Share

Bab 11

Author: Kuning
Saat itu, David sedang menikmati hidangan kelas dunianya. Semua makanan ini tidak mungkin bisa dia dapatkan dulu, meski dalam mimpi sekalipun, tapi sekarang dia bisa memakannya sampai puas.

Ketika David sedang asyik makan, tiba-tiba pintu ruang makannya terbuka. David kira yang datang adalah Prisca, makanya dia pun bilang, “Prisca, ayo makan bareng.”

Akan tetapi, yang masuk pertama ternyata adalah seorang pria berusia 30-an tahun, sedangkan Prisca berada di paling belakang. Di depan Prisca juga ada satu orang lagi yang usianya sekitar 40-an tahun. Di antara ketiga orang yang masuk itu, satu-satunya orang yang David kenali hanyalah Prisca. Namun anehnya, wajah Prisca terlihat sedikit murung dengan mata memerah. Melihat itu, David kurang lebih bisa menebak apa yang telah terjadi padanya.

“Selamat siang, Pak David. Saya Yoga, presiden direktur hotel ini. Maaf, apa Pak David puas dengan pelayanan dan makanan di restoran ini? Apabila butuh sesuatu, silakan katakan saja, kami akan memenuhinya,” kata Yoga dengan nada yang sangat segan.

Dia sangat tertarik dengan David. Orang yang bisa dengan mudah mengeluarkan uang ratusan miliar hanya untuk makan dan bersenang-senang di usianya yang masih sangat muda pastinya adalah anak orang kaya. Tak ada salahnya berkenalan dengan orang seperti itu. Yoga adalah seorang pebisnis, punya banyak kenalan berarti punya banyak jalan baru untuk usahanya. Golden Hotel hanyalah satu dari sekian banyak usaha yang Yoga miliki. Dia juga menjalankan berbagai macam bisnis lainnya di saat yang bersamaan. Siapa yang tahu, mungkin ke depannya bisa bisa menjalin kerja sama dengan David atau siapa pun yang berada di belakangnya.

“Halo, Pak Yoga. Aku cukup puas sama makanan di sini,” ujar David.

“Asal Pak David puas, saya pun senang. Oh ya, saya dengar Pak David ini murid unggulan di Jina University, ya? Masih muda sudah hebat banget, ya.”

“Iya! Tapi aku nggak sehebat itu, lah! Masih banyak yang harus aku pelajari.”

“Pak David bisa saja. Jina University itu universitas top 5 di satu negara, lho. Murid yang bisa masuk ke sana pastinya bakal jadi SDM unggulan. Ini kartu nama saya, apabila Pak David butuh bantuan, silakan langsung hubungi saya.”

“Pak Yoga, aku mau tanya sesuatu!” kata David sembari menerima kartu nama tersebut.

“Silakan, Pak David.”

“Hotel ini dijual?”

“Eh??”

Tidak hanya Yoga, tapi Kenny dan Prisca pun ikut tercengang mendengarnya.

“Pak David bercandanya bisa saja!” ujar Yoga mengelak.

“Memangnya aku kelihatan kayak lagi bercanda? Kalau hotel ini dijual, aku mau beli.”

“Pertama hotel ini dibangun saja butuh biaya sebesar puluhan triliun, dan itu belum termasuk biaya tanahnya. Pak David yakin mau beli hotel ini?”

“Iya! Kalau kamu mau jual, langsung sebut saja harganya berapa!”

Yoga menatap David sejenak dengan teliti, tapi dia masih tidak bisa menerka apa yang membuat anak muda yang usianya jauh lebih muda darinya ini begitu kaya raya. Jangankan menghabiskan ratusan miliar hanya untuk makan, bahkan hotel pun berani dia beli? Orang yang bisa mengeluarkan ratusan miliar dalam bentuk tunai sudah banyak, tapi tidak dengan puluhan triliun. Kalaupun di balik David ada seseorang yang membiayainya, rasanya sulit dipercaya mereka mau mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk permainan anak kecil.

“Apakah mungkin dia ini penerus dari salah satu keluarga konglomerat yang tersembunyi? Cuma orang-orang kayak begitu yang berani keluar uang sebanyak itu,” pikir Yoga dalam hati.

“Sebenarnya bisa saja kalau Pak David tertarik untuk membeli hotel ini, tapi saya harus diskusi dulu dengan beberapa direktur lainnya. Karena bagaimanapun juga yang punya hotel ini bukan saya seorang. Tapi sebelumnya saya mau ingatkan Pak David dulu, kami cuma terima uang tunai,” ujar Yoga.

“Oke, coba kamu tanya dulu mereka! Kalau sudah, kabari aku secepatnya,” tutur David.

“Baik, silakan dinikmati makanannya kembali, Pak David. Saya akan kabari secepatnya.”

Setelah itu, Yoga pun pergi diikuti oleh Kenny di belakang. Prisca juga hendak mengikuti bosnya pergi, tapi tiba-tiba David memanggilnya.

“Prisca, tunggu sebentar. Ada sesuatu yang mau aku omongin,” kata David.

Prisca memutuskan untuk tetap tinggal di sana menemani David. Dia tidak keberatan kehilangan pekerjaan sebagai manajer hotel, tapi yang jelas dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk mendekati David. Dia masih terkejut dengan perkataan David yang ingin membeli hotel ini. Apabila David benar-benar membelinya, dengan hubungan mereka sekarang, sudah pasti David tidak akan membuang Prisca begitu saja. Bahkan tidak menutup kemungkinan ke depannya Prisca akan mendapatkan kesempatan untuk naik pangkat. Sekarang Prisca sungguh berharap bosnya ingin menjual hotel ini kepada David.

Sekembalinya Yoga ke ruang kantornya, dia langsung membuka grup percakapan dengan ketiga orang lainnya.

“Bro, ada yang mau beli kita di Jiwan, gimana?”

Tak lama, seseorang yang bernama Thomas menjawab.

“Siapa? Banyak amat duitnya mau beli hotel kita!” jawab Thomas.

“Namanya David, dia mahasiswa di Jina University,” jawab Yoga.

“Mahasiswa? Yoga, apa kamu nggak ditipu sama dia?! Mana mungkin mahasiswa sanggup beli hotel kita yang harganya sampai triliunan?” jawab seorang lagi yang bernama Jeremy.

“Aku juga pikir begitu,” jawab Thomas.

Yoga berkata, “Memangnya aku kelihatan kayak orang yang gampang ditipu?”

“Iya,” jawab satu orang terakhir yang bernama Billy.

“Aku serius. Jadi mau kita jual atau nggak? Dia masih nunggu jawaban kita!” ujar Yoga.

“Terserah kamu. Kan kamu pemegang saham yang paling banyak,” tutur Thomas.

“Saham kalian bertiga kalau ditotal jadi lebih banyak dari punyaku. Kalau aku mau jual, tapi kalian bertiga nggak setuju, aku juga nggak bisa apa-apa,” kata Yoga.

“Dia serius mau beli? Memangnya dia dari mana? Kamu yakin dia sanggup?” tanya Jeremy.

Yoga menjawab, “Harusnya, sih, begitu. Kemarin saja dia top-up member di hotel sampai 200 miliar.”

“Kalau begitu seharusnya dia nggak bercanda. Menurut kalian gimana? Masih muda begitu sudah punya banyak duit!” balas Jeremy.

Thomas berkata, “Ada kemungkinan dia pewaris keluarga konglomerat yang kita nggak tahu. Billy, gimana pendapat kamu? Kamu tahu dia siapa?”

“Kalau dia benar-benar sanggup keluar sebanyak itu buat beli hotel kita, nggak salah lagi pasti mereka. Mereka pasti sudah dilepas biar ngerasain kerasnya dunia. Kalau sudah waktunya, mereka bakal dapat sebagian warisan keluarga,” kata Billy.

“Apa perlu kita selidiki dulu dia?” tanya Yoga.

“Jangan! Kalau sampai ketahuan, mati pun bakal menderita nanti,” kata Billy.

“Memangnya dia sehebat itu? Kita ini hidup di zaman apa sekarang? Nggak usah lebai, ah,” sahut Yoga.

“Ada beberapa hal di dunia ini yang mending kamu nggak perlu tahu. Nanti, deh. Kalau ada waktu aku kasih lihat seberapa ngerinya mereka,” tutur Billy.

Jeremy pun nemimpali, “Dari dulu aku ingin tahu seberapa hebatnya mereka.”

“Aku juga,” tambah Thomas.

“Ya sudah! Jadi intinya kita mau jual atau nggak?” tanya Yoga.

“Dia berani berapa?” tanya Billy.

“Kita kasih dia buka harga saja,” sahut Yoga.

