Share

Bab 10

Author: Kuning
Saat itu, di ruang presiden direktur di lantai 33 … general manager Golden Hotel yang bernama Kenny sedang berhadapan dengan seorang pria yang usianya sekitar 30-an tahun.

Pria tersebut duduk di singgasananya dengan pose setengah terbaring, dan kedua kaki bersandar di meja kerjanya yang lebar. Pria ini adalah presiden direktur Golden Hotel, Yoga Warsito. Dia juga merupakan pemegang saham terbesar hotel ini.

“Kenny, akhir-akhir ini ada apa saja di hotel?” tanya Yoga.

Yoga kebetulan sedang ada urusan di Provinsi Jina, jadi dia sekalian kemari untuk memeriksa keadaan. Kedatangannya ini sangat tidak terduga, karena biasanya dia hanya datang setahun sekali dua kali.

“Lapor, Pak Yoga. Semuanya lancar-lancar saja. Jumlah traffic penghuni yang masuk juga stabil dan terus meningkat, kenaikannya sekitar 20% dibanding tahun lalu,” jawab Kenny.

“Bagus juga kerjamu, Kenny. Bonus akhir tahun nanti aku naikin dua kali lipat. Bonus semua karyawan di sini juga aku naikin 50%.”

“Terima kasih banyak, Pak Yoga!”

“Ya sudah, kalau sudah nggak ada yang perlu dilaporin lagi, kamu bisa balik kerja! Aku cuma mau lihat-lihat sedikit saja. Sebentar lagi aku mau pergi.”

“Pak Yoga, sebenarnya masih ada satu lagi yang perlu disampaikan. Kemarin ada pelanggan yang top-up member sebanyak 200 miliar.”

“Hmm? Ini atas nama perusahaan atau pribadi?”

“Atas nama pribadi, Pak. Selain itu, kemarin dia juga makan di restoran hotel dan habis tiga miliar. Dia minta disiapkan makan sehari tiga kali, dengan bahan makanan yang terbaik. Kalau dia nggak datang, makanannya harus langsung dibuang.”

“Kenapa aku nggak pernah dengar ada orang sekaya ini? Dia umurnya berapa?”

“Dari data diri yang kami terima, usianya baru 21 tahun. Kayaknya dia murid di Jina University.”

“Hah, 21 tahun? Dia masih mahasiswa? Top-up sampai 200 miliar? Kamu pernah ketemu langsung sama orangnya?”

“Belum pernah, Pak Yoga. Kemarin dia dilayani sama Prisca.”

“Coba panggil Prisca kemari.”

“Siap, Pak!”

Lantas, Kenny pun segera memanggil Prisca melalui intercom, “Prisca, lagi di tempat? Kalau terima panggilanku, mohon dijawab segera!”

Tak lama kemudian, Kenny mendapatkan jawaban dari intercom yang berkata, “Pak Kenny, Bu Prisca tadi pagi keluar, sekarang masih belum balik.”

Kenny melirik ke arah Yoga sepintas dan kembali berkata, “Kalian tahu dia pergi ke mana?”

“Saya juga nggak tahu, Pak Kenny, Prisca nggak bilang dia ke mana!”

Mendengar itu, Kenny tidak lagi berbicara melalui intercom dan langsung beralih ke Yoga, “Pak Yoga, coba saya telepon dia sebentar.”

“Nggak perlu, kita tunggu di sini saja, coba lihat kapan dia balik. Kenny, ini ada karyawan yang keluyuran di jam kerja seenaknya tanpa kabar, gimana ceritanya ini?”

“Maaf, Pak Yoga. Ini kelalaian saya. Ke depannya saya pasti akan memperketat aturannya.”

Seketika itu Kenny pun jadi sedikit kesal karena Prisca pergi begitu saja tanpa kabar. Padahal biasanya dia cukup bertanggung jawab dalam pekerjaannya, tapi kenapa di saat penting begini dia malah menghilang.

Suasana di kantor presiden direktur menjadi hening seketika. Yoga sibuk bermain dengan ponselnya sementara Kenny berdiri di samping tanpa berani bergerak sedikit pun. Kenny hanya berharap Prisca cepat kembali.

