Davis tiba di rumah saat sore hari. Ia cukup lelah karena banyak pekerjaan yang harus dirinya lakukan selama berada di kantor.“Aku masih belum terbiasa dengan pekerjaan kantor. Melihat banyak data dan mengurus banyak dokumen membuat kepalaku pusing.” Davis duduk di sofa, mengamati Sammy yang tengah berbincang dengan Don dan Trex. “Sammy tampak berbeda hari ini. Meski dia tidak mengatakan apa pun, tapi matanya memancarkan amarah dan dendam. Apa sudah terjadi sesuatu padanya hari ini?”Davis memeriksa level kesetiaan Sammy. “Level kesetiaan Sammy masih sangat tinggi dan bahkan terus meningkat dari waktu ke waktu.”Davis berjalan menuju halaman. Ia melihat Sammy tengah melakukan pemanasan. “Apa kau akan berlatih sekarang?”“Aku merasa kalau tubuhku cukup kaku akhir-akhir ini. Aku tampaknya harus lebih giat lagi berlatih. Aku tidak ingin kalah darimu, Davis.”“Aku akan menemanimu berlatih.”“Kau tidak perlu melakukannya, Davis. Kau harus beristirahat dan bersiap untuk berpesta bersama k
Benny mengambil sebuah besi, lantas berbalik dan menghajar para berandalan secepat mungkin hingga mereka bertumbangan.Benny bersembunyi ketika melihat dua orang pria memasuki gang. “Mereka tampaknya adalah pasukan keluarga Miller. Aku harus lari dari tempat ini secepatnya.”Benny melihat dua pria datang dari arah berlawanan. “Sialan! Mereka pasti mendengar suara keributan ketika aku menghajar para berandalan itu.”Benny berjalan secepat mungkin sembari mengawasi keadaan sekeliling. Ia mengetik nomor di ponsel, terdiam ketika ia tidak sengaja menginjak seekor tikus.Empat anggota pasukan keluarga Miller segera berlari ke arah sumber suara. Mereka melihat seseorang berlari ke arah jalan.“Kami menemukan Benny. Dia lari ke arah jalan raya.” Seorang anggota pasukan menghubungi pasukan yang lain.Benny segera menyeberangi jalan bersama pejalan kaki lain, menerobos barisan, mengabaikan cibiran orang-orang. Pria itu memasuki sebuah gang, mengambil beberapa pakaian yang tergantung di jemuran
“Grey?” ujar Benny memastikan.Grey menoleh sesaat, memacu mobil lebih cepat. “Tutup mulutmu dan jangan membuat keributan apa pun! Pasukan keluarga Miller tersebar di seluruh penjuru kota ini. Kita harus bisa keluar dengan selamat dan menemui Tuan Dylan di Lilitown.”“Tuan Dylan?”Mobil melaju secepat mungkin di sebuah jalan kecil. Listrik di seluruh kota mati total. Kemacetan terus terjadi di beberapa ruas jalan. Beberapa ambulans dan mobil polisi melaju cepat menuju jembatan.“Aku mencarimu nyaris seharian, sialan! Kau membuatku sangat merepotkan!” Grey mengembus napas panjang. “Kita belum bisa tenang sebelum kita berhasil keluar dari Lunatown. Listrik akan kembali hidup dan hal itu akan memudahkan pasukan keluarga Miller untuk menangkap kita.”“Bagaimana kau bisa tahu aku sedang berada di Lunatown? Apa kau datang atas perintah Tuan Dylan? Apa yang sudah terjadi sebenarnya?”“Diamlah brengsek! Aku tidak memiliki waktu untuk menjelaskan semuanya padamu sekarang. Tuan Dylan memang mem
