Share

Bab 7

Penulis: Kuning
Elena tidak bisa tidur walau sudah berbaring di asramanya. Ketiga teman sekamarnya malam ini sedang pergi kencan buta dengan mahasiswa sekampus. Elena beralasan sedang tidak enak badan agar tidak perlu ikut pergi. Sebenarnya dia tidak begitu suka menghadiri acara seperti itu karena kondisi keluarganya tidak sama dengan ketiga temannya. Demi menyekolahkan Elena di universitas, keluarganya sampai harus menguras semua harta yang tersisa. Elena hanya pernah satu kali menghadiri kencan semacam itu karena dia tidak ada alasan untuk menolak.

Sekarang Elena benar-benar bersyukur dia tidak ikut pergi, atau dia pastinya akan melewatkan kesempatan mendapat rezeki dari Korek Api. Bahkan streamer besar yang sudah terkenal dan punya banyak followers pun jarang-jarang bisa mendapatkan keberuntungan seperti ini, apalagi Elena yang hanya streamer kecil. Sebelum sesi live streaming-nya berakhir saja, Elena sudah dihubungi oleh agensi yang berniat menaunginya, berharap tindakan yang mereka ambil ini dapat memancing perhatian si Korek Api. Siapa tahu mereka juga kebagian rezeki.

Pihak agensi paling mengerti sebenarnya apa yang dicari oleh para orang kaya ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah gengsi. Mereka tidak ingin mempermalukan diri di depan streamer favorit mereka. Asal ada kesempatan, mereka pasti akan terus memberikan hadiah. Tentu saja tujuan agensi menaikkan peringkat streamer mereka adalah untuk meraup keuntungan. Akan tetapi, Elena dengan tegas menolak tawaran mereka. Dia tidak ingin mengeruk semua uang David dengan cara itu. Sampai akhirnya, Elena mendapatkan ancaman dari mereka yang bilang tidak akan bisa bertahan di platform ini lagi.

Elena pun tidak tahu apakah dia akan menyesal atau tidak, dan dia juga tidak tahu apakah David melakukannya hanya karena kesenangan sesaat atau bukan. Selain pertimbangan itu, Elena juga sedang memikirkan bagaimana caranya dia bisa memperbaiki kondisi keuangan keluarga dengan uang yang dia dapat. Kedua masalah inilah yang membuat Elena tidak bisa tidur nyenyak.

Sementara itu, postingan yang David unggah ke IG-nya dibanjiri ratusan komentar. Sudut yang David ambil begitu bagus sampai orang yang sekali saja melihatnya bisa langsung tahu kalau foto itu diambil dari lantai paling atas Jina International Mansion.

Komentar pertama berkata, “David, kamu colong dari mana foto ini? Sudutnya bagus juga!”

Komentar kedua, “David, kamu lagi kerja paruh waktu di sana? Boleh kenalin aku juga, nggak. Siapa tahu aku jadi teman sama yang punya rumah.”

Komentar ketiga, “David, kami jadi berondong sekarang? Aku juga mau, dong.”

Berbagai macam komentar semuanya ada, tapi tidak ada satu pun yang bertanya apakah David membeli rumah di sana. Sekarang sudah hari ketiga begitu David membuka matanya. Dia pun mandi dan menikmati pemandangan yang bisa dia nikmati dari rumahnya. Apa yang terjadi kemarin masih terasa seperti mimpi.

“Hari ini ngapain, ya? Oh iya, beli mobil.”

Tiba-tiba David sadar kalau dia tidak bisa mengemudikan mobil. Lantas, apa yang harus dia lakukan? Apakah dia harus mempekerjakan seorang sopir? Namun, menggunakan sopir mana mungkin sepuas mengemudikan mobilnya sendiri. Lagi pula, akan repot sekali jika dia masih harus mencari sopir. Mau belajar menyetir pun setidaknya butuh waktu satu bulan lebih untuk bisa. David rasa dia tidak bisa menunggu selama itu. Kemudian David teringat sepertinya di panel sistem ada yang namanya fitur Keahlian, dan dia bisa menambahkan keahlian yang dia inginkan.

David pun membuka panel Sistem Kekayaan. Dia mendapatkan 1 Poin Kekayaan baru karena kemarin malam sudah melakukan top-up sebanyak 20 miliar. David pun menekan tanda “+” yang terdapat di belakang Keahlian dan memasukkan keahlian untuk mengemudikan mobil.

