Share

Bab 3

Penulis: Kuning
Prisca sudah bekerja sebagai manajer di hotel ini selama tiga tahun lebih. Sudah banyak konglomerat yang dia layani, dan tak sedikit dari para tamu memiliki aset lebih dari triliunan. Orang yang bisa keluar masuk hotel ini memang pada dasarnya bukan orang sembarangan. Meski uang yang sudah dideposit ke kartu member bisa ditarik kembali dan banyak pengusaha dari perusahaan besar yang top-up gila-gilaan, baru kali ini dia menemui orang yang sekali top-up langsung 200 miliar. Aset yang dimiliki pastinya lebih dari sekadar triliunan, makanya dia berani top-up sebanyak itu.

Setelah bergaul dengan banyak orang kaya, Prisca baru menyadari bahwa orang yang benar-benar kaya yang tersembunyi di dunia ini. Kebanyakan dari mereka lebih suka untuk hidup bersahaja, dan bisa jadi orang yang saat ini ada di depannya termasuk salah satu dari mereka. Di usia David yang masih sangat muda ini, kemungkinan besar dia adalah anak konglomerat.

Sejujurnya, Prisca memandang rendah David saat pertama kali bertemu tadi. Total harga dari pakaian yang David kenakan paling hanya berapa ratus ribu saja. Di jalanan juga banyak yang seperti itu. Ketika mendengar bawahannya bilang David ingin top-up kartu member sejumlah 200 miliar rupiah, Prisca langsung berasumsi kalau David hanya bercanda. Akan tetapi atas tuntutan profesi, Prisca masih dengan sabar melayani permintaan David. Bahkan Prisca juga sempat penasaran akan bagaimana David mundur nanti apabila pembayarannya gagal. Namun, siapa yang menyangka kalau ternyata dia benar-benar mampu melakukan pembayaran dengan angka fantastis itu.

Prisca yang sudah sering bersosialisasi dengan masyarakat kalangan atas tentu saja ingin bisa sama seperti mereka. Meski sudah banyak pria kaya yang memberikan kode padanya, Prisca tidak begitu tertarik kepada mereka, khususnya mereka-mereka yang tidak memperhatikan penampilan fisik. Kebanyakan dari mereka hanya menginginkan tubuh Prisca, dan dari pengamatan Prisca selama ini, tidak ada satu pun dari mereka yang benar-benar kaya.

Yang Prisca harapkan adalah disukai oleh mereka yang memang benar-benar kaya. Orang yang benar-benar kaya hidupnya tidak suka terlalu mencolok, dan anak muda yang ada di depannya ini adalah salah satunya. David memenuhi segala kriteria Prisca. Muda, kaya, dan bersahaja. Ini adalah kesempatan terbaik baginya untuk mengubah nasib.

Pegawai resepsionis yang tadi meminta Prisca turun pun menyesali perbuatannya. Kalau tadi dia langsung melayani David tanpa pandang bulu, dia yang akan mendapatkan komisi, tapi dia malah dengan bodohnya memanggil sang manajer.

“Mohon maaf, Pak, boleh minta KTP-nya agar bisa saya proses?” kata Prisca.

David pun memberikan KTP-nya kepada Prisca, tapi sebenarnya dari awal dia sudah menyadari ada yang aneh dengan Prisca. KTP saja tidak ada, mau bagaimana membuat kartu member? Setelah transfer berhasil baru dimintai KTP, itu jelas sekali awalnya Prisca tidak percaya David mampu membayar sebesar 200 miliar. Namun, David juga tidak terlalu peduli dengan itu. Selama dua puluhan tahun ini dia sudah sering diremehkan oleh orang lain. Perlakuan Prisca ini masih terbilang cukup baik. Kalau di tempat lain, mungkin dia sudah diusir oleh satpam.

“Aku mahasiswa di Jina University. Mulai hari ini, aku mau sarapan, makan siang, dan makan malam disini. Siapin bahan makanan yang paling berkualitas. Kalau aku nggak datang karena ada urusan, langsung buang makanannya dan bikin yang baru buat yang berikutnya.”

Semua orang terkejut mendengar permintaan David. Sehari tiga kali makan dengan bahan makanan terbaik … harga untuk satu porsinya saja sudah mencapai jutaan. Dan kalau ada urusan sehingga berhalangan hadir, makanannya harus dibuang? Apa itu bukan pemborosan namanya?! ini sudah tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata kaya lagi, tapi sultan! Apalagi David ini hanya seorang mahasiswa.

“Siap, Pak David. Kami akan menyiapkan semuanya sesuai permintaan Bapak.”

Setelah kartu membernya selesai dibuat, David langsung diantar ke sebuah kamar yang sangat mewah.

“Pak David, ini adalah kamar terbaik yang kami punya. Sebentar lagi kami akan menyajikan makanannya. Ini kartu nama saya. Kalau butuh apa-apa, boleh langsung hubungi saya,” ujar Prisca sembari menyerahkan kartu namanya. Kartu nama ini bukan yang disediakan oleh pihak hotel, melainkan yang Prisca cetak sendiri. Kartu ini hanya Prisca berikan kepada orang-orang yang sesuai dengan kriteria dia.

Ketika David mengambil kartu nama tersebut, Prisca dengan sengaja mengelus punggung tangan David dengan jari lentiknya hingga membuat David merinding.

“Tangannya lembut banget! Ini cewek jago banget godain orang lain, dasar siluman,” pikir David dalam hati.

Tak lama kemudian, berbagai macam lauk sudah disajikan di atas meja kamarnya. Ada udang, pauhi, kepiting, sup hisit, sarang walet, tomahawk steak, foie gras, caviar, dan berbagai macam makanan mewah lainnya. Setiap lauk dibuat dengan sempurna dan sangat menggugah selera. Selain itu ada juga sebotol wine Lafite dari tahun 1983.

Harga semua hidangan yang ada di meja ini diperkirakan mencapai puluhan juta. David tidak mungkin bisa menghabiskan semua ini sendirian, tapi dia tidak peduli. Sekarang dia sudah punya uang untuk membeli apa pun yang dia mau!

Sesuai dengan apa yang bisa diharapkan dari hotel bintang lima, semua makanannya terasa begitu harum dan nikmat.

“Pak David, bagaimana rasa makanannya? Apa cukup memuaskan?” tanya Prisca sambil membungkukkan badannya.

“Enak, enak! Puas banget! Memang nggak salah hotel ini disebut hotel terbaik!”

“Silakan dinikmati. Saya permisi dulu, kalau butuh apa-apa, Bapak bisa langsung hubungi saya.”

“Aku nggak habis makan sendirian, dan rasanya ada yang kurang kalau nggak ada cewek cantik yang menemani. Gimana kalau kita makan bareng?” tanya David.

David sungguh merasa Prisca adalah wanita yang cantik, dan pakaian yang dia kenakan sekarang juga menonjolkan keelokan tubuh yang dia miliki. Wangi yang menempel di tubuh Prisca juga sangat ampuh dalam memikat lawan jenis. Setiap gerak-gerik yang Prisca lakukan membuat jantung David berdegup kencang. Bisa makan bersama dengan wanita secantik ini benar-benar sebuah keberuntungan.

“Anu … Pak David, rasanya agak kurang pantas kalau saya ikut makan. Sekarang juga masih jam kerja,” kata Prisca.

Sebenarnya dia ingin sekali menemani David makan. Tidak mudah untuk mendapatkan kesempatan agar bisa lebih dekat dengannya, apalagi dia juga belum pernah menyantap semua makanan yang disajikan di sini. Akan tetapi, Prisca sadar sebagai wanita, dia harus pandai menahan diri. Jual mahal adalah cara terbaik untuk merayu pria. Daya tarik seorang wanita yang tak berbusana tidak akan sekuat daya tarik wanita yang mengenakan setengah transparan. Mengatakan kalau sekarang masih jam kerja hanyalah alasan belaka. Bahkan bosnya juga pasti akan memuji Prisca kalau dia mau menemani tamu sepenting ini makan bersama.

Walau demikian, Prisca tidak menolak dengan tegas, dia hanya berkata kurang pantas, yang mana jawaban ini tentu membuat David semakin penasaran. Dan benar saja, David pun berkata, “Apanya yang nggak pantas? Kalau nanti bos kamu ngomel, biar aku yang ngomong sama dia. Kalau dia masih ngotot, sekalian aku beli hotel ini dan aku jadiin kamu bosnya,” kata David.

Mendengar itu, Prisca pun tidak lagi menolak dan langsung duduk menuangkan minuman untuknya. Kalau Prisca masih terus mencari alasan, bisa-bisa David akan marah. Prisca harus bisa memainkan emosi David dengan baik agar rencananya berhasil.

