Daniel tengah berada di sebuah ruangan. Pria itu menarik-narik rambutnya, memejamkan mata erat-erat. Barang-barang berserakan di sekitarnya.“Dasar brengsek! Dylan membuatku hampir gila!” Daniel menendang meja, menatap penuh amarah. “Dia menghalangiku lagi ketika aku akan menghabisi ayah. Dia menutup pintu sehingga aku tidak bisa memasuki ruangan.”Daniel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri. I atermenung cukup lama hingga akhirnya menyadari sesuatu. “Saudara-saudaraku benar. Aku seharusnya fokus untuk mencari keberadaan Dylan dibanding menghabisi ayah. Kalaupun ayah mengetahui akulah dalang dari kejadian yang menewaskan Damian, Dominique, dan Davis, dia tidak akan bisa melakukan apa pun.”Daniel keluar dari ruangan, berjalan melewati lorong dengan terburu-buru. “Di mana saudara-saudaraku sekarang?”Daniel memasuki ruangan, menatap Donald, Dennis, Dawson, dan Deavon. Mereka seketika berdiri dari kursi ketika melihatnya. “Aku akan mengadakan upacara penyerahan status pe
Romeo bergegas menuruni tangga, mengambil tongkat, mengintip di jendela. “Para pengawal tidak sadarkan diri.”Romeo bersembunyi ketika seseorang menoleh padanya. “Apa pelakunya melihatku? Dia bergerak ke arah pintu. Aku harus segera menghubungi Paman Drake.”Romeo mengunci pintu dan jendela, bergerak ke pintu lain. Ia bergegas menaiki tangga, mengetuk pintu kamar Sebastian. “Kakek.”Sebastian melompat dari jendela, mendarat di belakang Levon dan para pengawalnya. Ia bergerak menumbangkan para pengawal hanya dengan satu pukulan.Levon terkejut ketika melihat para pengawalnya sudah terbaring di rerumputan. Ia mundur beberapa langkah ketika melihat seseorang bertopeng hitam berada di dekatnya. “Apa mungkin orang itu yang sudah mengalahkanku? Bagaimana mungkin dia melakukannya? Mereka dalah pengawal terlatih.”Levon mengepalkan tangan erat-erat, bersiap untuk bertarung. “Apa mungkin dia adalah salah satu pasukan bertopeng Davis?”Levon berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melesatkan
Levon tengah menonton aksi seseorang yang menghajarnya dan pasukannya semalam di mobil yang melaju di jalanan kota. Ia tidak memberi tahu Lucas mengenai kejadian semalam. “Dasar brengsek! Meskipun aku menonton video ini hingga berkali-kali, aku masih tetap tidak tahu siapa orang itu. Aku sudah menngerahkan pasukan untuk mengawasi kediaman keluarga Anderson, tapi aku belum mendapatkan informasi apa pun.”Levon mematikan ponsel, mengembus napas panjang, menyentuh perutnya yang terasa sakit. Ketika memejamkan mata, ia mengingat bagaimana sosok itu menghajarnya tanpa ampun. “Dasar sialan! Aku tidak akan melupakan penghinaan ini, Davis. Aku pasti akan membalas penghinaan ini.”Levon mendengkus kesal. “Orang itu masih menahan kekuatannya ketika menghajarku. Aku pasti akan berakhir jika dia menggunakan seluruh kekuatannya. Pasukanku masih berada di rumah sakit sampai sekarang, dan beberapa di antara mereka belum kembali hingga saat ini. Mereka kemungkinan tertangkap oleh pasukan Davis.”Lev
“Dylan.” Dominique tiba-tiba menangis, memeluk Damian.Damian menyentuh sebuah tombol di benda kotak. Layar hologram tiba-tiba muncul dan menunjukkan wajah Dylan.“Dylan.” Damian dan Dominique sontak terkejut, menatap tak pecaya.“Halo, bagaimana kabar kalian?” Dylan tersenyum, menahan rasa haru. Ia sangat merindunkan kakaknya dan juga kakak iparnya. Waktu dua puluh lima tahun adalah waktu yang cukup lama.“Dylan, apa itu benar-benar kau?” Dominique menyentuh layar hologram, tetapi tangannya justru menembus layar tersebut. “Aku bersyukur kau baik-baik saja sekarang, tapi kau tampak sangat kurus, Dylan.”Dylan tertawa. “Ya, aku cukup sibuk selama ini.”“Aku benar-benar tidak menduga kau akan menghubungi kami.” Damian menunduk sesaat. “Aku benar-benar bahagia.”“Aku minta maaf karena sudah membuat kalian menunggu cukup lama. Aku harus mempersiapkan banyak hal. Aku juga membutuhkan cukup banyak waktu untuk menemukan kalian. Kalian tampak berbeda dengan penampilan kalian sekarang.”“Kami
