terlempar ke jendela. Suasana ruangan sangat hening, berbeda dengan suasana hari Dariel yang tegang.Dariel menempuh perjalanan hingga berjam-jam untuk di pulau ini. Ia memastikan semuanya dengan sebaik mungkin. “Aku sangat mengkhawatirkan keadaan ayah sekarang, tetapi ayah memintaku untuk melakukan ini. Aku tidak boleh mengecewakannya,” gumamnya.Dariel berusaha fokus dan tenang untuk menyelesaikan misi. Daniel memintanya untuk bertemu dengan seseorang. Pencarian orang itu tidaklah mudah, apalagi Mario berkali-kali tidak sadarkan diri di ruangannya. Selain itu, ia dan Daniel harus waspada terhadap Daniel, Deric, maupun anggota keluarga lain.Dariel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri untuk tetap tenang. Ia mengepalkan tangan erat-erat saat pikiran buruk mendadak muncul. Ia sering kali membayangkan Daniel
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3110/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.000.000]Hujan mengguyur sejak sore. Udara menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Kilat terlihat beberapa kali di langit.Davis berada di dalam kamar, mengamati hujan dari jendela. “Dua belas hari berlalu dengan cepat bagiku. Hal ini berbeda sekali saat aku masih tergabung dalam aliansi.”“Tuan Henry dan aliansi bersiap untuk menangkap Logan dan Ludwig dalam dua hari lagi. Logan dan Ludwig juga bersiap untuk melakukan serangan. Kedua pihak mempersiapkan rencana mereka dengan sebaik mungkin.”Davis menutup jendela, duduk di sofa. “Ludwig tidak mendatangi Lucas setelah hari itu. Dia fokus untuk menyempurnakan persiapan. Meski aku sudah tahu rencana mereka dan memberi tahu rencana itu pada Tuan Henry, tetapi aku menduga ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”Davis mengembus napas panj
Hujan mengguyur sejak beberapa jam lalu. Davis berada di kamar, mengingat pertemuan dengan Mike Stormy beberapa jam lalu. Ia membuka layar hologram, tercenung selama beberapa waktu. “Sesuai dugaanku, Mike Stormy mencurigaiku membangun bisnis dengan modal dari para berandal. Selain itu, dia memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi tentangku. Sayangnya, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Aku pun juga belum mengetahui asal-usulku hingga sekarang.” “Aku sudah mencari informasi mengenai Mario, tetapi sistem tidak memberikan informasi apa pun. Mario tampaknya adalah orang yang masuk dalam daftar orang berbahaya. Dia lebih berbahaya dibandingkan Mike.” “Aku masih bisa mengamati keadaan Mike, tetapi aku tidak bisa mencari informasi Mario meski sudah mencoba berkali-kali.” Davis menoleh ke jendela saat petir menggelegar. Ia melihat keadaan menjadi terang sesaat. “Meski sistem tidak memberikan jawaban, aku masih bisa bertanya soal Mario pada seseorang.” Davis bergegas keluar d
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d
Mario masih tercenung, mengamati gambar di tangannya. Pikirannya penuh dengan kenangan masa lalu bersama putra kecil Damian dan Dominique.Mario menatap air mata yang terus menetes membasahi kertas. Bahunya berguncang berkali-kali sampai akhirnya ia menangis terisak-isak.Mario mengawasi kamar sekilas. “Apa mungkin Davis masih hidup? Aku mengira Dylan sudah meninggal, tetapi dia ternyata masih hidup. Davis kemungkinan memang masih hidup.”Mario segera menghidupkan komputer, mencari informasi mengenai Davis. Deretan informasi seketika bermunculan di layar. “Aku mengakses informasi kependudukan negara ini dan menemukan banyak sekali pria bernama Davis.”Mario menatap gambar, mencocokkan foto dengan informasi di layar. “Daisy menyerahkan kertas ini padaku beberapa hari lalu, tetapi aku baru melihat gambar pria ini sekarang. Donald mendadak datang sehingga aku belum sempat mengeceknya.”“Jika pria itu memang Davis, maka Daisy sudah bertemu dengannya.” Mario sontak terdiam, mengepalkan tan
Hujan mengguyur deras sejak beberapa jam lalu. Ruangan makan tampak ramai oleh cerita Sarah dan Elora. Petir beberapa kali menggelegar hingga kedua anak itu menjerit ketakutan.Suasana yang ramai perlahan sepi setelah kepergian Sarah dan Elora. Davis berpindah ke ruangan utama, menonton berita di televisi. Pembawa berita tengah menyiarkan kabar ledakan bom dan kelompok teroris di ibu kota Floxia. “Aku sudah memberi tahu Tuan Henry soal penyerangan musuh pada Evan Mulikas. Akan tetapi, aku cukup mengkhawatirkan keadaan Evan Mulikas. Dia adalah sosok penting dalam aliansi. Jika dia terluka atau sampai tewas, aliansi pasti akan melemah. Logan dan Ludwig kemungkinan besar akan langsung menyerang. Jika aliansi kalah, mereka kemungkinan akan mengincarku.”Davis mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tertawa. “Aku tampaknya terlalu berpikir berlebihan. Evan Mulikas dan pasukannya bukanlah orang-orang lemah. Dia adalah mantan kepala kepolisian Fluxton dan para bawahannya adalah orang-o
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend