Levon segera menghubungi seseorang. “Segera retas sistem keamanan keluarga Smiledone sekarang juga, dan beri tahu aku hasilnya secepatnya. Jika Edwin memiliki hubungan dengan Dylan, maka aku semakin memiliki alasan kuat untuk menghancurkannya.”Levon mendengkus kesal, berjalan keluar ruangan dengan tergesa-gesa. “Kalian akan tahu akibatnya ketika berurusan denganku. Aku sudah cukup sabar menghadapi kalian, tapi kalian justru membuatku kesal.”Jack, Edwin, Russel, dan Roland meninggalkan gedung. Mereka berpencar ke empat arah yang berbeda.“Edwin, apa benar kau memiliki rekaman itu?” tanya Eslon.“Tutup mulutmu, brengsek!” ketus Edwin seraya menatap pemandangan kota. Ia merasakan jantungnya berdetak sangat kencang.“Aku sudah menduga jika kau hanya asal bicara karena emosi, Edwin. Kau sudah memilih pilihan yang salah. Aku sangat yakin Levon tidak akan melepaskanmu dengan mudah. Jika dia mengirim orang untuk mencelakaimu, aku dan yang lain akan kesulitan untuk melindungimu. Keselamatan
“Quest Rahasia?” gumam Davis ketika melihat pemberitahuan di layar hologram. “Apa itu Quest Rahasia?”[Quest Rahasia adalah sebuah quest yang bersifat rahasia. Host boleh menolak ataupun setuju dengan quest tersebut. Host tidak akan mendapatkan pengurangan EXP dan Money Power jika menolak Quest Rahasia. Jika Host setuju untuk melakukan Quest Rahasia, maka informasi mengenai quest dan reward akan terbuka][Ketika Host sudah setuju dan mengetahui informasi mengenai quest, lalu Host gagal melakasanakan quest, maka EXP dan Money Power akan dikurangi][Ketika Host menolak untuk menjalankan quest setelah informasi mengenai quest terbuka, maka Host akan kehilangan dua kali lipat EXP dan Money Power dari jumlah reward]“Quest nyaris selalu berhubungan dengan peristiwa yang terjadi dan berhubungan denganku. Aku harus bisa menerka quest apa yang akan sistem berikan padaku sekarang.”[Apakah Host setuju untuk menjalankan Quest Rahasia?][Ya/Tidak]“Ini pertama kalinya aku mendapatkan Quest Rahas
“Aku tidak akan menyerahkan wilayah kekuasanku padamu, Levon! Tidak akan pernah!” ujar Jack seraya menatap tajam. Ia melangkah maju, tetapi Tommy menahan tubuhnya.“Kau pencuri sialan! Kau seharusnya mencari tempat lain jika menginginkan wilayah kekuasaan!” Edwin menunjuk Levon. Ketika akan berlari, Eslon justru menghalanginya.“Jangan bertindak bodoh lebih dari ini, Edwin,” bisik Eslon dengan suara dingin.“Kau adalah sampah tidak berguna!” pekik Russel.Roland melangkah maju, tetapi pasukan Levon segera mengarahkan pistol padanya. “Kau adalah orang yang paling licik!”Levon tertawa. “Kalian benar-benar sangat lucu. Kalian mengatakan jika aku adalah pencuri, licik, dan sampah tidak berguna. Padahal, aku hanya meniru apa yang kalian lakukan. Apa kalian lupa apa yang sudah kalian lakukan?”Levon berjalan, melewati para pengawalnya. “Aku akan membantu kalian untuk mengingatnya. Kalian saling menyerang untuk mempertahankan wilayah sekaligus memperluaskan wilayah kekuasaan kalian. Kalian