***

Akhirnya David dan Prisca tiba di hotel. David langsung masuk ke ruang makan pribadinya sedangan Prisca buru-buru pergi ke kantornya Kenny. Ketika baru saja sampai di meja resepsionis tadi, ada rekan kerjanya yang bilang kalau Kenny sedang mencarinya.

Mendapati Kenny sedang tidak berada di kantornya, Prisca pun berbicara melalui intercom, “Pak Kenny, ini Prisca, sekarang saya sudah ada di depan kantor Bapak. Pak Kenny ada di dalam?”

“Prisca, datang ke kantornya Pak Yoga sekarang,” jawab Kenny.

Prisca tentu saja sempat tertegun ketika mendengar bahwa dirinya dipanggil ke kantor presiden direktur, apalagi nada bicara Kenny barusan terdengar seperti ada yang tidak beres. Diminta untuk datang ke kantor presiden direktur berarti Yoga pasti sedang ada di sana. Yoga ini bisa dibilang sosok yang cukup misterius. Selama tiga tahun lebih Prisca bekerja di hotel ini, dia hanya pernah bertemu dengan Yoga di rapat tahunan. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja Yoga datang kemari, dan sialnya kebetulan Prisca sedang tidak di tempat! Apabila masalah ini tidak dibicarakan dengan baik, bisa jadi Prisca akan kehilangan pekerjaannya. Prisca belum sempat mencuri hati David sepenuhnya, kalau di saat seperti ini dia kehilangan pekerjaan, bisa gawat. Alhasil, dia pun bergegas menuju ruang kantornya Yoga.

Beberapa menit kemudian … akhirnya tibalah dia di depan pintu kantor tersebut.

Tok tok tok ….

“Masuk!” sahut suara dari dalam.

Seketika membuka pintunya, Prisca melihat Kenny sudah berada di dalam dan sedang duduk berhadapan dengan Yoga, selaku sang presiden direktur.

“Pak Yoga, Pak Kenny,” sapa Prisca dengan suaranya yang gemetar sembari menutup pintu.

Setelah Prisca memperkenalkan dirinya, Yoga memperhatikan penampilan Prisca dengan saksama. Harus diakui Prisca memang sangat cantik dan memiliki tubuh yang elok. Seragam kerja yang Prisca kenakan juga membuat tubuhnya terlihat makin menonjol. Yoga sungguh tidak mengira hotel ini ternyata mempunyai karyawan yang begitu cantik, rasanya sayang jika dia hanya ditempatkan sebagai manajer kelas bawah.

“Bu Prisca, menghilang entah ke mana tanpa kabar di tengah jam kerja. Di mana tanggung jawab kamu sebagai manajer?” tanya Yoga dengan nada yang sangat tegas.

Dicecari pertanyaan frontal oleh Yoga tentu saja membuat Prisca tegang setengah mati, tapi dia tetap berusaha menjaga ketenangannya dan menjelaskan sedetail mungkin, “Maaf, Pak Yoga, tadi saya lalai dari tugas saya karena harus menemani klien.”

“Menemani klien? Sejak kapan kamu ditugaskan untuk menemani klien? Ini karena kebutuhan hotel atau kebutuhan kamu pribadi?”

Yoga sudah sering menghadapi banyak wanita yang ingin mengembangkan karir mereka setinggi mungkin. Mereka-mereka ini tidak akan ragu untuk melakukan apa pun demi mencapai target, dan Yoga berasumsi Prisca adalah wanita seperti itu. Saat Yoga baru saja bertemu dengan Prisca tadi,dia langsung terpukau dengan kecantikannya, tapi setelah mendengar bahwa Prisca pergi untuk menemani klien, dia langsung berprasangka buruk. Asumsi ini bukan tanpa alasan. Karyawan hotel memang sering pergi menemani klien untuk minum-minum bahkan sampai tidur bersama.

“Pak Yoga boleh hukum atau pecat saya, tapi tolong jangan memfitnah saya. Hari ini Pak David mau beli mobil, dan dia juga bawa mobilnya sendiri, jadi dia minta saya yang bawa mobil satunya. Pak David tamu VIP di hotel ini, makanya saya menurut saja,” jelas Prisca.

“Pak David yang kamu bilang ini siapa?” tanya Yoga.