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 24 (1885/2400)][Health Point: 40/44][Kekuatan: 42 | Pertahanan: 43 | Kecerdasan: 38 | Kelincahan: 42][Money Power: $16.096.500.000]Dua minggu berlalu dengan cepat.Matahari bersinar dengan sangat terik. Angin berembus pelan. Anggota pasukan tengah berlari di pantai seraya membawa beberapa batu di punggung mereka.Sementara itu, Davis tengah menaiki bukit seraya membawa batu di dada dan punggungnya. Keringat sudah membanjiri sekujur tubuhnya, tetapi ia masih belum menyerah. Ia tidak ingin kalah dari Sammy dan yang lain.“Aku berhasil menaikkan dua poin untuk status kekuatan, pertahanan, dan kelincahan. Aku juga berhasil menaikkan poin kecerdasan sebanyak satu poin dalam waktu dua minggu. Aku harus bisa bertambah kuat dengan cepat. Aku tidak boleh membuang-buang waktu dan kesempatan yang aku miliki.”Davis mengembus napas panjang, berjalan lebih cepat. Latihannya bertambah sulit dari hari ke hari, bahkan lebih sulit diba
Victor memasuki ruangan Mario bersama beberapa pengawal. Ia melihat Mario tengah berkutat dengan beberapa komputer. “Aku sudah tahu jika kau menemukan lokasi Dylan. Jangan melakukan apa pun karena aku sudah merekamnya.”Mario tercenung selama beberapa waktu, mengepalkan tangan erat-erat. Ia sudah berusaha menyembunyikan temuannya mengenai lokasi Dylan, tetapi Victor bekerja dengan sangat baik dan cepat.“Aku memang menemukan lokasi Dylan.”“Lalu kenapa kau tidak memberitahuku?” Mario mengamati deretan kode dan peta di layar besar, menoleh pada Mario.“Aku harus memastikan kebenaran informasi yang aku dapatkan sebelum aku memberi tahumu dan yang lain. Dylan bisa saja memberikan informasi palsu pada kita untuk menjebak kita. Kau tentu tidak ingin masuk dalam jebakan Dylan, bukan?”Mario menekan sebuah tombol. Layar menunjukkan seorang pria yang berjalan di trotoar. Kamera menyorot punggung pria itu, kemudian beralih ke samping hingga menunjukkan wajah pria itu.“Dylan,” gumam Mario deng
Kediaman keluarga Anderson tampak ramai malam ini. Rebecca terlihat bahagia di pesta ulang tahunannya. Wanita itu sengaja memamerkan hadiah dari Davis pada semua orang, terutama Susan dan Emmely.“Rebecca, dari mana kau mendapatkan kalung itu?” tanya Louise seraya menyentuh kalung. “Kalung itu terlihat sangat mahal.”Rebecca tersenyum, melirik Susan dan Rebecca. “Kalung ini adalah pemberian dari seseorang, Ayah.”“Apakah orang itu adalah seorang pria dari keluarga kaya raya?” Louise tersenyum. “Dari keluarga mana dia berasal?”Rebecca tidak ingin menjawab pertanyaan itu karena Louise akan marah jika tahu pria itu adalah Davis. Ia memutar bola mata ketika melihat Susan dan Emmely mengamatinya.“Kau harus mengenalkan pria itu pada ayahmu, Rebecca.”Louise bergabung dengan Drake dan Ivan, menyapa beberapa undangan.Rebecca mengelus kalung di depan Susan dan Emmely. “Kalung ini benar-benar luar biasa. Davis sangat tahu bahwa aku akan menyukai hadiahnya.”Susan memutar bola mata, kesal dan
Pesta ulang tahun berlangsung meriah. Rebecca tampak sangat bahagia di hari istimewanya. Wanita itu terus menerus mengelus kalungnya, terutama di depan Susan dan Rebecca. Ia tentu sangat senang melihat kedua sepupunya iri. “Aku berterima kasih atas kedatangan kalian di pesta ulang tahun putriku, Rebecca. Aku berharap bahwa hubungan kita semua menjadi lebih dekat dari sebelumnya.” Louise memberi tanda pada Rebecca untuk mendekat. “Putriku adalah sosok yang luar biasa. Dia sangat cantik, pekerja keras dan merupakan kebanggaan. Aku yakin siapa pun pria yang menjadi suaminya akan sangat beruntung.”“Ayah.” Rebecca menunduk karena malu, tersenyum pada para tamu.“Berbahagialah di hari istimewamu, Rebecca. Kau pantas mendapatkannya.”Para pelayan berdatangan di lokasi acara, menghidangkan beragam minuman dan makanan lezat pada para tamu.Louise mengajak Rebecca untuk berkenalan dengan beberapa rekan kerjanya, begitupun dengan Drake dan Ivan yang memperkenalkan Susan dan Emmely. Mereka ten
Dariel memasuki rumah bersama para pengawalnya. Hujan semakin mengguyur deras di luar. Petir berkali-kali menyambar dan angin semakin kencang hingga beberapa ranting terlempar ke jendela. Suasana ruangan sangat hening, berbeda dengan suasana hari Dariel yang tegang.Dariel menempuh perjalanan hingga berjam-jam untuk di pulau ini. Ia memastikan semuanya dengan sebaik mungkin. “Aku sangat mengkhawatirkan keadaan ayah sekarang, tetapi ayah memintaku untuk melakukan ini. Aku tidak boleh mengecewakannya,” gumamnya.Dariel berusaha fokus dan tenang untuk menyelesaikan misi. Daniel memintanya untuk bertemu dengan seseorang. Pencarian orang itu tidaklah mudah, apalagi Mario berkali-kali tidak sadarkan diri di ruangannya. Selain itu, ia dan Daniel harus waspada terhadap Daniel, Deric, maupun anggota keluarga lain.Dariel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri untuk tetap tenang. Ia mengepalkan tangan erat-erat saat pikiran buruk mendadak muncul. Ia sering kali membayangkan Daniel