Jack, Edwin, Russel, dan Roland tersenyum saat mengira jika bantuan sudah tiba.Levon berdecak, menarik kerah baju pengawal itu dengan kuat. “Segera bereskan mereka sekarang juga. Aku tidak ingin waktu bermainku terbuang sia-sia.”“Aku mengerti.” Pengawal itu mundur beberapa langkah, menghubungi temannya yang berada di barisan belakang.“Mari kita lanjutkan permainan kita yang tertunda.” Levon tersenyum, menatap Jack, Edwin, Russel, dan Roland bergantian. “Siapa yang akan mendapat giliran pertama? Apa orang itu adalah kau, Edwin?”Ledakan tiba-tiba terdengar dari empat arah berbeda. Asap seketika mengepul ke udara.“Brengsek! Apa yang terjadi?” Levon mendengkus kesal, menatap asap yang mengepul dari sisi kiri dan kanannya. Ia memelotot tajam pada Jack, Edwin, Russel, dan Roland. “Kalian benar-benar pengecut. Kalian melarangku agar tidak membawa ayahku dalam permainan ini, tapi kalian justru menyeret ayak kalian.”“Segera habisi mereka secepatnya!” teriak Levon.Sementara itu, Davis dan
Davis seketika tersadar dari lamunan. Ia melihat Jack akan menusukkan jarum pada Jack dan Edwin. Pertarungan semakin memanas dari waktu ke waktu.Levon melompat ke samping ketika sebuah tembakan melesat ke arahnya. Dua jarum hancur berkeping-keping. “Brengsek! Segera bawa keempat pecundang itu dari tempat ini sekarang juga dan habisi mereka semua!”Levon berdecak, mengamati sekelililing, melesatkan tembakan ke arah helikopter. Ia melihat banyak orang yang sudah bertumbangan di tanah, termasuk pasukannya. “Aku tidak menduga pertarungan akan berakhir seperti ini. Keempat pecundang itu tidak sega menghadapiku meski aku sudah mengancam mereka.”Levon menatap Edwin yang tengah memberontak saat bawahannya mengangkatnya. “Apa mungkin dia memang memiliki video itu?”Levon memukul Edwin dengan sangat keras, mencengkeram wajah bocah berambut merah itu dengan kuat, tak menghirau darah yang memasahi tangannya. “Katakan, apa kau memang memiliki video itu?”Davis memberi tanda untuk menyerang. Don,
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 20 (350/2000)][Health Point: 40/40][Kekuatan: 36 | Pertahanan: 37 | Kecerdasan: 33 | Kelincahan: 36][Money Power: $1.070.500.000]“Aku berhasil menyelesaikan Quest Rahasia di saat yang tepat. Status pewarisku sudah mencapai level 20. Aku semakin dekat dengan level 40.” Davis tersenyum ketika melihat informasi di layar hologram.[Host berhasil mencapai level 20][Mempersiapkan pembaharuan sistem][10%, 30%, 50%, 70%, 90%, 100%][Pembaharuan selesai]Layar bersinar selama beberapa detik, kemudian menampilkan wajah hologram.[Selamat Anda sudah mencapai level 20][Anda membuka kemampuan ‘pindai’]“Kemampuan pindai?” Davis melihat kolom skill muncul di bawah statusnya.[Kemampuan pindai adalah kemampuan untuk memindai status seseorang. Kemampuan ini akan meningkat seiring dengan level status pewaris Host][Host hanya perlu berkata ‘pindai’ sambil menatap orang yang akan dipindai statusnya]Davis menoleh pada Sammy. “Pindai.
Suasana ruangan menjadi sangat hening. Jack, Edwin, Russel, dan Roland tampak sangat kesal meski pikiran mereka berusaha keras untuk menemukan jawaban. Davis menawarkan solusi untuk mengalahkan Lucas Frangkrut dan Levon, tetapi di saat yang sama memaksa mereka untuk mengerahkan wilayah kekuasaan mereka.Emir tampak berpikir keras, menatap tajam Davis. Keluarganya berada dalam bahaya besar saat ini. Ayahnya berusaha untuk membina hubungan baik dengan Lucas Frangkrut selama ini. Akan tetapi, hubungan itu hancur karena peristiwa malam ini.Emir condong pada solusi yang Davis tawarkan. Jika ia dan yang lain mampu menggalang masa untuk menghancurkan Lucas Frangkrut, maka hal itu bisa saja terjadi. Hanya saja, risikonya sangat besar jika ia dan yang lain kalah. Davis mengamati jam tangannya. “Waktu kalian tiga pulih detik lagi. Aku yakin kalian bukan pengecut yang ingin kalah begitu saja tanpa melakukan perlawanan. Jika kalian mampu menggalang kekuatan dengan keluarga lain dan pihak-pihak
“Apa yang kau bicarakan, Levon?” Lucas mengamati Levon dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Kau tampak ketakutan. Apa kau kalah dari para pencundang itu?”Lucas dan Levon memasuki ruangan, duduk saling berhadapan.“Katakan, apa yang terjadi padamu?”Levon menunjukkan video pertemuan Lucas Frangkrut dengan Gaston. “Ayah, seseorang mengirimkan video pertemuan ini padaku.”“Brengsek!” Lucas merebut ponsel Levon, menonton video dengan tatapan tajam. Ia terkejut ketika melihat beberapa foto pertemuannya dengan para kiriminal yang lain “Siapa yang sudah mengirimkan video dan foto-foto ini padamu?”“Edwin sempat menggertakku dengan mengatakan kalau dia memiliki video pertemuanmu dengan bandar narkoba. Aku tidak langsung mempercayai ucapannya. Akan tetapi, setelah mendapatkan video da foto-foto itu, aku harus mempercayainya.”“Dari keluarga mana dia berasal?” Lucas berdiri, mengepalkan tangan erat-erat.“Dia berasal dari keluarga Smiledown. Ayahnya adalah Erwin Smiledown, seorang politikus t
Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig tengah sarapan bersama di meja makan. Hujan deras menemani kesunyian. Beberapa petir menggelegar, tetapi masih tidak ada obrolan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig saling melirik sesekali, menoleh pada pintu. Mereka tidak sabar mendengar cerita dari Logan mengenai pertemuannya dengan seniornya. Levon mengutuk Levon dalam hati. Ia amat kesal pada Logan, tetapi tidak bisa melakukan apa pun selain mengalah saat ini. Levon meneguk minuman hingga habis, mengamati hujan dari jendela. “Tempat ini jauh lebih baik dibandingkan penjara, tetapi aku merasa sangat kesal”Levon mengembus napas panjang, memejamkan mata erat-erat. “Aku seharusnya berterima kasih pada Logan karena dia sudah menolongku dan keluargaku. Aku seharusnya tidak menjadikannya sasaran kebencianku karena situasi yang aku dan keluargaku hadapi sekarang.”Levon mengamati Lucas, Liam, dan Ludwig sekilas. “Dibandingkan terus merasa jengkel dan benci, aku seha
“Selamat, kau berhasil lolos dari ujian, Logan.”Aaron bertepuk tangan, tersenyum saat melihat para pengawalnya terbaring tidak sadarkan diri di lantai. “Kau memang pantas menjadi juniorku.”Logan tiba-tiba terjatuh terduduk, mengendalikan napas yang terengah-engah. Ia mengamati tetes keringatnya di lantai, menoleh pada para pengawal di sekelilingnya. “Aku berhasil lolos dari ujian.” Logan mengamati pistol di tangannya, tersenyum. “Sialan! Aku pikir aku akan gagal.”“Jadi, sampai kapan kau akan duduk di lantai, Logan? Apa kau tidak ingin mengelilingi bangunan ini sebelum kau kembali ke rumahmu? Kau tidak memiliki waktu untuk beristirahat.”Logan memaksakan berdiri, terhuyung-huyung sesaat. Ia menampar wajahnya saat penglihatannya tidak jelas. “Tentu saja, Tuan.” Logan menghadap Aaron. “Aku siap untuk berkeliling.”“Kau bebas pergi ke mana pun yang kau mau di lantai ini. Sayangnya, kau harus pergi sendiri. Aku akan kembali ke ruanganku untuk beristirahat.”“Aku mengerti, Tuan.”Aaron