Bicara soal omongan David yang bilang ingin membeli hotel ini, Prisca hanya menanggapinya dengan tawa. Bercanda saja. Hotel ini harganya bisa lebih dari 30 triliun. Meski Prisca sangat memandang tinggi kekayaan yang dimiliki David, bukan berarti dia percaya David bisa berbuat sampai sejauh itu.

Namun, tentu saja Prisca yakin keluarga David punya kekayaan yang lebih gila lagi. Zaman sekarang banyak orang yang mengaku punya kekayaan sampai sekian triliun, tapi itu semua hanya berbentuk barang virtual atau saham. Orang yang benar-benar bisa mengeluarkan sekian triliun dalam bentuk uang tunai hanya beberapa saja, dan merekalah yang disebut sebagai orang kaya sejati.

Kalau David benar-benar sanggup membeli hotel ini dan mengangkat Prisca jadi bos, dia pun rela mati demi David.

David tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Prisca saat ini. Jika tidak, dia pasti akan langsung membelinya. Jangankan 30 triliun, 60 triliun pun David beli!

Bab terkait

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 4

    Setelah kenyang makan dan pergi dari hotel itu, David menoleh ke belakang dan melihat Prisca beserta beberapa pegawai lainnya sedang membungkukkan tubuh kepadanya. Tiba-tiba David jadi merasa dunia ini begitu indah.Siapa itu Sarah? Kalau David mau, sekarang juga dia bisa membangun kerajaan dengan ribuan selir untuknya. Lantas, berikutnya apa lagi yang harus David lakukan? Tentu saja membeli rumah.Dari awal David sudah muak dengan kondisi asrama kampusnya. Empat orang sempit-sempitan dalam satu kamar, tapi sekarang hanya tinggal berdua karena dua lainnya sudah tinggal di luar bersama pacar mereka. Dulu David juga sempat berpikir untuk tinggal berdua dengan Sarah di luar, tapi Sarah tidak pernah setuju dengan usul itu. Hati David kembali terasa pedih mengingat Sarah tidur dengan Joel beberapa hari yang lalu.“Sial, kalau tahu dari awal, harusnya aku paksa saja Sarah. Sekarang dia malah jadi tidur bareng si Joel,” umpat David dalam hati.Seketika itu tiba-tiba ponsel bekas David yang su

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 5

    Ketika baru saja memasuki unit tersebut, David langsung dibuat terkejut oleh apa yang ada di depan matanya. Tak heran unit ini disebut penthouse, interiornya memang sangat mewah.David mendekati jendela model picture window yang membentang tinggi sepanjang 3 meter dan lebar 10 meter untuk melihat pemandangan dari atas.“Pak David, ini unit terbaik kamu. Kaca yang dipasang di picture window ini dibuat dari kaca anti peluru, ketebalan kacanya mencapai 10 cm. Tingkat transparansinya juga bagus jadi tidak akan memengaruhi cahaya matahari yang masuk. Harga kaca ini sendiri sudah mencapai 20 miliar. Selain itu, ada juga lampu gantung yang diimport dari luar negeri, dan bisa diganti warnanya.“Di sini dapurnya.”“Ini kamar tidur utama.”“Ini ruang kerja.”“Yang ini wine cellar.”“Ini kamar mandinya.”“Ini ruang tamu.”“Yang ini ruang entertainment.”Setelah itu, mereka berdua turun ke lantai 28.“Di sini juga ada kolam renang indoor. Airnya rutin dibersihkan setiap pagi, dan airnya juga kami

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 6

    David membuka TokTok setelah dia bosan scroll IG. Inilah yang suka dia lakukan di kala senggang. Dia langsung masuk ke live streaming streamer favoritnya yang bernama Kepingan Salju.Kepingan Salju ini adalah salah satu streamer yang sudah lama David ikuti. Kira-kira sudah satu tahun lebih sejak Kepingan Salju pertama kali memulai streaming. Bisa dibilang David merupakan fans pertamanya, sejak dia baru memiliki beberapa followers hingga sekarang yang sudah punya lebih dari 50.000 followers. Sesi live-nya juga dulu hanya beberapa orang, mentok di belasan orang, dan hingga kini sudah ada ratusan orang yang menonton secara langsung. Meski begitu, David tidak pernah sekali pun mengirimkan hadiah untuknya. David hanya suka mendengar suaranya ketika sedang menyanyi.Sebenarnya, Kepingan Salju bisa melakukan lebih banyak lagi untuk para pengikutnya, tapi dia hanya menyanyi tanpa menampilkan wajahnya langsung. Streamer seperti ini tentunya akan sangat sulit mencuri perhatian para pemain besar

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 7

    Elena tidak bisa tidur walau sudah berbaring di asramanya. Ketiga teman sekamarnya malam ini sedang pergi kencan buta dengan mahasiswa sekampus. Elena beralasan sedang tidak enak badan agar tidak perlu ikut pergi. Sebenarnya dia tidak begitu suka menghadiri acara seperti itu karena kondisi keluarganya tidak sama dengan ketiga temannya. Demi menyekolahkan Elena di universitas, keluarganya sampai harus menguras semua harta yang tersisa. Elena hanya pernah satu kali menghadiri kencan semacam itu karena dia tidak ada alasan untuk menolak.Sekarang Elena benar-benar bersyukur dia tidak ikut pergi, atau dia pastinya akan melewatkan kesempatan mendapat rezeki dari Korek Api. Bahkan streamer besar yang sudah terkenal dan punya banyak followers pun jarang-jarang bisa mendapatkan keberuntungan seperti ini, apalagi Elena yang hanya streamer kecil. Sebelum sesi live streaming-nya berakhir saja, Elena sudah dihubungi oleh agensi yang berniat menaunginya, berharap tindakan yang mereka ambil ini dapa

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 8

    David membawa Prisca ke sebuah showroom mobil Porsche. Seorang pegawai yang cantik jelita langsung menyambut kedatangan mereka berdua. Melihat David dan Prisca datang membawa Mercy G-Class, ditambah lagi dengan penampilan David yang mencerminkan anak orang kaya, dia pun bertanya dengan ramah, “Ada yang bisa saya bantu? Bapak Ibu mau lihat-lihat mobilnya?”“Iya!” jawab David.“Cari yang model apa?”“Porsche 911 ada?”“Ada.”“Aku mau lihat dulu mobilnya.”“Baik, silakan ikut saya.”Pegawai itu pun membawa mereka berdua ke sebuah mobil Porsche 911 yang sedang dipajang di sana.“Sekarang kami punya dua unit di sini. Satu warna hitam, satu lagi warna merah. Bapak mau yang warna apa?”“Aku mau yang merah. Langsung bikin kwitansinya.”“Eh? Bapak nggak mau lihat-lihat dulu?”“Bukannya ini sudah lihat sekarang? Yang merah lumayan bagus warnanya.”Pegawai itu sudah cukup lama bekerja di sini, tapi ini pertama kalinya dia bertemu dengan pelanggan yang langsung beli hanya dengan melihat penampilan

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 9

    “Kamu mau tinggal bareng aku? Rumah ini juga kegedean kalau ditinggali sendiri. Kalau kamu tinggal di sini, kamu bisa hemat biaya sewa rumah.”David sendiri juga tidak tahu mengapa dia berkata seperti itu. Dia baru kenal dengan Prisca selama dua hari. Kalau tiba-tiba mengajak dia untuk tinggal bersama pasti akan terasa canggung. Namun berhubung dia sudah terlanjur mengatakannya, dalam hati dia sangat menantikan apa jawaban dari Prisca. David tidak sadar betapa rendah dirinya saat dia masih bersama dengan Sarah. Dia selalu saja mendengar apa yang Sarah katakan dan jarang sekali mendapatkan hak untuk berpendapat. Akan tetapi, semuanya akan jauh berbeda ketika David tinggal bersama Prisca. Apa pun yang Prisca katakan, pada akhirnya tetap David yang mengambil keputusan.Yang namanya lelaki, siapa yang tidak ingin berkuasa atas wanitanya? David merasa nyaman karena Prisca selalu mendengarkan apa yang dia katakan, dan tanpa sadar itu membuat David ingin tinggal bersamanya.“Tapi … apa nggak