Tak lama kemudian, sistem pun mengunduh data dan setelah beberapa detik berlalu, tiba-tiba masuk berbagai macam pengetahuan baru ke otak David yang berkaitan dengan mobil. Misalnya seperti yang mana rem, yang mana gas, yang mana rem tangan, bagaimana caranya menyalakan mobil, bagaimana caranya berbelok, bagaimana caranya parkir, dan lain sebagainya. Semuanya terasa begitu jelas seolah David memang tahu bagaimana caranya mengemudikan sebuah mobil. Dia pun jadi tidak sabar untuk mencobanya langsung.

David pergi dari Jina International Mansion dan pergi ke Golden Hotel. Prisca langsung menyambut kedatangan David begitu dia sampai di depan.

“Pak David, sarapannya sudah siap, silakan ikuti saya.”

David rasa si Prisca ini hebat juga profesionalitasnya. Dia tahu bagaimana bersikap di situasi yang berbeda. Kemarin malam dia bisa langsung memanggil nama David dengan mesra, dan sekarang dia kembali memanggil David dengan sebutan “Pak”.

Setelah sarapan dan hendak keluar dari hotel, Prisca dengan sengaja mendekati David dan berbisik di telinganya, “David, jangan lupa sama janji kita, ya!”

Rayuan menggoda yang berembus di telinganya itu membuat David tersipu malu dan mengumpat dalam hati, “Dasar siluman penggoda!”

David lagi-lagi menghabiskan sekian ratus juta untuk membeli pakaian. Setelah mengganti baju rombengnya dengan pakaian bermerek, dia terasa seperti menjadi orang yang baru, apalagi setelah dia menambahkan point di atribut Fisik. Dia jadi merasa sangat energik dan jauh berbeda dengan dirinya yang lalu. Kini dia benar-benar terlihat seperti anak orang kaya yang sah. Kalau saja kemarin David sudah membeli baju baru, mungkin dia tidak perlu berdiri selama beberapa menit di lobby tanpa ada yang melayani.

David pun kemudian pergi ke sebuah showroom mobil yang khusus menjual Mercy. Dia langsung membayar begitu melihat Mercy G-Class dan membawanya pergi. David tidak lagi dipandang rendah seperti kemarin karena sudah berganti pakaian. Ketika mengemudikan mobil barunya, David tidak merasa ada yang aneh ataupun canggung. Keahlian yang bisa diberikan oleh sistem ini ternyata benar-benar canggih. Namun, masih ada satu masalah lagi. David masih tidak memiliki SIM. Bagaimana caranya dia bisa mendapatkan SIM? Di antara orang yang dia kenal, sepertinya tidak ada yang bisa membantunya mendapatkan SIM.

Apakah Prisca bisa? David rasa seharusnya dia bisa, karena sebagai manajer di hotel terkenal, dia pasti kenal dengan banyak orang penting. Lantas, David mengemudikan mobilnya menuju Golden Hotel dan menghubungi Prisca.

“David, kamu sudah kangen sama aku?” ledek Prisca.

“Prisca, aku mau minta tolong sesuatu,” jawab David tanpa basa-basi.

“Bilang saja, yang bisa aku bantu pasti aku kerjain.”

“Kalau begitu kamu bisa temui aku di luar sebentar? Aku sudah di depan hotel, di sebelah kiri ada mobil Mercy G-Class yang belum ada plat nomornya.”

“Oke, tunggu sebentar. Aku keluar sekarang.”

Tak sampai lima menit setelah telepon ditutup, Prisca sudah sampai di depan luar mobil David.

“Kamu mau minta bantuan apa?” tanya Prisca.

“Aku mau bikin SIM, kamu ada kenalan? Duit nggak jadi masalah!” kata David.

Surat izin mengemudi? Dalam hati Prisca pun bertanya apa iya anak orang kaya seperti David masih belum punya SIM? Namun karena David sendiri yang meminta tolong padanya, Prisca pun tidak mau banyak tanya.

“Harusnya gampang ini! Kapan kamu butuhnya?” tanya Prisca.

“Semakin cepat semakin bagus!”

“Kalau begitu aku minta KTP kamu, sama foto satu lembar.”

“Oke!”