“Seharusnya Pak David ini tamu VIP yang top-up member sebesar 200 miliar itu,” jawab Kenny.

“Sekarang dia ada di mana?”

“Pak David sekarang lagi makan di ruangan nomor tiga,” jawab Prisca.

“Oke, ayo kita temui tamu VIP kita sekarang. Aku mau lihat apa yang kamu bilang tadi benar atau nggak,” kata Yoga.

Related chapters

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 11

    Saat itu, David sedang menikmati hidangan kelas dunianya. Semua makanan ini tidak mungkin bisa dia dapatkan dulu, meski dalam mimpi sekalipun, tapi sekarang dia bisa memakannya sampai puas.Ketika David sedang asyik makan, tiba-tiba pintu ruang makannya terbuka. David kira yang datang adalah Prisca, makanya dia pun bilang, “Prisca, ayo makan bareng.”Akan tetapi, yang masuk pertama ternyata adalah seorang pria berusia 30-an tahun, sedangkan Prisca berada di paling belakang. Di depan Prisca juga ada satu orang lagi yang usianya sekitar 40-an tahun. Di antara ketiga orang yang masuk itu, satu-satunya orang yang David kenali hanyalah Prisca. Namun anehnya, wajah Prisca terlihat sedikit murung dengan mata memerah. Melihat itu, David kurang lebih bisa menebak apa yang telah terjadi padanya.“Selamat siang, Pak David. Saya Yoga, presiden direktur hotel ini. Maaf, apa Pak David puas dengan pelayanan dan makanan di restoran ini? Apabila butuh sesuatu, silakan katakan saja, kami akan memenuhiny

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 12

    Golden Hotel, ruang makan privat nomor tiga ….Prisca masih berada di dalam menemani David makan. Di situ dia berkata, “David, kamu serius mau beli hotel ini?”“Iya, masalahnya apakah bos kamu mau jual atau nggak. Dia orang mana?” tanya David.“Aku juga kurang tahu. Pak Yoga jarang banget datang kemari. Biasanya aku cuma ketemu dia pas acara pertemuan tahunan. Katanya dia punya banyak perusahaan lain. Golden Hotel ini cuma salah satunya saja.”“Semisterius itu orangnya? Kalau begini mungkin bakal aga susah, nih. Dia kayaknya nggak butuh uang dari hasil penjualan hotel ini.”Prisca sudah bekerja di hotel paling mewah yang ada di Jina ini selama tiga atau empat tahun. Dengan kelebihan yang dia miliki, dia sudah berkenalan dengan berbagai macam klien dan banyak teman. Di antaranya bahkan ada yang punya harta hingga triliunan. Prisca merasa dirinya sebentar lagi sudah bisa bergabung dengan pergaulan mereka. Namun, selama dua hari ini dia telah belajar banyak dari David. Rupanya orang yang

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 13

    Sepuluh menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar.“Masuk! Kenny, Prisca, kalian berdua juga masuk,” ujar Yoga.Pintu pun terbuka, dan masuklah mereka bertiga secara bersamaan.“Aku mau mengumumkan sesuatu. Aku dan Pak David sudah sepakat, bahwa hotel ini akan dijual kepada Pak David senilai 40 triliun. Pak Harry, tolong siapkan kwitansinya pembayaran deposit. Transaksinya akan selesai dalam waktu satu minggu ini,” kata Yoga.Mereka bertiga memperlihatkan ekspresi yang berbeda-beda setelah mendengar perintah Yoga.Harry tidak begitu peduli. Dia sudah lama bekerja dengan Yoga, dan tugas dia pun tidak hanya sebatas menjabat sebagai direktur keuangan Golden Hotel. Dengan dijualnya hotel ini, beban pekerjaan dia justru akan semakin ringan. Berbeda jauh dengan Kenny yang justru syok. Dia adalah karyawan senior yang direkrut oleh Yoga dari perusahaan agensi. Meski kelak tidak lagi menjabat sebagai general manager di hotel ini, bukan hal yang sulit baginya mencari pekerjaan di t