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 10

    Saat itu, di ruang presiden direktur di lantai 33 … general manager Golden Hotel yang bernama Kenny sedang berhadapan dengan seorang pria yang usianya sekitar 30-an tahun.Pria tersebut duduk di singgasananya dengan pose setengah terbaring, dan kedua kaki bersandar di meja kerjanya yang lebar. Pria ini adalah presiden direktur Golden Hotel, Yoga Warsito. Dia juga merupakan pemegang saham terbesar hotel ini.“Kenny, akhir-akhir ini ada apa saja di hotel?” tanya Yoga.Yoga kebetulan sedang ada urusan di Provinsi Jina, jadi dia sekalian kemari untuk memeriksa keadaan. Kedatangannya ini sangat tidak terduga, karena biasanya dia hanya datang setahun sekali dua kali.“Lapor, Pak Yoga. Semuanya lancar-lancar saja. Jumlah traffic penghuni yang masuk juga stabil dan terus meningkat, kenaikannya sekitar 20% dibanding tahun lalu,” jawab Kenny.“Bagus juga kerjamu, Kenny. Bonus akhir tahun nanti aku naikin dua kali lipat. Bonus semua karyawan di sini juga aku naikin 50%.”“Terima kasih banyak, Pak

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 11

    Saat itu, David sedang menikmati hidangan kelas dunianya. Semua makanan ini tidak mungkin bisa dia dapatkan dulu, meski dalam mimpi sekalipun, tapi sekarang dia bisa memakannya sampai puas.Ketika David sedang asyik makan, tiba-tiba pintu ruang makannya terbuka. David kira yang datang adalah Prisca, makanya dia pun bilang, “Prisca, ayo makan bareng.”Akan tetapi, yang masuk pertama ternyata adalah seorang pria berusia 30-an tahun, sedangkan Prisca berada di paling belakang. Di depan Prisca juga ada satu orang lagi yang usianya sekitar 40-an tahun. Di antara ketiga orang yang masuk itu, satu-satunya orang yang David kenali hanyalah Prisca. Namun anehnya, wajah Prisca terlihat sedikit murung dengan mata memerah. Melihat itu, David kurang lebih bisa menebak apa yang telah terjadi padanya.“Selamat siang, Pak David. Saya Yoga, presiden direktur hotel ini. Maaf, apa Pak David puas dengan pelayanan dan makanan di restoran ini? Apabila butuh sesuatu, silakan katakan saja, kami akan memenuhiny

Bab terbaru

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 119

    Sekarang sudah masuk hari Minggu. David pikir Yoga akan menghubunginya, tapi setelah ditunggu seharian, tidak ada telepon yang masuk. Kemarin malam David mendapat telepon dari Selly yang menanyakan mengapa David tidak datang ke rumahnya. David baru ingat kalau dua membuat janji akan datang ke rumahnya Selly, tapi rencana itu harus tertunda karena kedatangan Yasmine, jadi mau tidak mau David mencari waktu lain untuk datang.Siang harinya David mendapatkan sebuah kabar. Prisca melaporkan tim sudah terbentuk. Dengan bantuan uang, dia berhasil menarik banyak orang-orang berbakat untuk bergabung dengannya. David meminta Prisca untuk melakukan investasi ke proyek mana pun yang cukup potensial, tanpa harus mengkhawatirkan soal uang sedikit pun. Dia juga menyuruhnya menghubungi Wanto. Masih ada investasi senilai 10 triliun, setara dengan 50 Poin Kekayaan.Sekarang David harus cepat mengeluarkan uang untuk mendapatkan Poin Kekayaan agar dia bisa meng-upgrade Sistem. Dia merasa Fisik dan Mental-

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 118

    Memang, unit ini jelas lebih kecil jika dibandingkan dengan penthouse yang David tempati, tapi dari segi dekorasi interior, unit ini tidak kalah mewah dan layak dinobatkan sebagai rumah 200 miliar.“David, ngapain kamu ajak kami ke sini?” tanya Yasmine.“Om, Tante, kira-kira rumah ini gimana?” tanya David balik.“Bagus, sih! Tapi Tante mana sanggup beli!”“Rumahnya sudah aku beli! Tinggal urus surat-suratnya saja, habis itu bisa langsung ditempati.”Dari awal Yasmine dan Yovi sudah punya firasat David pasti akan membelikan rumah ini untuk mereka, makanya dia mengajak mereka melihat-lihat. Kendati demikian, mereka tetap tidak bisa menutupi rasa kaget mereka saat David benar-benar melakukannya.“Mana bisa begitu! David, kamu sudah kerja keras cari uang. Kami nggak bisa terima rumahnya!” kata Yasmine.“Iya! Rumah ini terlalu mahal, kamu nggak perlu!” timpal Yovi.Hanya Indah seorang yang menikmati pemandangan dari balik kaca. Berhubung David yang bersikeras ingin memberi, maka diterima sa

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 117

    Siang hari itu David menghubungi Karin untuk menanyakan apakah ada unit kosong untuk ditempati. Dia ingin membelikan rumah untuk kedua tantenya, kemudian mempekerjakan mereka di Golden Hotel. Tidak menghasilkan juga tidak masalah, yang penting mereka punya kesibukan. Setahun David tinggal memberikan mereka sekian miliar untuk biaya hidup satu tahun, dengan begitu mereka sudah bisa hidup berkecukupan.David mendatangi Karin yang sudah berjaga di resepsionis dan langsung pergi melihat unit. Kedatangan David kali ini berhasil membangkitkan kenangan pahit beberapa sales lainnya. Waktu itu tidak ada yang mau melayani David, dan Karin yang masih pegawai baru saat itu langsung melayaninya, dan berhasil mengantongi komisi miliaran.Belajar dari kesalahan di masa lalu, kali ini mereka langsung mengelilingi David begitu dia tiba di kantor pemasaran.“Permisi, Pak, ada yang bisa dibantu?”“Bapak mau beli rumah? Mari saya antar!”“Ini kartu nama saya. Kalau Bapak butuh bantuan, bisa langsung hubun

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 116

    Di suatu kediaman yang sunyi di Amba, seorang pemuda dan pria tua sedang asyik bermain catur. Pria tua terlihat sudah berusia 70-80 tahun. Namun meski di usianya yang uzur, rambutnya masih terlihat lebat hitam, dan matanya masih terlihat begitu bergairah. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda penuaan dalam dirinya. Sedangkan lawan mainnya, mesti disebut dengan pemuda, usianya sudah menginjak 30 tahun, tapi jika dibandingkan dengan si pria tua, tidak salah dia disebut sebagai pemuda.“Permainan kamu makin hari makin bagus saja!” puji si pria tua.“Mana adalah! Permainanku masih jauh dari kata bagus!”Pemuda itu bernama Ruben, salah satu anggota Partai Terio. Nama Ruben tidak hanya terkenal di kalangan anak muda, tapi juga cukup dikagumi di kalangan orang tua.“Ruben, main catur itu sama kayak kehidupan nyata. Waktunya maju, kamu harus maju dengan berani. Waktunya mundur, ya harus mundur. Kayaknya belakangan ini kamu lagi ada masalah, ya?” tanya si pria tua yang bernama Joseph itu.“Pengamat

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 115

    “Eh … ha-halo! A-aku … Carlos!” ucap Carlos terbata-bata sembari menjabat tangan Sasha. Hanya sentuhan tangan saja sudah membuat wajahnya merah padam. Sasha tidak menyadari ada sesuatu yang aneh dari Carlos, dia hanya menjabat tangan dan langsung melepasnya.David menoleh kepalanya ke Carlos seketika mendengar ucapannya yang gagap, dan dia melihat wajah Carlos sudah memerah seperti tomat dengan tingkah lakunya yang aneh pula. Penampilan Sasha yang mengenakan seragam rok mini memang memberikan kesan anak muda yang sangat kuat. Untuk Carlos yang sedang masa puber, Sasha memiliki daya pikat yang luar biasa. Akan tetapi, Sasha bukanlah gadis yang mudah untuk ditaklukkan, sepertinya lebih baik David menyarankan Carlos untuk mengurungkan niatnya daripada nanti dia sendiri yang terluka.“Kak David, aku sudah titip salam ke sekolah. Kaka tinggal langsung bawa Carlos ke dalam saja untuk urus administrasinya!” kata Sasha.“Oke, makasih, ya, Sasha!”“Kak David nggak usah sungkah begitulah!”“Oh,