“Kalian berdua gimana? Aku, sih, terserah. Biar kalian saja yang menentukan. Kalau transaksinya berhasil, aku mau kenalan sama dia,” ujar Billy.

Jeremy menjawab, “Aku rasa 36 triliun oke. Waktu itu biaya hotel ini semuanya cuma 24 triliun, dan beberapa tahun terakhir, kita sudah dapat bagian. Kalau kita jual seharga 36 triliun, kita tetap untung banyak. Kebetulan aku ada proyek lain, kita bisa pakai uangnya untuk investasi ke proyek itu.”

“Proyek apa?” tanya Yoga.

“Sekarang masih belum pasti. Nanti kalau sudah jelas, aku kasih tahu kalian,” jawab Jeremy.

Thomas berkata, “Aku oke saja. Yoga, kita jual 40 triliun saja. Kalau dia tawar, baru kita kasih 36 triliun. Kalau dia masih tawar lebih rendah, jangan kasih.”

Yoga pun menjawab, “Oke. Coba aku kasih 40 triliun, kita lihat gimana jawaban dia. Sudah, ya. Nanti aku kabari lagi.”

Setelah diskusi selesai, Yoga bersiap ke bawah untuk memberikan penawarannya kepada David.

Related chapters

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 12

    Golden Hotel, ruang makan privat nomor tiga ….Prisca masih berada di dalam menemani David makan. Di situ dia berkata, “David, kamu serius mau beli hotel ini?”“Iya, masalahnya apakah bos kamu mau jual atau nggak. Dia orang mana?” tanya David.“Aku juga kurang tahu. Pak Yoga jarang banget datang kemari. Biasanya aku cuma ketemu dia pas acara pertemuan tahunan. Katanya dia punya banyak perusahaan lain. Golden Hotel ini cuma salah satunya saja.”“Semisterius itu orangnya? Kalau begini mungkin bakal aga susah, nih. Dia kayaknya nggak butuh uang dari hasil penjualan hotel ini.”Prisca sudah bekerja di hotel paling mewah yang ada di Jina ini selama tiga atau empat tahun. Dengan kelebihan yang dia miliki, dia sudah berkenalan dengan berbagai macam klien dan banyak teman. Di antaranya bahkan ada yang punya harta hingga triliunan. Prisca merasa dirinya sebentar lagi sudah bisa bergabung dengan pergaulan mereka. Namun, selama dua hari ini dia telah belajar banyak dari David. Rupanya orang yang

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 13

    Sepuluh menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar.“Masuk! Kenny, Prisca, kalian berdua juga masuk,” ujar Yoga.Pintu pun terbuka, dan masuklah mereka bertiga secara bersamaan.“Aku mau mengumumkan sesuatu. Aku dan Pak David sudah sepakat, bahwa hotel ini akan dijual kepada Pak David senilai 40 triliun. Pak Harry, tolong siapkan kwitansinya pembayaran deposit. Transaksinya akan selesai dalam waktu satu minggu ini,” kata Yoga.Mereka bertiga memperlihatkan ekspresi yang berbeda-beda setelah mendengar perintah Yoga.Harry tidak begitu peduli. Dia sudah lama bekerja dengan Yoga, dan tugas dia pun tidak hanya sebatas menjabat sebagai direktur keuangan Golden Hotel. Dengan dijualnya hotel ini, beban pekerjaan dia justru akan semakin ringan. Berbeda jauh dengan Kenny yang justru syok. Dia adalah karyawan senior yang direkrut oleh Yoga dari perusahaan agensi. Meski kelak tidak lagi menjabat sebagai general manager di hotel ini, bukan hal yang sulit baginya mencari pekerjaan di t

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 14

    Malam harinya, David datang ke Golden Hotel dengan langkahnya yang mencerminkan seorang pria tinggi, kaya, dan tampan.“Selamat datang, Pak David!”Di depan pintu sudah ada empat wanita cantik yang menyambut David dengan penuh rasa kagum. Kabar tentang David yang membeli Golden Hotel sudah tersebar ke mana-mana. Prisca juga sudah mulai mengerjakan tugasnya sebagai general manager, sedangkan Kenny sudah angkat kaki dari hotel itu.Setelah David masuk ke dalam, keempat wanita yang tadi menyambutnya di depan mulai bergosip.“Pak David ganteng banget, ya!”“Iya! Sdah ganteng, kaya pula! Benar-benar cowok idaman semua cewek!”“Dia nggak tertarik sama kamu!”“Tahu dari mana? Siapa tahu dia tertarik sama aku!”“Cih, tipe kesukaannya Pak David itu kayak Prisca.”“Cuma cari satu tipe cewek yang sama lama-lama pasti bakal bosan. Siapa tahu suatu hari nanti Pak David mau ganti selera, di situlah kesempatan kita datang.”David tidak mendengar perbincangan mereka yang ada di belakang. Dia langsung