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 14

    Malam harinya, David datang ke Golden Hotel dengan langkahnya yang mencerminkan seorang pria tinggi, kaya, dan tampan.“Selamat datang, Pak David!”Di depan pintu sudah ada empat wanita cantik yang menyambut David dengan penuh rasa kagum. Kabar tentang David yang membeli Golden Hotel sudah tersebar ke mana-mana. Prisca juga sudah mulai mengerjakan tugasnya sebagai general manager, sedangkan Kenny sudah angkat kaki dari hotel itu.Setelah David masuk ke dalam, keempat wanita yang tadi menyambutnya di depan mulai bergosip.“Pak David ganteng banget, ya!”“Iya! Sdah ganteng, kaya pula! Benar-benar cowok idaman semua cewek!”“Dia nggak tertarik sama kamu!”“Tahu dari mana? Siapa tahu dia tertarik sama aku!”“Cih, tipe kesukaannya Pak David itu kayak Prisca.”“Cuma cari satu tipe cewek yang sama lama-lama pasti bakal bosan. Siapa tahu suatu hari nanti Pak David mau ganti selera, di situlah kesempatan kita datang.”David tidak mendengar perbincangan mereka yang ada di belakang. Dia langsung

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 15

    Setelah masalah mobil sport selesai, David kembali ke International Residence. Dia menyalakan laptop yang baru dia beli, lalu mengunduh Wilo Live. Setelah itu, dia mendaftarkan akun dengan nama Korek Api.David belum pernah menonton Wilo Live sebelumnya. Karena dia tidak punya uang untuk membeli komputer. Wilo Live adalah platform live streaming terbesar untuk komputer. Sedangkan TokTok adalah platform live streaming terbesar untuk ponsel. Pada dasarnya, kedua platform tersebut menguasai 80% dari bidang masing-masing.David memasukkan nomor ruangan live streaming Indah, adik sepupunya. David melihat jam sudah menunjukkan pukul sebelas. Anak itu masih semangat untuk melakukan live streaming. Setelah masuk ke ruang live streaming, David mendapati adik sepupunya sedang berterima kasih kepada orang-orang yang telah memberinya hadiah.Namun, hadiah yang mereka berikan sangat sedikit. Satu hadiah hanya sekitar 20.000. David melihat daftar pemberi hadiah. Orang yang menempati nomor satu hanya

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 16

    Kota Badu, di asrama perempuan Savana University.“Wah, Indah. Siapa itu? Kaya banget, sih?”“Jangan-jangan senior yang diam-diam naksir kamu?”“Benar, tuh. Jauh lebih murah hati daripada Doni, deh. Si Doni itu mulut doang bilang suka sama kamu. Kami kasih dia nomor ruang live streaming kamu. Ujung-ujungnya, dia cuma kasih kamu 20 juta lebih. Tadi dia ikut kasih belasan Roket Super, habis itu nggak ikut lagi. Senior yang namanya Korek Api itu murah hati banget, ya.”Indah sendiri sedang kebingungan saat ini. Dia sama sekali tidak mengenal akun bernama Korek Api itu. Namun begitu masuk, orang itu langsung kasih hadiah lebih dari 200 juta. Indah baru saja memulai live streaming ini. Semua penggemarnya adalah teman-teman kampusnya, sebagian besar adalah teman sekelasnya.Doni adalah kakak tingkat Indah, juga orang nomor satu di ruang live streamingnya. Doni setahun lebih tua dari Indah. Pria itu sedang mendekati Indah.“Guys, menurut kalian, aku perlu tambahkan dia sebagai teman, nggak?”

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 17

    [Korek Api memberi Yumini Roket Super 66x]“Terima kasih, Kakak Korek Api. Muach! Kakak mau dengar aku nyanyi atau lihat aku menari?” kata Yuni, ingin menahan bos besar ini agar tidak pergi.“Buset, Korek Api datang!”“Bos besar memang hebat. Nggak peduli ruang mana, sekali masuk, 66 Roket Super pasti meluncur.”“Wahai Bos Korek Api. Aku sudah kejar kamu seharian, akhirnya ketemu juga sama kamu.”“Bos Korek Api masih butuh adik angkat, nggak?”Rentetan komentar yang terhitung jumlahnya muncul di layar. Pada saat ini, ada bos lain masuk ke ruang live streaming. Levelnya bahkan lebih tinggi dari David, yaitu level 298. Seketika posisi David tergeser menjadi nomor dua.Bos besar dengan ID bernama El itu masuk dan langsung mengirim komentar. Karena levelnya yang tinggi, font komentar yang dia kirim berwarna emas. Sangat mudah menarik perhatian semua orang.“Yuni, malam ini aku berada di urutan nomor satu. Apakah kamu benar-benar akan berkencan denganku?”“Iya, dong. Joel, kalau kamu terus