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 114

    Di hari berikutnya, David meminta Sasha untuk mengurus prosedur masuk sekolah Carlos di sekolah yang sama dengannya. Meski sekarang David punya uang yang tak terbatas, tak bisa dipungkiri bahwa dia masih belum membangun reputasi. Namanya hanya baru sekadar diperbincangkan saja di KMB dan Partai Terio.Sebagai anak kesayangan keluarga Lumanto, hal semacam ini tentu adalah tugas sepele bagi Sasha. Hanya dalam hitungan menit, dia sudah mengabari David bahwa Carlos berhasil diterima. Lantas, David pun segera membawa Carlos ke sekolah yang bernama Ricci School itu.Ricci School adalah akademi untuk kaum elite yang paling ternama di Provinsi Jina. Meski termasuk sekolah swasta, kualitas pengajar di sana sangat tinggi dan berpengalaman di bidangnya masing-masing, dan mereka juga disokong oleh keluarga Lumanto secara langsung.Murid yang bisa belajar di sekolah tersebut entah memang berprestasi sehingga mendapatkan beasiswa penuh, atau anak orang kaya yang harta keluarganya sudah di luar nalar

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 113

    Yang paling Yasmine dan Yovi khawatirkan saat ini, adalah anak bungsu mereka.“David, Tante tahu sekarang kamu sudah sukses, tapi kami sudah lama tinggal di Suta. Lagian, om kamu kan kerjanya di sana. Kalau pindah ke sini, kami nggak bisa apa-apa,” kata Yasmine.“Tante cukup datang ke sini saja, nggak usah ngapa-ngapain. Kalau memang bosan, aku bisa kasih kerjaan yang santai supaya Tante bisa tetap jagain Carlos. Gimana?”“Pa, Ma, kita ikutin apa kata Kak David saja! Kalau Carlos terus di Suta, dia bakal terpengaruh sama anak-anak nakal lainnya. Papa Mama juga harus mikir demi kebaikan Carlos,” kata Indah.“Hmmm … kita coba diskusi saja dulu, ya!” sahut Yasmine.“Oke! Tapi aku berharap Om Tante bisa tinggal di sini. Kalian berdua sudah banyak berjasa buatku, sekarang giliran aku yang membalas kebaikan kalian. Lagi pula, sekarang aku punya hotel. Aku masih belum ketemu orang yang bisa aku percaya, aku berharap Om Tante mau bantu aku,” jelas David.“Kamu punya hotel?”“Iya! Sekarang aku

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 112

    Carlos yang duduk di kursi penumpang depan terlihat begitu bersemangat, sementara Yasmine, Yovi, dan Indah duduk di kursi belakang. Ada harga, maka ada barang. Kalau orang dengan sakit pinggang seperti Yasmine duduk di mobil biasa, dia pasti sudah sangat menderita selama perjalanan. Namun ketika duduk di Mercy G Class ini, dia merasa sangat nyaman karena mobil melaju stabil tanpa ada getaran yang mengganggu. Selama perjalanan, David menghubungi Cakra memintanya untuk menghubungi Jina Medical Center. Tepat pukul dua siang David sudah tiba di rumah sakit tersebut.Riyadi selaku kepala Jina Medical Center sudah menunggu kedatangan David.“Pak David, kita ketemu lagi!” sapa Riyadi begitu melihat David turun dari mobilnya.“Pak Riyadi, tolong, ya!”“Nggak perlu sungan, Pak David. Ini sudah jadi tanggung jawab kami.”Mereka berdua langsung pergi ke ruang klinik VIP seusai bertukar salam, dan tepat pukul empat sore langsung menjalankan operasi yang berlangsung selama satu jam. Selagi menungg

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 111

    “Aku ngerti Tante pasti keberatan keluar uang untuk berobat. Tapi Tante nggak perlu khawatir, sekarang aku sudah bisa cari uang. Yang penting sekarang kita berobat dulu, ya!” bujuk David.“Kamu kan masih kuliah, cari uang dari mana? David, kamu harus belajar yang benar. Habis lulus cari kerja yang bagus, jangan malah bergaul sama yang nggak baik! Kalau nggak, gimana nanti kamu menghadap ke Tante Giani atau orang tua kamu?” tegur Yasmine.“Tante, aku nggak kerja yang aneh-aneh, kok. Tante yang membesarkan aku dari kecil masa nggak paham?”David tidak ingin memberi tahu tantenya kalau dia sudah kaya karena takut Yasmine akan berpikir yang macam-macam. Awalnya dia ingin menunjukkannya pelan-pelan melalui Indah, tapi Indah tidak berani mengatakannya. Karena tidak ada jalan lain, mau tidak mau David harus mengakuinya terus terang. Akan tetapi … sudah pasti Yasmine tidak akan percaya. Dibujuk seperti apa pun, Yasmine tetap ngotot tidak mau berobat ke Jiwan. Bahkan Yovi dan Indah yang juga me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status