Prisca memfoto KTP dan foto wajah David, kemudian mengirimkannya ke seseorang, lalu melakukan sebuah panggilan.

“Halo, Kak, aku ada kirim KTP sama foto. Tolong bikinin SIM, ya. Semakin cepat semakin bagus. Oh, oke, makasih, Kak. Titip salam juga buat dia.”

Setelah panggilan itu selesai, Prisca berkata kepada David, “Paling cepat sore ini sudah bisa diambil.”

“Wah, makasih, Prisca. Nanti biayanya berapa, kasih tahu saja. Aku transfer.”

“Ngapain, nggak usah sungkan begitu, lah.”

“Ya sudah. Kamu kapan ada waktu kosong? Nanti temani aku ke suatu tempat, ya.”

“Untuk kamu, sibuk pun tetap ada waktu.”

“Kalau begitu ayo naik, kita berangkat sekarang.”

David pun mengemudikan mobilnya meninggalkan Golden Hotel.

Bab terkait

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 8

    David membawa Prisca ke sebuah showroom mobil Porsche. Seorang pegawai yang cantik jelita langsung menyambut kedatangan mereka berdua. Melihat David dan Prisca datang membawa Mercy G-Class, ditambah lagi dengan penampilan David yang mencerminkan anak orang kaya, dia pun bertanya dengan ramah, “Ada yang bisa saya bantu? Bapak Ibu mau lihat-lihat mobilnya?”“Iya!” jawab David.“Cari yang model apa?”“Porsche 911 ada?”“Ada.”“Aku mau lihat dulu mobilnya.”“Baik, silakan ikut saya.”Pegawai itu pun membawa mereka berdua ke sebuah mobil Porsche 911 yang sedang dipajang di sana.“Sekarang kami punya dua unit di sini. Satu warna hitam, satu lagi warna merah. Bapak mau yang warna apa?”“Aku mau yang merah. Langsung bikin kwitansinya.”“Eh? Bapak nggak mau lihat-lihat dulu?”“Bukannya ini sudah lihat sekarang? Yang merah lumayan bagus warnanya.”Pegawai itu sudah cukup lama bekerja di sini, tapi ini pertama kalinya dia bertemu dengan pelanggan yang langsung beli hanya dengan melihat penampilan

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 9

    “Kamu mau tinggal bareng aku? Rumah ini juga kegedean kalau ditinggali sendiri. Kalau kamu tinggal di sini, kamu bisa hemat biaya sewa rumah.”David sendiri juga tidak tahu mengapa dia berkata seperti itu. Dia baru kenal dengan Prisca selama dua hari. Kalau tiba-tiba mengajak dia untuk tinggal bersama pasti akan terasa canggung. Namun berhubung dia sudah terlanjur mengatakannya, dalam hati dia sangat menantikan apa jawaban dari Prisca. David tidak sadar betapa rendah dirinya saat dia masih bersama dengan Sarah. Dia selalu saja mendengar apa yang Sarah katakan dan jarang sekali mendapatkan hak untuk berpendapat. Akan tetapi, semuanya akan jauh berbeda ketika David tinggal bersama Prisca. Apa pun yang Prisca katakan, pada akhirnya tetap David yang mengambil keputusan.Yang namanya lelaki, siapa yang tidak ingin berkuasa atas wanitanya? David merasa nyaman karena Prisca selalu mendengarkan apa yang dia katakan, dan tanpa sadar itu membuat David ingin tinggal bersamanya.“Tapi … apa nggak

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 10

    Saat itu, di ruang presiden direktur di lantai 33 … general manager Golden Hotel yang bernama Kenny sedang berhadapan dengan seorang pria yang usianya sekitar 30-an tahun.Pria tersebut duduk di singgasananya dengan pose setengah terbaring, dan kedua kaki bersandar di meja kerjanya yang lebar. Pria ini adalah presiden direktur Golden Hotel, Yoga Warsito. Dia juga merupakan pemegang saham terbesar hotel ini.“Kenny, akhir-akhir ini ada apa saja di hotel?” tanya Yoga.Yoga kebetulan sedang ada urusan di Provinsi Jina, jadi dia sekalian kemari untuk memeriksa keadaan. Kedatangannya ini sangat tidak terduga, karena biasanya dia hanya datang setahun sekali dua kali.“Lapor, Pak Yoga. Semuanya lancar-lancar saja. Jumlah traffic penghuni yang masuk juga stabil dan terus meningkat, kenaikannya sekitar 20% dibanding tahun lalu,” jawab Kenny.“Bagus juga kerjamu, Kenny. Bonus akhir tahun nanti aku naikin dua kali lipat. Bonus semua karyawan di sini juga aku naikin 50%.”“Terima kasih banyak, Pak