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 18

    Yuni sedang dalam suasana hati yang buruk akhir-akhir ini. Meskipun kondisi ekonomi keluarganya boleh dibilang rata-rata, orang tuanya selalu memberikan yang terbaik untuknya karena dia sangat menggemaskan sejak kecil.Selain itu, Yuni juga sangat berbakat dalam menyanyi dan menari. Sejak SMP hingga SMA, pada dasarnya dia selalu menjadi pusat perhatian di sekolah. Bahkan setelah dia kuliah di Jina University, hal itu tetap saja tidak berubah. Dia segera menjadi perempuan yang didambakan semua pria.Selama ini Yuni berkeliaran di antara orang kaya, membiarkan mereka bersaing dan memberikan berbagai hadiah untuk mendapatkannya. Bahkan ada yang langsung memberikan mobil sport BMW yang bernilai miliaran. Akan tetapi, dia tidak berani mengambil mobil itu. Jadi dia hanya bisa menerima hadiah seperti pakaian dan tas.Semua hadiah itu Yuni jual kembali dengan harga murah. Namun, dia tetap mendapat cukup banyak uang. Setelah itu, Yuni ingin menggunakan platform live streaming, agar orang-orang

Latest chapter

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 119

    Sekarang sudah masuk hari Minggu. David pikir Yoga akan menghubunginya, tapi setelah ditunggu seharian, tidak ada telepon yang masuk. Kemarin malam David mendapat telepon dari Selly yang menanyakan mengapa David tidak datang ke rumahnya. David baru ingat kalau dua membuat janji akan datang ke rumahnya Selly, tapi rencana itu harus tertunda karena kedatangan Yasmine, jadi mau tidak mau David mencari waktu lain untuk datang.Siang harinya David mendapatkan sebuah kabar. Prisca melaporkan tim sudah terbentuk. Dengan bantuan uang, dia berhasil menarik banyak orang-orang berbakat untuk bergabung dengannya. David meminta Prisca untuk melakukan investasi ke proyek mana pun yang cukup potensial, tanpa harus mengkhawatirkan soal uang sedikit pun. Dia juga menyuruhnya menghubungi Wanto. Masih ada investasi senilai 10 triliun, setara dengan 50 Poin Kekayaan.Sekarang David harus cepat mengeluarkan uang untuk mendapatkan Poin Kekayaan agar dia bisa meng-upgrade Sistem. Dia merasa Fisik dan Mental-

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 118

    Memang, unit ini jelas lebih kecil jika dibandingkan dengan penthouse yang David tempati, tapi dari segi dekorasi interior, unit ini tidak kalah mewah dan layak dinobatkan sebagai rumah 200 miliar.“David, ngapain kamu ajak kami ke sini?” tanya Yasmine.“Om, Tante, kira-kira rumah ini gimana?” tanya David balik.“Bagus, sih! Tapi Tante mana sanggup beli!”“Rumahnya sudah aku beli! Tinggal urus surat-suratnya saja, habis itu bisa langsung ditempati.”Dari awal Yasmine dan Yovi sudah punya firasat David pasti akan membelikan rumah ini untuk mereka, makanya dia mengajak mereka melihat-lihat. Kendati demikian, mereka tetap tidak bisa menutupi rasa kaget mereka saat David benar-benar melakukannya.“Mana bisa begitu! David, kamu sudah kerja keras cari uang. Kami nggak bisa terima rumahnya!” kata Yasmine.“Iya! Rumah ini terlalu mahal, kamu nggak perlu!” timpal Yovi.Hanya Indah seorang yang menikmati pemandangan dari balik kaca. Berhubung David yang bersikeras ingin memberi, maka diterima sa