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 15

    Setelah masalah mobil sport selesai, David kembali ke International Residence. Dia menyalakan laptop yang baru dia beli, lalu mengunduh Wilo Live. Setelah itu, dia mendaftarkan akun dengan nama Korek Api.David belum pernah menonton Wilo Live sebelumnya. Karena dia tidak punya uang untuk membeli komputer. Wilo Live adalah platform live streaming terbesar untuk komputer. Sedangkan TokTok adalah platform live streaming terbesar untuk ponsel. Pada dasarnya, kedua platform tersebut menguasai 80% dari bidang masing-masing.David memasukkan nomor ruangan live streaming Indah, adik sepupunya. David melihat jam sudah menunjukkan pukul sebelas. Anak itu masih semangat untuk melakukan live streaming. Setelah masuk ke ruang live streaming, David mendapati adik sepupunya sedang berterima kasih kepada orang-orang yang telah memberinya hadiah.Namun, hadiah yang mereka berikan sangat sedikit. Satu hadiah hanya sekitar 20.000. David melihat daftar pemberi hadiah. Orang yang menempati nomor satu hanya

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 16

    Kota Badu, di asrama perempuan Savana University.“Wah, Indah. Siapa itu? Kaya banget, sih?”“Jangan-jangan senior yang diam-diam naksir kamu?”“Benar, tuh. Jauh lebih murah hati daripada Doni, deh. Si Doni itu mulut doang bilang suka sama kamu. Kami kasih dia nomor ruang live streaming kamu. Ujung-ujungnya, dia cuma kasih kamu 20 juta lebih. Tadi dia ikut kasih belasan Roket Super, habis itu nggak ikut lagi. Senior yang namanya Korek Api itu murah hati banget, ya.”Indah sendiri sedang kebingungan saat ini. Dia sama sekali tidak mengenal akun bernama Korek Api itu. Namun begitu masuk, orang itu langsung kasih hadiah lebih dari 200 juta. Indah baru saja memulai live streaming ini. Semua penggemarnya adalah teman-teman kampusnya, sebagian besar adalah teman sekelasnya.Doni adalah kakak tingkat Indah, juga orang nomor satu di ruang live streamingnya. Doni setahun lebih tua dari Indah. Pria itu sedang mendekati Indah.“Guys, menurut kalian, aku perlu tambahkan dia sebagai teman, nggak?”

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 17

    [Korek Api memberi Yumini Roket Super 66x]“Terima kasih, Kakak Korek Api. Muach! Kakak mau dengar aku nyanyi atau lihat aku menari?” kata Yuni, ingin menahan bos besar ini agar tidak pergi.“Buset, Korek Api datang!”“Bos besar memang hebat. Nggak peduli ruang mana, sekali masuk, 66 Roket Super pasti meluncur.”“Wahai Bos Korek Api. Aku sudah kejar kamu seharian, akhirnya ketemu juga sama kamu.”“Bos Korek Api masih butuh adik angkat, nggak?”Rentetan komentar yang terhitung jumlahnya muncul di layar. Pada saat ini, ada bos lain masuk ke ruang live streaming. Levelnya bahkan lebih tinggi dari David, yaitu level 298. Seketika posisi David tergeser menjadi nomor dua.Bos besar dengan ID bernama El itu masuk dan langsung mengirim komentar. Karena levelnya yang tinggi, font komentar yang dia kirim berwarna emas. Sangat mudah menarik perhatian semua orang.“Yuni, malam ini aku berada di urutan nomor satu. Apakah kamu benar-benar akan berkencan denganku?”“Iya, dong. Joel, kalau kamu terus

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 18

    Yuni sedang dalam suasana hati yang buruk akhir-akhir ini. Meskipun kondisi ekonomi keluarganya boleh dibilang rata-rata, orang tuanya selalu memberikan yang terbaik untuknya karena dia sangat menggemaskan sejak kecil.Selain itu, Yuni juga sangat berbakat dalam menyanyi dan menari. Sejak SMP hingga SMA, pada dasarnya dia selalu menjadi pusat perhatian di sekolah. Bahkan setelah dia kuliah di Jina University, hal itu tetap saja tidak berubah. Dia segera menjadi perempuan yang didambakan semua pria.Selama ini Yuni berkeliaran di antara orang kaya, membiarkan mereka bersaing dan memberikan berbagai hadiah untuk mendapatkannya. Bahkan ada yang langsung memberikan mobil sport BMW yang bernilai miliaran. Akan tetapi, dia tidak berani mengambil mobil itu. Jadi dia hanya bisa menerima hadiah seperti pakaian dan tas.Semua hadiah itu Yuni jual kembali dengan harga murah. Namun, dia tetap mendapat cukup banyak uang. Setelah itu, Yuni ingin menggunakan platform live streaming, agar orang-orang

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 19

    [Yongki Bahadur memberi Yumini Roket Super 66x]Setengah jam kemudian ....[El memberi Yumini Roket Super 1.341x][Yongki Bahadur memberi Yumini Roket Super 1.314x]Orang-orang di dalam ruang live streaming itu sudah menggila. Jumlah penonton telah melampaui 100.000 orang. Bos-bos besar yang tak terhitung jumlahnya berlomba-lomba mengirimkan komentar.Yuni sendiri juga hampir menjadi gila. Akan tetapi, dia menjadi gila karena luapan kegembiraan yang dirasakannya. Dia tidak menyangka kedua pria itu akan begitu murah hati. Masing-masing dari mereka telah memberikan hadiah lebih dari empat miliar. Setelah ini, hadiah yang dia dapatkan diperkirakan akan melebihi enam miliar. Benar-benar sesuatu yang tidak terbayangkan.Pada saat ini, Joel dan Yongki juga mulai tersadar. Kalau mereka terus berlomba mengirimkan hadiah, masih untung kalau pada akhirnya bisa mendapatkan Yuni. Kalau tidak, mereka mungkin akan mati karena emosi. Apa yang mereka lakukan sekarang tidak seperti lelang. Meskipun pe

Latest chapter

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 119

    Sekarang sudah masuk hari Minggu. David pikir Yoga akan menghubunginya, tapi setelah ditunggu seharian, tidak ada telepon yang masuk. Kemarin malam David mendapat telepon dari Selly yang menanyakan mengapa David tidak datang ke rumahnya. David baru ingat kalau dua membuat janji akan datang ke rumahnya Selly, tapi rencana itu harus tertunda karena kedatangan Yasmine, jadi mau tidak mau David mencari waktu lain untuk datang.Siang harinya David mendapatkan sebuah kabar. Prisca melaporkan tim sudah terbentuk. Dengan bantuan uang, dia berhasil menarik banyak orang-orang berbakat untuk bergabung dengannya. David meminta Prisca untuk melakukan investasi ke proyek mana pun yang cukup potensial, tanpa harus mengkhawatirkan soal uang sedikit pun. Dia juga menyuruhnya menghubungi Wanto. Masih ada investasi senilai 10 triliun, setara dengan 50 Poin Kekayaan.Sekarang David harus cepat mengeluarkan uang untuk mendapatkan Poin Kekayaan agar dia bisa meng-upgrade Sistem. Dia merasa Fisik dan Mental-

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 118

    Memang, unit ini jelas lebih kecil jika dibandingkan dengan penthouse yang David tempati, tapi dari segi dekorasi interior, unit ini tidak kalah mewah dan layak dinobatkan sebagai rumah 200 miliar.“David, ngapain kamu ajak kami ke sini?” tanya Yasmine.“Om, Tante, kira-kira rumah ini gimana?” tanya David balik.“Bagus, sih! Tapi Tante mana sanggup beli!”“Rumahnya sudah aku beli! Tinggal urus surat-suratnya saja, habis itu bisa langsung ditempati.”Dari awal Yasmine dan Yovi sudah punya firasat David pasti akan membelikan rumah ini untuk mereka, makanya dia mengajak mereka melihat-lihat. Kendati demikian, mereka tetap tidak bisa menutupi rasa kaget mereka saat David benar-benar melakukannya.“Mana bisa begitu! David, kamu sudah kerja keras cari uang. Kami nggak bisa terima rumahnya!” kata Yasmine.“Iya! Rumah ini terlalu mahal, kamu nggak perlu!” timpal Yovi.Hanya Indah seorang yang menikmati pemandangan dari balik kaca. Berhubung David yang bersikeras ingin memberi, maka diterima sa