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 11

    Saat itu, David sedang menikmati hidangan kelas dunianya. Semua makanan ini tidak mungkin bisa dia dapatkan dulu, meski dalam mimpi sekalipun, tapi sekarang dia bisa memakannya sampai puas.Ketika David sedang asyik makan, tiba-tiba pintu ruang makannya terbuka. David kira yang datang adalah Prisca, makanya dia pun bilang, “Prisca, ayo makan bareng.”Akan tetapi, yang masuk pertama ternyata adalah seorang pria berusia 30-an tahun, sedangkan Prisca berada di paling belakang. Di depan Prisca juga ada satu orang lagi yang usianya sekitar 40-an tahun. Di antara ketiga orang yang masuk itu, satu-satunya orang yang David kenali hanyalah Prisca. Namun anehnya, wajah Prisca terlihat sedikit murung dengan mata memerah. Melihat itu, David kurang lebih bisa menebak apa yang telah terjadi padanya.“Selamat siang, Pak David. Saya Yoga, presiden direktur hotel ini. Maaf, apa Pak David puas dengan pelayanan dan makanan di restoran ini? Apabila butuh sesuatu, silakan katakan saja, kami akan memenuhiny

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 12

    Golden Hotel, ruang makan privat nomor tiga ….Prisca masih berada di dalam menemani David makan. Di situ dia berkata, “David, kamu serius mau beli hotel ini?”“Iya, masalahnya apakah bos kamu mau jual atau nggak. Dia orang mana?” tanya David.“Aku juga kurang tahu. Pak Yoga jarang banget datang kemari. Biasanya aku cuma ketemu dia pas acara pertemuan tahunan. Katanya dia punya banyak perusahaan lain. Golden Hotel ini cuma salah satunya saja.”“Semisterius itu orangnya? Kalau begini mungkin bakal aga susah, nih. Dia kayaknya nggak butuh uang dari hasil penjualan hotel ini.”Prisca sudah bekerja di hotel paling mewah yang ada di Jina ini selama tiga atau empat tahun. Dengan kelebihan yang dia miliki, dia sudah berkenalan dengan berbagai macam klien dan banyak teman. Di antaranya bahkan ada yang punya harta hingga triliunan. Prisca merasa dirinya sebentar lagi sudah bisa bergabung dengan pergaulan mereka. Namun, selama dua hari ini dia telah belajar banyak dari David. Rupanya orang yang

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 13

    Sepuluh menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar.“Masuk! Kenny, Prisca, kalian berdua juga masuk,” ujar Yoga.Pintu pun terbuka, dan masuklah mereka bertiga secara bersamaan.“Aku mau mengumumkan sesuatu. Aku dan Pak David sudah sepakat, bahwa hotel ini akan dijual kepada Pak David senilai 40 triliun. Pak Harry, tolong siapkan kwitansinya pembayaran deposit. Transaksinya akan selesai dalam waktu satu minggu ini,” kata Yoga.Mereka bertiga memperlihatkan ekspresi yang berbeda-beda setelah mendengar perintah Yoga.Harry tidak begitu peduli. Dia sudah lama bekerja dengan Yoga, dan tugas dia pun tidak hanya sebatas menjabat sebagai direktur keuangan Golden Hotel. Dengan dijualnya hotel ini, beban pekerjaan dia justru akan semakin ringan. Berbeda jauh dengan Kenny yang justru syok. Dia adalah karyawan senior yang direkrut oleh Yoga dari perusahaan agensi. Meski kelak tidak lagi menjabat sebagai general manager di hotel ini, bukan hal yang sulit baginya mencari pekerjaan di t