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 117

    Siang hari itu David menghubungi Karin untuk menanyakan apakah ada unit kosong untuk ditempati. Dia ingin membelikan rumah untuk kedua tantenya, kemudian mempekerjakan mereka di Golden Hotel. Tidak menghasilkan juga tidak masalah, yang penting mereka punya kesibukan. Setahun David tinggal memberikan mereka sekian miliar untuk biaya hidup satu tahun, dengan begitu mereka sudah bisa hidup berkecukupan.David mendatangi Karin yang sudah berjaga di resepsionis dan langsung pergi melihat unit. Kedatangan David kali ini berhasil membangkitkan kenangan pahit beberapa sales lainnya. Waktu itu tidak ada yang mau melayani David, dan Karin yang masih pegawai baru saat itu langsung melayaninya, dan berhasil mengantongi komisi miliaran.Belajar dari kesalahan di masa lalu, kali ini mereka langsung mengelilingi David begitu dia tiba di kantor pemasaran.“Permisi, Pak, ada yang bisa dibantu?”“Bapak mau beli rumah? Mari saya antar!”“Ini kartu nama saya. Kalau Bapak butuh bantuan, bisa langsung hubun

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 116

    Di suatu kediaman yang sunyi di Amba, seorang pemuda dan pria tua sedang asyik bermain catur. Pria tua terlihat sudah berusia 70-80 tahun. Namun meski di usianya yang uzur, rambutnya masih terlihat lebat hitam, dan matanya masih terlihat begitu bergairah. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda penuaan dalam dirinya. Sedangkan lawan mainnya, mesti disebut dengan pemuda, usianya sudah menginjak 30 tahun, tapi jika dibandingkan dengan si pria tua, tidak salah dia disebut sebagai pemuda.“Permainan kamu makin hari makin bagus saja!” puji si pria tua.“Mana adalah! Permainanku masih jauh dari kata bagus!”Pemuda itu bernama Ruben, salah satu anggota Partai Terio. Nama Ruben tidak hanya terkenal di kalangan anak muda, tapi juga cukup dikagumi di kalangan orang tua.“Ruben, main catur itu sama kayak kehidupan nyata. Waktunya maju, kamu harus maju dengan berani. Waktunya mundur, ya harus mundur. Kayaknya belakangan ini kamu lagi ada masalah, ya?” tanya si pria tua yang bernama Joseph itu.“Pengamat

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 115

    “Eh … ha-halo! A-aku … Carlos!” ucap Carlos terbata-bata sembari menjabat tangan Sasha. Hanya sentuhan tangan saja sudah membuat wajahnya merah padam. Sasha tidak menyadari ada sesuatu yang aneh dari Carlos, dia hanya menjabat tangan dan langsung melepasnya.David menoleh kepalanya ke Carlos seketika mendengar ucapannya yang gagap, dan dia melihat wajah Carlos sudah memerah seperti tomat dengan tingkah lakunya yang aneh pula. Penampilan Sasha yang mengenakan seragam rok mini memang memberikan kesan anak muda yang sangat kuat. Untuk Carlos yang sedang masa puber, Sasha memiliki daya pikat yang luar biasa. Akan tetapi, Sasha bukanlah gadis yang mudah untuk ditaklukkan, sepertinya lebih baik David menyarankan Carlos untuk mengurungkan niatnya daripada nanti dia sendiri yang terluka.“Kak David, aku sudah titip salam ke sekolah. Kaka tinggal langsung bawa Carlos ke dalam saja untuk urus administrasinya!” kata Sasha.“Oke, makasih, ya, Sasha!”“Kak David nggak usah sungkah begitulah!”“Oh,

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 114

    Di hari berikutnya, David meminta Sasha untuk mengurus prosedur masuk sekolah Carlos di sekolah yang sama dengannya. Meski sekarang David punya uang yang tak terbatas, tak bisa dipungkiri bahwa dia masih belum membangun reputasi. Namanya hanya baru sekadar diperbincangkan saja di KMB dan Partai Terio.Sebagai anak kesayangan keluarga Lumanto, hal semacam ini tentu adalah tugas sepele bagi Sasha. Hanya dalam hitungan menit, dia sudah mengabari David bahwa Carlos berhasil diterima. Lantas, David pun segera membawa Carlos ke sekolah yang bernama Ricci School itu.Ricci School adalah akademi untuk kaum elite yang paling ternama di Provinsi Jina. Meski termasuk sekolah swasta, kualitas pengajar di sana sangat tinggi dan berpengalaman di bidangnya masing-masing, dan mereka juga disokong oleh keluarga Lumanto secara langsung.Murid yang bisa belajar di sekolah tersebut entah memang berprestasi sehingga mendapatkan beasiswa penuh, atau anak orang kaya yang harta keluarganya sudah di luar nalar