Davis mengantarkan kepulangan Sebastian dan keluarga Anderson di teras rumah. Waktu terasa begitu cepat sehingga pesta usai tanpa terasa.“Davis, kau harus datang ke pesta ulang tahunku dua minggu lagi.” Rebecca tersenyum, melambaikan tangan, memasuki mobil.“Davis, terima kasih atas pesta hari ini,” ujar Emmely.Susan masih berdiri di teras. Ia merasa enggan untuk pergi dari Davis dan ingin tetap berada di rumah ini. Akan tetapi, ia tahu Drake tidak akan setuju dengan hal itu.Susan terus menyesali keputusannya menolak pernyataan cinta Davis. Pria itu tumbuh menjadi pria luar biasa yang membuatnya berdebar sangat kencang ketika berada di dekatnya dan memikirkannya.“Davis, aku pergi.” Susan berjalan dengan enggan, tersenyum sembari melambaikan tangan pada Sarah dan Elora, tetapi ia memberikan tatapan sinis pada Angela dan Elena.“Sarah, Elora, kalian harus segera tidur. Kalian harus sekolah besok, begitupun denganmu, Alex.” Angela mengingatkan.“Jangan berpikir untuk bermain game sam
“Bagaimana Samuel bisa bersama Tuan Davis?” Benny tercenung, mengamati layar saksama. “Bukankah itu Don, Trex, Frans, dan teman-teman Samuel di pasukan dulu?”Benny menoleh pada Dylan. “Tuan Dylan, apa yang sebenarnya terjadi?”“Aku akan menghubungi Simon. Dia akan menjelaskan semuanya padamu.” Dylan menekan sebuah tombol. Sebastian seketika muncul di layar.“Kau membuatku sedikit cemas Benny,” ujar Sebastian.Benny membungkuk sesaat. “Maafkan aku jika aku membuatmu cemas, Tuan. Aku sedikit mengalami kesulitan dalam perlarianku kemarin.”Dylan memberi anggukan pada Sebastian.“Aku akan menjelaskan semuanya padamu, Benny. Aku berhasil menyelamatkan Davis dalam kejadian dua puluh lima tahun lalu.” Sebastian menerangkan semua informasi sedetail mungkin pada Benny.Benny mengepalkan tangan erat-erat, menyimak saksama. “Aku mengerti. Semua pertanyaanku akhirnya terjawab.”“Samuel tampaknya membutuhkan penjelasan darimu, Benny. Dia terlihat marah ketika aku mengetakan soalmu padanya kemarin
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 22 (320/2200)][Health Point: 42/42][Kekuatan: 38 | Pertahanan: 39 | Kecerdasan: 35 | Kelincahan: 38][Money Power: $1.095.700.000]Benny mengamati sebuah bangunan megah di depannya. Ia mengawasi keadaan sekeliling, melihat beberapa penjaga berdiri di beberapa sudut rumah.“Kau siap, Benny?” tanya Grey.“Aku harus segera menyelesaikan kesalahpahaman ini secepatnya agar aku bisa melindungi Tuan Davis. Aku tidak boleh membuang-buang waktu.” Benny mengepalkan tangan erat-erat.Benny melepas sabuk pengaman. “Aku penasaran kenapa semua luka-lukanmu tiba-tiba sembuh seolah kau tidak pernah tertembak sebelumnya? Aku tidak melihat seorang dokter pun datang menemui kita semalam. Tuan Dylan juga tidak mengatakan apa pun.”“Aku tertidur tak kama setelah berbaring di ranjang. Aku juga tidak merasakan kehadiran dan sentuhan seseorang. Ketika aku terbangun, aku kembali bugar seakan tidak pernah terluka sebelumnya. Kita seharusnya tidak
“Apa juga baru menyadari jika Paman Grey adalah adalan paman dari Chris. Dia tentu tahu soal pekerjaan Chris dahulu.” Davis bersembunyi di dinding ketika Benny, Grey, dan Eric menoleh ke arahnya.Davis berjalan menuju ruang utama. “Paman Grey dan Paman Eric kemungkinan sengaja tidak memberitahuku jika mereka adalah senior dari Sammy dan yang lain untuk mengujiku. Aku akan bertanya pada mereka ketika pertarungan selesai.”Alex mendekat pada Davis, mengawasi sekeliling. “Siapa dua pria itu Davis? Mereka tampak sangat menyeramkan.”“Salah satu dari mereka adalah senior dari Sammy, Don, dan yang lain.” Davis mengacak-acak rambut Alex.“Apa?” Alex terkejut, mengikuti Davis. “Aku melihat kedua pria tua itu menyeramkan. Apa yang mereka lakukan di sini?”Davis dan Alex duduk di sofa.“Paman Grey adalah paman dari Chris, salah satu anggota pasukanku yang juga teman dari Sammy, Don, dan yang lain. Dia masih memiliki tugas penting sekarang sehingga dia belum bisa menemuiku. Sementara itu, Benny