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 14

    Malam harinya, David datang ke Golden Hotel dengan langkahnya yang mencerminkan seorang pria tinggi, kaya, dan tampan.“Selamat datang, Pak David!”Di depan pintu sudah ada empat wanita cantik yang menyambut David dengan penuh rasa kagum. Kabar tentang David yang membeli Golden Hotel sudah tersebar ke mana-mana. Prisca juga sudah mulai mengerjakan tugasnya sebagai general manager, sedangkan Kenny sudah angkat kaki dari hotel itu.Setelah David masuk ke dalam, keempat wanita yang tadi menyambutnya di depan mulai bergosip.“Pak David ganteng banget, ya!”“Iya! Sdah ganteng, kaya pula! Benar-benar cowok idaman semua cewek!”“Dia nggak tertarik sama kamu!”“Tahu dari mana? Siapa tahu dia tertarik sama aku!”“Cih, tipe kesukaannya Pak David itu kayak Prisca.”“Cuma cari satu tipe cewek yang sama lama-lama pasti bakal bosan. Siapa tahu suatu hari nanti Pak David mau ganti selera, di situlah kesempatan kita datang.”David tidak mendengar perbincangan mereka yang ada di belakang. Dia langsung

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 15

    Setelah masalah mobil sport selesai, David kembali ke International Residence. Dia menyalakan laptop yang baru dia beli, lalu mengunduh Wilo Live. Setelah itu, dia mendaftarkan akun dengan nama Korek Api.David belum pernah menonton Wilo Live sebelumnya. Karena dia tidak punya uang untuk membeli komputer. Wilo Live adalah platform live streaming terbesar untuk komputer. Sedangkan TokTok adalah platform live streaming terbesar untuk ponsel. Pada dasarnya, kedua platform tersebut menguasai 80% dari bidang masing-masing.David memasukkan nomor ruangan live streaming Indah, adik sepupunya. David melihat jam sudah menunjukkan pukul sebelas. Anak itu masih semangat untuk melakukan live streaming. Setelah masuk ke ruang live streaming, David mendapati adik sepupunya sedang berterima kasih kepada orang-orang yang telah memberinya hadiah.Namun, hadiah yang mereka berikan sangat sedikit. Satu hadiah hanya sekitar 20.000. David melihat daftar pemberi hadiah. Orang yang menempati nomor satu hanya

Bab terbaru

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 119

    Sekarang sudah masuk hari Minggu. David pikir Yoga akan menghubunginya, tapi setelah ditunggu seharian, tidak ada telepon yang masuk. Kemarin malam David mendapat telepon dari Selly yang menanyakan mengapa David tidak datang ke rumahnya. David baru ingat kalau dua membuat janji akan datang ke rumahnya Selly, tapi rencana itu harus tertunda karena kedatangan Yasmine, jadi mau tidak mau David mencari waktu lain untuk datang.Siang harinya David mendapatkan sebuah kabar. Prisca melaporkan tim sudah terbentuk. Dengan bantuan uang, dia berhasil menarik banyak orang-orang berbakat untuk bergabung dengannya. David meminta Prisca untuk melakukan investasi ke proyek mana pun yang cukup potensial, tanpa harus mengkhawatirkan soal uang sedikit pun. Dia juga menyuruhnya menghubungi Wanto. Masih ada investasi senilai 10 triliun, setara dengan 50 Poin Kekayaan.Sekarang David harus cepat mengeluarkan uang untuk mendapatkan Poin Kekayaan agar dia bisa meng-upgrade Sistem. Dia merasa Fisik dan Mental-

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 118

    Memang, unit ini jelas lebih kecil jika dibandingkan dengan penthouse yang David tempati, tapi dari segi dekorasi interior, unit ini tidak kalah mewah dan layak dinobatkan sebagai rumah 200 miliar.“David, ngapain kamu ajak kami ke sini?” tanya Yasmine.“Om, Tante, kira-kira rumah ini gimana?” tanya David balik.“Bagus, sih! Tapi Tante mana sanggup beli!”“Rumahnya sudah aku beli! Tinggal urus surat-suratnya saja, habis itu bisa langsung ditempati.”Dari awal Yasmine dan Yovi sudah punya firasat David pasti akan membelikan rumah ini untuk mereka, makanya dia mengajak mereka melihat-lihat. Kendati demikian, mereka tetap tidak bisa menutupi rasa kaget mereka saat David benar-benar melakukannya.“Mana bisa begitu! David, kamu sudah kerja keras cari uang. Kami nggak bisa terima rumahnya!” kata Yasmine.“Iya! Rumah ini terlalu mahal, kamu nggak perlu!” timpal Yovi.Hanya Indah seorang yang menikmati pemandangan dari balik kaca. Berhubung David yang bersikeras ingin memberi, maka diterima sa

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 117

    Siang hari itu David menghubungi Karin untuk menanyakan apakah ada unit kosong untuk ditempati. Dia ingin membelikan rumah untuk kedua tantenya, kemudian mempekerjakan mereka di Golden Hotel. Tidak menghasilkan juga tidak masalah, yang penting mereka punya kesibukan. Setahun David tinggal memberikan mereka sekian miliar untuk biaya hidup satu tahun, dengan begitu mereka sudah bisa hidup berkecukupan.David mendatangi Karin yang sudah berjaga di resepsionis dan langsung pergi melihat unit. Kedatangan David kali ini berhasil membangkitkan kenangan pahit beberapa sales lainnya. Waktu itu tidak ada yang mau melayani David, dan Karin yang masih pegawai baru saat itu langsung melayaninya, dan berhasil mengantongi komisi miliaran.Belajar dari kesalahan di masa lalu, kali ini mereka langsung mengelilingi David begitu dia tiba di kantor pemasaran.“Permisi, Pak, ada yang bisa dibantu?”“Bapak mau beli rumah? Mari saya antar!”“Ini kartu nama saya. Kalau Bapak butuh bantuan, bisa langsung hubun

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 116

    Di suatu kediaman yang sunyi di Amba, seorang pemuda dan pria tua sedang asyik bermain catur. Pria tua terlihat sudah berusia 70-80 tahun. Namun meski di usianya yang uzur, rambutnya masih terlihat lebat hitam, dan matanya masih terlihat begitu bergairah. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda penuaan dalam dirinya. Sedangkan lawan mainnya, mesti disebut dengan pemuda, usianya sudah menginjak 30 tahun, tapi jika dibandingkan dengan si pria tua, tidak salah dia disebut sebagai pemuda.“Permainan kamu makin hari makin bagus saja!” puji si pria tua.“Mana adalah! Permainanku masih jauh dari kata bagus!”Pemuda itu bernama Ruben, salah satu anggota Partai Terio. Nama Ruben tidak hanya terkenal di kalangan anak muda, tapi juga cukup dikagumi di kalangan orang tua.“Ruben, main catur itu sama kayak kehidupan nyata. Waktunya maju, kamu harus maju dengan berani. Waktunya mundur, ya harus mundur. Kayaknya belakangan ini kamu lagi ada masalah, ya?” tanya si pria tua yang bernama Joseph itu.“Pengamat

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 115

    “Eh … ha-halo! A-aku … Carlos!” ucap Carlos terbata-bata sembari menjabat tangan Sasha. Hanya sentuhan tangan saja sudah membuat wajahnya merah padam. Sasha tidak menyadari ada sesuatu yang aneh dari Carlos, dia hanya menjabat tangan dan langsung melepasnya.David menoleh kepalanya ke Carlos seketika mendengar ucapannya yang gagap, dan dia melihat wajah Carlos sudah memerah seperti tomat dengan tingkah lakunya yang aneh pula. Penampilan Sasha yang mengenakan seragam rok mini memang memberikan kesan anak muda yang sangat kuat. Untuk Carlos yang sedang masa puber, Sasha memiliki daya pikat yang luar biasa. Akan tetapi, Sasha bukanlah gadis yang mudah untuk ditaklukkan, sepertinya lebih baik David menyarankan Carlos untuk mengurungkan niatnya daripada nanti dia sendiri yang terluka.“Kak David, aku sudah titip salam ke sekolah. Kaka tinggal langsung bawa Carlos ke dalam saja untuk urus administrasinya!” kata Sasha.“Oke, makasih, ya, Sasha!”“Kak David nggak usah sungkah begitulah!”“Oh,

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 114

    Di hari berikutnya, David meminta Sasha untuk mengurus prosedur masuk sekolah Carlos di sekolah yang sama dengannya. Meski sekarang David punya uang yang tak terbatas, tak bisa dipungkiri bahwa dia masih belum membangun reputasi. Namanya hanya baru sekadar diperbincangkan saja di KMB dan Partai Terio.Sebagai anak kesayangan keluarga Lumanto, hal semacam ini tentu adalah tugas sepele bagi Sasha. Hanya dalam hitungan menit, dia sudah mengabari David bahwa Carlos berhasil diterima. Lantas, David pun segera membawa Carlos ke sekolah yang bernama Ricci School itu.Ricci School adalah akademi untuk kaum elite yang paling ternama di Provinsi Jina. Meski termasuk sekolah swasta, kualitas pengajar di sana sangat tinggi dan berpengalaman di bidangnya masing-masing, dan mereka juga disokong oleh keluarga Lumanto secara langsung.Murid yang bisa belajar di sekolah tersebut entah memang berprestasi sehingga mendapatkan beasiswa penuh, atau anak orang kaya yang harta keluarganya sudah di luar nalar

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 113

    Yang paling Yasmine dan Yovi khawatirkan saat ini, adalah anak bungsu mereka.“David, Tante tahu sekarang kamu sudah sukses, tapi kami sudah lama tinggal di Suta. Lagian, om kamu kan kerjanya di sana. Kalau pindah ke sini, kami nggak bisa apa-apa,” kata Yasmine.“Tante cukup datang ke sini saja, nggak usah ngapa-ngapain. Kalau memang bosan, aku bisa kasih kerjaan yang santai supaya Tante bisa tetap jagain Carlos. Gimana?”“Pa, Ma, kita ikutin apa kata Kak David saja! Kalau Carlos terus di Suta, dia bakal terpengaruh sama anak-anak nakal lainnya. Papa Mama juga harus mikir demi kebaikan Carlos,” kata Indah.“Hmmm … kita coba diskusi saja dulu, ya!” sahut Yasmine.“Oke! Tapi aku berharap Om Tante bisa tinggal di sini. Kalian berdua sudah banyak berjasa buatku, sekarang giliran aku yang membalas kebaikan kalian. Lagi pula, sekarang aku punya hotel. Aku masih belum ketemu orang yang bisa aku percaya, aku berharap Om Tante mau bantu aku,” jelas David.“Kamu punya hotel?”“Iya! Sekarang aku

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 112

    Carlos yang duduk di kursi penumpang depan terlihat begitu bersemangat, sementara Yasmine, Yovi, dan Indah duduk di kursi belakang. Ada harga, maka ada barang. Kalau orang dengan sakit pinggang seperti Yasmine duduk di mobil biasa, dia pasti sudah sangat menderita selama perjalanan. Namun ketika duduk di Mercy G Class ini, dia merasa sangat nyaman karena mobil melaju stabil tanpa ada getaran yang mengganggu. Selama perjalanan, David menghubungi Cakra memintanya untuk menghubungi Jina Medical Center. Tepat pukul dua siang David sudah tiba di rumah sakit tersebut.Riyadi selaku kepala Jina Medical Center sudah menunggu kedatangan David.“Pak David, kita ketemu lagi!” sapa Riyadi begitu melihat David turun dari mobilnya.“Pak Riyadi, tolong, ya!”“Nggak perlu sungan, Pak David. Ini sudah jadi tanggung jawab kami.”Mereka berdua langsung pergi ke ruang klinik VIP seusai bertukar salam, dan tepat pukul empat sore langsung menjalankan operasi yang berlangsung selama satu jam. Selagi menungg

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 111

    “Aku ngerti Tante pasti keberatan keluar uang untuk berobat. Tapi Tante nggak perlu khawatir, sekarang aku sudah bisa cari uang. Yang penting sekarang kita berobat dulu, ya!” bujuk David.“Kamu kan masih kuliah, cari uang dari mana? David, kamu harus belajar yang benar. Habis lulus cari kerja yang bagus, jangan malah bergaul sama yang nggak baik! Kalau nggak, gimana nanti kamu menghadap ke Tante Giani atau orang tua kamu?” tegur Yasmine.“Tante, aku nggak kerja yang aneh-aneh, kok. Tante yang membesarkan aku dari kecil masa nggak paham?”David tidak ingin memberi tahu tantenya kalau dia sudah kaya karena takut Yasmine akan berpikir yang macam-macam. Awalnya dia ingin menunjukkannya pelan-pelan melalui Indah, tapi Indah tidak berani mengatakannya. Karena tidak ada jalan lain, mau tidak mau David harus mengakuinya terus terang. Akan tetapi … sudah pasti Yasmine tidak akan percaya. Dibujuk seperti apa pun, Yasmine tetap ngotot tidak mau berobat ke Jiwan. Bahkan Yovi dan Indah yang juga me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status