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3110/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.000.000]Hujan mengguyur sejak sore. Udara menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Kilat terlihat beberapa kali di langit.Davis berada di dalam kamar, mengamati hujan dari jendela. “Dua belas hari berlalu dengan cepat bagiku. Hal ini berbeda sekali saat aku masih tergabung dalam aliansi.”“Tuan Henry dan aliansi bersiap untuk menangkap Logan dan Ludwig dalam dua hari lagi. Logan dan Ludwig juga bersiap untuk melakukan serangan. Kedua pihak mempersiapkan rencana mereka dengan sebaik mungkin.”Davis menutup jendela, duduk di sofa. “Ludwig tidak mendatangi Lucas setelah hari itu. Dia fokus untuk menyempurnakan persiapan. Meski aku sudah tahu rencana mereka dan memberi tahu rencana itu pada Tuan Henry, tetapi aku menduga ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”Davis mengembus napas panj
Hujan mengguyur sejak beberapa jam lalu. Davis berada di kamar, mengingat pertemuan dengan Mike Stormy beberapa jam lalu. Ia membuka layar hologram, tercenung selama beberapa waktu. “Sesuai dugaanku, Mike Stormy mencurigaiku membangun bisnis dengan modal dari para berandal. Selain itu, dia memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi tentangku. Sayangnya, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Aku pun juga belum mengetahui asal-usulku hingga sekarang.” “Aku sudah mencari informasi mengenai Mario, tetapi sistem tidak memberikan informasi apa pun. Mario tampaknya adalah orang yang masuk dalam daftar orang berbahaya. Dia lebih berbahaya dibandingkan Mike.” “Aku masih bisa mengamati keadaan Mike, tetapi aku tidak bisa mencari informasi Mario meski sudah mencoba berkali-kali.” Davis menoleh ke jendela saat petir menggelegar. Ia melihat keadaan menjadi terang sesaat. “Meski sistem tidak memberikan jawaban, aku masih bisa bertanya soal Mario pada seseorang.” Davis bergegas keluar d
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d
Mario masih tercenung, mengamati gambar di tangannya. Pikirannya penuh dengan kenangan masa lalu bersama putra kecil Damian dan Dominique.Mario menatap air mata yang terus menetes membasahi kertas. Bahunya berguncang berkali-kali sampai akhirnya ia menangis terisak-isak.Mario mengawasi kamar sekilas. “Apa mungkin Davis masih hidup? Aku mengira Dylan sudah meninggal, tetapi dia ternyata masih hidup. Davis kemungkinan memang masih hidup.”Mario segera menghidupkan komputer, mencari informasi mengenai Davis. Deretan informasi seketika bermunculan di layar. “Aku mengakses informasi kependudukan negara ini dan menemukan banyak sekali pria bernama Davis.”Mario menatap gambar, mencocokkan foto dengan informasi di layar. “Daisy menyerahkan kertas ini padaku beberapa hari lalu, tetapi aku baru melihat gambar pria ini sekarang. Donald mendadak datang sehingga aku belum sempat mengeceknya.”“Jika pria itu memang Davis, maka Daisy sudah bertemu dengannya.” Mario sontak terdiam, mengepalkan tan
Hujan mengguyur deras sejak beberapa jam lalu. Ruangan makan tampak ramai oleh cerita Sarah dan Elora. Petir beberapa kali menggelegar hingga kedua anak itu menjerit ketakutan.Suasana yang ramai perlahan sepi setelah kepergian Sarah dan Elora. Davis berpindah ke ruangan utama, menonton berita di televisi. Pembawa berita tengah menyiarkan kabar ledakan bom dan kelompok teroris di ibu kota Floxia. “Aku sudah memberi tahu Tuan Henry soal penyerangan musuh pada Evan Mulikas. Akan tetapi, aku cukup mengkhawatirkan keadaan Evan Mulikas. Dia adalah sosok penting dalam aliansi. Jika dia terluka atau sampai tewas, aliansi pasti akan melemah. Logan dan Ludwig kemungkinan besar akan langsung menyerang. Jika aliansi kalah, mereka kemungkinan akan mengincarku.”Davis mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tertawa. “Aku tampaknya terlalu berpikir berlebihan. Evan Mulikas dan pasukannya bukanlah orang-orang lemah. Dia adalah mantan kepala kepolisian Fluxton dan para bawahannya adalah orang-o
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend