[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 20 (350/2000)][Health Point: 40/40][Kekuatan: 36 | Pertahanan: 37 | Kecerdasan: 33 | Kelincahan: 36][Money Power: $1.070.500.000]“Aku berhasil menyelesaikan Quest Rahasia di saat yang tepat. Status pewarisku sudah mencapai level 20. Aku semakin dekat dengan level 40.” Davis tersenyum ketika melihat informasi di layar hologram.[Host berhasil mencapai level 20][Mempersiapkan pembaharuan sistem][10%, 30%, 50%, 70%, 90%, 100%][Pembaharuan selesai]Layar bersinar selama beberapa detik, kemudian menampilkan wajah hologram.[Selamat Anda sudah mencapai level 20][Anda membuka kemampuan ‘pindai’]“Kemampuan pindai?” Davis melihat kolom skill muncul di bawah statusnya.[Kemampuan pindai adalah kemampuan untuk memindai status seseorang. Kemampuan ini akan meningkat seiring dengan level status pewaris Host][Host hanya perlu berkata ‘pindai’ sambil menatap orang yang akan dipindai statusnya]Davis menoleh pada Sammy. “Pindai.
Suasana ruangan menjadi sangat hening. Jack, Edwin, Russel, dan Roland tampak sangat kesal meski pikiran mereka berusaha keras untuk menemukan jawaban. Davis menawarkan solusi untuk mengalahkan Lucas Frangkrut dan Levon, tetapi di saat yang sama memaksa mereka untuk mengerahkan wilayah kekuasaan mereka.Emir tampak berpikir keras, menatap tajam Davis. Keluarganya berada dalam bahaya besar saat ini. Ayahnya berusaha untuk membina hubungan baik dengan Lucas Frangkrut selama ini. Akan tetapi, hubungan itu hancur karena peristiwa malam ini.Emir condong pada solusi yang Davis tawarkan. Jika ia dan yang lain mampu menggalang masa untuk menghancurkan Lucas Frangkrut, maka hal itu bisa saja terjadi. Hanya saja, risikonya sangat besar jika ia dan yang lain kalah. Davis mengamati jam tangannya. “Waktu kalian tiga pulih detik lagi. Aku yakin kalian bukan pengecut yang ingin kalah begitu saja tanpa melakukan perlawanan. Jika kalian mampu menggalang kekuatan dengan keluarga lain dan pihak-pihak
“Apa yang kau bicarakan, Levon?” Lucas mengamati Levon dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Kau tampak ketakutan. Apa kau kalah dari para pencundang itu?”Lucas dan Levon memasuki ruangan, duduk saling berhadapan.“Katakan, apa yang terjadi padamu?”Levon menunjukkan video pertemuan Lucas Frangkrut dengan Gaston. “Ayah, seseorang mengirimkan video pertemuan ini padaku.”“Brengsek!” Lucas merebut ponsel Levon, menonton video dengan tatapan tajam. Ia terkejut ketika melihat beberapa foto pertemuannya dengan para kiriminal yang lain “Siapa yang sudah mengirimkan video dan foto-foto ini padamu?”“Edwin sempat menggertakku dengan mengatakan kalau dia memiliki video pertemuanmu dengan bandar narkoba. Aku tidak langsung mempercayai ucapannya. Akan tetapi, setelah mendapatkan video da foto-foto itu, aku harus mempercayainya.”“Dari keluarga mana dia berasal?” Lucas berdiri, mengepalkan tangan erat-erat.“Dia berasal dari keluarga Smiledown. Ayahnya adalah Erwin Smiledown, seorang politikus t
Davis menangkap batu dengan mudah, lantas berpura-pura melemparkan batu itu ke si pelempar yang berada tidak jauh darinya.Pria berambut pirang itu sontak melindungi kepalanya dengan kedua tangan sembari terpejam. Ketika menyadari tidak terjadi apa pun padanya, ia seketika mendengkus kesal. “Brengsek! Kau sudah menghinaku.”Davis memindai status pria itu. “Dia bukan lawanku. Statusnya lebih rendah dariku.”Pria berambut pirang itu memberi tanda pada teman-temannya untuk bergabung. “Kau sepertinya orang baru di tempat ini.”Davis mengabaikan pria itu dan memilih menonton pertandingan. Ia melihat keenam mobil sudah cukup jauh, melaju dengan sangat cepat.“Berani sekali kau mengabaikanku!” Pria berambut pria itu mendekati Davis, tetapi ia tiba-tiba berhenti ketika Sammy mendekatinya. “Siapa kau? Jangan menghalangi jalanku!”Sammy melempar pria itu hingga terjatuh di kerumunan. Semua perhatian seketika tertuju padanya. Teman-teman pria berambut pria itu sontak terkejut. Susana menjadi san