Logan turun dari kapal, mengamati keadaan sekeliling.“Tempat ini adalah tempat persembunyian yang sangat menarik.” Logan tersenyum saat kakinya menyentuh pasir putih pantai.Logan dan beberapa pengawalnya berjalan memasuki kawasan hutan. Dari kejauhan, beberapa pria bertopeng sudah berbaris di depan pintu masuk.“Aku datang untuk bertemu dengan Tuan Aaron,” ujar Logan sembari menunjukkan sebuah pesan di ponsel.Seorang penjaga memindai tulisan dan kode di ponsel, mengangguk pada temannya. “Kode yang kau tunjukkan adalah asli. Tapi sebelum kau memasuki bangunan, kami harus memeriksanya dan para pengawalmu lebih dahulu.”“Aku sama sekali tidak keberatan. Aku datang dengan damai.”Para penjaga memeriksa Logan dan para pengawalnya, membuka jalan bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan.Para penjaga kembali muncul dan melakukan pemeriksaan hingga berkali-kali hingga Logan dan para pengawalnya tiba di depan sebuah bangunan.“Siapa yang mengira ada sebuah bangunan unik di pulau terpencil s
Suara alarm membangunkan Dariel. Pria itu mengerjap beberapa kali, duduk di kasur. Tatapannya memindai sekeliling kamar.Dariel merenggangkan badan beberapa kali, menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menyentuh dahi, leher, dan lengannya. “Aku sudah sembuh?”Dariel melompat dari kasur, tersenyum. “Aku tidak merasakan pusing.”“Tunggu, apa ini?” Dariel terdiam saat melihat tulisan di layar hologram. “Quest sudah terbuka. Aku harus berolahraga selama satu jam untuk mendapatkan EXP.”“Ini adalah quest pertamaku. Aku harus menyelesaikan quest ini dengan baik.”Dariel bergegas mencuci wajah, bersiap-siap berolahraga, keluar dari kamar.“Ke mana Anda akan pergi, Tuan Muda?” tanya Chris.Dariel menoleh pada Chris dan Adrian. “Kalian berdua datang di waktu yang tepat. Aku ingin kalian menemaniku berolahraga di halaman belakang.”“Anda masih harus beristirahat, Tuan Muda,” kata Adrian, “kondisi Anda ....”“Aku sudah sehat sekarang. Aku akan memastikan aku bertanggung jawab jika terjadi sesuat
“Aku sangat menantikan pertemuan itu, Tuan.”Logan tersenyum, mengamati ponselnya sesaat. “Tuan Aaron tampaknya sedang dalam keadaan bahagia sekarang. Kabar apa yang akan dia berikan padaku?”“Apa pun kabar itu, aku tampaknya akan mendapatkan sesuatu yang menarik.”Logan berjalan menuju ruangan utama, mengamati Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig. “Sampah-sampah itu membuatku semakin kesal. Mereka bertingkah layaknya seorang raja.”“Siapa yang meneleponmu, Logan?” tanya Levon. “Seniorku baru saja menghubungiku. Dia ingin bertemu denganku besok.” Logan duduk di sofa, mengambil minuman di meja. “Kau harus mempertemukanku dengan seniormu, Logan. Kau sudah berjanji padaku.”“Aku tentu ingin mengenalkan kalian pada seniorku. Akan tetapi, semua tergantung seniorku. Aku tidak bisa memaksanya.”Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig menatap Logan tajam. Logan tertawa. “Jangan berpikiran buruk tentangku. Aku akan memberikan kalian sedikit cara agar seniorku mau membantu kalian.”“Katakan,” ujar Liam. “