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 113

    Yang paling Yasmine dan Yovi khawatirkan saat ini, adalah anak bungsu mereka.“David, Tante tahu sekarang kamu sudah sukses, tapi kami sudah lama tinggal di Suta. Lagian, om kamu kan kerjanya di sana. Kalau pindah ke sini, kami nggak bisa apa-apa,” kata Yasmine.“Tante cukup datang ke sini saja, nggak usah ngapa-ngapain. Kalau memang bosan, aku bisa kasih kerjaan yang santai supaya Tante bisa tetap jagain Carlos. Gimana?”“Pa, Ma, kita ikutin apa kata Kak David saja! Kalau Carlos terus di Suta, dia bakal terpengaruh sama anak-anak nakal lainnya. Papa Mama juga harus mikir demi kebaikan Carlos,” kata Indah.“Hmmm … kita coba diskusi saja dulu, ya!” sahut Yasmine.“Oke! Tapi aku berharap Om Tante bisa tinggal di sini. Kalian berdua sudah banyak berjasa buatku, sekarang giliran aku yang membalas kebaikan kalian. Lagi pula, sekarang aku punya hotel. Aku masih belum ketemu orang yang bisa aku percaya, aku berharap Om Tante mau bantu aku,” jelas David.“Kamu punya hotel?”“Iya! Sekarang aku

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 112

    Carlos yang duduk di kursi penumpang depan terlihat begitu bersemangat, sementara Yasmine, Yovi, dan Indah duduk di kursi belakang. Ada harga, maka ada barang. Kalau orang dengan sakit pinggang seperti Yasmine duduk di mobil biasa, dia pasti sudah sangat menderita selama perjalanan. Namun ketika duduk di Mercy G Class ini, dia merasa sangat nyaman karena mobil melaju stabil tanpa ada getaran yang mengganggu. Selama perjalanan, David menghubungi Cakra memintanya untuk menghubungi Jina Medical Center. Tepat pukul dua siang David sudah tiba di rumah sakit tersebut.Riyadi selaku kepala Jina Medical Center sudah menunggu kedatangan David.“Pak David, kita ketemu lagi!” sapa Riyadi begitu melihat David turun dari mobilnya.“Pak Riyadi, tolong, ya!”“Nggak perlu sungan, Pak David. Ini sudah jadi tanggung jawab kami.”Mereka berdua langsung pergi ke ruang klinik VIP seusai bertukar salam, dan tepat pukul empat sore langsung menjalankan operasi yang berlangsung selama satu jam. Selagi menungg

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 111

    “Aku ngerti Tante pasti keberatan keluar uang untuk berobat. Tapi Tante nggak perlu khawatir, sekarang aku sudah bisa cari uang. Yang penting sekarang kita berobat dulu, ya!” bujuk David.“Kamu kan masih kuliah, cari uang dari mana? David, kamu harus belajar yang benar. Habis lulus cari kerja yang bagus, jangan malah bergaul sama yang nggak baik! Kalau nggak, gimana nanti kamu menghadap ke Tante Giani atau orang tua kamu?” tegur Yasmine.“Tante, aku nggak kerja yang aneh-aneh, kok. Tante yang membesarkan aku dari kecil masa nggak paham?”David tidak ingin memberi tahu tantenya kalau dia sudah kaya karena takut Yasmine akan berpikir yang macam-macam. Awalnya dia ingin menunjukkannya pelan-pelan melalui Indah, tapi Indah tidak berani mengatakannya. Karena tidak ada jalan lain, mau tidak mau David harus mengakuinya terus terang. Akan tetapi … sudah pasti Yasmine tidak akan percaya. Dibujuk seperti apa pun, Yasmine tetap ngotot tidak mau berobat ke Jiwan. Bahkan Yovi dan Indah yang juga me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status