Para penonton sontak bersorak ketika mobil melaju sangat cepat.Vin tersenyum, memacu mobil lebih cepat. Ia berada di posisi pertama, berusaha mencegah Davis untuk menyusul. “Aku pasti akan mendapatkan mobilmu, brengsek! Aku sudah berpuluh-puluh kali melakukan balapan di jalur ini, dan aku mengenal setiap tikungan dan celah jalan ini. Kau tidak akan menang.”Vin menekan sebuah tombol. Asap hitam seketika keluar dari lubang knalpot mobilnya. “Kau sebaiknya tidak membuat mobilku rusak.”“Aku sudah menduga kau akan berbuat curang, Vin. Asap hitam ini tidak akan bisa menghalangiku. Senjatamu justru akan menguntungkanku.” Davis menekan sebuah tombol, memacu mobil lebih cepat.Vin tertawa ketika mendengar suara ban berdecit. Ketika menoleh ke samping, ia terkejut ketika Davis berhasil menyusulnya. “Brengsek! Bagaimana dia melakukannya?”Vin memukul kemudi cukup keras. “Suara tadi …. Dia sudah menipuku.”Davis menghalangi Vin untuk menyusul, menoleh pada layar kecil di dasbor yang menunjukka
“Brengsek!” maki Vin seraya membanting pintu mobil, menatap tajam Davis. Ia mendorong beberapa orang yang mendekat ke arahnya.Davis menoleh pada Vin, tersenyum. “Aku menang, Vin. Kau harus menyerahkan mobilmu padaku sebagai hadiah pertandingan balap.”“Tutup mulutmu sialan! Kau sudah berbuat curang dalam pertandingan!”“Kaulah yang sudah curang! Kau memerintahkan teman-temanmu untuk berbuat curang selama pertandingan! Kau bahkan menabrak seseorang hanya untuk menghalangi jalanku!”Para penonton mulai mengerumuni Davis dan Vin.“Aku tidak akan menyerahkan mobilku padamu sialan!” Vin mengambil pistol dari saku celana, mengarahkan pada Davis.Para penonton segera menjauh meski beberapa orang tampak penasaran dengan apa yang akan terjadi setelahnya.“Kau tidak lebih dari seorang pengecut!” Davis tersenyum meremehkan.“Brengsek!” Vin terdiam ketika melihat seseorang keluar dari mobil Davis. “Bukankah itu si cacat Carlos? Kenapa dia keluar dari mobil itu?”Sammy, Paula, dan beberapa penont
Carlos memasuki sebuah kamar, berjalan mendekat ke sebuah jaket yang tergantung di dinding. Ia mengelus jaket itu dengan tatapan berkaca-kaca.Carlos menatap sebuah foto yang tergantung tak jauh dari jaket, menatap sosoknya. Ia mengambil sebuah helm, mengelus namanya yang tertulis di sana.“Kau sangat aneh, Davis. Kau terlalu mencampuri urusan orang lain.” Carlos memejamkan mata erat-erat. “Apa yang harus aku pilih sekarang?”Carlos tiba-tiba teringat dengan kenangan masa lalu. Ia seakan terus tertarik hingga akhirnya berada dalam sebuah situasi di mana ia melihat dirinya dalam sosok anak-anak sedang bersama ayah dan ibunya di sebuah halaman luas.“Ayah, Ibu, apa yang harus aku pilih?” Carlos mengepal tangan erat-erat. Ia melihat kedua orang tuanya menunjuk ke pintu. Davis tiba-tiba muncul dari pintu dan melambaikan tangan padanya.Carlos membuka mata, mengembus napas panjang. “Apa ini tanda jika aku harus menerima tawaran Davis?”Sementara itu, Davis dan yang lain masih berada di lua
Sebastian memasuki rumah bersama Susan, Rebecca, dan Emmely.“Kakek!” Sarah segera turun dari kursi, memeluk Sebastian. “Aku senang kau datang berkunjung. Apa kau sudah sarapan?”Sebastian mengelus rambut Sarah, melirik Sammy, Don, Trex, Frans, Willy, Nathan, dan Paula. Ia datang untuk memastikan keadaan Davis. Pertarungan semalam serta kabar di media membuatnya khawatir.Susan, Rebecca, dan Emmely menatap sinis Angela, tersenyum ketika melihat Davis.“Kakek, kau datang di saat yang tepat.” Davis menoleh pada Susan, Rebecca, dan Emmely. “Terima kasih karena sudah mengantar kakek.”Susan, Rebecca, dan Emmely mengamati Davis dari ujung kepala hingga ujung kaki. Pria itu menjadi lebih tampan dan gagah dibandingkan saat terakhir mereka bertemu dengannya. Davis sudah berubah menjadi pria yang mereka impikan.“Kakek, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.” Sarah mendorong kursi roda Sebastian. “Kau pasti menyukainya.”Sebastian memberi tanda pada Sammy, Don, Trex, Frans, Willy, Nathan, dan P