“Apa yang terjadi padamu, Samuel?” tanya Benny.Sammy tidak menjawab pertanyaan tersebut. Ia melompat tinggi, melesatkan tendangan sekuat mungkin. Akan tetapi, Benny mampu menahan serangannya tanpa bergeser dari tempatnya sekalipun.Sammy melayangkan serangan beruntun tanpa henti. Ia mengerahkan semua kemampuannya untuk mengalahkan Beny.“Kau sudah bertambah kuat, Samuel. Aku sangat bangga padamu. Sayangnya, aku tidak akan mengalah padamu,” ujar Benny seraya menahan kaki Sammy, lantas melesatkan tendangan sikut pada perut pria itu.Sammy menahan serangan itu dengan tangan kiri, melompat mundur untuk menjaga jarak. Ia sudah menduga jika melawan Benny tidak akan mudah.Benny melesat maju, menyerang Sammy. Ia tersenyum ketika semua serangannya dapat ditahan dan dihindari dengan cukup mudah.Davis mengamati pertarungan saksama. “Mereka berdua sangat hebat. Aku nyaris kesulitan melihat pergerakan mereka.”“Aku sudah menduga jika pria tua itu berbahaya.” Alex mengacak-acak rambut. “Aku yaki
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 40 (1800/4000)][Health Point: 58/58][Kekuatan: 58 | Pertahanan: 59 | Kecerdasan: 58 | Kelincahan: 58][Money Power: $30.439.190.000]Rombongan mobil melaju kencang di sebuah jembatan, melewati pepohonan menjulang tinggi ke langit.Sebuah bangunan megah terlihat dari jarak agak jauh. Angin berembus kencang, menggoyangkan dedaunan dan ranting. Langit tampak sangat cerah.Rombongan mobil keluar dari hutan, melaju di jalanan lurus. Kendaraan-kendaraan itu memasuki gerbang, menepi di depan bangunan. Para penjaga dan pelayan sontak membungkuk saat satu per satu orang turun dari mobil.Davis keluar dari mobil, membantu Sebastian duduk di kursi roda. Ia tersenyum saat mengamati pemandangan sekeliling.“Tempat ini sangat luar biasa. Aku menyukai tempat ini.” Davis tersenyum, mengamati Sebastian. “Kau baik-baik saja, Kakek? Kau terus diam sepanjang perjalanan.”“Aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit lelah karena perjalanan panjang.
Dariel sudah berlari mengelilingi danau selama setengah jam. Keringat membanjiri sekujur tubuhnya. Meski sudah kelelahan, tetapi ia menyukai kegiatan ini.“Aku merasa sangat bugar dan bersemangat setelah menerima serum kemampuan itu. Aku harus meningkatkan levelku secepat mungkin untuk bisa membuka beragam kemampuan sistem.Dariel mengamati cincinnya sekilas. “Aku belum mendapatkan tanda-tanda pengkhianatan Chris dan Adrian hingga sekarang. Mereka bekerja sangat baik selama ini.”“Aku sejujurnya merasa bimbang sekarang. Siapa yang harus aku percaya antara Arnold, Chris, dan Adrian. Arnold memberikan cincin, dukungan, sekaligus serum kemampuan yang sangat berguna untukku. Meski begitu, aku harus tetap waspada karena aku belum tahu tujuan mereka sebenarnya.”Dariel mengepalkan tangan kuat-kuat. “Selama seminggu ini, aku sudah mencatat beberapa hal mengenai kemampuan penglihatan masa depanku. Aku akan merasakan sakit kepala saat penglihatan muncul. Penglihatan masa depanku muncul secara
Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig tengah sarapan bersama di meja makan. Hujan deras menemani kesunyian. Beberapa petir menggelegar, tetapi masih tidak ada obrolan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig saling melirik sesekali, menoleh pada pintu. Mereka tidak sabar mendengar cerita dari Logan mengenai pertemuannya dengan seniornya. Levon mengutuk Levon dalam hati. Ia amat kesal pada Logan, tetapi tidak bisa melakukan apa pun selain mengalah saat ini. Levon meneguk minuman hingga habis, mengamati hujan dari jendela. “Tempat ini jauh lebih baik dibandingkan penjara, tetapi aku merasa sangat kesal”Levon mengembus napas panjang, memejamkan mata erat-erat. “Aku seharusnya berterima kasih pada Logan karena dia sudah menolongku dan keluargaku. Aku seharusnya tidak menjadikannya sasaran kebencianku karena situasi yang aku dan keluargaku hadapi sekarang.”Levon mengamati Lucas, Liam, dan Ludwig sekilas. “Dibandingkan terus merasa jengkel dan benci, aku seha
“Selamat, kau berhasil lolos dari ujian, Logan.”Aaron bertepuk tangan, tersenyum saat melihat para pengawalnya terbaring tidak sadarkan diri di lantai. “Kau memang pantas menjadi juniorku.”Logan tiba-tiba terjatuh terduduk, mengendalikan napas yang terengah-engah. Ia mengamati tetes keringatnya di lantai, menoleh pada para pengawal di sekelilingnya. “Aku berhasil lolos dari ujian.” Logan mengamati pistol di tangannya, tersenyum. “Sialan! Aku pikir aku akan gagal.”“Jadi, sampai kapan kau akan duduk di lantai, Logan? Apa kau tidak ingin mengelilingi bangunan ini sebelum kau kembali ke rumahmu? Kau tidak memiliki waktu untuk beristirahat.”Logan memaksakan berdiri, terhuyung-huyung sesaat. Ia menampar wajahnya saat penglihatannya tidak jelas. “Tentu saja, Tuan.” Logan menghadap Aaron. “Aku siap untuk berkeliling.”“Kau bebas pergi ke mana pun yang kau mau di lantai ini. Sayangnya, kau harus pergi sendiri. Aku akan kembali ke ruanganku untuk beristirahat.”“Aku mengerti, Tuan.”Aaron
Logan turun dari kapal, mengamati keadaan sekeliling.“Tempat ini adalah tempat persembunyian yang sangat menarik.” Logan tersenyum saat kakinya menyentuh pasir putih pantai.Logan dan beberapa pengawalnya berjalan memasuki kawasan hutan. Dari kejauhan, beberapa pria bertopeng sudah berbaris di depan pintu masuk.“Aku datang untuk bertemu dengan Tuan Aaron,” ujar Logan sembari menunjukkan sebuah pesan di ponsel.Seorang penjaga memindai tulisan dan kode di ponsel, mengangguk pada temannya. “Kode yang kau tunjukkan adalah asli. Tapi sebelum kau memasuki bangunan, kami harus memeriksanya dan para pengawalmu lebih dahulu.”“Aku sama sekali tidak keberatan. Aku datang dengan damai.”Para penjaga memeriksa Logan dan para pengawalnya, membuka jalan bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan.Para penjaga kembali muncul dan melakukan pemeriksaan hingga berkali-kali hingga Logan dan para pengawalnya tiba di depan sebuah bangunan.“Siapa yang mengira ada sebuah bangunan unik di pulau terpencil s
Suara alarm membangunkan Dariel. Pria itu mengerjap beberapa kali, duduk di kasur. Tatapannya memindai sekeliling kamar.Dariel merenggangkan badan beberapa kali, menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menyentuh dahi, leher, dan lengannya. “Aku sudah sembuh?”Dariel melompat dari kasur, tersenyum. “Aku tidak merasakan pusing.”“Tunggu, apa ini?” Dariel terdiam saat melihat tulisan di layar hologram. “Quest sudah terbuka. Aku harus berolahraga selama satu jam untuk mendapatkan EXP.”“Ini adalah quest pertamaku. Aku harus menyelesaikan quest ini dengan baik.”Dariel bergegas mencuci wajah, bersiap-siap berolahraga, keluar dari kamar.“Ke mana Anda akan pergi, Tuan Muda?” tanya Chris.Dariel menoleh pada Chris dan Adrian. “Kalian berdua datang di waktu yang tepat. Aku ingin kalian menemaniku berolahraga di halaman belakang.”“Anda masih harus beristirahat, Tuan Muda,” kata Adrian, “kondisi Anda ....”“Aku sudah sehat sekarang. Aku akan memastikan aku bertanggung jawab jika terjadi sesuat