“Apa kau mengatakan sesuatu, Dariel?” tanya Daniel. Dariel teringat dengan pembicaraannya dengan Green. “Aku tidak boleh memberi tahu siapa pun mengenai kemampuanku dan cincin ini, termasuk pada ayah,” gumamnya. “Kau sepertinya harus segera beristirahat, Dariel. Kau tampak pucat.” Daniel melirik Donald dan Deric sekilas, berbisik di telinga Dariel. “Kau harus mengabaikan mereka, Dariel.”“Aku mengerti, Ayah.” Dariel merasakan kepalanya pusing. Dariel dan Daniel pergi menuju ruangan, mengabaikan Donald dan Deric yang masih berada di lantai atas. Dariel memejamkan mata untuk mengurangi pening. Saat akan menaiki tangga, ia mendadak ambruk dan tidak sadarkan diri. “Dariel!” teriak Daniel sembari mengguncang tubuh Dariel. Kekhawatiran dan ketakutan terlihat sangat jelas di wajahnya. “Panggilkan dokter sekarang juga!”Chris segera menghubungi dokter, memberi tanda pada Adrian. Tiga dokter datang bersama beberapa pengawal tak lama setelahnya. Mereka membawa Dariel ke sebuah ruangan.“D
Dariel tengah berjalan di lorong. Pandangannya mengabur dan telinganya berdengung kencang. Ia bersikap senormal mungkin meski ia nyaris tidak bisa mengendalikan dirinya.Dariel merasakan tubuhnya sangat kesakitan. Ia memilih untuk beristirahat di hotel dibandingkan terus melanjutkan perjalanan. Ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir karena kondisinya yang tiba-tiba memburuk.Chris, Adrian, dan para pengawal tidak berani bertanya meski mereka melihat kondisi Dariel yang aneh.“Aku tidak diganggu sampai dua jam ke depan,” ujar Dariel saat di depan sebuah kamar.Chris, Adrian, dan para pengawal sontak mengangguk.Dariel bergegas memasuki kamar, mengunci pintu. Ia berjalan pontang-panting hingga akhirnya terjatuh ke lantai.“Tuan muda,” panggil Chris sembari mengetuk pintu. “Apa Anda baik-baik saja?”Dariel nyaris tidak bisa menggerakkan tubuhnya sekarang. Semua benda di sekelilingnya seperti berputar-
“Aku dengan senang hati akan menyerangmu.”Dariel tersenyum, menggeser layar. Ia hanya menemukan satu jenis serangan. “Pelumpuh.”“Jenis serangan akan bertambah seiring dengan levelmu, Tuan.” Green berdiri, mundur beberapa langkah, merentangkan kedua tangan. “Baiklah, serang aku sekarang, Tuan.”Dariel berdiri dari sofa, melirik Chris dan Adrian yang masih berada di tempat mereka sekilas. “Mereka sama sekali tidak bergerak dari tempat mereka.”“Jangan mengkhawatirkan keadaanku, Tuan. Aku akan baik-baik saja,” kata Green.Dariel menekan tombol serang. Aliran listrik seketika muncul dan menyerang Green.Sebuah pelindung muncul di depan Green untuk menghadang serangan.Dariel terkejut, mengamati cincin di jarinya. “Cincin ini benar-benar hebat, bahkan jauh lebih hebat dibandingkan dengan cincinku.”Dariel menatap Green lekat-lekat. “Mereka tidak mungkin memberikan cincin canggih ini padaku secara cuma-cuma. Aku tidak boleh lengah.”“Apakah sekarang kau percaya, Tuan?” Green duduk di sofa
“Serum bakat itu sudah menyebar ke seluruh tubuhmu, Tuan. Tubuhmu sedang beradaptasi dengan kemampuan itu sekarang. Kau sedang tidak sehat sejak kemarin, bukan?”Green menunjukkan layar. “Kemampuanmu akan aktif kurang dari dua jam. Semakin dekat waktu pengaktifan kemampuan itu, semakin besar rasa sakit yang akan kau rasakan. Kau hanya perlu bertahan selama proses berlangsung.”Green melanjutkan, “Jika serum bakat itu tidak cocok denganmu, kau pasti akan langsung tewas. Akan tetapi, karena serum bakat itu cocok, kau mampu bertahan hingga sekarang.”“Bakat apa yang akan aku dapatkan?” tanya Dariel.“Kau akan mendapatkan bakat untuk melihat masa depan.”Dariel sontak tertegun, menatap Green lekat-lekat. Suasana menjadi sangat hening, tetapi kesunyian mendadak lenyap saat Dariel tertawa. Dariel memelotot tajam. “Hentikan semua omong kosong ini! Aku tidak ingin mendengarkan semua penjelasan tidak masuk akalmu lagi.” “Ah!” Dariel tiba-tiba meringis, menyentuh leher belakangnya. Dariel m