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 117

    Siang hari itu David menghubungi Karin untuk menanyakan apakah ada unit kosong untuk ditempati. Dia ingin membelikan rumah untuk kedua tantenya, kemudian mempekerjakan mereka di Golden Hotel. Tidak menghasilkan juga tidak masalah, yang penting mereka punya kesibukan. Setahun David tinggal memberikan mereka sekian miliar untuk biaya hidup satu tahun, dengan begitu mereka sudah bisa hidup berkecukupan.David mendatangi Karin yang sudah berjaga di resepsionis dan langsung pergi melihat unit. Kedatangan David kali ini berhasil membangkitkan kenangan pahit beberapa sales lainnya. Waktu itu tidak ada yang mau melayani David, dan Karin yang masih pegawai baru saat itu langsung melayaninya, dan berhasil mengantongi komisi miliaran.Belajar dari kesalahan di masa lalu, kali ini mereka langsung mengelilingi David begitu dia tiba di kantor pemasaran.“Permisi, Pak, ada yang bisa dibantu?”“Bapak mau beli rumah? Mari saya antar!”“Ini kartu nama saya. Kalau Bapak butuh bantuan, bisa langsung hubun

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 116

    Di suatu kediaman yang sunyi di Amba, seorang pemuda dan pria tua sedang asyik bermain catur. Pria tua terlihat sudah berusia 70-80 tahun. Namun meski di usianya yang uzur, rambutnya masih terlihat lebat hitam, dan matanya masih terlihat begitu bergairah. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda penuaan dalam dirinya. Sedangkan lawan mainnya, mesti disebut dengan pemuda, usianya sudah menginjak 30 tahun, tapi jika dibandingkan dengan si pria tua, tidak salah dia disebut sebagai pemuda.“Permainan kamu makin hari makin bagus saja!” puji si pria tua.“Mana adalah! Permainanku masih jauh dari kata bagus!”Pemuda itu bernama Ruben, salah satu anggota Partai Terio. Nama Ruben tidak hanya terkenal di kalangan anak muda, tapi juga cukup dikagumi di kalangan orang tua.“Ruben, main catur itu sama kayak kehidupan nyata. Waktunya maju, kamu harus maju dengan berani. Waktunya mundur, ya harus mundur. Kayaknya belakangan ini kamu lagi ada masalah, ya?” tanya si pria tua yang bernama Joseph itu.“Pengamat

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 115

    “Eh … ha-halo! A-aku … Carlos!” ucap Carlos terbata-bata sembari menjabat tangan Sasha. Hanya sentuhan tangan saja sudah membuat wajahnya merah padam. Sasha tidak menyadari ada sesuatu yang aneh dari Carlos, dia hanya menjabat tangan dan langsung melepasnya.David menoleh kepalanya ke Carlos seketika mendengar ucapannya yang gagap, dan dia melihat wajah Carlos sudah memerah seperti tomat dengan tingkah lakunya yang aneh pula. Penampilan Sasha yang mengenakan seragam rok mini memang memberikan kesan anak muda yang sangat kuat. Untuk Carlos yang sedang masa puber, Sasha memiliki daya pikat yang luar biasa. Akan tetapi, Sasha bukanlah gadis yang mudah untuk ditaklukkan, sepertinya lebih baik David menyarankan Carlos untuk mengurungkan niatnya daripada nanti dia sendiri yang terluka.“Kak David, aku sudah titip salam ke sekolah. Kaka tinggal langsung bawa Carlos ke dalam saja untuk urus administrasinya!” kata Sasha.“Oke, makasih, ya, Sasha!”“Kak David nggak usah sungkah begitulah!”“Oh,

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 114

    Di hari berikutnya, David meminta Sasha untuk mengurus prosedur masuk sekolah Carlos di sekolah yang sama dengannya. Meski sekarang David punya uang yang tak terbatas, tak bisa dipungkiri bahwa dia masih belum membangun reputasi. Namanya hanya baru sekadar diperbincangkan saja di KMB dan Partai Terio.Sebagai anak kesayangan keluarga Lumanto, hal semacam ini tentu adalah tugas sepele bagi Sasha. Hanya dalam hitungan menit, dia sudah mengabari David bahwa Carlos berhasil diterima. Lantas, David pun segera membawa Carlos ke sekolah yang bernama Ricci School itu.Ricci School adalah akademi untuk kaum elite yang paling ternama di Provinsi Jina. Meski termasuk sekolah swasta, kualitas pengajar di sana sangat tinggi dan berpengalaman di bidangnya masing-masing, dan mereka juga disokong oleh keluarga Lumanto secara langsung.Murid yang bisa belajar di sekolah tersebut entah memang berprestasi sehingga mendapatkan beasiswa penuh, atau anak orang kaya yang harta keluarganya sudah di luar nalar

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 113

    Yang paling Yasmine dan Yovi khawatirkan saat ini, adalah anak bungsu mereka.“David, Tante tahu sekarang kamu sudah sukses, tapi kami sudah lama tinggal di Suta. Lagian, om kamu kan kerjanya di sana. Kalau pindah ke sini, kami nggak bisa apa-apa,” kata Yasmine.“Tante cukup datang ke sini saja, nggak usah ngapa-ngapain. Kalau memang bosan, aku bisa kasih kerjaan yang santai supaya Tante bisa tetap jagain Carlos. Gimana?”“Pa, Ma, kita ikutin apa kata Kak David saja! Kalau Carlos terus di Suta, dia bakal terpengaruh sama anak-anak nakal lainnya. Papa Mama juga harus mikir demi kebaikan Carlos,” kata Indah.“Hmmm … kita coba diskusi saja dulu, ya!” sahut Yasmine.“Oke! Tapi aku berharap Om Tante bisa tinggal di sini. Kalian berdua sudah banyak berjasa buatku, sekarang giliran aku yang membalas kebaikan kalian. Lagi pula, sekarang aku punya hotel. Aku masih belum ketemu orang yang bisa aku percaya, aku berharap Om Tante mau bantu aku,” jelas David.“Kamu punya hotel?”“Iya! Sekarang aku

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 112

    Carlos yang duduk di kursi penumpang depan terlihat begitu bersemangat, sementara Yasmine, Yovi, dan Indah duduk di kursi belakang. Ada harga, maka ada barang. Kalau orang dengan sakit pinggang seperti Yasmine duduk di mobil biasa, dia pasti sudah sangat menderita selama perjalanan. Namun ketika duduk di Mercy G Class ini, dia merasa sangat nyaman karena mobil melaju stabil tanpa ada getaran yang mengganggu. Selama perjalanan, David menghubungi Cakra memintanya untuk menghubungi Jina Medical Center. Tepat pukul dua siang David sudah tiba di rumah sakit tersebut.Riyadi selaku kepala Jina Medical Center sudah menunggu kedatangan David.“Pak David, kita ketemu lagi!” sapa Riyadi begitu melihat David turun dari mobilnya.“Pak Riyadi, tolong, ya!”“Nggak perlu sungan, Pak David. Ini sudah jadi tanggung jawab kami.”Mereka berdua langsung pergi ke ruang klinik VIP seusai bertukar salam, dan tepat pukul empat sore langsung menjalankan operasi yang berlangsung selama satu jam. Selagi menungg

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 111

    “Aku ngerti Tante pasti keberatan keluar uang untuk berobat. Tapi Tante nggak perlu khawatir, sekarang aku sudah bisa cari uang. Yang penting sekarang kita berobat dulu, ya!” bujuk David.“Kamu kan masih kuliah, cari uang dari mana? David, kamu harus belajar yang benar. Habis lulus cari kerja yang bagus, jangan malah bergaul sama yang nggak baik! Kalau nggak, gimana nanti kamu menghadap ke Tante Giani atau orang tua kamu?” tegur Yasmine.“Tante, aku nggak kerja yang aneh-aneh, kok. Tante yang membesarkan aku dari kecil masa nggak paham?”David tidak ingin memberi tahu tantenya kalau dia sudah kaya karena takut Yasmine akan berpikir yang macam-macam. Awalnya dia ingin menunjukkannya pelan-pelan melalui Indah, tapi Indah tidak berani mengatakannya. Karena tidak ada jalan lain, mau tidak mau David harus mengakuinya terus terang. Akan tetapi … sudah pasti Yasmine tidak akan percaya. Dibujuk seperti apa pun, Yasmine tetap ngotot tidak mau berobat ke Jiwan. Bahkan Yovi dan Indah yang juga me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status