“Aku sangat menantikan pertemuan itu, Tuan.”Logan tersenyum, mengamati ponselnya sesaat. “Tuan Aaron tampaknya sedang dalam keadaan bahagia sekarang. Kabar apa yang akan dia berikan padaku?”“Apa pun kabar itu, aku tampaknya akan mendapatkan sesuatu yang menarik.”Logan berjalan menuju ruangan utama, mengamati Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig. “Sampah-sampah itu membuatku semakin kesal. Mereka bertingkah layaknya seorang raja.”“Siapa yang meneleponmu, Logan?” tanya Levon. “Seniorku baru saja menghubungiku. Dia ingin bertemu denganku besok.” Logan duduk di sofa, mengambil minuman di meja. “Kau harus mempertemukanku dengan seniormu, Logan. Kau sudah berjanji padaku.”“Aku tentu ingin mengenalkan kalian pada seniorku. Akan tetapi, semua tergantung seniorku. Aku tidak bisa memaksanya.”Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig menatap Logan tajam. Logan tertawa. “Jangan berpikiran buruk tentangku. Aku akan memberikan kalian sedikit cara agar seniorku mau membantu kalian.”“Katakan,” ujar Liam. “
“Apa kau mengatakan sesuatu, Dariel?” tanya Daniel. Dariel teringat dengan pembicaraannya dengan Green. “Aku tidak boleh memberi tahu siapa pun mengenai kemampuanku dan cincin ini, termasuk pada ayah,” gumamnya. “Kau sepertinya harus segera beristirahat, Dariel. Kau tampak pucat.” Daniel melirik Donald dan Deric sekilas, berbisik di telinga Dariel. “Kau harus mengabaikan mereka, Dariel.”“Aku mengerti, Ayah.” Dariel merasakan kepalanya pusing. Dariel dan Daniel pergi menuju ruangan, mengabaikan Donald dan Deric yang masih berada di lantai atas. Dariel memejamkan mata untuk mengurangi pening. Saat akan menaiki tangga, ia mendadak ambruk dan tidak sadarkan diri. “Dariel!” teriak Daniel sembari mengguncang tubuh Dariel. Kekhawatiran dan ketakutan terlihat sangat jelas di wajahnya. “Panggilkan dokter sekarang juga!”Chris segera menghubungi dokter, memberi tanda pada Adrian. Tiga dokter datang bersama beberapa pengawal tak lama setelahnya. Mereka membawa Dariel ke sebuah ruangan.“D
Dariel tengah berjalan di lorong. Pandangannya mengabur dan telinganya berdengung kencang. Ia bersikap senormal mungkin meski ia nyaris tidak bisa mengendalikan dirinya.Dariel merasakan tubuhnya sangat kesakitan. Ia memilih untuk beristirahat di hotel dibandingkan terus melanjutkan perjalanan. Ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir karena kondisinya yang tiba-tiba memburuk.Chris, Adrian, dan para pengawal tidak berani bertanya meski mereka melihat kondisi Dariel yang aneh.“Aku tidak diganggu sampai dua jam ke depan,” ujar Dariel saat di depan sebuah kamar.Chris, Adrian, dan para pengawal sontak mengangguk.Dariel bergegas memasuki kamar, mengunci pintu. Ia berjalan pontang-panting hingga akhirnya terjatuh ke lantai.“Tuan muda,” panggil Chris sembari mengetuk pintu. “Apa Anda baik-baik saja?”Dariel nyaris tidak bisa menggerakkan tubuhnya sekarang. Semua benda di sekelilingnya seperti berputar-