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3110/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.000.000]Hujan mengguyur sejak sore. Udara menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Kilat terlihat beberapa kali di langit.Davis berada di dalam kamar, mengamati hujan dari jendela. “Dua belas hari berlalu dengan cepat bagiku. Hal ini berbeda sekali saat aku masih tergabung dalam aliansi.”“Tuan Henry dan aliansi bersiap untuk menangkap Logan dan Ludwig dalam dua hari lagi. Logan dan Ludwig juga bersiap untuk melakukan serangan. Kedua pihak mempersiapkan rencana mereka dengan sebaik mungkin.”Davis menutup jendela, duduk di sofa. “Ludwig tidak mendatangi Lucas setelah hari itu. Dia fokus untuk menyempurnakan persiapan. Meski aku sudah tahu rencana mereka dan memberi tahu rencana itu pada Tuan Henry, tetapi aku menduga ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”Davis mengembus napas panj
Hujan mengguyur sejak beberapa jam lalu. Davis berada di kamar, mengingat pertemuan dengan Mike Stormy beberapa jam lalu. Ia membuka layar hologram, tercenung selama beberapa waktu. “Sesuai dugaanku, Mike Stormy mencurigaiku membangun bisnis dengan modal dari para berandal. Selain itu, dia memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi tentangku. Sayangnya, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Aku pun juga belum mengetahui asal-usulku hingga sekarang.” “Aku sudah mencari informasi mengenai Mario, tetapi sistem tidak memberikan informasi apa pun. Mario tampaknya adalah orang yang masuk dalam daftar orang berbahaya. Dia lebih berbahaya dibandingkan Mike.” “Aku masih bisa mengamati keadaan Mike, tetapi aku tidak bisa mencari informasi Mario meski sudah mencoba berkali-kali.” Davis menoleh ke jendela saat petir menggelegar. Ia melihat keadaan menjadi terang sesaat. “Meski sistem tidak memberikan jawaban, aku masih bisa bertanya soal Mario pada seseorang.” Davis bergegas keluar d
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d
Mario masih tercenung, mengamati gambar di tangannya. Pikirannya penuh dengan kenangan masa lalu bersama putra kecil Damian dan Dominique.Mario menatap air mata yang terus menetes membasahi kertas. Bahunya berguncang berkali-kali sampai akhirnya ia menangis terisak-isak.Mario mengawasi kamar sekilas. “Apa mungkin Davis masih hidup? Aku mengira Dylan sudah meninggal, tetapi dia ternyata masih hidup. Davis kemungkinan memang masih hidup.”Mario segera menghidupkan komputer, mencari informasi mengenai Davis. Deretan informasi seketika bermunculan di layar. “Aku mengakses informasi kependudukan negara ini dan menemukan banyak sekali pria bernama Davis.”Mario menatap gambar, mencocokkan foto dengan informasi di layar. “Daisy menyerahkan kertas ini padaku beberapa hari lalu, tetapi aku baru melihat gambar pria ini sekarang. Donald mendadak datang sehingga aku belum sempat mengeceknya.”“Jika pria itu memang Davis, maka Daisy sudah bertemu dengannya.” Mario sontak terdiam, mengepalkan tan
Hujan mengguyur deras sejak beberapa jam lalu. Ruangan makan tampak ramai oleh cerita Sarah dan Elora. Petir beberapa kali menggelegar hingga kedua anak itu menjerit ketakutan.Suasana yang ramai perlahan sepi setelah kepergian Sarah dan Elora. Davis berpindah ke ruangan utama, menonton berita di televisi. Pembawa berita tengah menyiarkan kabar ledakan bom dan kelompok teroris di ibu kota Floxia. “Aku sudah memberi tahu Tuan Henry soal penyerangan musuh pada Evan Mulikas. Akan tetapi, aku cukup mengkhawatirkan keadaan Evan Mulikas. Dia adalah sosok penting dalam aliansi. Jika dia terluka atau sampai tewas, aliansi pasti akan melemah. Logan dan Ludwig kemungkinan besar akan langsung menyerang. Jika aliansi kalah, mereka kemungkinan akan mengincarku.”Davis mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tertawa. “Aku tampaknya terlalu berpikir berlebihan. Evan Mulikas dan pasukannya bukanlah orang-orang lemah. Dia adalah mantan kepala kepolisian Fluxton dan para bawahannya adalah orang-o
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing